Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN II

PRAKTIKUM I
PENGAMATAN SPERMATOGENENSIS

DISUSUN OLEH :
NAMA : NUR FADILA SYAM
STAMBUK : G 401 19 033
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : TRY STAR GABRIELL

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA HEWAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU P ENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

APRIL, 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Dapat


pula diartikan sebagai suatu proses yang mengubah plasma germinal menjadi
sel-sel kelamin yang sangat terspesialisasi sehingga mampu melakukan
fertilisasi untuk menghasilkan individu baru. Pada hewan jantan proses ini
disebut sepermatogenesis, yang akan menghasilkan sepermatozoa (Endri,
2014).

Pada hewan jantan, proses gametogenesis disebut dengan spermatogenesis,


yang akan menghasilkan sperma. Spermatosit primer mengalami pembelahan
reduksi atau pembelahan meiosis, yang menghasilkan spermatosit sekunder
yang haploid. Spermatosit sekunder membelah dan menghasilkan spermatid
yang kemudian akan berkembang menjadi spermatozoa (Setiawan, 2002).

Berdasarkan uraian di atas maka yang melatarbelakangi praktikum ini yaitu


untuk mempelajari morfologi spermatozoa pada tikus jantan (normal dan
tidak normal).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu mempelajari morfologi spermatozoa


pada tikus jantan (normal dan tidak normal).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma menjadi sperma dewasa dari


germinal sel atau yang sering disebut sel induk. Spermatogenesis dimulai dari
proses poliferasi dan diferensiasi germinal sel dan diakhiri dengan terbentuknya
formasi sperma dewasa. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer,
kemudian perkembangan berlanjut menjadi spermatozit sekunder. Pematangan
spermatosit sekunder terbentuklah spermatid, tahap akhir spermatogenesis adalah
pematangan spermatid menjadi sel sperma, keseluruhan proses ini membutuhkan
waktu sekitar 64 hari (Jungwirth, 2015).

Selain tentang pematangan spermatogonia menjadi sel sperma, spermatogenesis


juga mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan
dan diferensiasi sel, untuk membentuk sperma fungsional. Didalam testis terdapat
ruang-ruang testis atau yang lebih sering disebut dengan lobulus testis. Terdapat
250 lobulus testis pada satu buah testis. Pada lobulus testis terdapat pintalan-
pintalan tubulus seminiferus tempat spermatogenesis terjadi. Sebagian besar
penyusun tubulus seminiferus adalah berupa sel epitel germinal (sel benih) atau
yang lebih sering disebut spermatogonia. Spermatogonia terletak di dua sampai
tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus
membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma (Jungwirth,
2015).

Proses spermatogenesis ini terjadi didalam tubulus 6 seminiferus, adapun tahapan


maturasi sperma dibagi kedalam empat fase, menurut (Nieschlag, 2010), yaitu :
1. Mitotik mengalami proses poliferasi dan diferensiasi duplo dari germinal
sel, tahapan ini juga disebut spermatogoniogenesis, masing-masing
memiliki 46 kromosom lengkap.
2. Kedua sel tersebut terus aktif membelah, spermatosit sekunder adalah sel
yang nantinya menghasilkan sel anak. Dan spermatosit primer yang
berukuran lebih besar dan bergerak menuju tubulus seminiferus.
Spermatocytes merupakan germinal sel yang sudah mengalami pembelahan
menjadi tetraploid dan dilanjutkan menjadi haploid germinalinal sel
(spermatidis).
3. Transformasi spermatidis menjadi sperma testikular, tahapan ini disebut
juga spermiogenesis, dimana pada tahap ini juga spermatosit primer aktif
membelah bersamaan dengan spermatosit sekunder yang memiliki 23
kromosom masing-masing 22 kromosom tubuh dan 1 kromosom kelamin.
4. Spermitasi, merupakan tahapan pelepasan sel sperma dari epitel
germinalinal menuju ke lumen tubular.

Spermatozoa adalah sel sperma laki-laki yang berfungsi dalam proses fertilisasi.
Tidak seperti kebanyakan sel yang membentuk organisme multiseluler, sel sperma
terdiri atas kepala sperma dan satu buah ekor sperma yang memungkinkan sel
sperma dapat bergerak secara bebas. Pada bagian kepala, sel sperma mengandung
sedikit sitoplasma dan padat akan kromosom. Seperti sel 7 kelamin lainya, sel
sperma bersifat haploid dan mengandung setengah kromosom khas dari spesies
tersebut (Chu, 2013).

Struktur sperma secara umum terdiri dari kepala sperma dan ekor sperma
(flagellum). Baik bagian kepala hingga bagian ekor diselubungi oleh membran
plasma sperma yang berfungsi untuk melindungi sel sperma dari gangguan dari
luar. Bagian kepala sperma terdapat nukleus yang tersusun atas DNA
(deoxyribonucleic acid) sebagai inti, dan link histones yang selama proses
spermatogenesis digantikan fungsinya oleh protamin. Nukleus dibungkus oleh sel
Nuclear Envelope (NE) yang tersusun dari Nuclear Pore Complex (NPC) yang
dilepaskan selama proses spermatogenesis. Selanjutnya terdapat lapisan terakhir
yang berguna melindungi nukleus, yaitu Perinuclear Theca atau yang sering
disebut Matrix Perinuclear. Matrix perinuclear ini tersusun atas pelindung kaku
yang terdiri dari disulfida obligasi yang stabil dari protein struktural dan digabung
dengan berbagai molekul protein lainnya. Matrix perinuclear dapat dibagi menjadi
tiga segmen yang memiliki peranan yang unik dalam fertilisasi selain melindungi
kepala sel sperma (Jonge, 2006).

Spermatozoa yang normal harus memiliki kepala bulat lonjong (oval), leher, dan
ekor tunggal sedangkan bentuk sperma yang abnormal adalah makro : 25% ˃
kepala normal, mikro :25%˂ kepala normal. Taper: kurus, lebar kepala ½ dari
yang normal, tidak jelas batas akrosom, memberi gambaran cerutu. Piri : memberi
gambaran ”tetesan air mata” (Susilawati, 2011).
BAB III
METODE PRATIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 14 April 2021 pukul 13:00 WITA
sampai selesai di Laboratorium Biosistematika Hewan Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat bedah, toples plastic,
papan bedah, mikropipet, cawan petri, jarum pentul, mikroskop, kaca objek
dan gelas penutup, sedangkan bahan yang digunakan yaitu tikus putih jantan
dewasa (Rattus novergicus L.), tissue, larutan ether, larutan eosin 1%, NaCL
fisiologis 0,9%, handskun dan masker.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu :


 Pada proses pembedahan dan pembuatan suspensi spermatozoa tikus yang
pertama, membius tikus dengan menggunakan larutan ether hingga tidak
bergerak, lalu meletakkan tikus ke papan bedah dengan posisi terlentang
setelah itu membedah tikus dengan mengangkat dan menggunting kulit
pada bagian abdomen dari anus hingga ke leher, lalu memotong bagian
epididymis dan meletakkan pada cawan petri yang berisi larutan NaCL 0,9
% dan epididymis kemudian dipotong menjadi beberapa bagian kecil
umtuk memperoleh sperma tikus. Kemudian, cawan petri yang berisi
bagian epididymis, diletakkan pada incubator dengan suhu 37% c, lalu
mengambil suspense sperma tikus dalam incubator menggunakan
mikropipet ddengan skala 10 ml.
 Pada pengamatan morfologi spermatozoa yang pertama satu tetes
spermatozoa mencit diteteskan disatu ujung gelas objek 1, lemudian diberi
1 tetes eosin 1 %, dan ambil gelas objek 2, letakkan di ujung yang lain dari
gelas objek 1 dngan membentuk sudut 45 derajat, kemudian gerakkan
sampai menyentuh tetesan sperma. Sperma yang telah mengalir rata ditepi
dari gelas objek 2, digerakkan kembali kearah semula sehingga terbentuk
lapisan tipis hapusan sperma di gelas objek 1. Lalu hapusan sperma yang
terbentuk, dikeringanginkan pada suhu kamar selama kurang lebih 5
menit, lakukan pengamatan morfologi sperma dibawah mikroskop cahaya
dimulai dariperbesaran 40x sampai dengan perbesar 400x, kemudian foto
hasil pengamatan dan gambrkan kembali morfologi sperma pada table
hasil pengamatan dan pengamatan morfologi spermatozoa dibedakan atas
kriteria spermatozoa normal dan abnormal. Spermatozoa dikatakkan
normal apabila : Bagian kepala melengkung seperti kait, leher lurus dank
or tunggal berujung bebas dn Spermatozoa dikatakkan abnormal apabila :
Kepala ganda, kepala tidak beraturan, ekor melengkung kebelakang
kepala, leher berbentuk sudut, ekor ganda atau patah.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.


No Gambar Ket. Gambar
Pengamatan
1. Sperma normal Sperma normal menunjukkan :
1. Bagian kepala
2 2. Leher
3. Ekor

1 3
2. Sperma abnormal Sperma abnormal menunujukkan :
1. Kepala yang tidak berbentuk
1 sempurna

2. Bagian ekor berganda


2
3 3. Leher yang membengkok
4. Ekor yang membengkok

4
4.2 Pembahasan

Pada pengamatan yang didapatkan pada praktikum ini yaitu pada hasil
pengamatan sperma normal diamati bagian-bagian seperti bagian kepala,
leher dan ekor. Hal ini sesuai literatur menurut Abbiramy (2010), bahwa
spermatozoa tersusun oleh bagian kepala (head), leher (connecting piece),
dan ekor. Bagian kepala terdiri dari inti dan kromosom yang di lindungi oleh
memnran sel, sedangkan pada bagian ekor dibedakkan mejadi bagian utama
(middle piece), bagian tengah (principle piece) dan bagian pangkal (end
piece).

Pada hasil pengamatan sperma abnormal dibagi menjadi dua pengamatan,


pada pengamatan yang pertama yaitu diamati bagian kepala yang tidak
terbentuk sempurna, sedangkan pada pengamatan kedua, yang diamati yaitu
pada bagian badan meliputi ekor ganda, leher dan ekor membengkok. Hal ini
sesuai dengan literature menurut Hardijanto (2010), bahwa penyimpangan
morfologi dan struktur spermatozoa meliputi kepala terlampau besar
(Macrocephalic), kepala terlampau kecil (Microcephalic), kepala pendek
melebar, pipih memanjang, piriformis, kepala rangkap, ekor berganda bagian
melipa, membengkok, ekor melingkar, putus dan terbelah.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma menjadi sperma dewasa


dari germinal sel atau yang sering disebut sel induk. Spermatogenesis dimulai
dari proses poliferasi dan diferensiasi germinal sel dan diakhiri dengan
terbentuknya formasi sperma dewasa. Spermatogonia berkembang menjadi
spermatozit primer, kemudian perkembangan berlanjut menjadi spermatozit
sekunder. Pematangan spermatozit sekunder terbentuklah spermatid, tahap
akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi sel sperma,
keseluruhan proses ini membutuhkan waktu sekitar 64 hari (Jungwirth, 2015).

Pada pengamatan spermatogenesis yang kita dapatkan yaitu pada sperma


normal terdapat bagian kepala, leher dan ekor sedangkan paada bagian
sperma abnormal terdapat bagian kepala yang tidak terbentuk sempurna, dan
pada bagian badan meliputi ekor ganda, leher dan ekor membengkok.

5.2 Saran

Semoga praktikum ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan


pengetahuan kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Abbiramy. (2010). Sistematika Hewan. Sinarwijaya: Surabaya.

Adnan. (2008). “What makes biology learning difficult and effective: students’
views”. Educational research and reviews, Vol. 7 No. 2 01-2012, pp. 61-
71.

Chu. (2013). The Effect of Blended Learning Model on High School Students’
Biology Achievement and on Their Attitudes Towards the Internet. The
Turkish Online Journal of Educational Technology, vol. 11.

Endri. (2014). Small mammal diversity along an elevational gradient in.


Mammalian Biology, 76(1), 12–21Ferial. (2013).

Hardijanto. (2010). Sistematika Hewan (Invertebrata dan Vertebrata).


Sinarwijaya: Surabaya.

Jonge. (2006). Analysis of Vertebrate Structure. 2 nd Edition. New York: John


Wiley & Sons.

Jungwirth. (2015). Mammal Species of the World: A Taxonomic and Geographic


Reference (3rd ed.). p. xxvi. Johns Hopkins University Press. Baltimore

Nieschlag. (2010). Vertebrate Biology. 4 th Edition. Phyladelphia: WB. Sounders


Company.

Susilawati. (2011). Element of Chordate Anatomy. 4 th Edition. New Delhi: Mc


Graw Hill Publishing Company Limited.

Setiawan. (2002). Anatomy of the Chordates. 4 th Edition. Auckland: Mc Graw


Hill International Book Company
LEMBARAN ASISTENSI

NAMA : NUR FADILA SYAM


STAMBUK : G 401 19 033
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : TRY STAR GABRIELL
No Hari/Tanggal Keterangan Paraf Asisten
1.

2.

3.

4.

Anda mungkin juga menyukai