Anda di halaman 1dari 15

SITOSKLETON Yang MENCAKUP FILAMEN AKTIN,

FILAMEN INTERMEDIET Dan MIKROFILAMEN

BIO SELULER

Dosen Pengampu : HIFNI SEPTINA CAROLINA, M.Pd

Nama Kelompok 3:

1. Devani Dwisafitri : 1901080008


2. Dila Apriana : 1901080009
3. Rizka Ambar : 1901081028

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
TADRIS PENDIDIKAN BIOLOGI
2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SITOSKLETON Yang MENCAKUP
FILAMEN AKTIN, FILAMEN INTERMEDIET Dan MIKROFILAMEN” ini. Penulisan
makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Bio Seluler. Makalah ini berisikan uraian tentang filamen aktin, filamen
intermediet dan mikrofilamen yang diharapkan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnan makalah ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................1

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4


B. Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN

A. Komponen Penyusun Sitoskeleton .......................................................................... 5


B. Mikrotubulus ...........................................................................................................
C. Filamen Aktin/Mikrofilamen................................................................................... 6
D. Filamen Intermediet .................................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................................. 14
B. Daftar Pustaka ......................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apabila kita bicara tentang sel, kesan yang tertangkap adalah sel hanya terdiri dari
sitosol yang berupa cairan yang kental dan elastis dengan organel-organelnnya yang
keemuanya dilindungi oleh membran sel. Kalau dibayangkan, mungkin sel seperti
kantong plastik yang diisi cairan kental ditambah dengan benda-benda kecil di dalamnya.
Kemungkinan, sel seperti halnya sebuah benda yang lembek dan mudah berubah bentuk.
Tetapi benarkah demikian? Kita menyaksikan bahwa jaringan – jaringan pembentuk organ
yang disusun oleh sel – sel ternyata begitu kokoh dan sama sekali tidak berkesan lembek.
Mengapa demikian? Adalah seorah ilmuan bernama Keith Porter dan sejawatnya yang
berhasil melihat sel dengan menggunakan teknik HVEM (High Voltage Electron
Microscope) yaitu suatu cara untuk melihat sel tanpa penyelubungan (embedding).
Pengamatan dengan HVEM menunjukkan bahwa bagian sitoplasma yang berada di sela –
sela organel tampak penuh dengan anyaman trimatra dari benang – benang yang sangat
halus. Anyaman ini disebut dengan jala – jala mikrotrabekula karena mirip trabekula
tulang bunga karang. Dalam perkembangannya dan karena anyaman tadi terdapat di
dalam sitosol serta membentuk kerangka sel maka mikrotrabekula ini kemudian dikenal
dengan nama sitoskeleton (cyto = sel dan skeleton = rangka).

Setelah membaca sedikit pengantar di atas, marilah kita bahas lebih dalam lagi
tentang sitoskeleton dengan harapan agar setelah selesainya bab ini kita dapat menjelaskan
pengertian sitoskeleton, struktur dan fungsinya. Selain itu diharapkan juga kita dapat
menjelaskan tentang filamen aktin, filamen intermediet dan mikrotubulus.1

B. Tujuan
1. Mengetahui tentang sitoskleton.
2. Mengetahui filamen aktin.
3. Mengetahui filamen intermediet.
4. Mengetahu mikrotubulus.

1
SumadiMarianti,AdityaBiologiSelPERCETAKANGRAHAILMU,2007,Hal161
BAB II

PEMBAHASAAN

A. Komponen Penyusun Sitoskeleton

Ketika kita mempelajari tentang sel, diketahui bahwa lima puluh persen volume sel terdiri
dari sitosol. Sitosol ini berisi beribu – ribu enzim yang terlibat dalam proses metabolisme
intermediet, selain itu dalam sitosol banyak terlarut ribosom yang mensintesis protein.
Sebagian protein yang berada di dalam sitosol berbentuk benang – benang halus disebut
filamen. Filamen – filamen ini membentuk suatu anyaman atau jala yang memerikan kekuatan
kepada sel atau kerangka sel yang kemudian disebut sitoskeleton. Sitoskeleton ini juga
berfungsi memberi bentuk kepada sel, mengatur dan meimbulkan gerakan sitoplasma yang
berurutan, dan berkaitan dalam membentuk jejaring kerja yang membantu reaksi-reaksi
enzimatik.

Berdasarkan struktur dan garis tengahnya filamen-filamen tadi dikelompokkan menjadi 3


kelompok yaitu mikrotubula (24 nm), mikrofilamen (60A˚), filamen intermediet (8-10 nm).
Ketiganya merupakan protein yang dinamis, yaitu selalu terkait dan terurai. Untuk lebih
memudahkan pemahaman dan pengkajian dari masing-masing filamen tersebut, marilah kita
bahaspersatu pada kajian-kajian berikut ini.2

Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang menyusun
sitoplasma dalam sel. Setelah lama dianggap hanya terdapat di sel eukariota, sitoskeleton
ternyata juga dapat ditemukan pada sel prokariota. Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat
memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang,
serta merayap di permukaan.

Fungsi Sitoskeleton
Berikut ini terdapat beberapa fungsi sitoskeleton, terdiri atas:
1. Memberi bentuk dan mempertahankan struktur sel
Peran sitoskeleton sangat diperlukan, seperti pada sel hewan yang tidak memiliki
dinding sel. Sitoskeleton distabilkan oleh keseimbangan antara gaya-gaya yang berlawanan
yang dikerahkan oleh unsur-unsurnya.
2. Penempatan berbagai organel dalam sel
Fungsinya dapat dibayangkan seperti rangka hewan secara umumnya, sitoskeleton
merupakan tempat bergantung banyak organel bahkan molekul enzim sitosol. Namun,
sitoskeleton lebih dinamis dari pada rangka hewan. Sitoskeleton dapat secara cepat dibongkar
pasang atau disusun di tempat baru, yang mengubah bentuk sel tersebut.
3. Motilitas sel
Sitoskeleton adalah suatu jalinan yang dinamis yang dapat berubah bentuk dan
akibatnya adalah gerakan sel. Motilitas ( gerak ) sel mencakup perubahan tempat sel maupun
pergerakan bagian sel yang lebih terbatas. Motilitas sel membutuhkan interaksi sitoskeleton
dengan protein yang disebut molekul motor.

4. Pergerakan materi-materi dan organel dalam sel


Molekul motor dapat melekat pada reseptor organel, membuat organel tersebut bisa
“berjalan” di sepanjang mikrotubula sitoskeletonnya. Seperti vesikula, yang mengandung

2
SumadiMarianti,AdityaBiologiSelPERCETAKANGRAHAILMU,2007,Hal162
neurotransmiter berpindah ke ujung akson, pemanjangan sel saraf yang melepas molekul
transmiter sebagai sinyal kimiawi ke sel saraf sebelahnya.

5. Pengaturan aktivitas biokimiawi dalam sel


Sitoskeleton dapat mengahantarkan gaya mekanis dari permukaan sel ke bagiaan
dalamnya, bahkan keserabut lain, kedalam nukleus. Seperti, terjadi pengaturan ulang secara
spontan susunan nukleoli dan struktur lain dalam nukleus.3

Komponen Sitoskeleton

Nah agar lebih memahaminya dapat dilihat secara dekat dari ketiga tipe utama serat
penyusun sitoskeleton yang tersusun atas tiga struktur molekular yaitu sebagai berikut :

1. Mikrotubulus
2. Mikrofilamen (filamen aktin)
3. Filamen Intermediet

3
https://www.dosenpendidikan.co.id/sitoskleton/ pada tanggal 03Maret2020
4
https://www.google.com/search?q=gambar+sitoskeleton&safe=strict&client=firefox-b-
d&sxsrf=ALeKk00il-c6IBKHypKSuxiTlLOy-
kigag:1583329103394&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjdtJTG-
IDoAhXjjuYKHWHCC8gQ_AUoAXoECAwQAw#imgrc=rz91HRsolZ9VlM
padatanggal4Maret2020
B. Mikrotubulus

Semua sel eukariot memiliki mikrotubulus (microtubule). Batang-batang berongga


dengan memiliki diameter sekitar 25 mm dan panjang antara 200 mm hingga 25 nm. Dinding
tabung berongga tersebut tersusun dari protein globular yang disebut tubulin. Setiap protein
tubulin merupakan diner molekul yang tersusun atas dua subunit. Suatu dimer tubulin terdiri
dari dua polipeptida yang agak berbeda, tubulin a dan tubulin b. mikrotubulus bertambah
panjang melalui penambahan dimer tubulin, mikrotubulus juga diuraikan dan tubulinnya pun
digunakan untuk membangun mikrotubulus di tempat lain dalam sel.

Mikrotubulus membentuk dan menyokong sel serta berperan sebagai jalur yang dapat
disusuri oleh organel yang dilengkapi dengan protein motorik. Untuk memberikan contoh
yang berbeda dari mikrotubulus memandu vesikel sekresi dari aparatus Golgi ke membran
plasma, Mikrotubulus juga memisahkan kromosan saat pembelahan sel.

Fungsi Mikrotubulus (Polimer Tubulin)

1. Mempertahankan bentuk sel ( penopang penahan-kompresi ).


2. Motilitas sel ( seperti pada silia atau flagela ).
3. Pergerakan kromosom dalam pembelahan sel.
4. Pergerakan organel.

Pengelompokan Mikrotubulus

 Mikrotubulus stabil adalah mikrotubulus yang dapat diawetkan dengan larutan fisikatif
apapun, misalnya MnO4 atau aldehida dan suhu berapapun. Contoh mikrotubulus stabil
adalah pembentukan silia dan flagella.
 Mikrotubulus labil adalah mikrotubulus yang dapat diawetkan hanya dengan larutan
fisikatif aldehida dan pada suhu sekitar 4o Contoh yakni mikrotubulus pembentuk
gelendong pembelahan. Sifat kelabilan mikrotubulus ini berguna untuk menerangkan
arah pertumbuhannya. Mikrotubulus yang kedua ujungnya terdapat bebas di dalam
sitoplasma akan segera lenyap. Mikrotubulus yang tumbuh dengan ujung negatif melekat
pada sentroma dapat dibuat stabil apabila ujung positifnya dilindungi sehingga
menghalangi terjadinya depolimerisasi.
 Mikrotubulus singlet
 Mikrotubulus doublet
C. Mikrofilamen (Filamen Aktin)

Mikrofilamen (Microfilament) adalah batang padat yang diameter sekitar 7 mm.


mikrofilamen disebut juga filament aktin karena tersusun atas molekul-molekul aktin (actin)
sejenis protein globular, suatu mikrofilamen merupakan seutas rantai ganda subunit-subunit
aktin yang memuntir. Selain terdapat sebagai filament lurus, mikrofilamen dapat membentuk
jejaring struktural berkat keberadaan protein-protein yang berikatan di sepanjang sisi filamen
aktin dan memungkinkan filament baru membentang sebagai cabang. Mikrofilamen
tampaknya ditemukan pada semua sel eukariot.5

Mikrofilamen tersusun dari elemen fibrosa dengan diameter 60 angtrom terdiri dari
protein aktin,dan juga mikrofilamen miosin dan tromiosin yang banyak terdapat sel otot.
Aktin adalah protein globular dengan BM 42.000 dalton. merupakan protein terbanyak yang
terdapat dalam sel eukariota hampir 5% dari seluruh protein sel. dalam bentuk
monomerdisebut akti G, jika terkait dalam bentuk filamen disebut aktin F. Aktin sifatnya labil
artinya mudah terkait dan mudah terurai. akltin diketahui merupakan protein yang terlibat
dalam proses yang terjadi dalam sel anata lain sitokinesis, aliranplasma, gerakan sel,gerakan
mikrovili intestinal.

Sekitar 50% molekul aktin yang terdapat di dalam sel hewan tidak terpolimerisasi.
Mreka berada sebagi monomer bebas atau membentuk komplesk dengan protein lain terjadi
kesimbangan dinamis antara molekul aktin(aktin G) dan filamen (aktin F) sehingga terjadi
gerakan sel. Filamen aktin seringterakit menjadi jejaring trimata yang kaku.hal ini terjadi
karena filamenaktin terikat pada protein pegikat silang yang disebut filamin. Filamin adalah
suatu molekul panjang dan lenturterdiri dari dua rantai polipeptida kembar. Jaring jaring kaku
ini merupakan korteks sel dan memberi daya mekanis kepada permukaan sel yang
memungkin kan sel dapat bergerak dan berubah bentuk dan berubah bentuk. Beberapa berkas
berkas kecil filamen aktin tersebut dari korteks sel membentuk tonjolan di permukaan sel atau
justru bentuk lekukan kedalam sebagai akibat dari filamen aktin yang menarik selaput sel
kedalam.

5
https://www.google.com/search?q=gambar+sitoskeleton&safe=strict&client=firefox-b-
d&sxsrf=ALeKk00il-c6IBKHypKSuxiTlLOy-
kigag:1583329103394&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjdtJTG-
IDoAhXjjuYKHWHCC8gQ_AUoAXoECAwQAw#imgrc=rz91HRsolZ9VlM pada tanggal 10 maret 2020
Mikrofilamen terkenal karena perannya dalam motilitas sel, terutama sebagai bagian
aparatus kontraktil sel otot. Berbeda dengan peran penahan-kompresi oleh mikrotubulus,
peran structural mikrofilamen dalam sitoskeleton ialah menahan tegangan (gaya taring).
Jejaring berdimensi tiga yang dibentuk oleh mikrofilamen tepat dibagian dalam membrane
plasma (mikrofilamen korteks) membantu menyokong bentul sel.

Jejaring ini menyebabkan lapisan sitoplasma terluar sel yang disebut korteks memiliki
konsistensi semisolid gel, kebalikan dari kondisi sitoplasma interior yang lebih cair ( sol ).
Dalam sel hewan yang terspesialisasi untuk mentraspor materi melintasi membrane plasma
misalnya sel usus berkas mikrofilamen menjadi inti mikrovili penjuluran halus yang
meningkatkan luas permukaan sel di usus seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Fungsi Mikrofilamen (Filamen Aktin)

1. Menahan tegangan (gaya tarik)

Dengan bergabung bersama protein lain, mikrofilamen sering membentuk jalinan tiga
dimensi persis didalam plasma membran, yang membantu mendukung bentuk sel. Jalinan ini
membuat korteks (lapisan sitoplasmik luar) memiliki kekentalan semi-padat seperti gel , yang
berlawanan dengan keadaan sitoplasma yang bersifat cair sol).

2. Mengatur arah aliran sitoplasma

Jika arah mikrofilamen berubah maka, maka berubah pula arah aliran sitoplasma.

3. Kontraksi otot

Ribuan filamen aktin disusun sejajar satu sama lain disepanjang sel otot, diselingi
filamen yang lebih tebal terbentuk dari protein disebut miosin. Kontraksi sel otot terjadi
akibat filamen aktin dan miosin yang6

D. Filament Intermediat

6
https://www.dosenpendidikan.co.id/sitoskleton/ pada tanggal 03Maret2020
Filament Intermediat (Intermediate filament) dinamia karena berdiameter 8-12 nm
lebih besar dibandingkan dengan diameter mikrofilamen namun lebih kecil mikrotubulus.
Filament intermediat terspesialisasi untuk menahan tegangan (seperti mikrofilamen) dan
terdiri dari berbagai kelas unsur sitoskeleton.

Filamen intermedia di klasifikasikan berdasarkan urutan asam amino


pemyusunanya.terdapat empat kelompok filamen intermedia.tipe I tersusun dari keratin yang
bersifat asam, basa atau netral terdapat di dalam epitelium dan derivat epidermis di kenal
sebagai filamen intermedia yang paling stabil. Tipe II.Setiap tipe tersusun dari subunit
molekular berbeda yang tergolong ke dalam suatu family protein yang antara lain
beranggotakan keraton. Sebaliknya mikrotubulus dan mikrofilamen memiliki diameter dan
komsisi yang tetap ada sama sel eukariot.

Filamen intermediat berguna sebagai pengukuh sel yang lebih permanen dibandingkan
dengan mikrofilamen dan juga mikrotubulus. Yang dapat diuraikan dan juga dirakit kembali
didalam berbagai bagian sel. Dan bahkan jika terjadi sel mati, jaringan filamen intermediat
sangat sering untuk tetap bertahan, contohnya lapisan terluar dari kulit kita dan terdiri dari sel-
sel kulit mati yang penuh dengan protein keratin.7

Fungsi Filamen Intermediat

1. Memperkuat bentuk sel dan posisi organel tertentu.

Misalnya nukleus yang umunya terletak dalam suatu tempat yang terbuat dari filamen
antara, tetap berada ditempatnya karena adanya cabang-cabang filamen yang membentang ke
dalam sitoplasma.

2. Pembentukan laminan nucleus

Filamen antara yang lain membentuk lamina nukleus yang melapisi bagian dalam
selubung nukleus.

3. Filamen antara mendukung sel

Uluran panjang ( akson ) dari sel saraf yang menghantarkan impuls diperkuat oleh satu
kelas filamen antara.

Perbedaan Komponen Sitoskeleton

Sebagaimana yang telah dijelaskan tentang masing-masing yang berperan sebagai


penyusun sitoskeleton yakni :

Tabel 2.1 Perbedaan Komponen Sitoskeleton

MIKROFILAMEN FILAMEN
SIFAT MIKROTUBULA
(FILAMEN AKTIN) INTERMEDIET

7
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/08/pengertian-sitoskeleton-fungsi-dan-struktur-
sitoskeleton.html pada tanggal 17 Maret 2020
MIKROFILAMEN FILAMEN
SIFAT MIKROTUBULA
(FILAMEN AKTIN) INTERMEDIET
Tabung berongga,dinding Protein serabut
2 untai aktin yang saling
Struktur terdiri atas 13 menggulung menjadi
terjalin
protofilamen tubulin kabel yang lebih tebal
25 nm dengan lumen 15
Diameter 7 nm 8-12 nm
nm
Tubulin, dimer yg Salah satu dari
beberapa protein yang
Subunit
terdiri dari α-tubulin Aktin berbeda pada keluarga
Protein
keratin,bergantung pada
dan β-tubulin sel.
Mempertahankan bentuk
Mempertahankan
sel (penopang bentuk sel (unsur
Mempertahankan
penahan-tarikan)
bentuk sel (unsur
penahankompresi),
penahan-tarikan),
Perubahan bentuk sel,
tempat bertautnya
Fungsi motilitas sel, kontraksi otot,
nukleus dan organel
pengaliran sitoplasma,
tertentu lainnya,
pergerakan kromoson motilitas sel,
pembentukan lamba
pembelahan sel
nukleus.
dlm pembelahan sel, (pembentukan alur
pembelahan).
pergerakan organel
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan struktur dan garis tengahnya filamen-filamen tadi dikelompokkan


menjadi 3 kelompok yaitu mikrotubula (24 nm), mikrofilamen (60A˚), filamen
intermediet (8-10 nm). Ketiganya merupakan protein yang dinamis, yaitu selalu terkait
dan terurai.

Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang


menyusun sitoplasma dalam sel. Setelah lama dianggap hanya terdapat di sel
eukariota, sitoskeleton ternyata juga dapat ditemukan pada sel prokariota. Dengan
adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu
mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan.

Fungsi Sitoskeleton :
1. Memberi bentuk dan mempetahankan struktur sel

2. Penempatan berbagai organel dalam sel

3. Motilitas sel

4. Pergerakan materi-materi dan organel dalam sel

5. Pengaturan aktivitas biokimiawi dalam sel

Komponen Sitoskeleton :
1. Mikrotubulus
2. Mikrofilamen (filamen aktin)
3. Filamen intermediet
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dosenpendidikan.co.id/sitoskleton/

https://www.google.com/search?q=gambar+sitoskeleton&safe=strict&client=firefox-b-d&sxsrf=ALeKk00il-
c6IBKHypKSuxiTlLOy-kigag:1583329103394&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjdtJTG-
IDoAhXjjuYKHWHCC8gQ_AUoAXoECAwQAw#imgrc=rz91HRsolZ9VlM

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/08/pengertian-sitoskeleton-fungsi-dan-struktur-
sitoskeleton.html

Sumadi, Maryati Aditya. 2007 Biologi Sel. Semarang :Penerbit Graha Ilmu
SOAL KAHOOT KELOMPOK 3 SITOSKELETON
1. Penempatan berbagai organel dalam sel merupakan fungsi dari (Sitoskeleton)

Mikrofilamen Mikrotubulus

Sitoskeleton Intermediet

2. Mikrotubulus, Mikrofilamen (filamen aktin), Filamen intermediet merupakan


komponen sitoskeleton (True)

True False
3. Sitoskeleton adalah jaring berkas-berkas protein yang menyusun sitoplasma dalam sel
(True)

True False
4. Mikrotubulus merupakan batang padat yang diameternya sekitar 7 mm (False)

True False
5. Mikrofilamen merupakan batang berongga dengan diameter 25 mm (False)

True False
6. Pergerakan Kromosom dalam pembelahan sel merupakan fungsi dari (Mikrotubulus)

Mikrotubulus Sitoskeleton

Mitokondria Mikrofilamen

7. Mikrofilamen miosin dan trimiosin banyak terdapat di (Sel otot)

Kulit Sel otot

Epidermis Sel amat datang


8. Mikrotubulus yang dapat diawetkan dengan larutan fisikatif apapun yaitu (Mikro
stabil)

Mikro labil Mikro stabil

Mikro singlet Mikro doublet

9. Filamen Intermediet berdiameter 8-12 nm ( True)

True False
10. Pembentukan laminan nukleus merupakan fungsi dari ( Intermediet)

Mikrotubulus Intermediet

Mikrofilamen Sitoskeleton

Anda mungkin juga menyukai