MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari
Yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Subandi, M.Si.
Oleh:
1. Harsiwi Candra Sari (160332605805)
2. Novita Agustin (160332605866)
Sabun adalah bahan yang terbuat dari asam lemak dan basa kuat
yang dibuat melalui proses kimia. Reaksinya disebut reaksi saponifikasi
(penyabunan). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH => C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
1. Minyak kelapa
SIFAT KETERANGAN
Ph <7
Titik cair 20 25 oC
o
Titik didih 225 C
SIFAT KETERANGAN
Massa Molar 39.99711 g/mol
Penampilan Putih, Solid, Hidroskopis
Kepadatan 2.13 g/cm3
Titik lebur 318 oC, 591 K, 604 oF
Titik didih 1388 oC, 1661 K, 2530 oF
Kelarutan dalam air 1110 g/L
Kelarutan dalam etanol 139 g/L
SIFAT KETERANGAN
Bau Tidak berbau
Kelarutan Larut dalam air
Ph 14.0
Fungsi dari NaOH pada pembuatan sabun sebagai penetralisir
asam, Natrium hidroksida bereaksi dengan minyak membentuk sabun
yang disebut dengan saponifikasi.
3. Gliserin
Gliserin dengan rantai HO-CH2-CH-(OH)-CH2-OH adalah
produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air
untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin berbentuk cairan jernih,
tidak berbau dan memiliki rasa manis.
SIFAT KETERANGAN
Penampilan fisik Cair dan bening
Rasa Manis
Berat Molekul 92.09 g/mol
Titik didih 290 oC
Titik leleh 19 oC
Berat jenis 1.2636
4. Asam stearat
SIFAT KETERANGAN
Rumus Kimia C18H36O2
Massa Molar 284.48 g/mol
Fisik Padat putih
Densitas 0.847 g/ cm3
Kelarutan dalam air 3 mg/L
SIFAT KETERANGAN
Indeks Bias 1.4299
Fungsi Asam Stearat pada proses pembuatan sabun untuk
mengeraskan dan menstabilkan busa.
SIFAT KETERANGAN
Titik didih 80 oC
pH 10
Viskositas 1200 cp
6. Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol
absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap,
mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini
merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman
beralkohol dan termometer modern.
SIFAT KETERANGAN
Titik didih 78 o C
SIFAT KETERANGAN
-113,84o C
Titik beku
0,789 0,806
Massa jenis
1,59 1,62
Densitas
pH Netral
SIFAT KETERANGAN
Ph 7 (netral)
Bentuk fisik Cair
Warna Bening
Titik beku 00C
Titik didih 1000C
8. Propilen glikol
Propilen glikol atau propana-1,2-diol adalah salah satu jenis
pelarut atau kosolvent yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kelarutan suatu obat dalam formulasi sediaan cair, semi padat dan
sediaan transdermal. Dalam sedian semi padat dapat berupa pasta yang
penggunaanya secara topical.
SIFAT KETERANGAN
Rasa Hambar
Bentuk fisik Cairan
Warna Bening
Titik beku -590C
Titik didih 1880C
Berat molekul 76.1 g/mol
Kelarutan Larut dengan air
SIFAT KETERANGAN
Rasa Hambar
Bentuk fisik Cair
Warna Bening
Titik beku 540C
Titik didih 2000C
Viskositas 76-110
Berat molekul 3000 g/mol
Tekanan uap 0.00013 atm
Kelarutan Larut dalam air
10. LEXAINE-C
SIFAT KETERANGAN
Titik Didih 2120C
Volatilitas 60-66%
SIFAT KETERANGAN
pH 5-6
Berat Jenis 1,043 gr/ ml
Penampilan Cair
Warna Kuning
c. pH
Sabun pada umumnya mempunyai pH sekitar 10 (Mitsui,
1997). pH merupakan indikator potensi iritasi pada sabun
(Gehring, 1991). Apabila kulit terkena cairan sabun, pH kulit akan
naik beberapa menit setelah pemakaian meskipun kulit telah dibilas
dengan air. Pengasaman kembali terjadi setelah lima sampai
sepuluh menit, dan setelah tiga puluh menit pH kulit menjadi
normal kembali yaitu sekitar 4,5-6,5. Alkalinasi dapat
menimbulkan kerusakan kulit apabila kontak berlangsung lama,
misalnya pada tukang cuci, pembilasan tidak sempurna, atau pH
sabun yang sangat tinggi.
d. Stabilitas Emulsi Sabun
Stabilitas emulsi merupakan salah satu karakter penting dan
berpengaruh besar terhadap kualitas produk emulsi saat dipasarkan.
Emulsi yang baik tidak membentuk lapisan-lapisan minyak dan air,
memiliki konsistensi yang tetap dan tidak terjadi perubahan warna.
Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh jumlah asam lemak yang
terkandung dalam sabun. Asam lemak ini berperan dalam menjaga
konsistensi sabun. Kestabilan emulsi dalam sabun juga dipengaruhi
oleh kadar air dan bahan dasar yang bersifat higroskopis. Semakin
tinggi kadar air dalam sabun maka stabilitas emulsi akan semakin
menurun.
e. Kadar Air
Banyaknya air yang ditambahkan pada sabun akan
mempengaruhi kelarutan sabun. Semakin banyak air yang
terkandung dalam sabun maka pada saat digunakan sabun akan
semakin mudah menyusut. Prinsip dari pengujian kadar air sabun
adalah pengukuran kekurangan berat setelah pengeringan pada
suhu 105C. Tingkat kekerasan sabun sangat dipengaruhi oleh
kadar air sabun. Semakin tinggi kadar air maka sabun akan
semakin lunak.
f. Jumlah Asam Lemak
Jumlah asam lemak adalah keseluruhan asam lemak baik
asam lemak yang terikat dengan natrium maupun asam lemak
bebas ditambah lemak netral (trigliserida netral/ lemak yang tidak
tersabunkan). Pengujian jumlah asam lemak pada prinsipnya
dilakukan dengan memisahkan asam lemak dari ikatan sabun
natrium dengan penambahan asam kuat, kemudian
mengekstraknya dengan microwaks sehingga terbentuk cake yang
berisi campuran parafin + asam lemak bebas + lemak netral + asam
lemak bebas eks sabun + minyak mineral yang mungkin ada.
g. Asam Lemak Bebas/ Alkali Bebas
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada dalam
contoh sabun, tetapi yang tidak terikat sebagai senyawa natrium
maupun senyawa trigliserida (lemak netral). Adanya asam lemak
bebas dapat diperiksa apabila pada pengujian alkali bebas ternyata
tidak terjadi warna merah dari indikator phenolphtalein setelah
pendidihan dalam alkohol netral. Asam lemak bebas yang melarut
dalam alkohol netral selanjutnya dititrasi dengan KOH alkoholis.
h. Minyak Mineral
Minyak mineral tidak mungkin dapat disabunkan seperti
halnya asam lemak bebas dan lemak netral, sehingga meskipun
sudah disabunkan dengan KOH berlebihan akan tetap sebagai
minyak, dan pada penambahan air akan terjadi emulsi antara air
dan minyak yang ditandai adanya kekeruhan.
Molekul sabun terdiri atas bagian yang polar berupa ion logam
(disebut kepala) dan bagian non polar berupa rantai alkil (disebut ekor).
O
II
CH3-CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2-
CH2- CH2-C-O-K+
Ekor Kepala
Kepala sabun yang bersifat hidrofilik (mendekati molekul air) akan
tetap menghadap ke air sehingga mencegah bagian ekor sabun yang
bersifat hidrofobik (menjauhi molekul air) agar tidak mengendapkan
kembali kotoran yang telah diangkat dari permukaan dan tetap tersuspensi
di dalam air.
1. Masker.
2. Kacamata.
3. Sarung tangan karet.
4. Timbangan dapur (dengan skala terkecil 1 atau 5 gram).
5. Sendok stainless steel.
6. Wadah dari gelas atau stainless steel.
7. Kain.
8. Cetakan.
9. Blender dan tutup.
Cara Pembuatan Sabun Padat dan Sabun Cair:
1. Aquades (H2O).
2. Asam Stearat (CH3(CH2)16COOH).
3. Etanol (C2H5OH).
4. Gliserin (C3H5(OH)3).
5. Gula Pasir (C6H12O6).
6. Minyak.
7. Natrium Hidroksida NaOH.
Alat yang diperlukan:
1. Batang Pengaduk .
2. Beaker glass.
3. Botol Aquades.
4. Bunsen.
5. Cetakan Sabun.
6. Gelas Arloji.
7. Kaki 3.
8. Kasa Asbes.
9. Labu Ukur.
10. Termometer.
11. Timbangan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah Sabun penulis
mennyimpulkan bahwa sabun merupakan alat yang sangat dibutuhkan
masyarakat luas hal ini dikarenakan sabun dapat membantu terwujudnya
kehidupan yang sehat bebas dari segala penyakit. Seiring berjalannya
waktu sabun juga mengalami perkembangan dari segi bahan baku untuk
menunjang kebutuhan masyarakat yang semakin beraneka.
3.2 Saran
Untuk menghindari terjadinya iritasi kulit, seperti alergi, jerawat,
keriput, dan kulit bersisik atau kering, sebaiknya jangan salah dalam
memilih sabun dan memilih sabun yang sesuai dengan jenis kulit kita.
Daftar Pustaka
Baharinta, D.R. 2016. Sabun Sebagai Agen Kebersihan yang Menyehatkan.
Makalah disajikan dalam Lokakarya, Jurusan Kimia FMIPA UM,
Malang, 18 Februari.
Sholikhah, W. 2016. Pembuatan VCO dan Sabun Transparan. Makalah disajikan
dalam Lokakarya, Bidang Keahlian Bisnis Manajemen, Teknologi
Informatika Komunikasi Dan Teknologi Rekayasa, Lumajang, 15
Januari.
Girgis, A.Y., 1998, Physical and Chemical Characteristics of Toilet Soap Madeof
Apricot Kernel Oil and Palm Stearin, Gracas y Aceites. 49 (5-6),
434439
Gusviputri, A., Njoo Meliana P.S., Aylianawati, dan Nani I. 2013.Pembuatan
Sabun dengan Lidah Buaya (Aloe vera) Sebagai Antiseptik Alami
[Jurnal Volume 12 No. 1]. Widya Teknik. Surabaya.