Anda di halaman 1dari 6

KENAIKAN TITK DIDIH LARUTAN

Disusun oleh :
Nama
NIM
Mata Kuliah
Dosen
Waktu Kuliah
Jurusan

: Fajar Eka Setiawan


: 131011030
: Kimia Fisika II
: Ir. Murni Yuniwati, MT
: Selasa (11.40-13.20)
: Teknik Kimia

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2014

1. Pengertian titik didih


Titik

didih adalah suhu dimana

cairan mendidih,

dimana

tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami
cairan. Pendidihan terjadi karena panas meningkatkan gerakan atau energi
kinetik, dari molekul yang menyebabkan cairan berada pada titik di mana
cairan itu menguap, tidak peduli berada di permukaan teratas atau di
bagian terdalam cairan tersebut. Larutan dapat dibagi menjadi dua
berdasarkan nilai titik didih zat terlarut. Pertama adalah titik didih zat
terlarut

lebih

kecil

daripada

pelarutnya

sehingga

zat

terlarut

lebih mudah menguap. Yang kedua adalah zat terlarut lebih besar daripada
pelarutnya dan jika dipanaskan pelarut lebih dulu menguap. Kenaikan titik
didih larutan bergantung pada jenis zat terlarutnya.
2. Kenaikan Titik Didih
Tekanan parsial uap komponen yang mudah menguap dari larutan
sama dengan tekanan uap murni dikali fraksi molalnya. Bila dalam larutan
biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan komponen lain
sukar menguap (non volatile), makin rendah. Dengan adanya zat terlarut
tekanan uap pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan kenaikan titik
didih, penurunan titik beku dan tekanan uap osmose. Keempat sifat ini
hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan oleh
jenis zat terlarut. Seperti telah disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat
koligatif larutan. Adanya zat terlarut (solute) yang sukar menguap (non
volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan menyebabkan titik
didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan
karena untuk mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara
dan untuk temperatur harus lebih tinggi.
Hasil eksperimen Roult menunjukan bahwa Kenaikan titik didih
larutan akan semakin besar apabila konsentrasi (molal) dari zat terlarut
semakin besar. Titik didih larutan akan lebih tinggi dari titik didih pelarut

murni. Hal ini juga diikuti dengan penurunan titik beku pelarut murni, atau
titik beku larutan lebih kecil dibandingkan titik beku pelarutnya. Hasil
eksperimen ini disederhanakan dalam Gambar

Roult menyederhanakan ke dalam persamaan


Tb = kb . m
Tb = kenaikan titik didih larutan
kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk 1 mol
zat dalam 1000 gram pelarut)
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)
Perubahan titik didih atau Tb merupakan selisih dari titik didih larutan
dengan titik didih pelarutnya, seperti persamaan : Tb = Tb Tb
Hal yang berpengaruh pada kenaikan titik didih adalah harga kb dari zat
pelarut. Kenaikan tidak dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut, tapi oleh
jumlah partikel/mol terlarut khususnya yang terkait dengan proses
ionisasinya.
Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik
didik

harus

dikalikan

persamaannya menjadi :

dengan

faktor

ionisasi

larutan,

sehingga

dimana
n = jumlah ion-ion dalam larutan
= derajat ionisasi
Contoh Menghitung Titik Didih Larutan
Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 5 g gliserol (C 3H8O3, Mr =92) ke
dalam 150 g air. Berapakah titik didih larutan, jika titik didih air 100C?
(Kd air = 0,52C m1)
Jawab:
molalitas larutan

Td = Kd m
= 0,52C m1 0,36 m = 0,19C
Jadi, titik didih larutan adalah 100,19C.
Td = Kd m
= 0,52C m1 0,36 m = 0,19C
Jadi, titik didih larutan adalah 100,19C.
Tabel 1. Tetapan Kenaikan Titik Didih Molal (Kd) Beberapa Pelarut
Titik Didih (C)

Kd (C m1)

Air (H2O)

100

0,52

Benzena (C6H6)

80,1

2,53

Karbon tetraklorida (CCl4)

76,8

5,02

Etanol (C2H6O)

78,4

1,22

Kloroform (CHCl3)

61,2

3,63

Karbon disulfida (CS2)

46,2

2,34

Pelarut

Sumber: General Chemistry, 1990

Pada Tabel 1. tampak bahwa Kd air = 0,52 C m1. Artinya, suatu larutan
dalam air dengan konsentrasi satu molal akan mendidih pada suhu lebih
tinggi sebesar 0,52 C dari titik didih air. Dengan kata lain, titik didih
larutan sebesar 100,52 C.
Contoh Soal Menghitung Titik Didih Larutan (1) :
Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 5 g gliserol (C3H8O3, Mr = 92) ke
dalam 150 g air. Berapakah titik didih larutan, jika titik didih air 100 C?
(Kd air = 0,52 C m1)
Jawaban :
molalitas larutan = = 0,36 m
Td = Kd x m = 0,52 C m1 x 0,36 m = 0,19 C
Jadi, titik didih larutan adalah 100,19 C.
Data kenaikan titik didih larutan dapat dipakai untuk menentukan massa
molekul relatif zat terlarut. Oleh karena kenaikan titik didih berbanding
lurus dengan molalitas larutan maka massa molekul relatif zat terlarut
dapat ditentukan dengan mengubah persamaan molalitasnya.
Td = Kd
Mr zat terlarut = Kd x
Contoh Soal Menghitung Mr Berdasarkan Data Td Larutan (2) :
Zat X sebanyak 7,4 g dilarutkan dalam 74 g benzena menghasilkan titik
didih larutan sebesar 82,6 C. Tentukan massa molekul relatif zat X. (Titik
didih benzena 80,2 C dan tetapan titik didih molal benzena 2,53 C m1)
Pembahasan :
Mr X = 2, 36 C m1 x
Mr X = 105,42
Jadi, massa molekul relatif zat X adalah 105,42.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/sifat-koligatif-dankoloid/kenaikan-titik-didih/
http://dsupardi.wordpress.com/kimia-xii-2/sifat-koligatif-larutan/
http://berbagidiblog.blogspot.com/2012/12/kenaikan-titik-didih_4.html
http://blogsiantar4all.blogspot.com/2013/05/arti-titik-didih-pada-kimia.html

Anda mungkin juga menyukai