(RPP)
REFERENSI
1. Damell, 1990. Molecular cell Biology. 2nd edition Freeman Corperation, New York.
2. Lehninger, 1993. Principle of Biochemistry, 2nd edition, Worth Publishing Company,
New York Matheus, C.K., 1996. Biochemistry, 2th edition, Benyamin Cumming
Publishing Company.
3. Murray, R.K., 1996. Harper”s Biochemistry, 24th edition, Prentice Hall, Inc., New
York
4. Voct, D., 1996. Biochemistry, 2nd edition, John Wiley & Sons, Inc., New York
5. Zubay, 1993. Biochemistry. 3th edition, WMC Brown Publishing Company, Dubrique,
Los angeles.
6. Pudjiadi, Anna.1994.Dasar-Dasar Boikimia.Jakarta:Universitas Indonesia
7. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/biokimia/bab%2010.pdf
Lampiran Materi
PERTEMUAN I
STRUKTUR & FUNGSI KARBOHIDRAT, LEMAK,
PROTEIN DAN ASAM NUKLEAT
1.1 KARBOHIDRAT
1.1.1 Pengertian
Karbohidrat, berdasarkan pada masa, merupakan kelas biomolekul yang
paling berlimpah dialam. Lebih lazim dikenal sebagai gula, karbohidrat
merupakan produk akhir utama penggabungan fotosintetik dari karbon organik
(CO2) kedalam zat hidup. Perubahan energi matahari ini menjadi energi kimiawi
dari biomolekul menjadi karbohidrat sumber utama dari energi metabolik bagi
organisme hidup. Karbohidarat juga bertindak sebagai sumber karbon untuk
sintesis biomolekul lain dan sebgai bentuk cadangan polimerik dan energi.
Disamping itu, karbohidrat merupakan komponen dari banyak bahan sekretori
struktural dan selular serta nukleotida, yang pada gilirannya juga digunakan
untuk beragam fungsi.
Karbohidrat didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau
polihidroksiketon dan derifatnya. Suatu karbohidrat merupakan suatu aldehid (-
CHO) jika oksigen karbonil berkaitan dengan suatu atom karbon terminal, dan
suatu keton (=C=O) jika oksigen karbonil berikatan dengan suatu karbon
internal. Definisi ini menghindari klasifikasi melalui formula empirik dan
mencakup derifat seperti gula deoksi dan amino.
Dalam alam, karbohidrat terdapat sebagai monosakarida (gula individual
atau sederhana), oligosakarida, dan polisakarida. Oligosakarida umumnya
didefenisiskn sebagai suatu molekul yang mengandung 2 hingga 10 unit
monosakarida, beberapa diantaranya mempunyai bert molekul beberapa juta.
Dalam konteks ketiga klasifikasi inilah disajikan subjek karbohidrat yng luas.
senyawa organik karbohidrat terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1
atom O. karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang
berperan struktural & metabolik. sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2
+ H2O yang akan menghasilkan amilum/selulosa, melalui proses fotosintesis,
sedangkan Binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung
tumbuhan. Karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi, yang
melalui proses metabolisme.
Banyak sekali makanan yang kita makan sehari hari adalah suber
karbohidrat seperti : nasi/beras, singkong, umbi-umbian, gandum, sagu, jagung,
kentang, dan beberapa buah-buahan lainnya, dll.
Rumus umum karbohidrat yaitu Cn(H2O)m, sedangkan yang paling
banyak kita kenal yaitu glukosa : C6H12O6, sukrosa : C12H22O11, sellulosa :
(C6H10O5)n
1.1.2 Fungsi
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi sebagai
cadangan makanan, pemberi rasa manis pada makanan, membantu pengeluaran
feses dengan cara mengatur peristaltik usus, sebagai zat pembakar, sebagai zat
atau bahan penggerak otot tubuh, penghemat protein karena bila karbohidrat
makanan terpenuhi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
Karbohidrat juga berfungsi sebagai pengatur metabolisme lemak karena
karbohidrat mampu mencegah oksidasi lemak yang tidak sempurna.
1.1.3 Struktur
1. Rumus fischer
Seperti senywa organiklinya, molekul karbohidrat terbentuk dari rantai
atom karbon dan tiap atom karbon mengikat atom karbon atau gugus tertentu.
Apabila atom karbon mengikat 4 buah atom atau gugus, maka terbentuk sudut
antar 2 ikatan yang besar 1090 , sehinnga antara atom karbon dengan ke 4 atom
atau gugus yang diikat akan trbentuk suatu tetrahedron dengan atom karbon
sebagai pusatnya.
2. Aktivitas optik
Kedua enansiomer gliseral dehida itu mempunyai titik lebir yang sam
serta kelarutannya dlam air pun sama pula. Demikian pula semua sifat kimia
kedua enansiomer itu sama. Perbedaan sifat antar kedua enansiomer itu adalah
pada pemutaran bidan getar cahaya terpolarisasi.
Cahaya biasa dipancarkan dalam bentuk gelombang yang tegak lurus
pada arah jalan cahaya tersebut. Apabila cahaya tersebut dipancarkan melaui
kristal kalsit atau melau prisma polarisator, maka hanya ada satu gelmbang
cahaya yang mempunyai posisi tertentu yang dapat diteruskan. Cahaya yang
diteruskan ini disebut cahaya terpolarisasi
.
Gambar : Pudjiadi, Anna(1994)
Gugus aldehida pada molekul glukosa bereaksi dengan gugus –OH yang
terikat pada atom C nomor 5, seingga trbentuk 2 macam hemiasetal siklik yang
disebut anomer α dan anomer β .
Anomer α-D-glukosa mempunyai reaksi spesifik +1120 dan anomer β-
D-glukosa mempunyai rotasi spesifik +190. Perbedaan antara kedua molekul
ini adalah pada letak gugug-OH dan atom H yang terikat pada atom C nomor
1. Pada molekul molekul α-D-glukosa gugus-OH terletak disebelah kanan
(rumus proyeksi) sedangkan pada β-D- glukosa gugus-OH terletak diseblah
kiri. Atom C nomor 1 menjadi atom C asimetris dan dengan demikian pada
molekul tersebut terdapat 5 atom c asimetrik.
2) Disakarida
Disakarida seperti maltosa, laktosa dan sukrosa terdiri dari dua unit
monosakarida yang terbentuk melalui suatu ikatan yang disebut ikatan
glikosida.
Ikatan glikosida ini mudah dihidrolisis oleh asam tetapi tidak oleh
basa. Oleh karena itu diskarida dapat dihidrolisis dengan mudah dengan
memanaskannya dalam larutan asam encer.Bentuk ikatan glikosida lainya
terbentuk antara gula dengan atom N (ikatan N-glikosil) yang ditemukan
pada seluruh nukleotida.
Maltosa, 2 unit D-glukosa dengan ikatan glikosida antara atom C-1
(karbon anomer) dari suatu glukosa dengan atom C-4 pada unit glukosa
yang lainnya dengan konfigurasi ikatan glikosidanya a.
4) Polisakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul- molekul
monosakarida yang banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis
menjadi banyak molekul monosakarida. Polisakarida merupakan jenis
karbohidrat yang terdiri dari lebih 6 monosakarida dengan rantai
lurus/cabang.
Macam-macam polisarida :
a) AMILUM/TEPUNG
a-glikosidik (glukosa) n : glukosan/glukan Amilosa (15 – 20%)
: helix, tidak bercabang Amilopektin (80 – 85%) :
bercabang
Terdiri dari 24 – 30 residu glukosa,
Simpanan karbohidrat pada tumbuhan,
Tes Iod : biru
ikatan C1-4 : lurus
ikatan C1-6 : titik percabangan
b) GLIKOGEN
Simpanan polisakarida binatang
Glukosan (rantai a) - Rantai cabang banyak
Iod tes : merah
c) INULIN
pati pada akar/umbi tumbuhan tertentu,
fruktosan
Larut air hangat
Dapat menentukan kecepatan filtrasi glomeruli.
Tes Iod negatif
d) DEKSTRIN dari hidrolisis pati
e) SELULOSA (serat tumbuhan)
Konstituen utama framework tumbuhan
tidak larut air - terdiri dari unit b
Tidak dapat dicerna mamalia (enzim untuk memecah ikatan
beta tidak ada
Usus ruminantia, herbivora ada mikroorganisme dapat
memecah ikatan beta: selulosa dapat sebagai sumber
karbohidrat.
f) KHITIN
invertebrata
g) GLIKOSAMINOGLIKAN
polisakarida karbohidrat kompleks
merupakan (+asam uronat, amina)
penyusun jaringan misalnya tulang, elastin, kolagen Contoh :
asam hialuronat
1.2 LEMAK
1.1.1 Pegertian Lemak
Lemak adalah senyawa molekul besar dan terbentuk dari molekul yang lebih
kecil melalui reaksi dehidrasi. Lemak disusun dari dua jenis molekul yang lebih
kecil : gliserol dan asam lemak.
Gliserol adalah sejenis alkohol yang memiliki tiga karbon, yang masing-
masing mengandung sebuah gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka
karbon yang panjang, umumnya 16 sampai 18 atom karbon panjangnya.
Salah satu ujung asam lemak itu adalah “kepala” yang terdiri atas suatu
gugus karboksil, gugus fungsional yang menyebabkan molekul ini disebut asam
lemak. Yang berkaitan dengan gugus karboksil itu adalah hidrokarbon panjang
yang disebut “ekor”.
Lemak terpisah dari air karena molekul air membentuk ikatan hidrogen satu
sama lain dan menyingkirkan lemak. Lemak adalah senyawa organik yang terdapat
di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-
polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan
hidrokarbon lainnya.
Dimana R adalah rantai karbon yang jenuh atau yang tidak jenuh yang
terdiri atas 4 sampai 24 buah atom karbon. Rantai karbon yang jenuh adalah
rantai karbon yang tidak mempunyai ikatan rangkap, sedangkan yang
mempenyai ikatan rangkap disebut rantai karbon tidak jenuh. Adapun rumus
umum dari asam lemak adalah: CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH.
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24.
Ada dua macam asam lemak yaitu:
a. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan
tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai
zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls
tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Misalnya asam butirat
C3H7COOH, asam kaproat C5H11COOH, asam palmitat C15H31COOH,
asam stearat C17H35COOH.
b. Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)
Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung
satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak dengan
lebih dari satu ikatan dua tidak lazim, terutama terdapat pada minyak
nabati, minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda
(poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak sedangkan trigliserida jenuh
cenderung berbentuk lemak. Misalnya, CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2H
(asam palmitoleat) asam oleat C17H33COOH, asam linoleat
C17H31COOH, asam linolenat C17H29COOH.
Pada hakekatnya, asam lemak tidak jenuh memiliki titik lebur yang lebih
rendah dibandingkan asam lemak jenuh. Contohnya, asam lemak jenuh C 18
(asam stearat) memiliki titih didih 70 oC; suatu bentuk monoenoat (asam
oleat) melebur pada 13 oC dan suatu bentuk dienoat (asam linoleat) pada -5
oC. Triasilgliserol tumbuhan (minyak tumbuh-tumbuhan) adalah cair pada
suhu ruang, karena mereka memiliki proporsi asam lemak tidak jenuh yang
lebih besar daripada triasilgliserol hewan (contohnya, lemak babi), yang padat
atau semi-padat pada suhu yang sama.
Perbedaan dalam kandungan asam lemak tidak jenuh ini mendapat
banyak perhatian, karena pengertian bahwa asupan harian yang berlebihan dari
asam lemah jenuh dan kolesterol berkaitan dengan terjadinya penyakit jantung.
Sebagai akibatnya, penasehat medis dan gizi menyarankan suatu penurunan
dari lemah hewan (dan kolesterol) dalam diet, dengan proporsi yang lebih
tinggi dari asupan lemak berupa triasilgliserol yang tinggi dalam asam lemak
polyunsaturated, yaitu asam lemak yang mengandung dua atau lebih ikatan
ganda). Lemak merupakan komponen utama dari membrane sistem kehidupan,
Dua tipe lemak yang dapat tersaponifikasi dalam membrane memiliki suatu
gugusan fosfat dalam strukturnya dan dengan demikian disebut fosfolipid.
Salah satu jenis memiliki gliserol sebagai senyawa induk (fosfogliserida)
dan yang lain memiliki sfingosin (sfingolipid). Dua komponen lemak lain yang
penting dari membrane adalah glikolipid yang mengandung karbohidrat dan
steroid kolesterol, yang disebut terakhir ini merupakan suatu lemak non-
saponifikasi yang berasal dari eukariotik yang ditemukan dalam membrane
seluler hewan
Struktur asam lemak jenuh dan Struktur asam lemak tak jenuh
Simbol Nama
Struktur Keterangan
numeric Umum
Asam
16:1D9 CH3(CH2)5C=C(CH2)7COOH
palmitoleat
Asam
18:0 CH3(CH2)16COOH
stearat
Asam CH3(CH2)4C=CCH2C=C(CH2
18:2D9,12 Asam lemak esensial
linoleat )7COOH
Asam CH3CH2C=CCH2C=CCH2C=
18:3D9,12,15 Asam lemak esensial
linolenat C(CH2)7COOH
1.3 PROTEIN
1.3.1 Pengertian Protein
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling
utama”) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polime dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara.
Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam
amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,
lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup.
Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti
dalam biokimia. Protein ditemukan oleh JÃ’ns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
1. Glisin Gly
4. Leusin Leu
5. Isoleusin Ile*
R mengandung
6. Serin Ser sebuah gugus
unngsi alkohol
7. Treunin Thr*
9. Metionin Met*
Gugus amino
10. Prolin Pro sekunder dan
berbentuk cincin
1) Struktur primer
Struktur utama asam nukleat adalah urutan linear nukleotida,
yangdihubungkan satu sama lain dengan sambungan fosfodiester.
Nukleotida terdiri daritiga komponen - dasar nitrogen, gula 5-karbon
dan gugus fosfat.Basa nitrogen yang purin (adenin, guanin) dan
pirimidin {sitosin, timin(hadir dalam DNA saja), urasil (hadir dalam
RNA saja)}. Gula 5 karbon adalahdeoksiribosa untuk DNA dan dan
gula ribosa pada RNA. Dasar purin, membentukikatan glikosidik
antara mereka nitrogen dan 9 '9 - OH kelompok molekul gula.Dasar
pirimidin, mereka membentuk ikatan glikosidik antara 1 'nitrogen dan
9' OHdari deoksiribosa tersebut.
Dalam kedua purin dan pirimidin basis kelompok
fosfatmembentuk ikatan dengan molekul gula antara satu kelompok
oksigen bermuatannegatif dan 5 'OH dari gula. Nukleotida
membentuk hubungan fosfodiester antara 5'dan 3' atom karbon, ini
membentuk asam nukleat. Urutan nukleotida salingmelengkapi satu
sama lain.Contoh komplementer urutan AGCT adalah TCGA.
2) Sekunder
Struktur sekunder adalah interaksi antara dasar. Struktur ini
menunjukkan bagian mana helai terikat satu sama lain. Dua untai
DNA dalam double helix DNAterikat satu sama lain dengan batas
hidrogen. Nukleotida pada satu untai pasangan basa
dengan nukleotida untai lainnya. Struktur sekunder DNA
didominasi pasangandasar dua helai polinukleotida membentuk heliks
ganda
3) Tersier
Struktur tersier adalah bentuk tiga dimensi di mana seluruh
rantai dilipat.Tersier pengaturan struktur berbeda dalam empat bentuk
struktural:
o Kiri atau kanan wenangan.
o Panjang pergantian heliks.
o Jumlah pasangan basa per giliran.
o Perbedaan ukuran antara utama dan alur keci
4) Kuarter
Struktur Kuarter adalah tingkat yang lebih tinggi dari
organisasi asamnukleat. Struktur ini mengacu pada interaksi asam
nukleat dengan molekul lain.Organisasi paling sering terlihat adalah
bentuk kromatin yang menunjukkaninteraksi dengan protein histon
kecil.
Komponen asam nukleat
1) Basa nitrogen heterosiklik
Basa nitrogen heterosiklik yang merupakan penyusun asam
nukleat adalahturunan Purina dan pirimidina.
2) Purina dan turunanya
Purina atau purin adalah senyawa heterosiklik majemuk yang
mempunyai lingkar piramidina dan imidazol yang berimit.
Turunan purina yang merupakan penyusun asam nukleat addalah
adenine atau 6-aminopurina dan guanine atau 2-amino-6-
oksipurina.
3) Pirimidina dan turunannya
Pirimidina termasuk senyawa heterosiklik sederhana
lingkar6, dengan atom nitrogen sebagai heteroatomnya. Turunan-
turunan pirimidina yang merupakan penyusun aam nukleat
adalah sitosin atau 2-oksi-4-aminopirimiina yang disingkat C,
timin 2,4-dioksi-5-metilpirimidina yang disingkat T dan urasil
atau 2,4-dioksipirimidina yang disingkat U.
4) Pentosa atau gula penyusun
Pentose yang menyusun asam nukleitida adalah ribose dan 2-
deoksiribosa. Dalam struktur kimia asam nukleat , kedua pentose
tersebut terdapat dalam bentuk lingkaran furanosa. Ribose
merupakan penyusun RNA dan 2-deoksiribosa merupakan
penyusun DNA.
5) Fosfat penyusun
Fosfat penyusun asam nukleat adalah asam fosfat atau asam
ortofosfat. Fosfat ini berupa kristal berbentuk orto-rombik, tak
stabil. Dan melebur pada suhu 42,35 0C. Fosfat ini tergolong
asam lemah atau sedang bervalensi tiga jenis garam nitrium.
1.4.4 Nukleosida
Merupakan senyawa yang memiliki purin atau pirimidin yang berikatan
secarakovalen dengan D-ribofuranosa (Deoksiribonukleosida) dalam suatu ikatan
N-beta-glikosidik. Ikatan ini melibatkan gugusan hemiasetal C-1‟ dari pentosa
dan atomnitrogen N-9 dari suatu purin atau N-1 dari suatu pirimidin.
1.4.5 Nukleotida
Merupakan ester fosfat (asam fosforik) dari nukleosida. Terdapat beberapa
kelasnukleotida karena ester fosfat dapat berada pada karbon 2‟-, 3‟-atau 5‟- dari
suaturibonukelotida atau pada karbon 3‟-atau 5‟- dari suatu
deoksiribonukleotida.Nukleotida yang terdapat secara alamiah lazimnya
merupakan 5‟- monofosfat.
Tabel 2. Memberikan data dari dua nama dan singkatan mudah
yangdigunakan untuk masing-masing 5‟ nukleotida dari limabasa utama RNA
danDNA; klasifikasinya sebagai asam merupakan nomenklatur alternatif yang
lebih tua
Ribonukleosidase 5’-fosfat Deoksinukleosidase 5’-fosfat
Adenosin 5’-monofosfat Deoksiadenosin 5’-monofosfat
Asam 5’-adenilat,AMP Asam 5’-deoksiadenilat,dAMP
Guanosin5’-monofosfat Deoksiguanosin 5’- monofosfat
Asam guanilat,GMP Asam 5’-deoksiguanilat, dGMP
Sitidin 5’-monofosfat Deoksistidin 5’-monofosfat
asam5’-setidila, CMP Asam 5’-deoksistidilat,dCMP
Uridin 5’-monofosfat Deoksitimin 5’-monofosfat
Guanosin 5’-monofosfat Deoksiguanosin 5’-monofosfat
Asam guanilat, GMP Asam 5’-deoksiguanilat, dGMP
Sitidin 5’-monofosfat Deoksistidin 5’-monofosfat
Asam 5’-sitidilat, CMP Asam 5’- deoksistidilat,dCMP
Uridin 5’-monofosfat Deoksitimin 5’- monofosfat
Asam 5’-uridilat,UMP Asam 5’-deoksitimidilat,dTMP
Derivat di- dan tri- fosfat dari monofosfonukleosida juga terdapat secara
alamiah. Nukleosida trifosfat merupakan substrat untuk sintesis asam nukleat dan
trifosfat dari ribonukleosida(ATP, GTP, CTP, dan UTP) menyediakan energi yang
diperlukan untuk banyak reaksi biokimiawi. Adenosin 5’-mono,di- dan trifosfat
merupakan kelompok biomolekul yang secra kritis penting,karena peranan kunci
yang dimilikinya dalam pelestarian dan pemanfaatan energi kimiawi dalam semua
sistem biologis.
1.4.6 Polinukleotida
kompetensi
yang ingin
dicapai pada
PENDAHULUAN pertemuan ke-2
Menjelaskan Memperhatikan
cakupan sub
bahan kajian
dalam
pertemuan ke-2
REFERENSI
1. Damell, 1990. Molecular cell Biology. 2nd edition Freeman Corperation, New York.
2. Lehninger, 1993. Principle of Biochemistry, 2nd edition, Worth Publishing Company,
New York Matheus, C.K., 1996. Biochemistry, 2th edition, Benyamin Cumming
Publishing Company.
3. Murray, R.K., 1996. Harper”s Biochemistry, 24th edition, Prentice Hall, Inc., New
York
4. Voct, D., 1996. Biochemistry, 2nd edition, John Wiley & Sons, Inc., New York
5. Zubay, 1993. Biochemistry. 3th edition, WMC Brown Publishing Company, Dubrique,
Los angeles.
6. Pudjiadi, Anna.1994.Dasar-Dasar Boikimia.Jakarta:Universitas Indonesia
7. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/biokimia/bab%2010.pdf
LAMPIRAN MATERI
PERTEMUAN II
3. Suhu
Suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun enzim
tidak dapat bekerja. Dengan kenaikan suhu lingkungan, enzim mulai bekerja
sebagian dan mencapai suhu maksimum pada suhu tertentu. Bila suhu
ditingkatkan terus, jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami
denaturasi. Kecepatan reaksi enzimatik mencapai puncaknya pada suhu
optimum. Enzim dalam tubuh manusia mempunyai suhu optimum sekitar 37°
C. Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan sampai ± 60° C,
karena terjadi denaturasi ( Hafiz Soewoto,2000) .
Suhu campuran reaksi juga berpengaruh terhadap laju reaksi enzimatik.
Jika reaksi tersebut dilangsungkan dalam berbagai suhu, kurva hubungan
tersebut akan menunjukkan suhu tertentu, yang menghasilkan laju reaksi yang
maksimum. Dengan demikian, dalam hal ini juga ada kondisi optimum yang
disebut sebagai suhu optimum.
4. pH
Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu. Jika dilakukan pengukuran
aktivitas enzim pada beberapa macam pH yang berlainan, sebagian besar
enzim di dalam tubuh akan menunjukkan aktivitas maksimum antara pH 5,0
sampai 9,0. Kecepatan reaksi enzimatik mencapai puncaknya pada pH
optimum. Ada enzim yang mempunyai pH optimum yang sangat rendah,
seperti pepsin, yang mempunyai pH optimum 2. pada pH yang jauh di luar pH
optimum, enzim akan terdenaturasi. Selain itu pada keaadan ini baik enzim
maupun substrat dapat mengalami perubahan muatan listrik yang
mengakibatkan enzim tidak dapat berikatan dengan substrat (Hafiz
Soewoto,2000) . Sebagian besar enzim bekerja aktif dalam trayek pH yang
sempit umumnya 5 - 9.
Ini adalah hasil merupakan hasil pengaruh dari pH atas kombinasi
faktor (1) ikatan dari substrat ke enzim (2) aktivitas katalik dari enzim (3)
ionisasi substrat dan (4) variasi struktur protein (biasanya signifikan hanya
pada pH yang cukup tinggi) (M.T. Simanjuntak, 2003).
Ada 2 alasan untuk menyelidiki pengaruh tingkat keasaman atau pH
terhadap aktivitas emzim, yaitu :
Sebagai produk makhluk hidup secara teori selalu ada kemungkinan
dari pengaruh ph ini terhadap aktivitas biologis dari enzim ini.
Sebagai suatu protein enzim tidak berbeda dengan protein lainnya.
Kadang-kadang, seperti pada enzim amylase liur, hubungan tersebut
tidak menunjukkan suatu titik puncak, melainkan suatu garis merata (plateau
setelah kurva yang naik, untuk kemudian turun lagi sesudah plateau)
Fenomena seperti ini dapat ditafsirkan sebab adanya molekul amylase dalam
bentuk beberapa molekul protein yang berbeda (isozim). Tiap molekul
isozem niscaya bekerja pada pH yang sedikit berbeda. Perlu diingat bahwa
dalam mencari hubungan antara derajat keasaman dengan laju reaksi
maksimum ini, rentangan pH yang diselidiki biasanya berkisar dalam
rentangan yang tidak lebar dan bukan dalam rentangan antara pH 1 sampai
14. Karena tidak ada sistem dapar masing-masing di sekitar nilai kapasitas
yang maksimum dari tiap dapar (rentangan pH di sekitar nilai pKa komponen
asam tiap dapar), bukan tidak mengkin ada interaksi yang merugikan antara
enzim dan ion penyusun dapar dan bukan karena pH yang disebabkan dapar
itu sendiri.
Gambar 2. Gambar 1. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Dalam gambar dapat dilihat adanya nilai pH tertentu, yang
memungkinkan enzim bekerja maksimum. pH tersebut dinamakan pH
maksimum. Dalam lingkungan keasaman seperti itu, protein enzim mengambil
struktur 3 dimensi yang sangat tepat, sehingga ia dapat mengikat dan
mengolah substrat dengan kecepatan yang setinggi-tingginya. Di luar nilai pH
optimum tersebut, struktur 3 dimensi enzim mulai berubah, sehingga substrat
tidak dapat lagi duduk dengan tepat di bagian molekul enzim yang mengolah
substrat. Akibatnaya, proses katalisis berjalan tidak optimum. Oleh karena itu,
struktur 3 dimensi berubah akibat pH yang tidak optimum (Mohamad Sadikin,
2002).
Yang sering
di uji
As. Fosfatase Karsinoma prostat
2.2 fungsi
1. Biokatalis bahan makanan dalam tubuh/mempercepat terjadinya reaksi kimia bahan
makanan dalam tubuh
2. Diagnosis penyakit dalam tubuh
3. Dapat menggantikan kekurangan bahan makanan protein/asam amino dalam tubuh.
4. Mengatur suhu tubuh
5. Menurunkan aktivitas tubuh/enzim lainnya.