Anda di halaman 1dari 5

Dalam percobaan panas pelarutan ini akan dicari panas pelarutan dari CuSO 4.

5H2O
dan CuSO4 anhidrat. Biasanya panas pelarutan sulit untuk ditentukan tetapi dengan
menggunakan hukum Hess dalam reaksi dapat dihitung secara tidak langsung. Dalam
percobaan ini digunakan pelarut air yang dimana air mempunyai sifat khusus. Salah satu
sifatnya adalah mempunyai kemampuan melarutkan berbagai jenis zat. Walaupun air bukan
pelarut yang universal (pelarut yang dapat melarutkan semua zat), tetapi dapat melarutkan
banyak macam senyawa ionik, senyawa organik dan anorganik yang polar dan bahkan dapat
melarutkan senyawa-senyawa yang polaritasnya rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air.
Salah satu penyebab mengapa air itu dapat melarutkan zat-zat ionik adalah karena
kemampuannya menstabilkan ion dalam larutan hingga ion-ion itu dapat terpisah
antara satu dengan lainnya. Kemampuan ini disebabkan oleh besarnya tetapan
dielektrik yang dimiliki air. Tetapan dielektrik adalah suatu tetapan yang menunjukkan
kemampuan molekul mempolarisasikan dirinya atau kemampuan mengatur muatan listrik
yang terdapat dalam molekulnya sendiri sedemikian rupa sehingga dapat mengarah pada
menetralkan muatan-muatan listrik yang terdapat disekitarnya. Dalam hal ini, kekuatan tarikmenarik muatan yang berlawanan akan sangat diperkecil bila medianya mempunyai tetapan
dielektrik besar.
Menentukan terlebih dahulu tetapan (konstanta) kalorimeter dengan cara ;
memasukan 50 ml air dingin ke dalam kalorimeter kemudian mengukur suhunya
sampai kesetimbangan.
Dalam praktikum ini yang menjadi sistem adalah larutan air dengan CuSO 4.5H2O
atau dengan CuSO4 anhidrat sedangkan yang menjadi lingkungannya adalah
kalorimeter.
Selanjutnya, menimbang secara teliti 5 gram serbuk halus CuSO4.5H2O pada
neraca analitik kemudian mencatat hasilnya. Kemudian memasukkan ke dalam
kalorimeter yang telah ditetapkan konstantanya tadi tepat 100 ml air, lalu
mencatat perubahan suhu kalorimeter setiap 30 detik hingga suhu tidak berubah
lagi yang menandakan telah tejadi kesetimbangan. 5 gram serbuk halus
CuSO4.5H2O dimasukkan ke dalam kalorimeter dan mengaduknya. Mencatat
perubahan suhu setiap 30 detik sampai kesetimbangan.
engamatan yang pertama adalah pada CuSO 4.5H2O setelah air dalam
kalorimeter suhunya telah konstan maka serbuk CuSO4.5H2O yang telah
ditimbang dimasukkan kedalam kalorimeter dan tepat pada saat itu juga
suhunya diukur ternyata suhu air mengalami penurunan setelah serbuk
CuSO4.5H2O dimasukkan, hal ini dapat dilihat pada grafik hubungan suhu dan
waktu untuk CuSO4.5H2O.
Suhu air mengalami penurunan setelah serbuk CuSO 4.5H2O dimasukkan karena
disini sistem melepaskan kalor kelingkungan sehingga suhunya turun. Turunnya
suhu air dalam kalorimeter dikarenakan karena pada serbuk CuSO 4.5H2O telah
mengandung air sehingga pada saat dilarutkan kedalam air terjadi interaksi
antara keduanya yang menyebabkan suhu larutan menjadi turun.

Pengamatan yang kedua yaitu pada CuSO4 anhidrat. Setelah CuSO4.5H2O ditimbang
kemudian CuSO4.5H2O ini dipanaskan. Tujuan dari pemanasan ini adalah agar air hidrat yang
terdapat dalam CuSO4.5H2O ini hilang yang mengahasilkan CuSO 4 anhidt. Setelah itu CuSO4

ini dimasukkan kedalam desikator agar suhunya dingin dan juga menghindarkannya agar
tidak terkontaminasi dengan udara luar. Setelah suhu air dalam desikator konstan maka
serbuk CuSO4 anhidrat ini dimasukkan kedalamnya dan pada saat dimasukkan saat itu juga
suhunya diukur ternyata suhu air mengalami kenaikan setelah serbuk CuSO 4 anhidrat
dimasukkan seperti yang diperlihatkan dalam grafik di atas.
Suhu air mengalami kenaikan setelah serbuk CuSO 4 anhidrat dimasukkan karena
disini sistem menyerap kalor dari lingkungan sehingga suhu mengalami kenaikan. Naiknya
suhu larutan ini disebabkan karena pada CuSO4 anhidrat tidak mengandung air seperti pada
CuSO4.5H2O sehingga pada saat CuSO4 anhidrat dimasukkan antara air dan CuSO4 anhidrat
mengalami tarik menarik yang mengakibatkan naiknya suhu dari larutan. Adapun perbedaan
anatara CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat adalah pada CuSO4.5H2O mengandung air dan pada
CuSO4 anhidrat tidak.
akan timbul suatu reaksi yang disertai dengan perubahan suhu, dan pelepasan
sejumlah kalor. Perubahan kalornya tergantung ada konsentrasi awal dan akhir larutan yang
terbentuk.
Dalam praktikum ini, panas pelarutan CuSO4 anhidrat adalah - 35875 J , sedangkan
panas pelarutan CuSO4. 5 H2O adalah - 13453,125 J. Dari hasil tersebut terlihat bahwa panas
pelarutan CuSO4 anhidrat lebit tinggi dari panas pelarutan CuSO4. 5 H2O , hal ini disebabkan
karena beberapa faktor, antara lain:
Massa CuSO4 murninya lebih banyak CuSO4 anhidrat daripada CuSO4. 5 H2O. CuSO4. 5
molekur air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O akan memperkecil massa CuSO4 murni. Karena
kalor berbanding lurus dengan massa, maka zat yang massanya lebih besar (CuSO 4 anhidrat)
menghasilkan kalor yang lebih besar.
Perbedaan suhu. Molekul air yang terikat pada CuSO 4. 5 H2O adalah air dingin. Ini jelas
berpengaruh pada kalor yang dihasilkan. Tambahan 5 molekul air (yang tidak ada pada
CuSO4 anhidrat mengakibatkan panas pelarutan menjadi lebih kecil.
F.
KESIMPULAN
Berdasarkan data pengamatan dan pembahasan dapat ditarik suatu kesimpulan
yaitu :
1. Panas pelarutan CuSO4.5H2O adalah -555,949 J dan panas pelarutan CuSO4
adalah -1667,7642 J.
2. Hukum Hess juga dikenal sebagai hukum penjumlahan kalor sehingga hukum
Hess dapat digunakan untuk menentukan panas reaksi secara tidak langsung.

Dari hasil praktikum panas pelarutan dan hukum Hess pada kelompok kami, didapatkan
harga tetapan kalorimeter atau kapasitas kalorimeter adalah 118,125 J/C, panas pelarutan
CuSO4 anhidrat adalah - 35875 J , sedangkan panas pelarutan CuSO4. 5 H2O adalah 13453,125 J. Dari harga yang didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa panas pelarutan zat
murni (anhidrat) lebih tinggi dari panas pelarutan zat hidrat atau yang mengandung molekul
air. Hal ini disebabkan massa CuSO4 murninya lebih banyak CuSO4 anhidrat daripada CuSO4.
5 H2O. CuSO4. 5 molekur air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O akan memperkecil massa
CuSO4 murni. Karena kalor berbanding lurus dengan massa, maka zat yang massanya lebih
besar (CuSO4 anhidrat) menghasilkan kalor yang lebih besar. Selain itu perbedaan suhu
antara zat hidrat dan anhidrat juga berpengaruh. Molekul air yang terikat pada CuSO 4. 5 H2O
adalah air dingin. Tambahan 5 molekul air (yang tidak ada pada CuSO 4 anhidrat)
mengakibatkan panas pelarutan menjadi lebih kecil.

Dari percobaan, pengamatan, dan analisa dapat disimpulkan :


Panas pelarutan merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada suatu sisitem apabila 1 mol
zat terlarut dilarutkan di dalam n1 mol pelrut pada thermometer.
Factor-faktor yang mempengaruhi entalpi, yaitu : jumlah zat, temperature, sifat zat terlarut
dan pelarutnya, konsentrasi awal dan akhr larutan.
Tetapan calorimeter (k) : -55.41 j/ .
Panas pelarutan
: - CuSO4
= - 0.04335 kj

Praktikum ke4
Pengertian ekstraksi
Ekstraksi adalah distiribusi solut antara dua solven yang tidak bercampur. Secara umum
ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan
pelarut. Berdasarkan perlakuan terhadap pelarut yang digunakan, ada dua macam ekstraksi,
yaitu :
1. ekstraksi Sederhana
Dilakukan dengan merendam bahan dalam pelarut dimana zat yang diinginkan dapat
melarutkan kemudian setelah beberapa waktu larutan dipisahkan dari ampasnya.
2. ekstraksi pelarut
Adalah teknik pemisahan dimana larutan konstituen dalam air, di biarkan
berhubungan dengan pelarut lain (pelarut organik) dengan syarat bahwa pelarut kedua ini
tidak bercampur dengan pelarut pertama.
Menurut buku Wikipedia Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan
perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan
yang lainnya pelarut organik.
Menurut Nurul Kurmiati bahwa Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat dengan
pelarut. Ekstraksi menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fasa cair yang
tidak saling bercampur.
Ekstraksi pelarut atau biasa disebut penyarian, merupakan suatu proses pemisahan
dimana suatu zat terdistribusi dalam dua pelarut yang tidak bercampur. Penyarian merupan
proses pemisahan dimana suatu zat terdistribusi kedalam dua pelarut yang tidak saling

bercampur. Kegunaan besar dari penyarian ini adalah kemungkinan untuk pemisahan dua
senyawa atau lebih berdasarkan perbedaan koefisien distribusinya (Kd) (Rudi, 2010)
Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang
paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam
tingkat makro ataupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut
dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur , seperti
benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasan nya adalah zat terlarut dapat ditransfer
pada jumlah yang berbada dalam kedua fase pelarut (Eby, 2009)
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) di antara dua fasa air
yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat
dan bersih baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini dapat digunakan untuk
analisis makro maupun mikro. Melalui proses ekstraksi, ion logam dalam pelarut air ditarik
keluar dengan suatu pelarut organik (fasa organik). Secara umum, ekstraksi ialah proses
penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak
dapat bercampur dengan air (fasa air). (Suyanti, 2008)
Jika dilihat dari pengertian di atas pada dasarnya semua mempunyai makna yang sama
dan tujuan yang sama yaitu suatu pemisahan mengenai distribusi zat terlarut (solut) di antara
dua fasa yang tidak saling campur.
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat
terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut
dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair
(misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan
mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja,karena komponennya saling
bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau
tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah (Rahayu, 2009).

Ekstraksi cairan-cairan merupakan suatu teknik dalam mana suatu larutan (biasanya dalam
air) di buat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya organik), yang pada
hakekatnya tak tercampurkan dengan yang disebut pertama, dan menimbulkan perpindahan
satu atau lebih zat terlarut (solute) kedalam pelarut yang kedua itu. Pemisahan yang dapat
dilakukan, bersifat sederhana, bersih, cepat, dan mudah. Dalam banyak kasus, pemisahan
dapat dilakukan dengan mengocok-ngocok dalam sebuah corong pemisah selama beberapa

menit. Teknik ini sama dapat diterapkan untuk bahan-bahan dari tingkat sedikit maupun yang
dalam jumlah banyak

Anda mungkin juga menyukai