OLEH :
𝑎′𝑧 1 𝑧
𝑎′𝑧: keaktifan zat yang tidak larut, yang mengambil harga satu untuk zat padat dalam
keadaan standar
𝛾: koefisien keaktifan zat yang larut
𝑚𝑧: kemolaran zat yang larut karena larutan jenuh disebut kelarutan
Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai
membentuk larutan jenuh. Apabila suatu larutan suhunya diubah, maka hasil
kelarutannya juga akan berubah. Larutan ada yang jenuh, tidak jenuh dan lewat jenuh.
Larutan dikatakan jenuh pada temperatur tertentu, bila larutan tidak dapat melarutkan
lebih banyak zat terlarut. Bila jumlah zat terlarut kurang dari larutan jenuh disebut larutan
tidak jenuh. Dan bila jumlah zat terlarut lebih dari larutan jenuh disebut larutan lewat
jenuh. Daya larut suatu zat dalam zat lain, dipengaruhi oleh jenis zat pelarut, temperatur
dan sedikit tekanan.
Pengaruh temperatur dalam kesetimbangan kimia ditentukan dengan ∆ H °
reaksi endoterm konstanta kesetimbangan akan naik seiring dengan naiknya temperatur.
Pada reaksi eksoterm konstanta kesetimbangan akan turun seiring dengan naiknya
temperatur. Panas pelarutan suatu zat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
van’t hoff. Pada umumnya proses pelarutan bernilai positif. Hal ini sesuai dengan
persamaan Van’t hoff yang menyatakan semakin tinggi temperatur semakin tinggi pula
zat yang larut. Sedangkan pada zat yang memiliki panas pelarut negatif atau bersifat
eksoterm maka semakin tinggi temperatur dalam suatu reaksi menyebabkan semakin
berkurangnya zat yang dapat larut. Berdasarkan persamaan van’t hoff, peggambaran
kurva antara log solubility (log S) vs 1/T dalam K akan membentuk garis lurus. Pada
−∆ H
kurva akan membentuk persamaan IN S = + C . Sisi slope akan ditunjukkan oleh
RT
−∆ H
, sedangkan intersepnya C. sehingga dapat diperoleh nilai panas pelarutnya.
RT
Pengaruh suhu terhadap kelarutan dapat dilihat pada peristiwa sederhana yang
terjadi pada kehidupan sehari-hari yaitu kelarutan gula dalam air. Gula yang dilarutkan ke
dalam air panas, dan satu lagi ke dalam air dingin, maka gula akan lebih cepat larut pada
air panas karena semakin besar suhu semakin besar pula kelarutannya. Aplikasi kelarutan
dalam dunia industri adalah pada pembuatan reaktor kimia, pada proses pemisahan
dengan cara pengkristalan integral, selain itu juga dapat digunakan untuk dasar atau ilmu
dalam proses pembuatan granul-granul pada industri baja. Oleh karena aplikasi kelarutan
yang bermanfaat dan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan maka
praktikum kelarutan zat padat dalam cairan perlu dilakukan.
Bahan Jumlah
NaOH 0,2 N
NaOH 0,5 N
Es Batu 10 gram
Indikator PP 5 ml
Aquades 150 ml
Asam Oksalat 250 ml
Asam Oksalat Padat 5,0428 gram
F. Cara Kerja
1. Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu
Dibuat asam oksalat jenuh 250 Diencerkan dengan 150 ml aquades,
ml. Asam oksalat padat sebanyak dikocok sampai homogen dan
5,0428gram dimasukkan ke ditambah aquades sampai tanda batas
250 ml.
dalam labu takar 250 ml.
a. Tabel Data:
Data Pengamatan Titrasi dengan NaOH 0,5 N
V1 x N1 = V2 x N2
Dimana V1 : Volume NaOH
N1 : Normalitas NaOH
Data ∆𝐻 untuk setiap penurunan suhu diperoleh dari persamaan Van’t Hoff yaitu :
∆𝐻 : Entalpi
Basuki, A.S. dan Setijo Bismo, 2003, Buku Petunjuk Laboratorium Kimia Fisika, Depok:
Laboratorium Dasar Proses Kimia, TGP FTUI.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/setijo.bismo/material/panduankimiafisika.pdf
Isana, S.Y.L., P. Yatiman dan Suharto, 2003, Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I, Yogyakarta:
Laboratorium Kimia Fisika, FMIPA UNY.
Suardana, I. N., I.M. Kirna, I.N. Retug, 2001, Buku Ajar Kimia Fisika I, Singaraja: Jurusan
Pendidikan Kimia, FPMIPA, IKIPN Singaraja.
Retug, Nyoman dan Dewa Sastrawidana. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Singaraja:
IKIP N Singaraja.
H.