Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA
“KENAIKAN TITIK DIDIH”

Disusun oleh :
Nama Mahasiswa : Rahmat Aldi Irawan
NIM : 201420033
Program Studi : Teknik Pengolahan Migas
Bidang Minat : Refinery
Tingkat : II (Dua)

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
(PEM Akamigas)

Cepu, Februari 2022


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ketika temperatur dari tekanan uap zat cair sama besarnya dengan temperatur dari
tekanan udara luar, itulah yang disebut titik didih. Peristiwa paling sederhana yang
menunjukkan proses kenaikan titik didih adalah saat merebus air. Secara singkat,
partikel air yang berpisah akan berubah menjadi uap air selama dipanaskan. Proses
tersebut akan mengalami puncak saat mencapai titik didih normal yakni 1 atm atau 760
mmHg. Air akan berada pada temperatur 1000 C ketika paralel dengan tekanan rata-rata
udara luar tersebut. 1000 C merupakan angka Tb (boiling point) atau Td (titik didih)
murni dari air. Artinya, air tidak mendapat pengaruh apapun selama proses pendidihan.
Apabila air ditambahkan dengan suatu zat terlarut, maka temperatur yang dibutuhkan
bisa jadi lebih tinggi lagi. Dari percampuran tersebut, akan didapat selisih antara titik
didih murni zat cair atau larutan dan titik didih pelarut. Selisih itulah yang disebut
dengan kenaikan titik didih larutan. Selain itu, konsentrasi larutan juga perlu
diperhitungkan dalam proses kenaikan titik didih. Oleh sebab itu, uji coba akan faktor
yang berdampak pada kenaikan titik didih sangat diperlukan (Chang, 2003).

1.2. Tujuan Praktikum


Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan :
1. Untuk menentukan berat molekul suatu zat dengan metode kenaikan titik didih.
2. Mengidentifikasi pengaruh kensentrasi zat terlarut terhadap kenaikan titik didih suatu
larutan.
3.  Mengidentifikasi pengaruh zat terlarut elektrolit dan non elektrolit terhadap kenaikan
titik didih suatu larutan.

1.3. Manfaat Praktikum


Manfaat dari percobaan Partial Molar Volume adalah :
1. Mengetahui proses percobaan Kenaikan Titik Didih
2. Dapat membuktikan secara langsung pengaruh jenis zat terlarut (Volatile dan non
volatile), konsetrasi larutan serta jenis larutan (elektrolit dan non elektrolit) terhadap
kenaikan titik didih suatu zat
3. Mengetahui kesesuaian antara teori dan hasil percobaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kenaikan Titik Didih


Kenaikan titik didih merupakan suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik
didih. Titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan
atmosfer.  Suhu (temperatur) dimana tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan
eksternal yang dialami oleh cairan. Berdasarkan nilai titik didih zat terlarut, larutan
dapat dibagi dua yaitu titik didih zat terlarut lebih kecil dari pelarutnya sehingga zat
terlarut lebih mudah menguap , dan yang kedua zat terlarut lebih besar daripada
pelarutnya sehingga apabila dipanaskan pelarut yang lebih dulu menguap. Kenaikan
titik didih larutan bergantung pada jenis zat terlarut, konsentrasi larutan, serta eletrolit
atau non elektrolit zat terlarut. Untuk membuktikan pengaruh ketiga faktor tersebut
terhadap kenaikan titik didih maka perlu dilakukan percobaan ini (Harnanto, Ari,
Ruminten. 2009).
Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk memperkirakan
secara tidak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan
yang gaya tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya
tarik lemah, titik didihnya rendah .Bila dalam larutan biner, komponen suatu mudah
menguap (volatile) dan komponen lain sukar menguap (non volatile), makin rendah.
Dengan adanya zat terlarut tekanan uap pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan
kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan uap osmose. Keempat sifat ini
hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut.
Seperti telah disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat terlarut
(solute) yang sukar menguap (non volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan
menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini
disebabkan karena untuk mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara dan
untuk temperatur harus lebih tinggi ( Harnanto, Ari, Ruminten. 2009).
Cairan akan mendidih ketika tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan udara
luar. Titik didih cairan pada tekanan udara 760 mmHg disebut titik didih standar atau
titik didih normal. Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah suhu pada saat tekanan
uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan cairan)
(Chang, 2003).
Telah dijelaskan bahwa tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap
pelarutnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari
pelarut sehingga penguapan berkurang. Apabila sebuah larutan mempunyai tekanan uap
yang tinggi pada suhu tertentu. Maka molekul-molekul yang berada dalam larutan
tersebut mudah untuk melepaskan diri dari permukaan larutan. Atau dapat dikatakan
pada suhu yang sama sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang rendah (Atkins,
1994).
Apabila zat padat yang tidak mudah menguap dilarutkan dalam pelarut, maka
tekanan uap akhirnya akan turun sehingga titik didih larutan akan naik dan titik bekunya
akan turun dibandingkan dengan pelarut murni. Untuk larutan ideal, menurut Raoult
kenaikan titik didih sebanding dengan jumlah zat terlarut dan dapat ditunjukkan dengan
hubungan: (Atkins, PW. 1994).
ΔT = Kb.m atau Kb = MA WA ΔT/(1000 WB)

dimana ;

ΔT : Kenaikan titik didih

Kb : Tetapan kenaikan titik didih molal

m : Molalitas zat terlarut

WA : Massa pelarut (gram)

WB : Massa zat terlarut (gram)

MB : Berat molekul zat terlarut

Harga Kb dapat diketahui jika massa zat terlarut diketahui. Jadi dari penentuan
titik didih pelarut murni, dan kenaikan titik didih larutan yang diketahui konsentrasinya,
dapat ditentukan berat molekul zat terlarut ( Atkins, PW. 1994).

Gambar 2.1 Diagram P-T Larutan (Atkins,


PW.1994)
2.2 Hukum Roult dan Rumus Titik Didih
Pembahasan mengenai titik didih tidak terlepas dari Hukum Roult. Pernyataan
dari Hukum Roult adalah kenaikan titik didih akan memiliki nilai yang semakin besar
jikalau konsentrasi zat terlarut semakin tinggi. Dengan kata lain, nilai titik didih larutan
akan melampaui nilai titik didih murninya. Hukum tersebut juga berlaku pada titik beku
suatu larutan. Berikut persamaan yang diperoleh dari pernyataan tersebut: (Atkins, PW.
1994).
Rumusu Perubahan Titik Didih :
∆Tb = Kb . m 

Keterangan simbol:
● ∆Tb merujuk pada kenaikan titik didih zat cair
● Kb merujuk pada nilai kenaikan titik didih untuk 1 mol dalam 1000 g zat pelarut
● m merujuk pada molal atau konsentrasi larutan
Selanjutnya, persamaan berikut menunjukkan selisih antara titik didih larutan
dengan titik didih pelarut:
∆Tb = Tb – Tb0
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa nilai Kb memiliki
pengaruh paling besar bagi naiknya titik didih suatu larutan. Sebab, konsentrasi dari
partikel yang terlarut lah yang memaksa suatu larutan harus menaikkan titik didih.
Terkadang suatu zat terlarut juga memiliki sifat elektrolit. Dalam Hukum Roult,
persamaannya digambarkan sebagai berikut (Chang, 2003).
Hukum Roult

∆Tb = Kb . m [1 + (n – 1) α] 
Keterangan simbol:
● n merujuk pada jumlah ion dalam zat cair
● α merujuk pada derajat ionisasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1 Alata yang digunakan
 Beaker glass
 Thermometer
 Tabung reaksi atau beaker gelas
 Bunsen atau Hot plate
 Pengaduk
3.1.2 Bahan yang digunakan
 NaCl
 Na2CO3
 FeSO3
 Aquades
 Zat X

3.2. Prosedur Kerja

Keringkan peralatan Isi beaker gelas piala kira-kira dengan 100


yang akan digunakan. ml, air aquades dan panaskan menggunakan
Bunsen atau hot plate.

Ukurlah titik didih pelarut murni air aquades dan catat.

Kemudian ambil beberapa zat, hitung berat molekul dan timbang


beberapa zat (5 gram) yang akan digunakan untuk zat terlarut (solute)
seperti: zat NaCl, Na2CO3, dan FeSO4.
Siapkan tiga buah (3) beaker gelas, masukkan air aquades 100 ml
kemasing-masing tempat dan tambahkan zat terlarut (solute) di point
4.

Ukur titik didih larutan yang diketahui berat molekulnya, massa zat
terlarut, dan massa pelarut serta catat.

Ulangi langkah 5 untuk zat terlarut yang diberikan oleh asisten (Zat
X).

Gambar Kenaikan Titik Didih 1.3


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pratikum

Bahan Massa Tb (℃ ) ∆ Tb (℃ ) i

Na2CO3 5,0026 102℃ 2℃ 3

Fe2SO4 5,0000 101℃ 1℃ 2

NaCl 5,0844 101℃ 1℃ 2

Zat (X) 5,0453 101℃ 1℃ 3

Aquades - 100℃ - 0

4.2 Hasil Perhitungan


● Menghitung Nilai i
● NaCl Na+ Cl- (n = 2)
● Na2 CO3 2Na+ + CO32- (n = 3)
● Fe2SO4 Fe2+ + SO42- (n = 2)
● Zat X (n = 3)
● Menghitung Nilai ∆ Tb
gr 1000
● ∆ Tb Na2CO3 = Kb x x xI
mr 100
5,0026 10
= 0,52 x x
106 1
= 0,52 x 0,0472 x 10 x 3
= 0,7363
5 10
● ∆ Tb FeSO4 = 0,52 x x xi
152 1
= 0,52 x 0,0328 x 10 x 2
= 0,3423
5,0844 10
● ∆ Tb NaCl = 0,52 x x i
58,5 1
= 0,52 x 0,0869 x 10 x 2
= 0,52 x 0,0869 x 10 x 2
= 0,9037

gr 1000
● ∆ Tb Zat X = Kb x x xi
mr 100
5,0453 10
i = 0,52 x x x3
Mr 1
78,70668
i =
Mr
Mr = 78,70668
● Perhitungan Tb
Tb = ∆ T bteori + Tbpelarut observasi
● Tb Na2CO3 = 0,7363 + 100
= 100,7363
● Tb Fe2SO4 = 0,3328 + 100
= 100,3423
● Tb NaCl = 0,9037 + 100
= 100,9037
● Persen Eror
% eror = Tbobservasi - Tbteori x 100%
102−100,7363
● % error Na2CO3 = x 100%
100,7363
= 1,2544%
101−100,3328
● % error FeSO4 = x 100%
100,3328
= 0,6649%
101−100,9037
● % error NaCl = x 100%
100,9037
= 0,0954%

4.3 Pembahasan
Pada Praktikum kenaikan titik didih yang telah dilakukan kami mengamati
kenaikan titik didih dari sebuah larutan aquades yang dimasukan kedalam gelas beaker
100ml sebanyak 5 beaker glass yang masing – masing diisi aquades dan beberapa zat
kimia yang akan di uji titik didihnya.
Kenaikan titik didih adalah peristiwa naiknya titik didih saat suatu zat terlarut
ditambahkan kedalam pelarut. Atau dapat dikatakan bahwa terjadinya kenaikan titik
didih ini disebabkan karena adanya penambahan zat terlarut yang telah bercampur
dengan aquades sehingga masing – masing larutan dengan senyawa yangg berbeda –
memiliki titik didih yang berbeda. Titik didih terjadi apabila tekanan uap jenuh sama
dengan tekanan atmosfer. Titik didih ditandai pada saat air dipanaskan muncul
gelembung -gelembung air yang bergejolak dari segala arah.
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh, untuk titik didih dari aquades yang
diperoleh adalah 100°C. Pada larutan aquades yang telah ditambahkan Na 2CO3
mengalami perubahan titik didih dimana meningkat 2°C lebih tinggi dibanding larutan
aquades tanpa ada campuran zat kimia, Begitu juga dengan Fe 2SO4 dengan titik didih
101°C, Nacl sebesar 101°C, Zat X sebesar 101°C. Hal ini dikarenakan semua sampel
yang digunakan ditambah dengan larutan aquades yang memiliki nilai titik didih 100°C
telah dilarutkan zat kimia didalam larutan aquades yang akan diuji guna sebagai bahan
perbanadingan kenaikan titik didih disetiap larutan yang ada dalam beaker glass. Dari
hasil praktikum yang kami lakukan dapat dinyatakan telah sesuai dengan teori yang ada
dikarnakan adanya penambahan zat terlarut pada pelarut akan menyebabkan kenaikan
titik didih pada larutan. Banyaknya zat terlarut yang digunakan berbandinng lurus
dengan besar energi yang digunakan, sehingga semakin banyak zat yag ditambahkan
maka semakin besar energi yang digunakan sehingga dapat meningkatkan kenaikan titik
didih dari suatu larutan. Suhu larutan dapat meningkat seiring dengan pertambahan
konsentrasi, sehingga semakin besar konsentrasi maka akan menyebabkan kenaikan titik
didih yang akan semakin besar. Hal ini terjadi dikarenakan semakin tinggi konsentrasi
zat terlarut maka jumlah molekul juga semakin banyak, dengan adanya penambahan
molekul ini akan menyebabkan terjadinya tumbukan, ketika tumbukan ini terjadi maka
hal tersebut akan menghasilkan energi panas.
Perbedaan kadar larutan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kenaikan
titik didih, Dimana konsentrasi dari larutan akan semakin besar sehingga titik didih
yang dibutuhkan akan semakin besar juga. Titik didih suatu larutan juga bergantung
pada tekanan luar atau tekanan lingkungan sekitar, dimana jika suhu pada saat tekanan
uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar, maka gelembung uap yang terbentuk
dalam cairan dapat terdorong ke permukaan menuju fase gas (penguapan).
Pada praktikum yang dilakukan dapat diketahui bahwa tekanan uap larutan lebih
rendah dari pada tekanan uap pelarut murninya, disebabkan oleh meningkatnya ketidak
teraturan yang menyebabkan perbedaan kosentrasi larutan, akibat proses fisis dan proses
kimia, semakin tidak teratur maka semakin besar kecenderungan berlangsungnya suatu
proses penguapan.
Pada praktikum yang dilakukan dapat dikatakan bahwa titik didih larutan lebih
tinggi dari pada titik didih pelarut murninya. Hal ini disebabkan oleh Penambahan zat
terlarut yang tidak mudah menguap dalam suatu pelarut menyebabkan penurunan
tekanan uap. Larutan yang terbentuk harus dipanaskan hingga suhu yang lebih tinggi,
sehingga tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan atmosfer.
Pada praktikum ini juga kita menggunakan persamaan untuk menentukan
kenaikan titik didih pada teori jika larutanya adalah larutan elektrolit maka kita
mengunakan persamaan sebagai berikut :
∆ Tb = Kb x m x i
massa( gr ) 1000
∆ Tb Kb x x xi
Mr p
Pada praktikum kali ini juga masih mendapatkan % error, namun dengan skala
yang sangat kecil dan juga praktikum kali ini dapat dikatakan sesuai dengan teori
dikarnakan nilai error yang didapat sangat kecil. Dimana Na 2CO3 sebesar 1,2544%,
Fe2SO4 sebesar 0,6649% dan NaCl 0,0954. Error yang didapatkan ini juga kemungkinan
berasal dari pada saat pembacaan suhu pada termometer, atau pada pemanasan pada hot
plate yang tidak merata sehingga menyebabkan larutan yang diuji mendapatkan panas
yang tidak merata.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum kenaikan titik didih yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
● Konsentrasi larutan dapat mempengaruhi kenaikan titik didih dimana semakin
besar konsentrasi maka akan semakin besar kenaikan titik didih larutan tersebut.
● Saat pelarut atau zat cair yang dicampurkan dengan suatu zat terlarut, maka
larutan tersebut akan mengalami kenaikan titik didih.
● Ketika penambahan suatu zat terlarut ke dalam pelarut maka menyebabkan zat
terlarut akan menghambat larutan yang hendak menguap sehingga titik didih
larutan akan lebih besar dari titik didih pelarut dan terjadilah kenaikan titik didih
pada larutan tersebut.

5.2 Saran
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, Adapun beberapa saran yang dapat
diberikan :
● Pada praktikan diharapkan agar mahasiswa dapat memahami prosedur kerja
sebelum melakukan praktikum.
● Diharapkan pada saat praktikum dihrapkan agar mahasiswa dapat lebih teliti
dalam melakukan penimbangan agar hasil yang didapat lebih maksimal.
● Diharapkan praktikan lebih teliti pada saat pembacaan thermometer.
DAFTAR PUSTAKA

1. Harnanto, Ari, Ruminten. 2009. Kimia 3 : Untuk SMA/M Kelas XII. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga
3. Atkins, PW. 1994. Kimia Fisik II. Jakarta : Erlan
LAMPIRAN
wpl

Anda mungkin juga menyukai