X
FITOGEOGRAFI DAN SEBARAN VEGETASI
1. Pendahuluan
Geografi sebagai salah satu kajian ilmu pengetahuan alam adalah studi
dan pertelaan mengenai perbedaan fenomena alam tentang sebaran makhluk
hidup yang di bumi dan mencakup semua factor yang dapat mengubah atau
mempengaruhi permukaan bumi secara fisik, perubahan iklim, dan berbagai
proses kegiatan makhluk hidup atau bukan.
A. Fitogeografi
Secara luas, yang dimaksud fitogeografi adalah suatu kajian tentang
sebaran makhluk hidup di bumi pada saat yang lalu dan pada saat ini. Shukla dan
Chandel (1996) mendefenisikan fitogeografi sebagai suatu kajian tentang migrasi
dan penyebaran tumbuh – tumbuhan di daratan atau perairan.
Secara deskriptif, fitogeografi adalah studi dan deskripsi tentang
perbedaan fenomena distribusi tumbuhan di bumi, mencakup semua hal yang
mengubah atau mempengaruhi permukaan bumi, baik oleh pengaruh fisik, iklim
atau interaksi dari makhluk hidup dari lingkungannya.
Pada umumnya penelaahan tentang fitogeografi mempunyai hubungan
yang erat dengan analisis dan penjelasan tentang pola distribusi tumbuhan dan
makhluk hidup lainnya di bumi, yang variasi jenis – jenisnya sebagian besar
dipengaruhi lingkungan fisik tempat tumbuhnya yang berlangsung pada saat ini
dan masa lalu. Factor fisik, antara lain adalah iklim dan tipe tanah di suatu
habitat terestris, variasi suhu, salinitas, cahaya dan tekanan air disuatu habitat.
Pola dsitribusi tumbuhan dapat mempunyai sebaran yang luas atau hanya
pada wilayah tertentu. Sifat distribusinya dapat berhubungan atau sambung
menyambung dengan wilayah lainnya ( continue ), atau dapat pula terpisah
dengan wilayah lain berjauhan ( discontinue atau disjunct ).
2. Tumbuhan endemic
Tumbuhan endemic adalah tumbuhan yang jenis – jenisnya tumbuh di
wilayah terbatas dan terdapat pada daerah yang tidak terlalu luas. Daerah
sebarannya pada umumnya di batasi oleh adanya penghalang ( barrier ), seperti
lembah, bukit atau pulau. Dikenal beberapa tipe tumbuhan endemic yaitu
tumbuhan “ endemic benua “, “ endemic regional “, “ endemic local “.
Tumbuhan endemic dapat berasal dari jenis tumbuhan purba yang tersebar
luas yang sampai saat ini mampu bertahan dan beradaptasi pada wilayah yang
terbatas. Tumbuhan jenis ini kemudian menjadi tumbuhan endemic karena
sebarannya yang sempit, contohnya : Ginko biloba ( di Jepang dan Cina ),
Sequioa sempervirens ( di California ). Jenis tumbuhan endemic lainnya adalah
tumbuhan masa kini ( modern ) yang dalam proses evolusinya tidak mempunyai
kesempatan dan waktu yang cukup untuk tersebar secara luas melalui migrasi,
contohnya : Rafflesia arnoldii, Mecanopsis sp.
3. Tumbuhan discontinue
Tumbuhan discontinue adalah tumbuhan yang terpisah pada dua atau
lebih wilayah yang berjarak puluhan, ratusan atau ribuan kilometer oleh adanya
penghalang yang terdiri dari pegunungan atau gunung yang tinggi di daratan atau
pulau – pulau di laut. Contohnya : Empetrum nigrum, Larrea tridentate,
Phacelia magellanica, Sanigula cranicaulis.
Tumbuhan discontinue terdapat, antara lain karena :”
B. Sebaran Vegetasi
b. Factor migrasi.
Jenis tumbuhan baru yang berhasil dalam proses evolusi, kemudian akan
mungkin akan bermigrasi pada suatu habitat baru. Di habitatnya species baru
tersebut akan tumbuh, berkembang dan beradaptasi pada kondisi lingkungan
setempat tanpa mengalami perubahan sebagai jenis baru dan melangsungkan
persebaran dan pemencaran turunannya, yang berlangsung bersamaan dengan
proses evolusinya sendiri.
Persebaran ( dispersal ) atau pemencaran bibit dan biji dilakukan oleh
berbagai agen persebaran, seperti angin, air, serangga, burung atau hewan
lainnya termasuk manusia. Dalam migrasi, proses dispersal akan dilanjutkan
dengan proses ekesis, yaitu proses berkecambah, tumbuh dan beradaptasi,
berkembang biak dan menetap di habitatnya yang baru. Proses migrasi dapat
terhalang bahkan berhenti oleh sebab tertentu karena terdapatnya barrier.
C. Amplitude ekologi
Kondisi lingkungan tidak saja mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan vegetasi di suatu wilayah, tetapi kehidupan, migrasi dan sebaran
vegetasi tersebut juga ditentukan oleh amplitude ekologi wilayah tersebut
berupa :
1. Ada atau tidaknya kehadiran jenis tumbuhan.
2. Kekuatan dan kelemahan jenis tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
3. Keberhasilan dan kegagalan dari vegetasi dalam bermigrasi.
Setiap jenis tumbuhan dalam suatu komunitas biotic pada dasarnya
mempunyai rentang toleransi terhadap amplitude ekologi berupa kondisi factor
lingkungan fisik dan biotic tertentu, sehingga adanya atau terdapatnya satu
species di suatu habitat akan menunjukan bahwa kondisi lingkungannya sesuai
dengan amplitude ekologi species tersebut.