KIMIA ANORGANIK
PERCOBAAN IV
STOIKIOMETRI REAKSI LOGAM DENGAN GARAM
OLEH
NAMA : GUSWA
STAMBUK : A1L1 19 075
JURUSAN/PRODI : PENDIDIKAN KIMIA
KELOMPOK : IV
ASISTEN : MARDIN
MARDIN
BAB I
PENDAHULUAN
kimia dimana zat yang mengalami perubahan yakni reaktan ditulis pada sisi kiri
dan zat yang terbentuk atau produk ditulis pada sisi kanan dari tanda panah.
Perubahan yang terjadi dalam kimia erat kaitannya dengan stoikiometri, yang
ilmu kimia baik komposisi maupun reaksi kimia. Menurut Chang (2005)
stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas produk dan reaktan dalam
kuantitas yang diketahui dan yang tidak diketahui dalam mol dan kemudian bila
molekul yang menyatakan banyaknya atom sebenarnya dalam suatu molekul atau
satuan terkecil suatu senyawa. Pengetahuan kesetaraan massa antara zat yang
Konsep mol diperlukan untuk mengkonversikan kesetaraan massa antara zat dari
data hasil titrasi dapat digunakan untuk menghitung konsentrasi suatu senyawa
yang terlibat dalam proses itu. Senyawa yang terlibat dalam praktikum kali ini
yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang
dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme
hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek
khusus pada mahluk hidup. Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan
keracunan pada mahluk hidup, besi merupakan logam yang dibutuhkan dalam
pembentukan pigmen darah dan zink merupakan kofaktor untuk aktifitas enzim.
Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama dari
proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta
dari tumbuhan dan hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia
manusia dan sebagian besar spesies bakteri. Semua tumbuhan dan hewan
menggunakan besi, dan ini dapat ditemukan pada berbagai macam sumber
digunakan sebagai pigmen pada cat, senyawa penggosok, tinta magnetik dan
pelapis untuk pita magnetik. Garam terlarutnya dapat digunakan sebagai katalis,
pigmen, pupuk, desinfektan, dan lain-lain. Dalam larutan, besi berupa dalam
bentuk ion divalen atau trivalen. Biasanya, Fe akan lebih mudah membentuk
yang stabil dengan senyawa tertentu (Wang dan Sugiarso, 2015). Berdasarkan
logam tembaga dengan larutan besi (III) dan meramalkan komposisi ion tembaga
yang dihasilkan.
antara logam tembaga dengan larutan besi (III) dan mampu meramalkan
mol antara ion Fe yang bereaksi dengan logam tembaga yang terpakai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stoikiometri
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata stoicheion yang
berarti unsur dan metron yang berarti mengukur. Berdasarkan arti kata tersebut
kuantitatif (jumlah) dari reaktan dan produk dalam suatu reaksi kimia atau
menunjukkan seluruh aspek hitungan (kuantitatif) dari ilmu kimia baik komposisi
maupun reaksi kimia. Semua perhitungan dalam ilmu kimia menggunakan konsep
kuantitas yang diketahui dan yang tidak diketahui dalam mol dan kemudian bila
perlu dikonversi menjadi satuan lain. Pereaksi pembatas adalah reaktan yang ada
dalam jumlah stoikiometri terkecil. Reaktan ini membatasi jumlah produk yang
dapat dibentuk. Jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu reaksi (hasil
(Chang, 2005).
dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam oksalat merupakan jenis asam
organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Banyak ion
logam yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh terbaik
adalah kalsium oksalat (CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang
sering ditemukan. Asam oksalat tersedia dalam bentuk kristal. Senyawa asam
oksalat dapat digunakan sebagai bahan peledak, pembuatan zat warna, rayon,
untuk keperluan analisa laboratorium. Pada industri logam, asam oksalat dipakai
sebagai bahan pelapis yang melindungi logam dari korosif dan pembersih untuk
radiator otomotif, metal dan peralatan, untuk industri lilin, tinta, bahan kimia
Asam oksalat disintesa pertama kali pada tahun 1776 oleh Schleete
dengan metode oksidasi gula dengan asam nitrat. Sintesa asam oksalat secara
dari selulosa, oksidasi asam nitrat terhadap karbohidrat seperti glukosa, zat tepung
dengan jamur dan sintesa dari sodium format. Asam oksalat terdistribusi secara
luas dalam bentuk garam potasium dan kalsium yang terdapat pada daun, akar dan
rhizoma dari berbagai macam tanaman. Asam oksalat juga terdapat pada urine
manusia dan hewan dalam bentuk garam kalsium yang merupakan senyawa
terbesar dalam ginjal. Kelarutan asam oksalat dalam etanol pada suhu 15,6 ℃ dan
etil eter pada suhu 25 ℃ adalah 23,7 g/100g solvent dan 1,5 g/100 g solvent.
Makanan yang banyak mengandung asam oksalat adalah coklat, kopi, strawberry,
. Feri Klorida atau Besi (III) Klorida memiliki rumus kimia FeCl 3
adalah senyawa kimia yang dibuat dari beberapa unsur kimia yang disatukan.
Ferri klorida dapat mengikis bahan zat padat yang mengandung zat besi yang
murni yang terdapat didalam beberapa zat padat yang ada seperti aluminiun,
tembaga, timah dan besi, meskipun diantaraya ada beberapa zat padat yang hanya
pengolahan limbah, produksi air minum maupun sebagai katalis, baik industri
2021).
Asam sulfat adalah asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan, yang merupakan salah satu produk utama
industri kimia yang memiliki banyak kegunaan dalam berbagai proses yaitu
pelarut, pereaksi, suasana asam, pengawetan, dan lain-lain. Ciri-ciri asam sulfat
antara lain cair, bening, tidak berbau. Karena asam sulfat memiliki bentuk cair
maka asam sulfat sering digunakan untuk pengawetan kayu secara rendaman,
selama lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak
mahal, dan tidak membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan yang amat
encer. Satu tetes 0,1 N permanganat memberikan warna merah muda yang jelas
pada volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini
bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi, namun beberapa substansi
reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak reaksi permanganat berjalan
lambat akan, lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam penggunaan
dengan tembaga dan perak.Tembaga ini terdapat dalam jumlah yang relatif besar
dan ditemukan selama pemisahan dari bijihnya (coal) pada elektrolisis dan
pemurnian tembaga. Berbagai jenis logam pada tailing dalam bentuk mineral yaitu
Cu,As, Pb, Zn, Fe, Hg. Unsur ini merupakan salah satu hasil sampingan dari
proses pengolahan bijih logam non-besi terutama emas, yang mempunyai sifat
baik darat maupun perairan, namun dalam jumlah yang sedikit. Keberadaan
Cu di suatu perairan umum dapat berasal dari daerah industri yang berada di
sekitar perairan tersebut. Logam ini akan terserap oleh biota perairan secara
dkk., 2015).
volume larutan. Salah satu cara untuk menentukan kadar atau konsentrasi asam
basa dalam suatu larutan dapat menggunakan metode volumetri dengan teknik
titrasi asam basa. Titrasi asam basa adalah teknik analisis untuk menentukan
konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi pada titrasi asam basa
adalah reaksi antara asam dan basa atau reaksi netralisasi. Jika zat yang ditentukan
larutan basa dengan menggunakan larutan asam disebut asidimetri. Reaksi terjadi
ketika kedua larutan bercampur. Reaksi akan sempurna pada saat titik ekivalen,
yaitu saat jumlah mol reaktan yang beraksi sesuai perbandingan koefisien
Penghentian ini dilakukan pada titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ditandai
2016).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah labu takar 250
mL, erlenmeyer 250 mL, gelas beker 250 mL, gelas beker 500 mL, buret, klem
dan statif, pipet ukur 25 mL, pipet tetes, cawan petri, gelas arloji, spatula, batang
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah asam oksalat,
KMn O4 pada buret yang selanjutnya dilakukan standarisasi. Mengulang titrasi ini
sebanyak tiga kali dan dihitung molaritas rata-rata larutan standar KMn O4 .
cawan petri. Disiapkan 2 gelas beker 500 mL dan 250 mL, pada gelas beker 500
mL. Sedangkan pada gelas beker 250 mL diisi dengan serbuk logam tembaga.
Kemudian gelas beker yang berisi serbuk tembaga tersebut dimasukkan ke dalam
gelas beker 500 mL yang selanjutnya ditutup menggunakan gelas arloji lalu
dilakukan, serbuk tembaga tidak larut dan terjadi kegagalan pada proses tersebut
4.2 Pembahasan
dalamreaksi kimia. Zat-zat tersebut meliputi massa, jumlah mol, volume, dan
jumlah partikel. Selain itu, stoikiometri juga diartikan sebagai perhitungan kimia
yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Pada
percobaan ini membahas mengenai stoikiometri reaksi antar logam dengan garam
besi (III). Logam yang digunakan yakni logam Cu. Logam Cu adalah logam yang
berwarna merah muda yang lunak, dapat ditempah dan liat. Sama halnya juga
dengan besi yang berasal dari golongan logam berwarna putih perak. Besi
membentuk dua deret garam yang paling penting yaitu besi (II) dan besi (III).
Garam besi (II) terbentuk dari besi (II) oksida FeO. Garam ini mengandung kation
F e 2+ dan berwarna sedikit hijau. Garam-garam besi (III) diturunkan dari oksida
besi (III) F e 2 O3. Garam ini lebih stabil dari garam besi (II). Dalam larutannya
standarisasi dengan larutan KMn O4 , dimana KMn O4 sebagai titran dan asam
oksalat sebagai titrat yang telah diisi pada 3 erlenmeyer yang berbeda yang
dicampur dengan asam sulfat. Metode yang digunakan yakni analisis volumetri
banyaknya volume larutan standar yang bereaksi secara kuantitatif dengan zat
yang akan ditentukan tersebut. Volumetri dibedakan menjadi tiga, yaitu titrasi
sempurna disebut proses titrasi, dan saat dimana reaksi sempurna tercapai disebut
saat ekuivalen, saat stoikiometri atau saat akhir teoritis. Saat ekuivalen ini dapat
diketahui karena terjadinya suatu perubahan dalam larutan yang dapat disebabkan
oleh larutan standarnya sendiri maupun pengaruh oleh larutan indikator yang
ditambahkan.
pada titrasi 1 adalah 1,6 mL dengan warna awal bening menjadi ungu kemerahan.
Sedangkan pada titrasi 2 volume KMn O 4 yang terpakai adalah 0,8 mL dan
perubahan warna terjadi dari bening menjadi merah muda. Pada titrasi 3 volume
KMn O4 yang terpakai adalah 1,8 mL dengan warna awal bening menjadi warna
merah muda. Berdasarkan proses netralisasi dari 3 pengujian yang telah dilakukan
hasil reaksi yang terjadi logam Cu yang ada pada gelas beker kecil tidak bereaksi
sempurna atau tidak larut dari pemanasan yang dilakukan dengan uap yang keluar
dari gelas beker yang berisi larutan FeCl 3 + H 2 SO4 . Karena percobaan yang
dilakukan tidak berjalan sesuai hasil yang diinginkan, maka praktikum dihentikan
dan tidak dilanjutkan dengan langkah berikutnya. Hasil yang didapatkan tidak
sesuai, kemungkinan terjadi karena bahan yang digunakan telah mengalami expire
sehingga tidak dapat larut sempurna. Selain itu, ketelitian dari praktikan dalam
melakukan percobaan yang mungkin tidak sesuai dengan dengan prosedur kerja
yang ada.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
untuk mentitrasi larutan asam oksalat dengan H2 SO4 secara berturut-turut yaitu
1,6 mL, 0,8 mL dan 1,8 mL dan berdasarkan perhitungan pada analisis data
diperoleh V rata-rata yakni 4,2 mL, sehingga diperoleh konsentrasi KMn O4 pada
dengan Fe (III) yang kami lakukan dapat dikatakan gagal karena mungkin terdapat
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum kali ini yakni untuk
praktikan kiranya lebih teliti dalam mengukur larutan yang dijadikan sebagai
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Afriandi., Akbar, F., dan Amri, I. 2015. Studi Kajian Pembuatan Asam Oksalat
dengan Variasi Kecepatan Pengadukan dan Lama Waktu Pengadukan
dari Bahan Dasar Ampas Tebu. Jom FTEKNIK. 3(1).
Atikah. 2017. Pengaruh Oksidator dan Waktu Terhadap Yield Asam Oksalat dari
Kulit Pisang dengan Proses Oksidasi Karbohidrat. Jurnal Redoks. 2(1).
Cahyani, M. D., Azizah. R., dan Yulianto, B. 2015. Studi Kandungan Logam
Berat Tembaga (Cu) pada Air, Sedimen, dan Kerang Darah (Anadara
granosa) di Perairan Sungai Sayung dan Sungai Gonjol, Kecamatan
Sayung, Kabupaten Demak. Journal Of Marine Research. 1(2).
Sulakhudin. 2019. Kimia Dasar: Konsep dan Aplikasinya dalam Ilmu Tanah.
Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Syarifudin, A., Fajaryanti, N., dan Dewi, M. 2016. Analisis Kandungan Asam
Laktat pada Susu Formula Merek X Secara Volumetri. Jurnal
Farmasetis. 5(2).
Wang, S., dan Sugiarso, R. D. 2015. Studi Gangguan C u2+¿ ¿ pada Analisa Besi
(III) dengan Pengompleks 1,10-Fenantrolin pada pH 3,5 secara
Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Sains dan Seni ITS. 4(2).
LAMPIRAN
1. Prosedur Kerja
Larutan Campuran
- Dititrasi dengan standar KMnO4
- Diulangi titrasi sbanyak 3 kali
- Dihitung molaritas rata – rata
larutan standar KMnO4
0,476 M
1.2 Stoikiometri Reaksi Logam dan Garam
Jawab:
Diketahui : V1 = 1,6 mL
V2 = 0,8 mL
V3 = 1,8 mL
Ditanya : V Rata-rata..?
Jawab :
V 1+V 2+V 3
V rata-rata =
3
1,6+0,8+1,8
=
3
= 4,2 mL
Jawab :
MnO 42−¿
Mol MnO4 -
= koefisien ¿ x mol
koefisienC 2 O 4 2−¿ ¿
2
= x 5.10-3
5
\
= 2 x 10-3 mol
Ditanya : M rata-rata = …?
Jawab :
MnO 4−¿
M rata-rata = mol ¿
V rata−rata
2 x 10−3 mol
=
4.2 mL
= 0, 476 M