PRAKTIKUM I
PENGAMATAN SPERMATOGENENSIS
DISUSUN OLEH :
NAMA : NUR FADILA SYAM
STAMBUK : G 401 19 033
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : TRY STAR GABRIELL
APRIL, 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Spermatozoa adalah sel sperma laki-laki yang berfungsi dalam proses fertilisasi.
Tidak seperti kebanyakan sel yang membentuk organisme multiseluler, sel sperma
terdiri atas kepala sperma dan satu buah ekor sperma yang memungkinkan sel
sperma dapat bergerak secara bebas. Pada bagian kepala, sel sperma mengandung
sedikit sitoplasma dan padat akan kromosom. Seperti sel 7 kelamin lainya, sel
sperma bersifat haploid dan mengandung setengah kromosom khas dari spesies
tersebut (Chu, 2013).
Struktur sperma secara umum terdiri dari kepala sperma dan ekor sperma
(flagellum). Baik bagian kepala hingga bagian ekor diselubungi oleh membran
plasma sperma yang berfungsi untuk melindungi sel sperma dari gangguan dari
luar. Bagian kepala sperma terdapat nukleus yang tersusun atas DNA
(deoxyribonucleic acid) sebagai inti, dan link histones yang selama proses
spermatogenesis digantikan fungsinya oleh protamin. Nukleus dibungkus oleh sel
Nuclear Envelope (NE) yang tersusun dari Nuclear Pore Complex (NPC) yang
dilepaskan selama proses spermatogenesis. Selanjutnya terdapat lapisan terakhir
yang berguna melindungi nukleus, yaitu Perinuclear Theca atau yang sering
disebut Matrix Perinuclear. Matrix perinuclear ini tersusun atas pelindung kaku
yang terdiri dari disulfida obligasi yang stabil dari protein struktural dan digabung
dengan berbagai molekul protein lainnya. Matrix perinuclear dapat dibagi menjadi
tiga segmen yang memiliki peranan yang unik dalam fertilisasi selain melindungi
kepala sel sperma (Jonge, 2006).
Spermatozoa yang normal harus memiliki kepala bulat lonjong (oval), leher, dan
ekor tunggal sedangkan bentuk sperma yang abnormal adalah makro : 25% ˃
kepala normal, mikro :25%˂ kepala normal. Taper: kurus, lebar kepala ½ dari
yang normal, tidak jelas batas akrosom, memberi gambaran cerutu. Piri : memberi
gambaran ”tetesan air mata” (Susilawati, 2011).
BAB III
METODE PRATIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 14 April 2021 pukul 13:00 WITA
sampai selesai di Laboratorium Biosistematika Hewan Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat bedah, toples plastic,
papan bedah, mikropipet, cawan petri, jarum pentul, mikroskop, kaca objek
dan gelas penutup, sedangkan bahan yang digunakan yaitu tikus putih jantan
dewasa (Rattus novergicus L.), tissue, larutan ether, larutan eosin 1%, NaCL
fisiologis 0,9%, handskun dan masker.
1 3
2. Sperma abnormal Sperma abnormal menunujukkan :
1. Kepala yang tidak berbentuk
1 sempurna
4
4.2 Pembahasan
Pada pengamatan yang didapatkan pada praktikum ini yaitu pada hasil
pengamatan sperma normal diamati bagian-bagian seperti bagian kepala,
leher dan ekor. Hal ini sesuai literatur menurut Abbiramy (2010), bahwa
spermatozoa tersusun oleh bagian kepala (head), leher (connecting piece),
dan ekor. Bagian kepala terdiri dari inti dan kromosom yang di lindungi oleh
memnran sel, sedangkan pada bagian ekor dibedakkan mejadi bagian utama
(middle piece), bagian tengah (principle piece) dan bagian pangkal (end
piece).
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adnan. (2008). “What makes biology learning difficult and effective: students’
views”. Educational research and reviews, Vol. 7 No. 2 01-2012, pp. 61-
71.
Chu. (2013). The Effect of Blended Learning Model on High School Students’
Biology Achievement and on Their Attitudes Towards the Internet. The
Turkish Online Journal of Educational Technology, vol. 11.
2.
3.
4.