Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

TITIK DIDIH

NAMA KELOMPOK :
1. Riza Lurokhman (01022095)
2. Siti Fatimah (01022108)
3. Sumaena Melani Putri (01022112)
4. Valencia Vanessa (01022118)
5. Widiana (01022120)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA
JL. PERJUANGAN NO 7 CIREBON
JAWA BARAT
2023

1
PRAKTIKUM 1
PENENTUAN TITIK DIDIH

I. TUJUAN
A. Menetukan titik didih suatu zat cair dengan menentukan pembuatannya
dalam tabung terbuka.
B. Membandingkan kenaikan titik didih larutan non elektrolit dan larutan
elektrolit pada konsentrasi yang sama

II. ALAT DAN BAHAN

Alat Praktikum Bahan Praktikum


Tabung penentu titik didih/ Tabung reaksi Aquadest
Lampu Spiritus Larutan NaCl
Gabus Larutan Gula (sukrosa)
Thermometer Gliserin
Loop Propilenglikol
Statif Sorbitol
Pipet volume Etanol 70%
Pro pipet PEG 400
Gelas kimia
Kaki tiga dan kassa asbes

III. DASAR TEORI


Hukum Raoult merupakan dasar dari empat macam sifat larutan encer
yang disebut sifat koligatif. Kata koligatif berasal dari kata latin colligare yang
berarti berkumpul bersama, karena sifat ini bergantung pada pengaruh
kebersamaan (kolektif) semua partikel dan tidak pada sifat dan keadaan
partikel. Sifat koligatif larutan ada empat macam yaitu penurunan tekanan uap
(ΔP), kenaikan titik didih (ΔTb), penurunan titik beku (ΔTf) dan tekanan

2
osmosis (π). Sifat kologatif dapat digunakan untuk menentukan massa
molekul relatif suatu zat.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi mata semata hanya ditentukan oleh banyaknya
zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Banyaknya partikel dalam larutan
ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu sendiri. Jumlah
partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam
larutan elektrolit, meskipun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan
larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit
tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat larutan koligatif
dibedakan atas sifat larutan koligatif non elektrolit dan sifat larutan elektrolit
koligatif Titik didih adalah Suhu dimana cairan mendidih .. Titik didih suatu
zat adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan di
atas permukaan zat cair.
Titik didih suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan uap, artinya semakin
besar tekanan uap semakin besar pula titik didih zat cair tersebut. Pada
tekanan dan temperatur standar (1 atm, 25 C) titik didih air sebesar 100 C.
Artinya pelarut murni akan mendidih bila tekanan uap jenuh pada permukaan
cairan sama dengan tekanan udara luar. Pada sistem terbuka, tekanan udara
luar adalah 1 atm (tekanan udara pada permukaan larutan) dan suhu pada
tekanan udara luar 1 atm disebut titik didih normal. Titik didih suatu cairan
adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar
(tekanan yang diberikan pada permukaan cairan). Dari definisi ini kita ketahui
bahwa titik didih cairan bergantung pada tekanan uap pada permukaan cairan.
Itulah sebabnya, titik didih air di gunung berbeda dengan di pantai. Pada saat
tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara luar maka gelembung-
gelembung uap dalam cairan bergerak ke permukaan dan masuk fase gas.
Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan
titik didih (Tb), yang dirumuskan sebagai berikut:

ΔTb = Tb – Tb˚

3
Untuk Larutan Non Elektrolit:

Tb = m . Kb

Untuk Larutan Elektrolit:

Tb = m . Kb . i i = 1 + (n-1) α

dimana:

Tb = Kenaikan titik didih


Tb = Titik didih larutan
Tb˚ = Titik didih pelarut murni
m = Molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (dipengaruhi oleh suhu)
i = Faktor Van’t Hoff
n = Total koefisien ion
α = Derajat ionisasi
Nilai Kb bergantung pada jenis pelarut yang digunakan, artinya berbeda
pelarut berbeda pula nilai Kb nya.

Bila dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile)


dan komponen lain sukar menguap (non volatile), makin rendah. Dengan
adanya zat terlarut tekanan uap pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan
kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan uap osmose. Keempat
sifat ini hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan
oleh jenis zat terlarut. Seperti telah disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat
koligatif larutan. Adanya zat terlarut (solute) yang sukar menguap (non
volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan menyebabkan titik didih
larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan karena

4
untuk mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara dan untuk
temperatur harus lebih tinggi

IV. CARA KERJA


CARA KERJA PERTAMA :
1. Masukan cairan yang akan ditetapkan titik didihnya sebanyak 50ml
2. Tutuplah tabung tersebut dengan gabus yang berlubang dua, dimana salah
satu lubangnya untuk thermometer, sedangkan lubang yang lainnya
dibiarkan terbuka . Buatlah agar pencadang raksanya berada ditengah
lubang
3. Panasi perlahan – lahan dengan api yang kecil.
4. Usahakan agar cincin uap mengembun berada beberapa sentimeter di atas
pencadang raksa
5. Pasanglah thermometer pertolongan ditengah – tengah antara cincin uap
yang mengembun dengan temperatur titik didihnya pada thermometer
baku.
6. Setelah terjadi tetesan pada pencadangan raksa, tunggu sampai temperatur
konstan dan titik didihnya pada thermometer.

Koreksi Titik Didih


Kecuali koreksi dari benang Hg yang menjulang diatas cincin dari uap
pengembunan, juga diadakan koreksi titik didih apabila tekanan atmosfer
standardisasi lain dari pada 760 mm Hg.

Koreksi Panas adalah tI = 0.000154 (t-t~) N


Angka 0,000154 = koefisien pengembangan dari raksa dalam gelas
N = banyaknya pembagian drajat pada skala
thermometer baku yang terletak diantara cincin
pengembunan dan permuakan

5
t = suhu yang terbaca pada thermometer baku
t~ = suhu yang terbaca pada thermometer pertolongan.

Koreksi tekanan : t2 c (760-p) (273 o C+t)


Dimana :

t = temperatur yang diamati (titik didih pada permukaan Hg)

p = tekanan yang diukur pada waktu mengamati titik didih

c = kenaikan titik didih dalam drajat, pada tiap–tiap kenaikan 1 mmHg

c = 0,00010 untuk air dan alcohol

koreksi titik didih (pada 760 mm Hg) = temperatur yang diamati


t1 + t2 (pada tekanan mm Hg).

Kel Bahan
Air Air + Air + Air+ Air + Air + Air +
NaCl NaCl NaCl Sukrosa Sukrosa Sukrosa
5% 10% 15% 10% 20% 30%
I √ √ √ √
II √ √ √ √
III √ √ √ √
IV √ √ √ √
V √ √ √ √
VI √ √ √ √
VII √ √ √ √
VIII √ √ √ √

6
CARA KERJA KEDUA :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengisi gelas kimia dengan 50 ml aquadest , kemudian panaskan
hingga mendidih, ukur menggunakan thermometer pada awal
mendidih dan pada saat mendidih maksimal, Catat dan amati suhu nya
dan hitung perubahan titik didih nya!!
3. Lakukan hal yang sama terhadap larutan gula dan larutan NaCl !
4. Buat lah kurva nya untuk membandingkan titik didih nya .

CARA KERJA KETIGA :


A. Pengaruh Jenis Zat Terlarut Terhadap Kenaikan Titik Didih
1. Aquadest 50 ml dipanaskan hingga suhu nya konstan yang di tunjukan
oleh thermomter, catat hasil nya .
2. Aquadest 50 ml ditambah NaCl 1 gram (masukan dalamwadah gelas
kimia), aduh hingga melarut , panaskan hingga suhu yang ditunujan
oleh thermomter konstan . Catat waku dan suhu nya .
Note : menghitung suhu larutan yang dipanaskan selang 2 menit

B. Hubungan Konsentrasi Larutan dengan Kenaikan Titik Didih


1. Aquadest 50 ml ditambahkan gula pasir 0,5 gram masukan dalam wadah
gelas kimia, aduk sampai melarut. Panaskan hingga suhu konstan
2. Aquadest 50 ml ditambah gula pasir 1 gram masukan dalam wadah gelas
kimia , aduk sampai melarut. Panaskan hingga suhu yang ditunjukan
thermometer konstan .

7
ANALISA DATA
1. Bandingkan titik didih air (Pelarut ) dengan titik didih larutan ?
2. Apakah titik didih air lebih kecil dari pada larutan ? mengapa ?
3. Apakah pengaruh konsentrasi molal terhadap kenaikan titik didih larutan ?
4. Apakah larutan elektrolit dan non elektrolit titik didih nya berbeda ?

V. HASIL PENGAMATAN
A. Pengaruh Jenis Zat Terlarut Terhadap Kenaikan Titik Didih

NO Waktu Suhu (T ± 1℃) Nacl 1gram dalam


Aquadest 50 ml aquadest 50 ml
1. 0 menit 50℃ 30℃
2. 2 menit 90℃ 50℃
3. 4 menit 100℃ 75℃
4. 6 menit 100℃ 90℃
5. 8 menit 100℃ 95℃
6. 10 menit 95℃ 98℃

Dari tabel pengamatan pertama, dapat diketahui bahwa ketika air murni
dipanaskan, air tersebut memiliki titik didih 95˚C, sedangkan pada air + Nacl
titik didihnya mencapai angka 98˚C.
B. Hubungan Konsentrasi Larutan dengan Kenaikan Titik Didih

NO Waktu Suhu (Tb…℃ Aquadest + gula 1 g


Aquadest + gula 0,5 g
1. 0 menit 25℃ 30℃
2. 2 menit 55℃ 43℃

8
3. 4 menit 74℃ 55℃
4. 6 menit 82℃ 60℃
5. 8 menit 86℃ 63℃
6. 10 menit 87℃ 95℃

Sedangkan dalam tabel 2 dapat dilihat bahwa air gula jika dipanaskan
memiliki nilai yang variatif tergantung dengan banyaknya zat terlarut
didalamnya, yakni ketika gula yang dimasukkan adalah 0,5 gr maka titik
didihnya adalah 87˚C, sedangkan ketika gula yang dimasukan adalah 1 gr titik
didihnya mencapai 95˚C.

C. Perbandigan hasil percobaan dan perhitungan titik didih


1. Pengaruh jenis zat terlarut terhadap kenaikan titik didih
a. Air : 50 ml
b. Tb : 95℃

2. Aquadest 50 ml + Nacl
Mr₃ Nacl = Na = 23
Cl = 35,5
Maka, Mr = 58,5
Air 50 ml + Nacl 1 gram
w 1.000
M= ×
Mr p

1 1.000
= ×
58,5 50

= 0,34

∆ Tb = kb x m = 1

9
∆ Tb = 0,512 x 0,34 x 2
= 0,348
Tb= 98℃ + 0,348
= 98,348℃

3. Gula 0,5 gram + air 50 ml


w 1.000
M= ×
mr p ( g)

0,5 1.000
= ×
342 50

= 0,029 m

∆ Tb=¿kb x m

= 0,512 x 0,029

= 0,03

∆ Tb = 87 + 0,03

= 87,03℃

4. Gula 1 gram + air 50 ml


w 1.000
M= ×
mr p ( g)

1 1.000
= ×
342 50

10
1.000
=
17.100

= 0,058 m

∆ Tb = 0,512 x 0,058

= 0,029

∆ Tb=¿ 95℃ + 0,029

= 95,029℃

Pembahasan

Dari data yang ada pada tabel dan analisis dapat dilihat bahwa nilai dari titik didih dari larutan
garam dan larutan gula memiliki nilai yang berbeda yakni untuk NaCl 98℃, untuk 0,5 gram gula
87℃ dan 95˚C untuk 1 gram gula. Hal tersebut dikarenakan larutan NaCl merupakan larutan
elektrolit yang dipengaruhi dengan factor Van’t hoff sehingga titik didih larutan elektrolit lebih
besar daripada larutan non elektrolit. Selain itu juga, semakin banyak massa gula yang
dilarutkan, seharusnya semakin tinggi pula titik didihnya. Namun, pada percobaan yang kami
lakukan terjadi penurunan nilai kenaikan titik didih pada saat gula yang dilarutkan bermassa 1
gram setelah sebelumnya naik dari yang bermassa 0,5 gram. Ketidak sesuaian hasil dengan teori
ini disebabkan karena ketidaktelitian dan kelalaian yang dilakukan saat pelaksanaan percobaan
misalnya kesalahan dalam membaca skala yang ditunjukkan oleh termometer, pemegangan
termometer yang tidak konstan, serta suhu dipengaruhi oleh lingkungan seperti AC.

VI. ANALISA DATA


1. Bandingkan titik didih air (Pelarut ) dengan titik didih larutan ?
2. Apakah titik didih air lebih kecil dari pada larutan ? mengapa ?

11
3. Apakah pengaruh konsentrasi molal terhadap kenaikan titik didih larutan ?
4. Apakah larutan elektrolit dan non elektrolit titik didih nya berbeda ?

Jawaban :

1. Titik didih larutan lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih


pelarut murni (Air). Adanya zat yang sukar menguap pada larutan
mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut
murni. Semakin kecil tekanan uap semakin besar titik didihnya.
2. Faktanya, titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut
murninya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya partikel-partikel zat
terlarut dalam suatu larutan yang menghalangi peristiwa penguapan
partikel-partikel pelarut. Karenanya, penguapan partikel-partikel
pelarut membutuhkan energi yang lebih besar.
3. Molalitas merupakan jumlah mol suatu zat terlarut dalam satu
kilogram atau 1.000 gram pelarut. Jadi, Semakin besar molalitas
larutan, semakin besar pula kenaikan titik didih larutan, dan semakin
besar pula titik didih larutannya. Hal ini disebabkan karena kenaikan
titik didih berbanding lurus dengan molalitas.
4. Titik didih larutan elektrolit selalu lebih tinggi dari larutan
nonelektrolit pada setiap molnya disebabkan oleh kemampuan
ionisasi larutan elektrolit. Hal terseut menjelaskan bahwa titik didih
larutan Elektrolit dan Non Elektrolit berbeda.

VII. KESIMPULAN

VIII. Suhu sebagai indikator


kenaikan titik didih
larutan.
12
IX. 2. Air yang mendidih,
berbeda titik didihnya
bila dijadikan suatu
larutan.
X. 3. Gelembung air
mendidih dinamakan
penguapan.
XI. 4. Semakin tingi suhu,
semakin naik titik didih
XII. Suhu sebagai indikator
kenaikan titik didih
larutan.
XIII. 2. Air yang mendidih,
berbeda titik didihnya

13
bila dijadikan suatu
larutan.
XIV. 3. Gelembung air
mendidih dinamakan
penguapan.
XV. 4. Semakin tingi suhu,
semakin naik titik didih
1. Kenaikan titik didih larutan bergantung pada jenis pelarut dan konsentrasi larutan,
tidak bergantung pada jenis zat terlarut nya.
2. Suhu sebgai indikator kenaikan titik didih.
3. Semakin naik suhunya semakin besar/semakin naik titik didihnya.
4. Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh konsentrasi larutan.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/19646613/LAPORAN_PRAKTIKUM_Kenaikan_
titik_didih
https://ivonresti.wordpress.com/2018/07/04/laporan-praktikum-farmasi-titik-
didih/

14
Gambar.1 Gambar.2
2 menit pertama pemanasan,suhu yang dihasilkan Menit ke 4 (2 menit kedua) pemanasan, suhu
adalah 25℃. yang dihasilkan adalah 55℃.

Gambar.3 Gambar.4
Menit ke 6 (2 menit ke 3) pemanasan, suhu yang Menit ke 8 (2 menit ke 4) pemanasan, suhu yang
dihasilkan adalah 74℃. dihasilkan adalah 86℃.

Lampiran Foto

15
Gambar.5
Menit ke 10 (2 menit ke 5) pemanasan, Pada
akhir titik didih, suhu yang dihasilkan adalah
87℃

16
Lampiran foto di atas merupakan hasil pemanasan dan titik didih akhir dari Larutan Air
+ Gula 0,5 gram.

17

Anda mungkin juga menyukai