Anda di halaman 1dari 6

Dibuat oleh : Nama Nim Mata Kuliah Dosen : Bima Wira Dilaga : 131011021 : Kimia Fisika 2 : Ir.

Murni Yuniwati, MT

Waktu Kuliah : Selasa (11.40-13.20) Jurusan : Teknik Kimia

KENAIKAN TITIK DIDIH

Dasar Teori

Titik didih adalah suhu dimana cairan mendidih, dimana tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami cairan. Larutan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan nilai titik didih zat terlarut. Pertama adalah titik didih zat terlarut lebih kecil daripada pelarutnya sehingga zat terlarut lebih mudah menguap. Yang kedua adalah zat terlarut lebih besar daripada pelarutnya dan jika dipanaskan pelarut lebih dulu menguap. Kenaikan titik didih larutan bergantung pada jenis zat terlarutnya. Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah dari titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut tersebut menguap. Selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih ( Tb ). Tb = titik didih larutan titik didih pelarut Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali dari molalitas larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (Kb). Oleh karena itu, kenaikan titik didih dapat dirumuskan seperti berikut. T = Kb . m Keterangan: T = kenaikan titik didih molal Kb = tetapan kenaikan titik didih molal m = molalitas larutan Hukum Roult Tekanan parsial uap komponen yang mudah menguap dari larutan sama dengan tekanan uap murni dikali fraksi molalnya. Bila dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan komponen lain sukar menguap (non volatile), makin rendah. Dengan adanya zat terlarut tekanan uap pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan uap osmose. Keempat sifat ini hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut. Seperti telah disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat terlarut (solute) yang sukar menguap (non volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan karena untuk mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara dan untuk temperatur harus lebih tinggi. Dalam dunia industry, kenaikan titik didih sangat diperlukan pemahaman mengenai kenaikan titik didih. Banyak kegiatan industry yang menerapkan ilmu kenaikan titik didih. Oleh karena itu penting untuk melakukan percobaan ini untuk meningkatkan pemahaman mengenai kenaikan titik didih untuk diterapkan di dunia industry. Setiap zat cair pada suhu tertentu mempunyai tekanan uap jenuh tertentu dan mempunyai harga yang tetap. Zat cair akan mendidih dalam keadaan terbuka jika tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan atmosfer. Pada saat udara mempunyai tekanan 1 atm, air mendidih pada

suhu 100C, tetapi jika dalam zat cair itu dilarutkan suatu zat, maka tekanan uap jenuh air itu akan berkurang. Penurunan tekanan uap jenuh larutan yang lebih rendah dibanding tekanan uap jenuh pelarut murni menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni.

Diagram penurunan tekanan uap, titik beku, dan kenaikan titik didih Selisih antara titik didih suatu larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih larutan (Tb). Tb = Tb larutan Tb pelarut murni Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Hal ini menyebabkan penurunan titik beku larutan lebih rendah dibandingkan dengan penurunan titik beku pelarut murni. Selisih temperatur titik beku larutan dengan titik beku pelarut murni disebut penurunan titik beku (Tf). Tf = Tf pelarut murni Tf larutan Menurut Hukum Backman dan Raoult bahwa penurunan titik beku dan kenaikan titik didih berbanding langsung dengan molalitas yang terlarut di dalamnya. Hukum tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut. Tb = mKf Tf = mKf Keterangan:

Tb = kenaikan titik didih Kb = tetapan kenaikan titik didih molal Tf = penurunan titik beku Kf = tetapan titik beku molal m = molalitas

Syarat Hukum Backman dan Raoult adalah sebagai berikut. a. Rumus di atas berlaku untuk larutan nonelektrolit. b. Tb tidak berlaku untuk larutan yang mudah menguap. c. Hanya berlaku untuk larutan yang sangat encer, pada larutan yang pekat terdapat penyimpangan.

Contoh perhitungan: 1) Sebanyak 0, 6 gram urea, CO(NH2)2 dilarutkan ke dalam 40 gram air. Jika larutan tersebut kita anggap ideal, tentukan berapa titik didih larutan. Diketahui Kb H2O = 0,512 oC kg mol-1 Jawaban Mr dari urea CO(NH2)2 = 60 gram (C = 12, N = 14, H = 1, C = 12) Jumlah mol zat terlarut = 0,6/6 = 0,1 molalitas = 0,1 / (4 x 10-2) = 2,5 Kenaikan titik didih(Tb) = m Kb = 2,5 x 0,512 = 1,28 oC Titik didih = 100 + 1,28 = 101,28 oC 2) Natrium hidroksida 1,6 gram dilarutkan dalam 500 gram air. Hitung titik didih larutan tersebut! (Kb air = 0,52 Cm-1, Ar Na = 23, Ar O = 16, Ar H = 1) Jawaban Diketahui : m = 1,6 gram p = 500 gram Kb = 0,52 Cm-1 Ditanya : Tb ? Jawab : Tb = m Kb = m/Mr NaOH x 1.000/p x Kb = 1,6 g/ 40 x 1.000/500 g x 0,52 Cm-1 = 0,04 2 0,52 C = 0,0416 C Td = 100 C + b T

= 100 C + 0,0416 C = 100,0416 C Jadi, titik didih larutan NaOH adalah 100,0416 C

REFERENSI: http://berbagidiblog.blogspot.com/2012/12/kenaikan-titik-didih_4.html http://dsupardi.wordpress.com/kimia-xii-2/sifat-koligatif-larutan/ http://renideswantikimia.wordpress.com/kimia-kelas-xii-3/semester-i/1-sifat-koligatiflarutan/3-kenaikan-titik-didih-larutan/ http://rumushitung.com/2014/02/22/kenaikan-titik-didih-dan-penurunan-titik-beku/

Anda mungkin juga menyukai