Anda di halaman 1dari 19

SABUN

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari
Yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Subandi, M.Si.

Oleh:
1. Harsiwi Candra Sari (160332605805)
2. Novita Agustin (160332605866)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
Januari 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang
sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan
memengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang. Selain itu, manusia juga
memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yag telah dipublikasikan oleh Development Programme
(UNDP) Indonesia. IPM adalah indeks yang mengukur pencapaian
keseluruhan Negara. Pencapaian ini meliputi 3 indikator, yaitu tingkat
pendidikan, derajat kesehatan, dan kemampuan ekonomi masyarakat.
Pemeliharaan kesehatan masyarakat akan memacu produktifitas kinerja
masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh
karena itu menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara,
meningkatkan, dan melindungi kesehataan demi kesejahteraan seluruh
masyarakat Indonesia (Dinkes, 2009).
Upaya dalam menjaga kesehatan dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan diri sendiri terlebih dahulu. Salah satu caranya adalah dengan
membersihkan diri atau mandi sekurang-kurangnya dua kali sehari. Dalam
membersihkan diri ini diperlukan suatu barang yang digunakan untuk
mengangkat kotoran yang menempel pada tubuh, yaitu sabun.
Pentingnya makalah ini ditulis adalah untuk memberikan wawasan
kepada masyarakat mengenai macam-macam sabun beserta kandungannya
dan cara atau tips untuk memilih sabun yang sesuai dengan kulit
masyarakat. Oleh karena itu, dengan ditulisnya makalah ini diharapkan
masyarakat dapat lebih bijak dalam memilih sabun yang akan dipakai dan
terhindar dari berbagai macam iritasi atau bahaya lain apabila salah dalam
memilih sabun, sehingga kesehatan akan dengan mudah didapatkan.

1.2 Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mendeskripsikan pengertian dan rumus / komposisi kimia dalam
sabun,
2. Untuk mendeskripsikan sifat fisis dan kimiawi sabun,
3. Untuk mendeskripsikan hubungan antara sifat kimia sabun dan
kemampuannya sebagai pembersih,
4. Untuk mendeskripsikan garis besar pembuatan sabun,
5. Untuk mendeskripsikan manfaat dari sabun.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan komposisi kimia sabun

Sabun adalah bahan yang terbuat dari asam lemak dan basa kuat
yang dibuat melalui proses kimia. Reaksinya disebut reaksi saponifikasi
(penyabunan). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH => C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR

Trigliserida Alkali Sabun Gliserol

Sabun digunakan bersama dengan air. Kelarutan sabun dalam air


sangatlah tinggi, hal tersebut tidak membuat sabun larut menjadi partikel
yang lebih kecil, tetapi larut dalam bentuk ion. Kegunaan dari sabun
adalah untuk membersihkan, baik badan, pakaian, piring maupun barang
lainnya.

2.2 Sifat Fisis dan Kimiawi Sabun

a. Sifat Fisis dan Kimiawi Bahan-bahan Sabun

1. Minyak kelapa

Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah


kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua sebanyak
34,7 %. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku industri atau
sebagai minyak goreng. Minyak kelapa dapat diekstrak dari daging
kelapa yang telah dikeringkan atau yang biasa disebut kopra
( Tarwiyah, 2001 ).

Sifat fisika dan kimia minyak kelapa sangat diperlukan sabun


dalam perancangan proses, pengembangan proses, pengembangan
produk, dan penanganan sistem penyimpanannya. Minyak kelapa
memiliki sifat kimia dan fisika antara lain :
Sifat fisika dan kimia minyak kelapa:

SIFAT KETERANGAN

Penampakan Tidak berwarna, kristal seperti jarum

Aroma Sedikit berbau asam ditambah bau caramel

Kelarutan Larut dalam alkohol ( 1:1)

Berat jenis 0,883 pada suhu suhu 20 oC

Ph <7

Titik cair 20 25 oC
o
Titik didih 225 C

Kegunaanya pada bahan pembuatan sabun untuk memadatkan


sabun, memperbanyak busa, tetapi jika jumlahnya terlalu banyak akan
menyebabkan kulit terasa kering.

2. Natrium Hidroksida (NaOH)


Natrium hidroksida (NaOH) seringkali disebut dengan soda
kaustik atau soda api yang merupakan senyawa alkali yang bersifat
basa dan mampu menetralisir asam, NaOH berbentuk kristal putih
dengan sifat cepat menyerap kelembapan.

Sifat fisika dan kimia NaOH:

SIFAT KETERANGAN
Massa Molar 39.99711 g/mol
Penampilan Putih, Solid, Hidroskopis
Kepadatan 2.13 g/cm3
Titik lebur 318 oC, 591 K, 604 oF
Titik didih 1388 oC, 1661 K, 2530 oF
Kelarutan dalam air 1110 g/L
Kelarutan dalam etanol 139 g/L
SIFAT KETERANGAN
Bau Tidak berbau
Kelarutan Larut dalam air
Ph 14.0
Fungsi dari NaOH pada pembuatan sabun sebagai penetralisir
asam, Natrium hidroksida bereaksi dengan minyak membentuk sabun
yang disebut dengan saponifikasi.

3. Gliserin
Gliserin dengan rantai HO-CH2-CH-(OH)-CH2-OH adalah
produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air
untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin berbentuk cairan jernih,
tidak berbau dan memiliki rasa manis.

Sifat fisika dan kimia gliserin:

SIFAT KETERANGAN
Penampilan fisik Cair dan bening
Rasa Manis
Berat Molekul 92.09 g/mol
Titik didih 290 oC
Titik leleh 19 oC
Berat jenis 1.2636

Fungsi Gliserin pada pembuatan sabun sebagai pelembab kulit


karena gliserin ini dalam kondisi atmosfir sedang atau kelembapan
tinggi dapat melembabkan dan mudah dibilas.

4. Asam stearat

Asam stearat merupakan monokarboksilat berantai panjang


(C18) yang bersifat jenuh karena tidak memiliki ikatan rangkap diantara
atom karbonnya. Asam stearat dapat berbentuk cairan atau padatan.

Sifat fisika dan kimia asam stearat:

SIFAT KETERANGAN
Rumus Kimia C18H36O2
Massa Molar 284.48 g/mol
Fisik Padat putih
Densitas 0.847 g/ cm3
Kelarutan dalam air 3 mg/L
SIFAT KETERANGAN
Indeks Bias 1.4299
Fungsi Asam Stearat pada proses pembuatan sabun untuk
mengeraskan dan menstabilkan busa.

5. TEA (Tri Etanol Amin)


TEA berfungsi sebagai surfaktan dan penstabil busa. Surfaktan
adalah senyawa aktif penurun tegangan permukaan yang bermanfaat
untuk menyatukan fasa minyak dengan fasa air.

Sifat fisika dan kimia TEA:

SIFAT KETERANGAN

Titik didih 80 oC

Berat Molekul 101.19 g/mol

Densitas 0.726 g/mol

pH 10

Fisik Liquid, tidak berwarna

Viskositas 1200 cp

Titik beku -114.1 oC

Fungsi TEA pada proses pembuatan sabun berfungsi sebagai


surfaktan dan penstabil busa. Surfaktan adalah senyawa aktif penurun
tegangan permukaan yang bermanfaat untuk menyatukan fasa minyak
dengan fasa air.

6. Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol
absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap,
mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini
merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman
beralkohol dan termometer modern.

Sifat fisika dan kimia etanol:

SIFAT KETERANGAN

Bentuk fisik Cairan

Warna Tidak berwarna

Titik didih 78 o C

SIFAT KETERANGAN

-113,84o C
Titik beku

0,789 0,806
Massa jenis

1,59 1,62
Densitas

Kelarutan Larut dalam air

pH Netral

Bau Khas Alkohol

Alkohol berfungsi sebagai pelarut dalam proses pembuatan


sabun karena sifatnya mudah larut dalam air dan lemak. Fungsi
alkohol adalah untuk membuat sabun menjadi bening.
7. Air

Air merupakan pelarut yang bersifat polar dan tidak dapat


bercampur dengan fraksi minyak. Sebuah molekul air terdiri dari
sebuah atom oksigen yang berikatan kovalen dengan 2 atom hidrogen.

Sifat fisika dan kimia air:

SIFAT KETERANGAN
Ph 7 (netral)
Bentuk fisik Cair
Warna Bening
Titik beku 00C
Titik didih 1000C

Dalam proses pembuatan sabun, air berfungsi sebagai pelarut


NaOH.

8. Propilen glikol
Propilen glikol atau propana-1,2-diol adalah salah satu jenis
pelarut atau kosolvent yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kelarutan suatu obat dalam formulasi sediaan cair, semi padat dan
sediaan transdermal. Dalam sedian semi padat dapat berupa pasta yang
penggunaanya secara topical.

Sifat fisika dan kimia propilen glikol:

SIFAT KETERANGAN
Rasa Hambar
Bentuk fisik Cairan
Warna Bening
Titik beku -590C
Titik didih 1880C
Berat molekul 76.1 g/mol
Kelarutan Larut dengan air

Dalam proses pembuatan sabun propilen glikol sebagai


pengikat parfum.
9. CARBOWAX

Carbowax adalah zat penambah humektan (pelembap). Biasa


ditambahkan dalam pembuatan sabun sebagai pelembap kulit.

Sifat fisika dan kimia Carbowax

SIFAT KETERANGAN
Rasa Hambar
Bentuk fisik Cair
Warna Bening
Titik beku 540C
Titik didih 2000C
Viskositas 76-110
Berat molekul 3000 g/mol
Tekanan uap 0.00013 atm
Kelarutan Larut dalam air

10. LEXAINE-C

Lexaine-C berfungsi sebagai surfactant/pembersih yang


bersifat lembut, menghasilkan busa dan menambah kekentalan, juga
untuk anti iritasi. Biasanya digunakan pada produk shampoo, bath
foam, shower gel, sabun, liquid soap, facial soap. Busa yang dihasilkan
sangat banyak dan Creamy.

Sifat fisika dan kimia LEXAINE-C:

SIFAT KETERANGAN
Titik Didih 2120C
Volatilitas 60-66%
SIFAT KETERANGAN
pH 5-6
Berat Jenis 1,043 gr/ ml
Penampilan Cair
Warna Kuning

b. Sifat Fisika dan Kimia Sabun


Secara umum, sifat fisik dalam sabun terdiri dari kekerasan,
stabilitas busa, bilangan titer, mudah dibilas tegangan permukaan,
tegangan antar muka, dan stabilitas emulsi (Girgis, 1998), sedangkan
sifat kimia pada sabun pada umumnya berupa pH, kadar air, jumlah
asam lemak total, alkali bebas, asam lemak bebas, dan minyak mineral
(Girgis, 1998).
a. Kekerasan
Sabun batang pada umumnya memiliki tingkat kekerasan
Kekerasan sabun dipengaruhi oleh asam lemak jenuh yang
digunakan pada pembuatan sabun. Asam lemak jenuh adalah asam
lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap, tetapi memiliki titik
cair yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam lemak yang
memiliki ikatan rangkap. Asam lemak jenuh biasanya berbentuk
padat pada suhu ruang, sehingga akan menghasilkan sabun yang
lebih keras. Apabila sabun terlalu lunak, maka akan menyebabkan
sabun mudah larut dan menjadi cepat rusak.
b. Daya dan Stabilitas Busa
Busa merupakan salah satu parameter penting dalam
penentuan mutu sabun. Sabun dengan busa melimpah pada
umumnya lebih disukai oleh konsumen. Busa memiliki peran
dalam proses pembersihan dan melimpahkan wangi sabun pada
kulit.

c. pH
Sabun pada umumnya mempunyai pH sekitar 10 (Mitsui,
1997). pH merupakan indikator potensi iritasi pada sabun
(Gehring, 1991). Apabila kulit terkena cairan sabun, pH kulit akan
naik beberapa menit setelah pemakaian meskipun kulit telah dibilas
dengan air. Pengasaman kembali terjadi setelah lima sampai
sepuluh menit, dan setelah tiga puluh menit pH kulit menjadi
normal kembali yaitu sekitar 4,5-6,5. Alkalinasi dapat
menimbulkan kerusakan kulit apabila kontak berlangsung lama,
misalnya pada tukang cuci, pembilasan tidak sempurna, atau pH
sabun yang sangat tinggi.
d. Stabilitas Emulsi Sabun
Stabilitas emulsi merupakan salah satu karakter penting dan
berpengaruh besar terhadap kualitas produk emulsi saat dipasarkan.
Emulsi yang baik tidak membentuk lapisan-lapisan minyak dan air,
memiliki konsistensi yang tetap dan tidak terjadi perubahan warna.
Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh jumlah asam lemak yang
terkandung dalam sabun. Asam lemak ini berperan dalam menjaga
konsistensi sabun. Kestabilan emulsi dalam sabun juga dipengaruhi
oleh kadar air dan bahan dasar yang bersifat higroskopis. Semakin
tinggi kadar air dalam sabun maka stabilitas emulsi akan semakin
menurun.
e. Kadar Air
Banyaknya air yang ditambahkan pada sabun akan
mempengaruhi kelarutan sabun. Semakin banyak air yang
terkandung dalam sabun maka pada saat digunakan sabun akan
semakin mudah menyusut. Prinsip dari pengujian kadar air sabun
adalah pengukuran kekurangan berat setelah pengeringan pada
suhu 105C. Tingkat kekerasan sabun sangat dipengaruhi oleh
kadar air sabun. Semakin tinggi kadar air maka sabun akan
semakin lunak.
f. Jumlah Asam Lemak
Jumlah asam lemak adalah keseluruhan asam lemak baik
asam lemak yang terikat dengan natrium maupun asam lemak
bebas ditambah lemak netral (trigliserida netral/ lemak yang tidak
tersabunkan). Pengujian jumlah asam lemak pada prinsipnya
dilakukan dengan memisahkan asam lemak dari ikatan sabun
natrium dengan penambahan asam kuat, kemudian
mengekstraknya dengan microwaks sehingga terbentuk cake yang
berisi campuran parafin + asam lemak bebas + lemak netral + asam
lemak bebas eks sabun + minyak mineral yang mungkin ada.
g. Asam Lemak Bebas/ Alkali Bebas
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada dalam
contoh sabun, tetapi yang tidak terikat sebagai senyawa natrium
maupun senyawa trigliserida (lemak netral). Adanya asam lemak
bebas dapat diperiksa apabila pada pengujian alkali bebas ternyata
tidak terjadi warna merah dari indikator phenolphtalein setelah
pendidihan dalam alkohol netral. Asam lemak bebas yang melarut
dalam alkohol netral selanjutnya dititrasi dengan KOH alkoholis.
h. Minyak Mineral
Minyak mineral tidak mungkin dapat disabunkan seperti
halnya asam lemak bebas dan lemak netral, sehingga meskipun
sudah disabunkan dengan KOH berlebihan akan tetap sebagai
minyak, dan pada penambahan air akan terjadi emulsi antara air
dan minyak yang ditandai adanya kekeruhan.

2.3 Hubungan antara sifat kimia sabun dan kemampuannya sebagai


pembersih

Sifat kimia sabun berhubungan dengan peran sabun sebagai


surfaktan (surface active agent), yaitu zat yang dapat menurunkan
tegangan permukaan dibandingkan permukaan yang tidak diberi sabun
sehingga mudah diserap oleh bagian yang dibersihkan. Campuran antara
kotoran, misalnya minyak dengan air dan sabun akan menjadi emulsi. Ini
yang membuat kotoran yang terangkat tidak akan mengendap kembali.

Molekul sabun terdiri atas bagian yang polar berupa ion logam
(disebut kepala) dan bagian non polar berupa rantai alkil (disebut ekor).

O
II
CH3-CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2-
CH2- CH2-C-O-K+
Ekor Kepala
Kepala sabun yang bersifat hidrofilik (mendekati molekul air) akan
tetap menghadap ke air sehingga mencegah bagian ekor sabun yang
bersifat hidrofobik (menjauhi molekul air) agar tidak mengendapkan
kembali kotoran yang telah diangkat dari permukaan dan tetap tersuspensi
di dalam air.

2.4 Garis Besar Pembuatan Sabun

Dalam proses pembuatan sabun terjadi reaksi saponifikasi, yaitu


proses pembuatan sabun yang berlangsung dengan mereaksikan asam
lemak dengan alkali yang menghasilkan sintesa dan air serta garam
karbonil (sejenis sabun).

a. Pembuatan Sabun Padat dan Sabun Cair (Sabun Mandi)


Bahan untuk Pembuatan Sabun Padat:
1. 235 g Minyak Zaitun.
2. 150 g Minyak Kelapa.
3. 100 g Minyak Sawit.
4. 74 g NaOH.
5. 210 g Air.
6. 10 cc fragrance dan pewarna.

Bahan untuk Pembuatan Sabun Cair:

1. 340 g Minyak Sawit.


2. 170 g Minyak Kelapa.
3. 50 g Minyak Zaitun.
4. 122 g KOH.
5. 250 g Air.
6. 10 cc fragrance dan pewarna.

Alat yang diperlukan:

1. Masker.
2. Kacamata.
3. Sarung tangan karet.
4. Timbangan dapur (dengan skala terkecil 1 atau 5 gram).
5. Sendok stainless steel.
6. Wadah dari gelas atau stainless steel.
7. Kain.
8. Cetakan.
9. Blender dan tutup.
Cara Pembuatan Sabun Padat dan Sabun Cair:

1. Siapkan cetakan dengan cara diminyaki.


2. Larutkan NaOH / KOH ke dalam air dingin menggunakan wadah
gelas atau stainless steel. Caranya dengan menuangkan NaOH /
KOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk hingga larut. Pada
awalnya larutan akan panas dan berwarna keputihan. Setelah larut
semuanya, dinginkan sampai suhu ruangan. Kemudian akan
didapatkan larutan yang jernih.
3. Timbang Minyak Zaitun, Minyak Kelapa, dan Minyak Sawit.
Tuangkan minyak ke dalam blender.
4. Tuangkan larutan NaOH / KOH ke dalam minyak dengan hati-
hati.
5. Pasang cover blender, letakkan kain di atas cover untuk
menghindari cipratan dan proses pada putaran terendah. Hindari
jangan sampai terkena cipratan. Hentikan blender dan periksa
apakah sabun sudah terbentuk. Jika sudah, matikan blender.
Tanda dari sabun sudah terbentuk adalah campuran sabun mulai
mengental. Apabila disentuh dengan sendok, maka beberapa
detik bekas sendok masih membekas.
6. Tambahkan pengharum, pewarna atau zat adiktif. Blender selama
beberapa detik.
7. Tuangkan sabun ke dalam cetakan dan tutup dengan kain untuk
insulasi. Simpan sabun dalam cetakan selama satu hingga dua
hari. Kemudian keluarkan sabun dari cetakan dan potong sesuai
selera. Simpan selama minimal 3 minggu sebelum dipakai.

b. Pembuatan Sabun Transparan

Bahan untuk Pembuatan Sabun Transparan:

1. Aquades (H2O).
2. Asam Stearat (CH3(CH2)16COOH).
3. Etanol (C2H5OH).
4. Gliserin (C3H5(OH)3).
5. Gula Pasir (C6H12O6).
6. Minyak.
7. Natrium Hidroksida NaOH.
Alat yang diperlukan:

1. Batang Pengaduk .
2. Beaker glass.
3. Botol Aquades.
4. Bunsen.
5. Cetakan Sabun.
6. Gelas Arloji.
7. Kaki 3.
8. Kasa Asbes.
9. Labu Ukur.
10. Termometer.
11. Timbangan.

Cara Pembuatan Sabun Transparan:

1. Buat larutan NaOH 1 M sebanyak 50 ml .


2. Panaskan 50 ml minyak sampai suhu 60oC.
3. Masukkan larutan NaOH ke dalam minyak sebanyak 25 ml
kemudian panaskan hingga suhu 70oC kemudian diaduk hingga
merata sampai larutan mengental.
4. Tambahkan 25 gram asam stearat yang sudah dilelehkan pada suhu
60oC.
5. Tambahkan 40 ml etanol, 40 ml gliserin, dan 4 gram gula pasir
sambil terus diaduk hingga campuran mnejadi homogen.
6. Tambahkan pewarna dan pewangi sesuai selera pada suhu 40oC
7. Tuangkan campuran ke dalam cetakan dan diamkan selama 24 jam
hingga sabun menjadi keras.
8. Keluarkan sabun yang sudah mengeras dari cetakan dan sabun siap
untuk digunakan.

2.5 Manfaat Sabun

Sabun berkemampuan untuk mengemulsi kotoran berminyak


sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan
oleh dua sifat sabun, yaitu:

1. Rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun bersifat nonpolar sehingga


larut dalam zat non polar, seperti minyak.
2. Ujung anion molekul sabun, yang tertarik dari air, ditolak oleh ujung
anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak
lain. Karena tolak-menolak antara tetes sabun dengan minyak, maka
minyak itu tidak dapat saling bergabung tetapi tersuspensi.
Selain itu, sabun juga memiliki manfaat lain, yaitu:
a. Membersihkan kulit tubuh dari debu, kotoran, dan keringat,
b. Menjaga kelembaban kulit tubuh sehingga tidak kering,
c. Menjadikan tubuh lebih wangi,
d. Menjaga kulit agar tetap sehat,
e. Untuk beberapa jenis sabun mandi tertentu dapat membuat kulit
mnjadi putih.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah Sabun penulis
mennyimpulkan bahwa sabun merupakan alat yang sangat dibutuhkan
masyarakat luas hal ini dikarenakan sabun dapat membantu terwujudnya
kehidupan yang sehat bebas dari segala penyakit. Seiring berjalannya
waktu sabun juga mengalami perkembangan dari segi bahan baku untuk
menunjang kebutuhan masyarakat yang semakin beraneka.
3.2 Saran
Untuk menghindari terjadinya iritasi kulit, seperti alergi, jerawat,
keriput, dan kulit bersisik atau kering, sebaiknya jangan salah dalam
memilih sabun dan memilih sabun yang sesuai dengan jenis kulit kita.

Daftar Pustaka
Baharinta, D.R. 2016. Sabun Sebagai Agen Kebersihan yang Menyehatkan.
Makalah disajikan dalam Lokakarya, Jurusan Kimia FMIPA UM,
Malang, 18 Februari.
Sholikhah, W. 2016. Pembuatan VCO dan Sabun Transparan. Makalah disajikan
dalam Lokakarya, Bidang Keahlian Bisnis Manajemen, Teknologi
Informatika Komunikasi Dan Teknologi Rekayasa, Lumajang, 15
Januari.
Girgis, A.Y., 1998, Physical and Chemical Characteristics of Toilet Soap Madeof
Apricot Kernel Oil and Palm Stearin, Gracas y Aceites. 49 (5-6),
434439
Gusviputri, A., Njoo Meliana P.S., Aylianawati, dan Nani I. 2013.Pembuatan
Sabun dengan Lidah Buaya (Aloe vera) Sebagai Antiseptik Alami
[Jurnal Volume 12 No. 1]. Widya Teknik. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai