Oleh:
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Reaksi
kimia berjalan dengan kecepatan atau laju tertentu. Proses berlangsungnya suatu reaksi
kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Suatu reaksi akan berlangsung secara cepat
apabila frekuensi tumbukan antar partikel dari zat-zat yang bereaksi sering terjadi.
Sebaliknya reaksi akan berlangsung secara lambat apabila hanya sedikit partikel zat-zat
yang bereaksi mengalami tumbukan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
adalah konsentrasi, luas permukaan sentuhan, suhu, dan katalis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Laju reaksi?
2. Apa hubungan Teori tumbukan dengan teori laju reaksi?
3. Bagaimanakah hubungan laju reaksi dengan Suhu?
4. Bagaimanakah hubungan laju reaksi dengan Luas Permukaan?
5. Bagaimanakah hubungan laju reaksi dengan kosentrasi?
6. Bagaimanakah hubungan laju reaksi dengan Penambahan katalis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari laju reaksi
2. Untuk mengetahui hubungan teori tumbukan dengan laju reaksi
3. Untuk mengetahui Bagaimanakah hubungan laju reaksi dengan Suhu
4. Untuk mengetahui Bagaimanakah hubungan laju reaksi dengan Luas permukaan
5. Untuk mengetahui Bagaimanakah hubungan laju reaksi dengan Kosentrasi
6. Untuk mengetahui Bagaimanakah hubungan laju reaksi dengan Penambahan katalis
BAB II
Landasan Teori
D. Pengertian dan Pengukuran Laju Reaksi
Laju Reaksi adalah perubahan konsentrasi reaktan atau produk per satuan waktu.
Laju berkurangnya reaktan atau bertambahnya produk yang dinyatakan dalam
molar/detik. Laju reaksi tidak bisa ditentukan secara teoritis, melainkan melalui
percobaan. Dari percobaan tersebut akan diperoleh data yang nantinya dapat digunakan
untuk penentuan laju reaksi. Berikut ini adalah rekasi sederhana dimana molekul A yang
merupakan reaktan diubah menjadi molekul B yang merupakan produk. Untuk mengukur
laju reaksi dapat ditentukan dengan dua cara yaitusebagai berikut:
Mengukur jumlah pereaksi yang digunakan atau bereaksi persatuan waktu
Mengukur jumlah hasil reaksi yang terbentuk per satuan waktu
Secara umum reaksi dirumuskan :
Δ[c ] d [c ]
V = Δt = dt
Keterangan:
V = laju reaksi (M/detik)
Δ [c ] = perubahan kosentrasi
Δt = perubahan waktu
Reaksi ; X + Y XY
−d [ X ]
vx = dt (artinya laju pengurangan kosentrasi zat X tiap satuan waktu)
−d [Y ]
vy = dt (artinya laju pengurangan kosentrasi zat Y tiap satuan waktu)
d [ XY ]
vxy = dt (artinya laju pertambahan kosentrasi zat XY tiap satuan waktu)
berdasarkan persamaan ungkapan laju reaksi, maka dapat dibuat grafik hubungan
perubahan X + Y Menjadi XY yang digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut
Pada awal reaksi, kosentrasi X dan kosentrasi Y maksimum, sedangkan kosentrasi XY
belum terbentuk selama proses reaksi berlangsung. [X] dan [Y] semakin berkurang,
sementara [XY] semakin bertambah. Pada akhir reaksi, [X] dan [Y] akan habis (=0),
sementara [XY] semakin maksimum
E. Teori Tumbukan
Terjadinya reaksi kimia dapat dijelaskan berdasar-kan teori tumbukan. Menurut teori
tumbukan,suatu reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antar partikel pereaksi.
Namun, tidak semuatumbukan pereaksi dapat menimbulkan reaksi,hanya tumbukan
antarpartikel yang efektiflah yangdapat menimbulkan reaksi, atau tumbukan
yangmemiliki energi minimum serta arah tumbukan Tumbukan yang tidyang tepat seperti
dalam ilustrasi di samping.
Reaksi yang dapat ber-langsung pada suhu rendah berarti memiliki energi
pengaktifan yang rendah pula. Sebaliknya, reaksi yang memiliki energi pengaktifan besar
hanya dapat berlangsung pada suhu tinggi. Perhatikan energi pengaktifan pada diagram
reaksi eksoterm dan endotermdi samping!
1. Suhu
Untuk menambah luas permukaan bidang sentuh zat reaktan adalah dengan
mengubah ukuran zat reaktan menjadi lebih kecil. Misalnya saja kapur dalam
bentuk serbuk lebih cepat bereaksi dengan HCl encer, dibandingkan kapur dalam
bentuk bongkahan. Kapur dalam bentuk serbuk mempunyai luas permukaan
bidang sentuhyang lebih besar dibandingkan dengan kapur berbentuk bongkahan.
3. Kosentrasi
Dalam suatu reaksi semakin besar konsentrasi zat reaktan, akan semakin
mempercepat laju reaksinya. Dengan bertambahnya konentrasi zat reaktan jumlah
partikel-partikel reaktan semakin banyak sehingga peluang untuk bertumbukan
semakin besar. Sebagai contoh suatu larutan yang pekat mengandung partikel
yang lebih rapat jika dibandingkan dengan larutan yang encer, sehingga lebih
mudah dan lebih sering bertumbukan.
4. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi tetapi tidak mengalami
perubahan kimia yang permanen.Dalam skala industri kimia katalis akan
mempercepat laju reaksi tanpa menimbulkan produk yang tidak diinginkan.
Sifat-sifat katalis sebagai berikut :
Katalis tidak mengalami perubahan yang kekal dalam reaksi, tetapi
mungkin terlibat dalam mekanisme reaksi.
Katalis mempercepat laju reaksi,tetapi tidak mengubah perubahan entalpi
reaksi.
Katalis mengubah mekanisme reaksi dengan menyediakan tahap-tahap
yang mempunyai energi pengaktifan lebih rendah.
Katalis mempenyai aksi spesifik, artinya hanya dapat mengatalis
suatureaksi tertentu.
Katalis hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
Katalis dapat diracuni oleh zat tertentu.
Katalis homogen adalah katalis yang fasenya sama dengan fase zat-zat
pereaksi. Contohnya reaksi pembuatan gas SO3 dengan menggunakan katalis
gas NO2.
2SO2 + O2 2SO3
Katalis heterogen adalah katalis yang fasenya sama dengan fase zat-zat
pereaksi. Contohnya adalah reaksi hidrogenasi etena (C 2H4) dengan katalis
logam Ni. Zat pereaksi, C2H4 dan H2 berwujud gas, sedangkan logam Ni
berwujud padat.
C2H4 + H2 C2H6
3.) Biokatalis
G. Orde Reaksi
Laju reaksi dipengaruhi oleh kosentrasi pereaksi bukan kosentrasi hasil reaksi,
seperti dikemukakan oleh Guldberg dan Waage dalam hokum aksi massa yaitu, laju
reaksi dalam suatu sistem pada suatu temperature berbanding lurus dengan kosentrasi zat
yang bereaksi setelah tiap-tiap kosentrasi dipangkatkan dengan koefisiennya dalam
persamaan reaksi yang bersangkutan.
Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju disebut orde reaksi
Ada reaksi berorde O, dimana tidak terjadi perubahan laju reaksi berapapun
perubahan konsentrasi pereaksi.
Ada reaksi berorde 1, dimana perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali menyebabkan
laju reaksi lebih cepat 2 kali.
Ada reaksi berorde 2, dimana laju perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali
menyebabkan laju reaksi lebih cepat 4 kali, dst.
Untuk reaksi
A+B→C
Dimana :
k = tetapan laju reaksi
m = orde reaksi untuk A
n = orde reaksi untuk B
I. Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat membantu dan menambah wawasan para
pembaca dalam memahami materi laju reaksi. Kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat saya harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.