Anda di halaman 1dari 16

SPERMATOGENESIS

A. Pengertian Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembuatan sel sperma, atau perkembangan sel


germinal imatur yang dikenal sebagai spermatogonium menjadi sel sperma matang
yang disebut spermatozoa. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan
diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone

Spermatogenesis terjadi di testis. Didalam testis terdapat tublus seminiferus.


Dinding tubulus seminiferus terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat, pada jaringan
epithelium terdapat sel sel spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi member
nutrisi pada spermatozoa. Selain itu pada tubulus seminiferus terdapat pula sel leydig
yang mengsekresikan hormone testosterone yang berperan pada proses
spermatogenesis.

Fungsi dari spermatogenesis adalah untuk menciptakan gamet jantan dewasa,


yang secara efektif dapat membuahi gamet betina untuk membentuk organisme bersel
tunggal yang disebut zigot, yang akhirnya mengarah ke pembelahan dan perbanyakan
sel untuk membentuk janin. Juga, untuk memiliki keturunan yang sehat, jumlah
kromosom harus dipertahankan dalam jumlah tetap pada tubuh, yang, kegagalan dapat
menyebabkan kelainan seperti sindrom Klinefelter, sindrom Down, atau aborsi janin.
Spermatogenesis bekerja untuk menghindari hal ini.

B. Tahapan Spermatogenesis

Ada 5 tahapan dalam spermatogenesis, yaitu :

1. Spermatogonium
2. Spermatosit primer
3. Spermatosit sekunder
4. Spermatid
5. Sperma
1. Spermatogonium

Spermatogonium adalah tahap pertama dari spermatogenesis yang dihasilkan


oleh testis dan akan membelah secara mitosis menjadi spermatosid primer.

berukuran lebih kecil daripada spermatosit primer


spermatogonium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid
spermatogonium membelah 2 menjadi spermatosit primer

2. Spermatosit primer

Spermatosit primer merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini


tidak terjadi pembelahan. Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N
kromatid. Spermatosit primer adalah tahap kedua dari spermatogenesis sebagai hasil
mitosis dari spermatogonium dan akan menjadi spermatosit sekunder.

Berukuran paling besar dan paling jelas diantara sel spermatogenik lain (seperti
spermatogonium dan spermatosit sekunder)
Fase paling lambat
Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N kromatid
Mengandung kromosom diploid (2N) pada inti sel yang berarti memiliki 1 set
lengkap DNA (yaitu 2 set kromosom masing-masing)
Tidak terjadi pembelahan
Setiap spermatosit primer (46 kromosom ganda) membentuk 2 haploid (N)
spermatosit sekunder (masing-masing 23 kromosom ganda) melalui meiosis I
Prosesnya adalah spermatosit primer mulai menjauhi lamina basalis dan
bergerak ke dalam lumen tubulus seminiferus; sitoplasma makin banyak lalu
terjadilah meiosis pertama yang membentuk 2 spermatosit sekunder yang
masing-masing memiliki kromosom haploid (1N)
Miosis I : tahap profase I berlangsung 22 hari sedangkan metafase, anafase dan
telofase berlangsung cepat
1 spermatosit primer menghasilkan 4 spermatozoa atau 100 spermatosit (2N)
menghasilkan 400 sel sperma (N)

3. Spermatosit sekunder

Spermatosit sekunder merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap


ini terjadi pembelahan secara meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23
kromosom dan 2N kromatid. Spermatosit sekunder adalah tahap ketiga dari
spermatogenesis sebagai hasil meiosis dari spermatosit primer dan akan menjadi
spermatid.

berukuran lebih kecil daripada spermatosit primer


spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 2N kromatid
spermatosit sekunder membelah 2 menjadi spermatid

4. Spermatid

Spermatid merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi
pembelahan secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan
1N kromatid. Spermatid adalah tahap keempat dari spermatogenesis sebagai hasil
meiosis dari spermatosit sekunder dan akan menjadi spermatozoa.

spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid


spermatid tumbuh menjadi spermatozoa

5. Spermatozoa

Spermatozoa merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada


tahap ini terjadi diferensiasi. Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan
merupakan tahap sperma yang telah matang dan siap dikeluarkan. Spermatozoa adalah
tahap kelima dari spermatogenesis sebagai diferensiasi dari spermatid berupa sperma
yang telah matang dan siap dikeluarkan.

C. Bagian-bagian sperma

Sperma secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kepala (head), badan

(middle piece), dan ekor (tail). Kualitas spermatozoa meliputi beberapa aspek, yaitu

motilitas spermatozoa yang dapat dibagi menjadi tiga kriteria (motilitas baik, motilitas

kurang baik dan tidak motil), morfologi spermatozoa meliputi bentuknya (normal atau

abnormal, abnormalitas dapat terjadi pada kepala, midpiece, ekor atau end piece),

konsentrasi atau jumlah spermatozoa dan viabilitas (daya hidup) spermatozoa.

Seperti yang telah disebutkan di atas, sperma secara garis besar dibagi menjadi

3 bagian, yaitu :

1. Kepala (head)

Kepala pada sel sperma berbentuk lonjong dan terdapat inti sel (nucleus)

dengan kadungan iformasi genetic berupa DNA di dalamnya. Informasi genetic inilah

yang akan bertemu dengan informasi genetic dari sel telur dan akan menentukan
apakah janin nya seorang laki-laki ataupun perempuan. Pada kepala sel sperma ini juga

diselubungi oleh dua enzim yang membantu sel sperma untuk menembus pertahanan

reproduksi wanita. Terdapat enzim hialuronidase yang berfungsi untuk menembus

lapisa korona radiate pada sel telur, dan enzim akrosin yang berfungsi untuk menembus

zona pelusida.

2. Badan (middle piece)

Bagian tengah dari sel sperma mengandung banyak mitokondria yang berguna

sebagai sumber energy bagi sel sperma dalam menjalankan aktivitasnya. Di dalam

mitokondria ini, terdapat 11 buah mikrotubulus, serta mempunyai ATP-ase untuk

menghidrolisis (mengolah ATP sebagai bahan utama sumber energi).

3. Ekor (tail)

Ekor sperma berbentuk flagella (alat gerak pada mikroorganisme) yang

berbentuk sitoskeleton serta memiliki ukurn yang panjang sekitar 50 mikrometer.

Ukuran panjang dari ekor sel sperma ini sangat menentukan sebuah kecepatan dari sel

sperma. Rata-rata, sel sperma dapat bergerak dengan kecepatan 30 inci/jam.

D. Morfologi sperma

Morfologi spermatozoa normal

Kepala : berbentuk oval, akrosom menutupi 1/3 nya, panjang 3-5 mikron, lebar
-2/3 panjangnya.
Midpiece: langsing ( > lebar kepala) panjang 2x panjang kepala dan berada
dalam satu garis lengan sumbu panjang kepala.
Ekor: batas tegak, berupa garis panjang 9x panjang kepala.
Sperma normal

Morfologi spermatozoa abnormal

Setiap spermatozoon tanpa cacat secara morfologi adalah normal, diluar itu adalah
abnormal. Istilah-istilah yang dipakai pada bentuk yang abnormal adalah :

ISTILAH CIRI-CIRI

Macro Kepala spermatozoa yang berbentuk oval tetapi ukurannya


25% lebih besar dari kepala normal
Micro Kepala spermatozoa yang berbentuk oval tetapi ukurannya
25% lebih kecil dari kepala normal
Taper Kurus, lebar kepala yng normal, tidak jelas batas
akrosom, memberi gambaran cerutu
Amorf Bentuk kepala yg ganjil, permukaan tidak rata, tidak jelas
batas akrosom
Round Bentuk kepala seperti lingkaran, tidak menunjukkan
akrosom
Cytoplasmic droplet Menempel pada kepala atau midpiece, lebih cerah
Ekor abnormal Pendek / spiral / permukaan tidak halus / ganda
Bentuk normo Spermatozoa dengan kepala oval
Bentuk piri Spermatozoa yang mempunyai kepala yang memberi
gambarann tetesan air mata dengan ujung yang menitik
pada midpiece/berbentuk buah pear.
Lepto Kepala kurus, lebar1/2 dari normal, akrosom tak jelas,
memberi gambaran cerutu.
Terato Bentuk kepala yang ganjil, permukaan tak rata misalnya
seperti gitar, kacang tanah dan lain-lain, tidak jelas batas
akrosom
Bentuk kepala dua (double head) spermatozoa yang mempunyai kepala lebih
dari satu
Tail defect Spermatozoa yang mempunyai ekor pendek (< dari 9x
panjang kepala), ekor bentuk spiral/koil, atau ekor ganda
Midpicedefect Spermatozoa dengan midpiece gemuk (> dari lebar
kepala), panjangnya < dari 2 kali panjang kepala dan tidak
satu garis dengan sumbu panjang kepala
Cytoplasmicdroplet Adanya tetesan sitoplasma yang menempel pada kepala
atau midpiece.
Kelainan ekor Meliputi ekor yang melingkar tertekuk tajam, bercabang
dan putus
Keterangan :

a) Kepala ganda g) Kepala bulat dengan normal


b) Piriformis kepala tanpa pertengahan sepotong
akrosom h) Kepala amorf panjang
c) Abnormal kepala dengan i) Spermatozoa belum
akrosom tidak teratur menghasilkan
d) Bent berleher j) Abnormal pertengahan
e) Residu galur dengan kepala sepotong
meruncing k) Ganda ekor
f) Residu galur dan akrosom kecil l) Spermatozoa normal
Keterangan

a) kepala amorf dengan midpiece menebal (panah); round head (segitiga)


b) tapered head(panah); pyriform kepala dengan droplet sitoplasma (panah)
c) ekor melingkar
d) vacuolation di kepala
Morfologi kepala sperma
Midpiece abnormal
Neck abnormal

Tail abnormal
E. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Spermatogenesis

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi spermatogenesis yaitu:

1. Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat


panas yang berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma,
berkurangnya pergerakan sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang
abnormal di dalam semen. Pembentukan sperma yang paling efisien adalah
pada suhu 33,5 (lebih rendah dari suhu tubuh). Testis bisa tetap berada pada
suhu tersebut karena terletak di dalam skrotum (kantung zakar) yang berada
diluar rongga tubuh.
2. Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakaian marijuana
atau obat-obatan (misalnya simetidin, spironolakton dan nitrofurantoin).
3. Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens
(kiri dan kanan) bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama
sekali.
4. Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan pada
kemandulan pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam
skrotum.Varikokel bisa menghalangi pengaliran darah dari testis dan
mengurangi laju pembentukan sperma.
5. Temperature, pada suhu panas metobolisme sperma naik, daya hidup sperma
turun, jika suhu dingin kebalikannya.
6. pH
7. Hormone, testosterone tinggi akan menurunkan metabolism.
8. Umur
9. Berat badan
10. Kesehatan
11. Makanan
12. Iklim
13. Keturunan
F. Kesimpulan
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma yang terjadi di epitelum
(tubuli) seminefri dibawah kontrol hormon gonadothropin dan hipofisis (pituitaria
bagian depan). Ada 5 tahapan dalam spermatogenesis yaitu Spermatogonium,
Spermatosit primer, Spermatosit sekunder, Spermatid, dan Spermatozoa. Bagian sperma
yaitu Kepala (head), Badan (middle piece), dan Ekor (tail). Sebagai seorang analis, wajib
mempelajari tentang sperma dan mengetahui serta mampu membedakan sperma yang
normal dan abnormal.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2006. Reproduksi dan Embriologi. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Fawcett, Don W. 2002. Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC 423-501.

Junqueira, L. C., Jose Carneiro, Robert O. K. 2007. Histologi Dasar edisi ke-8. Jakarta:
EGC. Hal 419-432.

https://johnywijaya.blogspot.co.id/2012/10/sperma-adalah-sel-reproduksi-laki-
laki.html

http://klinikandrologi.blogspot.co.id/2008/06/membaca-hasil-analisa-sperma.html

http://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-Struktur-Pembentukan-Fungsi-
Sperma-Adalah.html

Anda mungkin juga menyukai