Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

LAPORAN PRAKTIKUM

PENENTUAN MASSA MOLEKUL RELATIF SENYAWA VOLATIL


BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

Dosen Pengampu:
 Dr. I Nyoman Suardana, M.Si.
Ni Luh Putu Ananda Saraswati, S.Si.,M.Si.

Disusun Oleh :

Ni Putu Ratna Wulandari 2013031004


Gede Arya Suta 2013031013
Ni Kadek Alit Diah Narendra 2013031025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2022
I. JUDUL PERCOBAAN
Penentuan Massa Molekul Relatif Senyawa Cair Volatil Berdasarkan Pengukuran Massa
Jenis Gas

II. TANGGAL PERCOBAAN


14 Februari 2022 (Pengaamatan Secara Daring)

III. TUJUAN PERCOBAAN


1. Menentukan massa molekul relatif dari senyawa Kloroform (CHCl3) dan senyawa
unknown (X) berdasarkan pengukuran massa jenis gas secara eksperimen .
2. Menerapkan persamaan gas ideal dalam menentukan massa molekul relatif senyawa
CHCl3 dan senyawa unknown (X) secara eksperimen.
3. Menentukan zat X berdasarkan massa molekul relatif hasil eksperimen

IV. PRINSIP DASAR


Gas merupakan suatu wujud materi apabila partikelnya terletak dalam jarak yang sangat
jauh. Ketika gas O2, N2, dan CO2 dicampurkan dalam ruang tertutup akan memperoleh
suatu campuran homogen akibat tidak ada perbedaan secara fisik antara gas satu dengan
lainnya. Gas memiliki sifat yaitu mempunyai molekul-molekul yang sangat berjauhan
sehingga tidak terdapat gaya tarik-menarik atau tolak-menolak diantara molekul-
molekulnya. Hal tersebut mengakibatkan gas akan mengembang dan mengisi ruang yang
ditempatinya.
Secara umum gas dikelompokkan menjadi dua macam yaitu gas ideal dan gas nyata.
Dalam mempelajari sifat gas maka sifat gas akan diasumsikan sesuai dengan sifat gas ideal.
Adapun asumsi-asumsi gas ideal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Gas terdiri atas partikel-partikel yang sangat kecil (discrete) yang disebut molekul, yang
massa dan besarnya sama untuk tiap-tiap jenis gas.
b. Molekul-molekul gas selalu bergerak ke segala arah dan selalu bertumbukan dengan
molekul-molekul yang lain secara lenting sempurna serta dengan dinding wadah
sehingga tidak ada interaksi yang berarti antar molekul.
c. Tekanan gas tidak bergantung waktu pada tekanan dan suhu tertentu sehingga pada
tumbukan antar molekul-molekul gas tidak ada energi yang hilang atau tumbukan
bersifat elastis sempurna.
d. Pada tekanan yang relatif rendah, jarak antar molekul-moleul gas jauh lebih besar
daripada diameter molekul-molekul gas sendiri sehingga gaya tarik antar molekul-
molekul gas dapat diabaikan.
e. Molekul-molekul gas sangat kecil dibandingan jarak antar molekul-molekul gas sehingga
volume molekul gas dapat diabaikan dan molekul-molekul gas dianggap sebagai titik-
titik bermassa.
f. Suhu absolut berbanding lurus dengan energi kinetic rata-rata dari semua molekul dalam
sistem.
g. Berada pada temperatur yang tinggi.
h. Sulit mengalami polarisasi
Dalam kehidupan sehari-hari gas yang dikenali termasuk gas nyata sedangkan gas ideal
kenyataannya tidak ada atau tidak dikenali. Gas nyata atau gas sejati memiliki sifat yang
menyimpang dari sifat gas ideal. Namun, gas nyata akan berperilaku seperti gas idel apabila
dikondisikan pada tekanan yang relatif rendah serta suhu tinggi sehingga hukum-hukum gas
dapat digunakan untuk semua macam gas pada kondisi tersebut (Brady, 2012). Oleh karena
itu, pada tekanan mendekati nol semua gas memenuhi sifat gas ideal,sehingga persamaan
PV = nRT.
Massa molekul relatif merupakan jumlah massa atom relatif dari atom-atom di dalam
rumusnya karena atom-atom dapat bergabung dan massanya tidak berubah. Untuk
menghitung massa molekul relatif suatu gas biasanya digunakan densiti, dengan cara
membendungkan suatu volume gas yang akan dihitung massa molekulnya dengan massa
molekul gas yang telah diketahui massa molekulnya (sebagai standar) pada
temperatur atau suhu dan tekanan yang sama. Densiti gas didefinisikan sebagai berat gas
dalam gram per liter. Untuk menentukan massa molekul ini maka ditimbang sejumlah gas
tertentu kemudian diukur PVdan T-nya.
Senyawa volatil merupakan senyawa yang memiliki sifat mudah menguap ketika suhu
meningkat. Molekul gas yang selalu bertumbukan menyebabkan adanya tekanan. Gas ideal
adalah gas yang mengikuti secara sempurna hukum-hukum gas, sedangkan gas nyata adalah
gas yang hanya mengikuti hukum-hukum gas pada tekanan rendah (Sukardjo, 1989). Massa
molekul relatif (Mr) senyawa volatil dapat ditentukan dengan cara Dumas, Regnault, dan
cara Victor Meyer. Massa molekul relatif senyawa volatil dapat ditentukan dari persamaan
gas ideal dan massa jenis gas, dengan asumsi bahwa persamaan gas ideal diikuti oleh gas
nyata pada tekanan rendah. Dari persamaan tersebut diketahui n adalah jumlah mol
sehingga untuk membentuk hubungan dengan massa molekul maka n dapat diubah dalam
bentuk massa per massa molekul relatif, sehingga persamaan gas ideal menjadi:
m
P .V =n . R .T atau P .V = xR . T ………………………………………(1)
Mr
Persamaan 1 dapat diubah menjadi:
m
P ( Mr )=( xRT )………………………………………………….……….(2)
V
P ( Mr )= ρ. R .T …………………………………………………………….(3)
Dengan keterangan:
Mr = Massa molekul relatif
P = Tekanan gas (atm)
n = Jumlah mol
V = Volume gas (Liter)
T = Suhu (K)
R = Konstanta gas (0,08206 liter atm mol-1K-1)
ρ = Densitas gas (gram/Liter)
Dalam percobaan ini adapun prinsip percobaan yaitu penentuan massa molekul relatif
dan kerapatan senyawa yang mudah menguap yaitu kloroform melalui proses penguapan
yang dilanjutkan dengan proses pengembunan serta penentuan selisih Mr senyawa sebelum
dan sesudah penguapan. Sejumlah larutan dipanaskan agar tekanan uapnya sama dengan
atmosfir dan dapat diketahui massa senyawa yang menguap serta volumenya. Prinsip
Avogadro yang menyatakan 1 mol zat mengandung 6,022 × 1023 (bilangan Avogadro) dan
jumlah itu sama dengan jumlah molekul dari dua gas dibawah kondisi temperatur dan
tekanan sama yang menenmpati volume yang sama pada 1 mol gas. Volume 1 mol gas
apapun pada kondisi STP adalah 22,4 L (Mortimer, 1998).
Bila suatu zat cair yang bersifat volatil dengan titik didih lebih kecil dari
100oC ditempatkan dalam labu erlenmeyer bertutup yang mempunyai lubang kecil
pada bagian tutupnya, dan kemudian labu erlenmeyer tersebut dipanaskan sampai
suhu 100oC, maka cairan tersebut akan menguap. Uap yang dihasilkan akan mendorong
udara yang terdapat pada labu erlenmeyer dan keluar melalui lubang-lubang kecil. Setelah
semua udara yang keluar, pada akhirnya uap ini berhenti keluar. Hal ini terjadi apabila
keadaan kesetimbangan dicapai, yaitu tekanan uap cairan dalam labu erlenmeyer sama
dengan tekanan udara luar. Pada keadaan kesetimbangan ini, labu erlenmeyer hanya berisi
uap cairan dengan tekanan sama dengan tekanan atmosfer, volume sama dengan volume
labu erlenmeyer, dan suhu sama dengan titik didih air dalam penangas air (kira-kira 100oC).
Labu erlenmeyer ini kemudian diambil dari penangas air, didinginkan dan ditimbang
sehingga massa gas yang terdapat di dalamnya dapat diketahui. Kemudian dengan
menggunakan persamaan 3, maka massa molekul relatif senyawa tersebut dapat diketahui.
Kloroform (CHCl3)
Triklorometana atau yang lebih dikenal dengan nama Kloroform (CHCl3) umumnya
digunakan sebagai bahan pembius, meskipun kebanyakan digunakan sebagai pelarut
nonpolar di laboratorium atau industri. Kloroform memiliki beberapa sifat yaitu, pada suhu
ruang dan tekanan normal zat ini secara fisik berwujud cairan, mudah menguap, jernih,
tidak berwarna, tidak mudah terbakar.
Secara teoritis Kloroform memiliki massa molar sebesar 119,38 g/mol. Densitas
kloroform sebesar 1,48 g/cm3 dengan titim lebur sebesar −63,5oC, dan titik didih sebesar
61,2oC. Kelarutan dalam air 0,8 g/100 ml pada 20oC dengan bentuk molekul tetrahedral.
V. ALAT DAN BAHAN
Tabel 1. Alat yang digunakan
NO NAMA ALAT UKURAN JUMLAH
1 Labu Erlenmeyer 100mL 2 buah
2 Gelas kimia 500mL 1 buah
3 Pipet tetes - 2 buah
4 Karet gelang - 4 buah
5 Jarum - 1 buah
6 Neraca analitik - 1 buah
7 Desikator - 1 buah
8 Gelas ukur 5 mL 1 buah
9 Aluminium foil 10 cm x 10 cm 2 lembar
10 Statif dan klem - 1 buah
11 Termometer - 1 buah
12 Kain lap - 1 buah
13 Penangas air - 1 buah
14 Barometer - 1 buah

Tabel 2. Bahan yang digunakan


NO NAMA BAHAN KONSENTRASI JUMLAH
1 Cairan senyawa volatil - 5 mL
(kloroform) (CHCl3)
2 Sampel unknown - 5 mL
3 Air - Secukupnya

VI. CARA KERJA


Diagram Alir Cara Kerja
Menutup labu Erlenmeyer dengan Memasukan ± 5 mL senyawa cair volatil
Menimbang sebuah labu Erlenmeyer
aluminium foil, dan kencangkan (CHCl3) ke dalam labu Erlenmeyer kemudian
berleher kecil yang kering dan bersih
menggunakan karet gelang, lalu tutup menggunakan aluminium foil dan karet
mengunakan neraca analitik dan
timbang menggunakan neraca analitik gelang kemudian buatlah sebuah lubang kecil
mencatat hasilnya.
dan catat hasihasilnya. pada aluminium menggunakan sebuah jarum

Mengangkat labu Erlenmeyer dari


Merendam labu Erlenmeyer tersebut dalam
penangas air dan keringkan air yang
Mengukur suhu penangas tersebut penangas air bersuhu ±100oC dengan ketinggian
terdapat pada bagian luar labu.
dengan menggunakan termometer dan air ± 1 cm dibawah aluminium foil. Biarkan labu
Selanjutnya dinginkan labu tersebut di
mencatatnya. Erlenmeyer tersebut dalam penangas air sampai
dalam desikator.
semua cairan volatil menguap.

Menimbang labu Erlenmeyer yang


telah dingin menggunakan neraca Menentukan volume labu Erlenmeyer Mengukur volume air dengan cara
analitik (tutup aluminium foil beserta Kemudian ukur suhu yang berada mengetahui massa jenis air pada suhu air
karet gelang tidak dilepaskan). didalam labu Erlenmeyer. dalam labu Erlenmeyer dengan
m
menggunakan rumus: ρ
V

Mengukur tekakan atmosfer


dapat menggunakan barometer.

No. Cara Kerja


A. Cara kerja untuk senyawa Kloroform
1. Sebuah labu Erlenmeyer berleher kecil yang bersih dan kering ditimbang
menggunakan neraca analitik dan dicatat hasilnya.
2. Labu Erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil, dan dikencangkan
menggunakan karet gelang, lalu ditimbang menggunakan neraca analitik dan
dicatat hasilnya.
3. Senyawa cair volatil yaitu kloroform (CHCl3) dimasukan ± 5 mL ke dalam
labu Erlenmeyer kemudian aluminium foil digunakan untuk menutup dan
dikencangkan dengan karet gelang secara erat sehingga tutup ini bersifat
kedap udara. Dibuat lubang kecil menggunakan jarum pada aluminium foil
agar uap dapat keluar.
4. Labu Erlenmeyer direndam dalam penangas air bersuhu ±100oC dengan
ketinggian air ±1 cm dibawah aluminium foil. Lalu labu Erlenmeyer dibiarkan
dalam penangas air sampai semua cairan volatil menguap. Suhu penangas air
diukur dengan termometer dan dicatat suhuya.
5. Setelah semua cairan volatil dalam labu Erlenmeyer menguap, kemudian labu
Erlenmeyer diangkat dari penangas air dan dikeringkan air yang terdapat pada
bagian luar labu dengan kain lap. Selanjutnya dinginkan labu tersebut di
dalam desikator. Pada tahap ini udara akan masuk kembali ke dalam labu
Erlenmeyer melalui lubang kecil yang telah dibuat dari jarum dan uap cairan
volatil yang terdapat dalam labu Erlenmeyer akan kembali mengembun
menjadi cairan.
6. Ditimbang labu Erlenmeyer yang telah dingin dengan neraca analitik (tutup
aluminium foil beserta karet gelang tidak dilepaskan sebelum labu tersebut
ditimbang).
7. Volume labu Erlenmeyer ditentukan dengan cara mengisi labu Erlenmeyer
dengan air sampai penuh dan diukur massa air yang terdapat dalam labu
Erlenmeyer tersebut. Suhu yang berada didalam labu Erlenmeyer diukur
dengan termometer. Volume air dapat diketahui bila massa jenis air pada suhu
m
air dalam labu Erlenmeyer diketahui dengan menggunakan rumus: ρ
V
8. Tekakan atmosfer dapat diukur dengan barometer.
B. Cara kerja untuk senyawa unknown (X)
Prosedur untuk senyawa unknown (X) sama dengan prosedur untuk senyawa
volatil, yaitu:
1. Sebuah labu Erlenmeyer berleher kecil yang bersih dan kering ditimbang
menggunakan neraca analitik dan dicatat hasilnya.
2. Labu Erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil, dan dikencangkan
menggunakan karet gelang, lalu ditimbang menggunakan neraca analitik dan
dicatat hasilnya.
3. Senyawa cair volatil yaitu senyawa x dimasukan ± 5 mL ke dalam labu
Erlenmeyer kemudian aluminium foil digunakan untuk menutup dan
dikencangkan dengan karet gelang secara erat sehingga tutup ini bersifat
kedap udara. Dibuat lubang kecil menggunakan jarum pada aluminium foil
agar uap dapat keluar.
4. Labu Erlenmeyer direndam dalam penangas air bersuhu ±100oC dengan
ketinggian air ±1 cm dibawah aluminium foil. Lalu labu Erlenmeyer dibiarkan
dalam penangas air sampai semua cairan volatil menguap. Suhu penangas air
diukur dengan termometer dan dicatat suhuya.
5. Setelah semua cairan volatil dalam labu Erlenmeyer menguap, kemudian labu
Erlenmeyer diangkat dari penangas air dan dikeringkan air yang terdapat pada
bagian luar labu dengan kain lap. Selanjutnya dinginkan labu tersebut di
dalam desikator. Pada tahap ini udara akan masuk kembali ke dalam labu
Erlenmeyer melalui lubang kecil yang telah dibuat dari jarum dan uap cairan
volatil yang terdapat dalam labu Erlenmeyer akan kembali mengembun
menjadi cairan.
6. Ditimbang labu Erlenmeyer yang telah dingin dengan neraca analitik (tutup
aluminium foil beserta karet gelang tidak dilepaskan sebelum labu tersebut
ditimbang).
7. Volume labu Erlenmeyer ditentukan dengan cara mengisi labu Erlenmeyer
dengan air sampai penuh dan diukur massa air yang terdapat dalam labu
Erlenmeyer tersebut. Suhu yang berada didalam labu Erlenmeyer diukur
dengan termometer. Volume air dapat diketahui bila massa jenis air pada suhu
m
air dalam labu Erlenmeyer diketahui dengan menggunakan rumus: ρ
V
8. Tekakan atmosfer dapat diukur dengan barometer.

VII. TABEL DATA DAN CARA PENGOLAHAN DATA


VII.1 Tabel Data Pengamatan
Tabel 3. Data Pengamatan Percobaan
Penentuan Massa Molekul Relatif Senyawa Cair Volatil Berdasarkan Data Massa
Jenis Gas
No Jenis Pengamatan Kloroform Senyawa X
(CHCl3)
1. Massa labu + aluminium foil + karet gelang 35,40 gram 36,20 gram
2. Massa labu + aluminium foil + karet gelang + 35,90 gram 36,70 gram
cairan
3. Massa labu kosong 35,20 gram 36,00 gram
4. Massa labu + air 169,70 gram 173,50 gram
5. Suhu penangas air 91 °C (364 K) 93 °C (366 K)
6. Tekanan atmosfer 1 atm 1 atm
7. Suhu ruangan 28 °C (301 K) 28 °C (301 K)

VII.2 Perhitungan Cara Penentuan Mr Cairan Volatil


a. Perhitungan massa molekul relatif untuk senyawa kloroform
Perhitungan dapat dilakukan sebanyak dua kali, yaitu dengan faktor koreksi dan
tanpa menggunakan faktor koreksi
 Perhitungan Tanpa Faktor Koreksi.
1. Menghitung Massa dari Senyawa Kloroform
Rumus: (Massa labu Erlenmeyer, aluminium foil, karet gelang, dan
senyawa kloroform) – (Massa labu Erlenmeyer, aluminium foil, karet
gelang)
= 35,90 gram - 35,40 gram
= 0,5 gram
2. Massa air
Rumus: (Massa labu Erlenmeyer dan air) – (Massa labu Erlenmeyer)
= 169,7 gram - 35,20 gram
= 134,5 gram
Ditanya: Massa molekul relatif CHCl3 ?
Jawab:
1. Volume labu Erlenmeyer
massa air
= Volume =
massa jenis air ( ρ)
134,5 g
= Volume = 3
0,9963 g /c m
= Volume = 134,99 cm3
= Volume = 0,13499 L
2. Massa jenis kloroform
massa CHC l 3
= ρ=
v labu Erlenmeyer
0,5 gram
= ρ=
0,13499 L
= ρ=¿ 3.7 gram/L
3. Massa molekul relatif (Mr)senyawa kloroform
ρRT
Rumus: Mr =
P
3.7 gram/ L× 0,082 L atm /mol K × 364 K
Mr =
1atm
= Mr =¿ 110.43 gram/mol
4. Kesalahan Relatif (KR)

Rumus: KR= | Mr secarateori−Mr hasil percobaan


Mr secarateoritis |x 100 %
KR=| |x 100 %
119,38 gram/mol−110.43 gram/mol
119,38 gram/mol
= KR= 7.49%
 Perhitungan dengan menggunakan faktor koreksi
Perhitunga dengan memasukkan faktor koreksi, akan diperoleh nilai Mr
yang lebih tepat.
Diketahui:
 Massa molekul relatif udara = 28,9647 gram/mol
Ditanya: Massa molekul relatif CHCl3 ?
Jawab:
 Massa udara dapat dihitung dengan mengasumsikan bahwa tekanan parsial
udara yang tidak bisa masuk sama dengan tekanan uap cairan volatil pada
suhu ruangan menggunakan rumus:
1163,03
log P=6,90328−
227,4+T
T= suhu senyawa dalam °C, P = tekanan uap dalam mmHg.
1163,03
log P=6,90328− 0
227,4+28 C
1163,03
log P=6,90328−
255 , 4
log P=6,90328−4,55
log P=¿2.349
P = 223.35 mmHg
223.35 mmHg
P= x 1 atm
760 mmHg
P = 0,293 atm

1. Massa udara yang tidak masuk


Untuk mengitung massa udara yang tidak masuk adalah dengan
mengunakan rumus:
PV M r udara
m=
RT
gram
0 ,29 7 atm x 0,13499 L x 28,9647
mol ❑
=m=
atm
0,082 L x 301 K
molK
= m =0,046 gram
2. Massa jenis kloroform
massa zat + massaudara
Rumus: ρ=
Volume labu Erlenmeyer
0,5 gram +0,04 gram❑
=ρ ¿
0,13499 L
= ρ=4.04 gram/ L
3. Massa molekul relatif (Mr)
ρRT
Rumus: Mr=
P
4.04 gram/L ×0,082 L atm/mol K ×364 K
¿ Mr =
1 atm
= Mr =120.08 gram/mol
4. Kesalahan Relatif (KR)
Rumus: KR= | Mr secarateorit is−Mr percobaan
Mr secarateoritis |x 100 %

KR= |119,38 gram/mol−1 20.08 gram /mol


119,38 gram/mol |x 100 %
= KR=0.58 %
b. Perhitungan massa molekul relatif untuk senyawa X
Perhitungan dapat dilakukan sebanyak dua kali, yaitu dengan faktor koreksi dan
tanpa menggunakan faktor koreksi
 Perhitungan Tanpa Faktor Koreksi.
1. Menghitung Massa dari Senyawa X
Rumus: (Massa labu Erlenmeyer, aluminium foil, karet gelang, dan
senyawa x) – (Massa labu Erlenmeyer, aluminium foil, karet gelang)
= 36,70 gram - 36,20 gram
= 0,5 gram
2. Massa air
Rumus: (Massa labu Erlenmeyer dan air) – (Massa labu Erlenmeyer)
= 173,50 gram - 36,00 gram
= 137,5 gram
Ditanya: Massa molekulX ?
Jawab:
1. Volume labu Erlenmeyer
massa air
= Volume =
massa jenis air ( ρ)
137,5 gram
= Volume =
0,9963 g /cm 3
= Volume = 138,01 cm3
= Volume = 0,13801 L
2. Massa jenis X
massa senyawa x
= ρ=
V labu Erlenmeyer
0,5 gram
= ρ=
0 , 13801 L
= ρ=¿ 3.622 gram/L
3. Massa molekul relatif senyawa X (Mr)
ρRT
Rumus: M r=
P
3.622 gram/ L× 0,082 L atm/mol K ×366 K
M r=
1atm
= M r=¿ 108.73 gram/mol
4. Kesalahan Relatif (KR)

Rumus: KR= | Mr secarateoritis−Mr percobaan


Mr secarateoritis |x 100 %

| |
gram gram
119,38 −108.73
mol mol
KR= x 100 %
gram
119,38
mol
= KR=¿ 8.92 %
 Perhitungan dengan menggunakan faktor koreksi
Perhitunga dengan memasukkan faktor koreksi, akan diperoleh nilai BM
yang lebih tepat.
Diketahui:
 Massa molekuludara = 28,9647 gram/mol
Ditanya: Massa molekul relatif senyawa X?
Jawab:
 Massa udara dapat dihitung dengan mengasumsikan bahwa tekanan parsial
udara yang tidak bisa masuk sama dengan tekanan uap cairan volatil pada
suhu ruangan menggunakan rumus:
1163,03
log P=6,90328−
227,4+T
T= suhu senyawa dalam °C, P = tekanan uap dalam mmHg.
1163,03
log P=6,90328−
227,4+280 C
1163,03
log P=6,90328−
255,4
log P=6,90328−4,55
log P=¿2.349
P = 223.35 mmHg
223.35 mmHg
P= x 1 atm
760 mmHg
P = 0,293 atm

1. Massa udara yang tidak masuk


Untuk mengitung massa udara yang tidak masuk adalah dengan
mengunakan rumus:
PV Mr udara
m=
RT
gram
0,29 3 atm x 0,13801 L x 28,9647
mol ❑
=m=
atm
0,082 L x 301 K
molK
= m =0,047 gram
2. Massa jenis X
massa zat + massaudara
Rumus: ρ=
Volume labu Erlenmeyer
0,5 gram +0,04 7 gram❑
=ρ ¿
0,13801 L
= ρ=3.96 gram/ L
3. Massa molekul relatif (Mr) senyawa X
ρRT
Rumus: BM =
P
ρRT
Rumus: Mr=
P
3.96 gram/ L× 0,082 L atm/mol K ×36 6 K
¿ Mr =
1 atm
= Mr =118.84 gram/mol
5. Kesalahan Relatif (KR)

Rumus: KR= | Mr secarateoritis−Mr percobaan


Mr secarateoritis |x 100 %

| |
gram gram
119,38 −118.84
mol mol
KR= x 100 %
gram
119,38
mol
= KR=0. 45 %
VIII. PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan massa molekul relatif dari senyawa volatil
berdasarkan pengukuran massa jenis gas dengan menggunakan persamaan gas ideal. Namun
nilai Mr dari hasil perhitungan melampaui nilai yang sebenarnya karena terdapat beberapa
kesalahan yang terjadi.
Ketika labu Erlenmeyer yang bersih dan kering ditimbang walaupun dalam keadaan
kosong labu tersebut tersebut sudah berisi udara. Kemudian labu Erlenmeyer yang sudah
berisi senyawa kloroform atau senyaw x direndam dalam penangas air bersuhu ±100oC
dengan ketinggian air ±1 cm dibawah aluminium foil tujuannya yaitu menghindarkan
aluminum agar tidak terkena air. Kemudian labu Erlenmeyer dimasukan kedalam penangas
air sampai semua cairan volatil menguap. Tujuan digunakan penangas air yaitu memberikan
distribusi panas yang lebih merata dan memberikan kontrol terhadap suhu dengan
meratanya maka memudahkan perhitungan terhadap massa molekul relatif klorofom
dikarenakan klorofom yang awalnya berada di dasar berubah menjadi gas nanti memenuhi
Erlenmeyer. Setelah semua cairan volatil dalam labu Erlenmeyer menguap, kemudian labu
Erlenmeyer diangkat dari penangas air dan dikeringkan
Kemudian labu Erlenmeyer didinginkan di dalam desikator untuk mengubah uap cairan
menjadi cairan kembali namun tidak semua uap cairan kembali ke bentuk cairnya sehingga
mengurangi jumlah udara yang kembali ke labu dan berakibat massa labu erlenmeyer
kosong lebih kecil dari massa labu erlenmeyer dalam keadaan semua uap kembali ke bentuk
cair. Oleh karena itu, massa sebenarnya dari cairan volatil harus ditambahkan dengan massa
udara yang tidak bisa kembali ke dalam labu erlenmeyer karena uap air terkondensasi.
Massa udara dapat dihitung dengan mengasumsikan bahwa tekanan parsial udara yang tidak
bisa masuk sama dengan tekanan uap cairan volatil pada suhu kamar menggunakan rumus:
𝑳𝒐𝒈 𝑷=𝟔,𝟗𝟎𝟑𝟐𝟖−𝟏𝟏𝟔𝟑,𝟎𝟑𝟐𝟐𝟕,𝟒 +𝑻
Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan faktor koreksi masih terdapat
penyimpangan nilai berat molekul senyawa klorofom dan senyawa unknown yang tidak
tepat yaitu 119,5 g/mol dibandingkan dengan massa molekul relatif dari senyawa kloroform
yang secara teoritis.
Adanya perbedaan berat molekul kloroform dan sampel unknown ini dimungkinkan
disebabkan beberapa faktor yaitu
a. Uap senyawa volatil tidak berkondensasi secara sempurna ketika labu erlenmeyer
didinginkan dalam desikator
b. Massa cairan volatil lebih besar disebabkan karena belum tercapainya kesetimbangan
ketika labu erlenmeyer dipindahkan dari penangas air.
c. Dalam kehidupan nyata tidak ada gas ideal
d. Perbedaan pembulatan pada perhitungan
Berdasarkan hasil perhitungan untuk senyawa x maka senyawatersebut diduga adalah
… , namun untuk mengetahui dengan pasti harus dilakukan uji secara kualitatif.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan data sekunder yang diberikan serta dilakukan pengolahan data terhadap,
maka didapati kesimpulan sebagai berikut.
1. Berat molekul senyawa volatil kloroform (CHCl3):
a. Berat molekul tanpa menggunakan faktor koreksi
= 110.43 gram/mol
b. Kesalahan relatif tanpa faktor koreksi
= 7.49%
c. Berat molekul dengan menggunakan faktor koreksi
= 120.08 gram /mol
d. Kesalahan relatif dengan faktor koreksi
= 0.58 %
2. Berat molekul senyawa X
a. Berat molekul tanpa menggunakan faktor koreksi
= 108.73 gram/mol
b. Kesalahan relatif tanpa faktor koreksi
= 8.92 %
c. Berat molekul dengan menggunakan faktor koreksi
= 118.84 gram/mol
d. Kesalahan relatif dengan faktor koreksi
= 0.45 %
3. Berdasarkan hasil perhitungan berat molekul senyawa kloroform, dapat ditarik
kesimpulan bahwa terjadi kesalahan pada data yang diberikan. Kesalahan tersebut
berada di perhitungan yang masih pada fasa cair (massa labu + aluminium foil +
karet gelang + cairan) yang mana seharusnya dihitung saat sudah menjadi fasa
gas, sehingga berat molekul dari senyawa kloroform terlampau jauh dari yang
seharusnya. Yang mana berat molekul senyawa kloroform seharusnya adalah
sebesar 119,38 gram/mol.
4. Berdasarkan hasil perhitungan berat molekul senyawa X, dapat ditarik kesimpulan
bahwa senyawa X disini dapat dianggap sebagai senyawa yang telah diketahui
pada data yaitu senyawa kloroform. Hal tersebut karena selisih berat molekul
antara senyawa kloroform dengan senyawa X tidak jauh berbeda.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Ananda, Saraswati. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Singaraja: Jurusan Kimia
Fakultas MIPA
Retug, Sastrawidana. 2004. Penuntun Pratikum Kimia Fisika. Singaraja: IKIP Singaraja.
Suardana, I Ny. 2017. Kimia Fisika 1. Depok: PT Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai