Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada masa-masa awal digunakannya mikroskopi elektron, para ahli biologi berfikir
bahwa organel sel eukariotik mengambang bebas dalam sitosol. Tetapi penyempurnaan
mikroskopi cahaya dan mikroskopi elektron telah mengungkapkan adanya sitoskeleton,
jaringan serabut yang membentang di seluruh sitoplasma. Sitoskeleton memainkan peran
utama dalam pengorganisasian struktur dan aktivitas sel,yaitu dalam proses pengangkutan
dan pergerakan sel.

Sitoskeleton terdiri dari mikrofilamen,mikrotubulus,dan filamen intermedier. Dari ketiga


penyusun sitoskeleton tersebut terdiri dari berbagai struktur. Dalam hal pengertian masing-
masing struktur penyusun sitoskeleton tersebut mungkin sebagian dari kita mengalami
kesulitan dalam memahami lebih dalam tentang sitoskeleton.

Oleh sebab itu,makalah saya ini akan mencoba menjelaskan tentang sruktur atau bagian-
bagian dari sitoskeleton. Insyaallah makalah ini bisa membantu mempermudah kita dalam
memehami sitoskeleton.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian sitoskleton dan fungsinya?


2. Apa struktur sitoskleton pada sel eukariotik?
3. Apa struktur sitoskleton pada sel prokariotik?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi sitoskleton.


2. Untuk mengetahui bagian-bagian sitoskleton pada sel eukariotik.
3. Untuk mengetahui bagian-bagian sitoskleton pada sel prokariotik.

1
BAB II
ISI

2.1 Pengertian sitoskleton

Sitoskleton adalah kerangka sel yang terkandung di dalam sitoplasma sel. Setelah lama
dianggap hanya terdapat pada sel eukariotik, sitoskleton ternyata juga dapat ditemukan pada
sel prokariotik. Dengan adanya sitoskleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah
bentuk, maupun mengatur posisi organel, berenang serta merayap di permukaan. Jaringan ini
terdiri dari tiga tipe dasar yaitu mikrofilamen (filamen aktin), mikrobulus serta intermediat
filamen. Filamen-filamen ini terhubung antara satu sama lain dan saling
bekerjasama(koordinasi).

Dengan adanya tiga tipe filamen tersebut, struktur sel bisa bervariasi antara satu sel dengan
beberapa sel yang lainnya. Dalam efektivitas kerjanya, ketiga filamen protein tersebut
tergantung daripada jumlah protein asesori yang telah menghubungkan filamen ke komponen
sel lain.

Komponen asesori sangat penting untuk mengontrol perakitan filamen sitoskeleton dalam
posisi tertentu, termasuk didalamnya protein motorik yang berfungsi untuk menggerakan
organel dalam filamen atau filamen itu sendiri. Susunan sturktur dari filamen sendiri sangat
mirip dengan barisan semut. Tersusun sangat rapi dan jika ada yang meninggalkan
rombongan, maka barisan tersebut dapat kembali tersusun dalam kecepatan tinggi.

2
Fungsi Dari Sitoskeleton :

a. Menahan dan mempertahankan bentuk sel. Sitoskeleton akan membuat sel tidak terlalu
lembek dan memungkinkan untuk kembali ke bentuknya semula.

b. Jaringan sitoskeleton menahan organel-organel sel tetap berada di tempatnya masing-


masing. Organel sel perlu dipertahankan di tempat yang tepat agar proses-proses fisiologis
dalam sel dapat berlangsung dengan sempurna.

c. Jaringan jalur yang memandu gerakan material dalam sel. Meteri-materi dalam sel seperti
mRNA perlu dipandu oleh sitoskeleton agar dapat sampai di tempat tujuannya, misalnya
untuk menuju ribosom.

d. Membentuk silia dan flagella sebagai alat pergerakan sel. Sel sperma memiliki flagella
panjang yang diperlukan untuk bergerak dalam saluran reproduksi wanita hingga bertemu
ovum. Silia dimiliki oleh protozoa semisal paramaecium untuk bergerak di dalam air.

e. Komponen penting dalam pembelahan sel. Sitoskeleton akan membentuk benang-benang


spindel yang berperan mengikat dan menarik kromosom saat mitosis maupun meiosis.

Sitoskeleton berkembang baik pada organisme eukariotik. Organisme prokariotik tidak


memiliki organel bermembran, tubuhnya juga dilindungi oleh dinding sel yang kuat sehingga
tidak membutuhkan sitoskeleton.

2.2 Struktur sitoskleton pada sel eukariotik

 Mikrofilamen (Filamen Aktin)

Skema struktur

3
Mikrofilamen adalah filamen tertipis dari sitoskeleton. Mikrofilamen berbentuk tongkat
solid yang terbuat dari protein globular yang disebut dengan actin, oleh karena itu
mikrofilamen sering disebut juga filament aktin. Aktin berfungsi membentuk permukaan sel.
Filament aktin seringkali dijumpai sebagai jaring-jaring trimata yang kaku. Hal ini
disebabkan karena filament aktin sangat terikat dengan protein pengikat silang (“cross-
linking”). Struktur mikrovili dikendalikan oleh rho untuk kontraksi filamen akto-miosin.
Beberapa jenis bakteri juga mampu bergerak dengan filamen aktin seperti Listriea
monocytogenes yang menyebar dari sel ke sel dengan menginduksi penyusunan filamen aktin
pada sitosol sel inang.

Mikrofilamen bersifat fleksibel, filamen aktin biasanya berbentuk jaring atau gel.
Mikrofilamen seperti mikrotubulus tetapi lebih lembut dan banyak ditemukan di dalam sel
eukariotik. Mikrofilamen terdiri dari polimer linear dari subunit mikrovili yang menghasilkan
kekuatan dengan perpanjangan di salah satu ujung filamen digabungkan dengan penyusutan
di bagian lain, yang menyebabkan perpindahan untai intervensi. Mikrofilamen juga sebagai
jalur untuk gerakan molekul miosin yang menempel di mikrofilamen dan “berjalan” di
bagiannya.

Mikrofilamen mempunyai beberapa fungsi, yaitu :

1. Menahan tegangan (gaya tarik).


2. Mempertahankan bentuk sel.
3. Berperan dalam perubahan bentuk sel kontraksi otot.
4. Mikrofilamen biasanya membentuk jaringan sub membran plasma untuk
mendukung bentuk sel.
5. Kontraksi otot (filamen aktin bergantian dengan serat yang lebih tebal dari myosin,
membentuk protein motor, dalam jaringan otot).
6. Siklosis (pergerakan komponen sitoplasma di dalam sel).
7. Pergerakan ‘amuboid’ dan fagositosis.
8. Bertanggung jawab untuk pemutusan galur pada sitokinesis

 Mikrotubulus

4
Mikrotubulus berbentuk silinder berongga yang berdiameter sekitar 23 nm dan disusun
oleh mikrotubulin. Mikrotubulus terdiri dari 13 protofilamen, alfa tubulin, dan beta tubulin.
Kedua protein tersebut diperkirakan berat molekulnya kira-kira 54.000 dalton yang
mempunyai hubungan dengan struktur dan urutan asam amino yang kiranya berasal dari
leluhur protein pada awal periode evolusi. Mikrotubulus bersifat lebih kokoh dari aktin.
Mikrotubulus memiliki perilaku yang sangat dinamis, yaitu mengikat GTP untuk melakukan
polimerisasi. Mikrotubulus sering digerakkan oleh sentrosom.

Mikrotubulus memiliki dua ujung: ujung negatif yang terhubung dengan pusat pengatur
mikrotubulus, dan ujung positif yang berada di dekat membran sel. Dalam sembilan set triplet
(berbentuk bintang), mikrotubulus membentuk sentriol, silia, dan flagela. Pembentukan
tersebut sering disebut sebagai rangkaian “9 + 2”, dimana setiap doublet terhubung satu sama
lain oleh protein dynein. Flagela dan silia dianggap sebagai bagian dari sitoskeleton.

Mikrotubulus berfungsi sebagai:

1. Memberi bentuk dan mendukung sel


2. Transportasi intraseluler (terhubung dengan dyneins dan kinesins, mereka
mengangkut organel seperti mitokondria dan vesikel)
3. Sebagai jalur yang dapat digunakan organel yang dilengkapi dengan molekul motor
untuk dapat bergerak
4. Mengatur posisi organel di dalam sel. Organel dapat meluncur di sepanjang
mikrotubulus untuk mencapai posisi yang berbeda di dalam sel, terutama saat
pembelahan sel.
5. Pergerakan kromosom dalam pembelahan sel
6. Mitosis spindle
7. Tempat pembentukan sentriol, flagella, dan silia
8. Mensintesis dinding sel pada tumbuhan
9. Migrasi vakuola endositosis

 Filamen Intermediat (Filamen Menengah)

5
Skema struktur

Filamen ini rata-rata berdiameter 10 nm, berbentuk serat mirip tali, dan lebih stabil
(sangat terikat) daripada mikrovili. Filamen ini hanya terdapat di dalam sel hewan dan
berlokasi di sitoplasma dan inti sel. Seperti aktivitas filamen lainnya, filamen intermediat
berfungsi untuk menjaga bentuk sel. Filamen menengah mengatuf struktur internal sel,
penahan organel, dan sebagai komponen struktur lamina nuklir dan sarkomer. Filamen
intermediet memberi kekuatan mekanis pada sel sehingga sel tahan terhadap tekanan dan
peregangan yang terjadi pada dinding sel. Filamen ini juga memberi kekuatan pada dinding
sel.

Pembentukan filamen intermediet didasarkan pada polimerisasi filamen. Dua monomer


filamen bergabung membentuk struktur coil. Dimer ini akan bergabung dengan dimer lainnya
membentuk tetramer, tetapi posisinya saling tidak paralel. Ketidakparalelan ini membuat
tetramer dapat berasosiasi dengan tetramer lain (mirip struktur penyusunan batu bata). Pada
akhirnya, tetramer-tetramer bergabung membentuk sebuah array heliks.

 Sitoskeleton pada dinding Sel Tanaman

Dinding sel tanaman adalah matriks ekstraseluler yang kokoh. Dinding sel ini terdiri atas
mikrofibrilis dalam banyak matriks polisakarida (sebagian besar pektin dan hemiselusosa)
dan glikoprotein yang saling silang. Pada bagian korteks dari dinding sel,
ada arraymikrotubulus yang menentukan posisi mikrofibrilis. Penyusunan mikrofibrilis ini
menentukan arah perkembangan dinding sel, bentuk akhir sel, serta pola pembelahan sel.
Dalam susunannya pada dinding sel, mikrofibrilis selulosa saling silang dalam jaringan yang
diikat oleh hemiselusosa. Jaringan ini saling ekstensif dengan jaringan polisakarida pektin.
Jaringan selulosa-hemiselulosa memberi kekuatan tegangan sementara jaringan pektin
melawan kompresi. Pada dinding sel utama, jumlah ketiganya secara kasar sama, tetapi
lamela tengah memiliki lebih banyak pektin untuk merekatkan sel yang berdekatan.

2.3 Sitoskeleton pada Sel Prokariota

Awalnya, sitoskeleton dianggap hanya terdapat di dalam sel eukariotik, tetapi baru-baru
ini telah ditemukan protein utama dari sitoskeleton di dalam sel prokariota. Meskipun sedikit
berbeda, namun mereka memiliki kesamaan yaitu struktur dan fungsi dalam mempertahankan
bentuk sel. Namun, beberapa struktur di sitoskeleton pada bakteri mungkin belum
diidentifikasi.

 FtsZ

6
FtsZ adalah protein pertama sitoskeleton prokariotik yang telah diidentifikasi. Seperti tubulin,
FtsZ berbentuk filamen, tetapi filamen ini tidak termasuk dalam kelompok tubulus. Selama
pembelahan sel, FtsZ adalah protein pertama yang pindah ke masing-masing bagian, dan
kemudian mengantar protein lain yang mensintesis dinding sel antara sel-sel pembagi.

 MreB dan ParM

Protein prokariotik, seperti MreB, terlibat dalam pemeliharaan bentuk sel. Semua bakteri
yang berbentuk non bulat memiliki gen untuk mengkode aktin seperti protein, dan protein ini
membentuk jaringan heliks di bawah membran sel yang terlibat dalam biosintesis protein.

Beberapa plasmida menyandikan sistem partisi yang melibatkan aktivitas proten ParM.
Filamen ParM menunjukkan ketidakstabilan dinamis, dan mungkin partisi plasmid DNA ke
dalam sel pemisah oleh mekanisme yang mirip seperti yang digunakan oleh mikrotubulus
selama proses mitosis pada sel eukariotik.

 Kresentin

Bakteri Caulobacter crescentus mengandung protein ke-3 yaitu kresentin (crescentin), yang
berhubungan dengan filamen antara sel-sel eukariotik lainnya. Kresentin juga terlibat dalam
mempertahankan bentuk sel, seperti heliks dan bentuk vibrioid bakteri, tetapi mekanismenya
belum jelas sampai saat ini.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sitoskleton adalah kerangka sel yang terkandung di dalam sitoplasma sel.
2. Struktur dan macam sitoskeleton mengandung tiga jenis filamen sitoskeleton, yaitu
mikrotubulus, filamen intermediat, dan mikrofilamen. Ketiga filamen ini terhubung
satu sama lain dan saling berkoordinasi.
3. Fungsi dari sitoskeleton adalah menahan dan mempertahankan bentuk sel, sebagai
jaringan jalur yang memandu gerakan material dalam sel, membentuk silia dan
flagella sebagai alat pergerakan sel, komponen penting dalam pembelahan sel.

3.2. Saran

Ada beberapa saran yang ditujukan penulis terhadap pembaca yaitu setelah membaca
makalah ini pembaca dapat memahami dan menyalurkan ilmu yang sudah didapat kepada
orang lain agar ilmu yang diperoleh bermanfaat untuk lingkungan sekitar.Dengan
mempelajari tentang sitoskeleton pembaca diharapkan mampu mengetahui dan memahami
struktur dan fungsi dari sitoskeleton.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Sitoskeleton

http://haninasalmah.blogspot.com/2016/03/v-behaviorurldefaultvmlo_30.html

http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/10/sitoskeleton-artikel-lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai