LAPORAN
UJIAN KOMPETENSI KEJURUAN
PEMBUATAN VCO DAN SABUN TRANSPARAN
Disusun
oleh
Putri Nur Hidayah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1 Virgin Coconut Oil (VCO)
VCO (Virgin Coconut Oil) sesungguhnya sudah memasyarakat sejak lama di Indonesia.
VCO merupakan minyak kelapa murni yang belum mengalami pencampuran dengan bahan-
bahan lain. Minyak kelapa yang sekarang beredar di pasaran ada yang sudah mengalami
pencampuran dengan minyak lain, seperti minyak kelapa sawit atau minyak kacang.
Indonesia merupakan penghasil kelapa terbesar setelah Filipina. Hampir semua wilayah
pesisir di Indonesia banyak di tumbuhi oleh kelapa. Hal ini menjadi pemicu bagi para ahli
untuk membuat olahan kelapa yang sangat bermanfaat agar hasil produksi kelapa tersebut
tidak selalu diekspor keluar negeri.
Saat ini, pemanfaatan kelapa lebih berkembang. Salah satunya dengan membuatnya
menjadi minyak kelapa (virgin coconut oil) VCO. Hingga kini minyak kelapa murni ramai
diperbincangkan karena khasiatnya bagi kesehatan. Para ahli pun mulai tertarik untuk
meneliti kandungan VCO dan kaitannya dengan kesehatan manusia.
Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO), merupakan
merupakan modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk
dengan kadar air dan kadar asam lemak bebasyang rendah, berwarna bening, berbau harum,
serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.
1.1.2 Sabun Transparan
Sabun merupakan benda wajib yang kita pakai setiap hari. Tanpa sabun, mandi terasa tidak
bersih karena sabun berfungsi untuk mengangkat kotoran yang menempel di tubuh kita.
Dewasa ini pemanfaatan sabun sebagai pembersih kulit makin menjadi trend dan beragam.
Keragaman sabun yang dijual secara komersial terlihat pada jenis, warna, wangi, dan manfaat
yang ditawarkan. Berdasarkan jenisnya sabn dibedakan atas dua macam yaitu abun padat
(batangan) dan sabun cair. Sabun transparan adalah sabun mandi yang berbentuk batangan
dengan tampilan transparan, menghasilkan busa lebih lembut di kulit dan penampakannya
lebih berkilau dibandingkan jenis sabun lainnya. Tampilan sabun transparan yang menarik
mewah dan berkelas.
Sabun transparan merupakan salah satu produk kosmetik yang sedang trend. Pilihan VCO
sebagai bahan baku sabun transparan didasarkan pada beberapa keunggulannya termasuk
kemampuan antimikroba sehingga baik untuk pemeliharaan kulit atau perawatan tubuh.
Belakangan ini penggunaan VCO lebih diarahkan pada perawatan kesehatan dan kosmetik
sedangkan minyak kelapa biasa untuk produk pangan.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil)
2. Untuk mengetahui proses pembuatan sabun transparan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. VCO (Virgin Coconut Oil)
Virgin Coconut oil atau biasa disingkat dengan VCO adalah minyak murni yang dibuat
dari bahan kelpa segar dengan proses pemanasan atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa
bahan kimia. Proses pembuatan yang tepat akan menghasilkan minyak VCO yang
berkualitas. Digunakan minyak kelapa karena sifatnya yang mudah tersaponifikasi, mudah
larut dalam air, dan mudah menguap.
2.2. Sabun Transparan
Sabun tranparan adalah sabun yang dibuat dengan teknik khusus dengan menghilangkan
kandungan alkali di dalamnya. Sabun transparan ini lebih unggul daripada sabun mandi biasa,
selain dari tampilannya yang transparan yang menawan, sabun ini sangat lembut di kulit dan
dapat melembabkan kulit.
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah reaksi trigliserida
dengan alkali (NaOH dan KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Trigliserida adalah
satu molekul gliserol yang berikatan dengan tiga molekul asam lemak. Reaksi penyabunan
dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3RCOONa
Trigliserida Basa Gliserol Sabun
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan
gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual.
Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat
molekul rendah akan lebih nudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun
memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih
kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
2.3. Kelapa (CocosNucifera L)
Kelapa (Cocos Nucifera L) adalah anggota tunggal dalam marga cocos dari suku aren-
arenan atau arecaceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia
sehingga dianggap sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir.
2.4. Air
Air merupakan sumber daya alam yang melimpah yaitu sebesar 71% dari seluruh
permukaan bumi yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup.
Tabel 2.1. Material Safety Data Sheet Air
Nama sistematis Air
2.5. Asam Stearat
Asam Stearat / Stearic Acid merupakan monokarboksilat berantai panjang (C18)yang
bersifat jenuh karena tidak memiliki rangkap diantara atom karbonnya. Asam Stearat dapat
berbentuk cairan atau padatan. Pada proses pembuatan sabun Asam Stearat berfungsi untuk
mengeraskan sabun dan menstabilkan busa. Asam stearat berwarna putih kekuningan
(Hambali dkk,2005).
2.7. Ethanol
Alkohol atau bisa disebut juga Ethanol (ethyl alcohol) merupakan senyawa organic
dengan rumus kimia C2H5OH. Ethanol pada proses pembuatan sabun berfungsi sebagai
pelarut
karena Rumus molekul C2H5OH
sifatnya Massa molar 46,07 g/mol
yang Penampilan cairan tak berwarna
mudah Densitas 0,789 – 0,806 g/cm3
larut Titik lebur −114,3
dalam air Titik didih 78,40C
dan lemak. Kelarutan dalam air tercampur penuh
Dan untuk Keasaman (pKa) 15,9
membuat Viskositas 1,200 cP (20 °C)
sabun transparan menjadi bening (Hambali dkk,2005).
2.9. Gliserin
Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau dan memiliki rasa manis. Pada pembuatan
sabun transparan, gliserin bersama dengan sukrosa dan alcohol berfungsi dalam pembentukan
struktur transparan (Ghaim and Volz, 2005).
Tabel 2.6. Material Safety Data Sheet Gliserin
2.10. Carbowax
Carbowax adalah golongan hidrofil yang memiliki BM tinggi bersifat hidrofob yang bagus
untuk melarutkan minyak, dan cocok digunakan sebagai basis hidrofob.
Tabel 2.7. Material Safety Data Sheet Carbowax
Deskripsi Cairan jernih dengan sedikit berbau
Berat molekul 285-315;
2.10.TEA (Trietilamina)
TEA merupakan dietanolamida yang terbuat dari minyak kelapa. Dalam formula sediaan
komestik, TEA berfungsi sebagai surfaktan dan penstabil busa. Surfaktan adalah senyawa
aktif penurun tegangan permukaan yang bermanfaat untuk menyatukan fasa minyak dengan
fasa cair.
Tabel 2.8. Material Safety Data Sheet TEA
Rumus kimia C6H15N
Massa molar 101.19 g mol−1
Densitas 0,726 g/cm3
2.11.Lexaine-c
Lexaine-c berfungsi sebagai surfactant/ pembersih yang bersifat lembut, menghasilkan
busa dan menambah kekentalan, juga untuk anti iritasi. Biasanya digunakan pada produk
shampoo, bath foam, shower gel, sabun, liquid soap, facial soap, . Busa yang dihasilkan
sangat banyak dan Creamy.
2.12.Fixolid
Fungsi dari fixolid adalah untuk melembapkan kulit dan mengtransparankan sabun.
Tabel 2.9. Material Safety Data Sheet Fixolid
Rumus kimia C17H24N
Warna Bening
Berat Molekul 244.37 gr/mol
2.13.Gula Pasir
Gula pasir berbentuk Kristal putih. Pada proses pembuatan sabun transparan, gula pasir
berfungsi untuk membantu terbentuknya transparansi pada sabun. Penambahan gula pasir
dapat membantu perkembangan kristal pada sabun (Hambali dkk, 2005).
2.14.Pewarna
Pewarna ditmbahkan pada proses pembuatan sabun untuk menghasilkan produk sabun
yang beraneka warna. Bahan pewarna yang digunakan adalah bahan pewarna untuk komestik
grade.
2.15.Pewangi
Pewangi ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk memberikan efek wangi pada
produk sabun. Pewangi yang sering digunakan dalam pembuatan sabun adalah dalam bentuk
parfum dengan berbagai aroma (buah-buahan, bunga, tanaman, dan lain-lain).
2.16.
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1. Alat
Tabel 3.1. Alat Pembuatan VCO
No Nama Spesifikasi Jumlah
1 Neraca Digital buah
2 Mesin parut Standar 1 buah
3 Spatula Stainless steel 1 buah
4 Baskom Standar 2 buah
5 Botol plastik 600-1500 ml 2 buah
6 Kain saring Standar 1 buah
3.2. Bahan
Tabel 3.5. Bahan Pembuatan VCO
No Nama Jumlah
1 Daging kelapa tua 500 gram
2 Air 1000 ml
Mutu merupakan suatu parameter untuk menentukan kualitas suatu produk. VCO
tentunya juga memiliki standar mutu sebagai acuan untuk menentukan kualitas. Standar mutu
VCO yang digunakan adalah standar dari APCC (Asian and Pasific Coconut Community).
APCC merupakan suatu organisasi antar pemerintah 15 negara penghasil kelapa dan
pengekspor produk kelapa.
Dalam standar APCC menyebutkan bahwa VCO harus memiliki kenampakan yang
jernih, berbau tidak tebgik, dan tidak memiliki rasa. Selain parameter organoleptik, adapula
parameter oksidasi mengenai kadar asam lemak bebas dan kadar peroksida. Dalam parameter
ini disebutkan bahwa VCO tidak boleh mengandung lebih dari 0,5% asam lemak bebas dan
harus memiliki kadar peroksida maksimal 3 meq/kg minyak.
Selain dua parameter di atas, komposisi asam lemak yang merupakan penyusun minyak
juga menjadi sebuah parameter tersendiri. Kandungan asam Laurat yang tinggi menjadi cirri
khas dari VCO dibanding pada minyak lainnya. Pada sebuah penelitian bahwa VCO hasil
proses fermentasi dengan kultur starter Streptococcus thermophylus pada suhu 400C akan
menghasilkan VCO dengan kadar Asam Laurat yang tinggi. (Saiful,M.2009).
BAB IV
No Parameter SNI Hasil Pengujian
HASIL
1 Massa yang diperoleh - 73 gram
PERCOBAAN
2 Uji Organoleptik
DAN
-Kenampakan Jernih Jernih
-Bau Tidak tengik Tidak tengik
3 Densitas 0,915-0,920 0,95 gr/ml
gr/ml
4 Asam Lemak Bebas < 0,5% 0,36%
5 Transparansi Transparan Transparan
6 Rendemen - 14,6%
PEMBAHASAN
4.1.Data Percobaan
4.1.1. Virgin Coconut Oil (VCO)
Tabel 4.1 Hasil VCO
No Parameter SNI Hasil Pengujian
1 Massa yang diperoleh - 64 gram
4.1.2 Sabun 2 Bentuk Padat Padat
Transparan 3 Aroma Khas Khas Lavender
Tabel 4.2 4 Perabaan Kesat Berminyak
Sabun 5 Transparansi Transparan Transparan
Transparan 6 Kelarutan - 13 menit 08 detik
7 pH 8-10 9
8 Rendemen - 78,04%
4.2.Pembahasan
Dari praktek yang telah dilakukan mengenai pembuatan VCO dengan bahan baku parutan
kelapa segar 500 gram diperoleh hasil VCO sebanyak 73 ml. VCO tersebut memiliki
Densitas 0,9 gr/ml dan kadar FFA 0,36%
Pada praktikum pembuatan VCO ini dinyatakan tidak berhasil karena tidak sesuai dengan
SNI VCO.
Sementara itu, dalam praktik pembuatan sabun transparan yang telah dilakukan dengan
bahan VCO dengan jumlah bahan baku sebanyak 82 gram dan diperoleh hasil sabun
sebanyak 64 gram.
Sabun ini memiliki pH 9, karena pH untuk sabun adalah basa yaitu sekitar 8-10.
Rendemen pada sabun yang dihasilkan ini adalah 41,46%, hal ini dikarenakan banyak sabun
yang tersisa pada beaker glass dan batang pengaduk serta masih banyak terdapat gumpalan
putih yang tidak larut sempurna.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Virgin Coconut Oil atau biasa disingkat VCO adalah minyak murni yang dibuat dari
bahan kelapa segar dengan proses pengadukan. Proses pembuatan yang tepat akan
menghasilkan minyak VCO yang berkualitas, sedangkan standar mutu VCO yang baik adalah
transparan bening, memilki pH <7, densitas 0,915 – 0,920 gr/mL.
Sabun transparan adalah sabun mandi yang berbentuk batangan dengan tampilan
transparan, menghasilkan busa lebih lembut di kulit dan penampakannya lebih berkilau
dibandingkan jenis sabun lainnya. Sabun tranparan ini dibuat dengan proses saponifikasi
antara minyak dengan NaOH yang kemudian ditambahkan propilen glokol, gliserin,
carbowax dan TEA serta larutan gula serta dengan penambahan lexaine-c, fixolid dan alcohol
besrta pewarna dan pewangi. Standar sabun transparan yang baik adalah warna transparan
tembus pandang, pH 8-9, perabaan kesat.
5.2. Saran
1. Pengadukan dilakukan secara continue untuk minyak
2. Teliti dalam penimbangan bahan
3. Suhu selalu dijaga 700C agar pada proses saponifikasi tidak berminyak dan tidak mengeras
4. Pengadukan dilakukan secara continue agar tidak terjadi pengerasan
5. Penambahan ethanol sebaiknya dilakukan setelah reaksi saponifikasi sempurna
LAMPIRAN
A. Virgin Coconut Oil (VCO)
1. Perhitungan Densitas
Pikno kosong 11,5 gram
Pikno isi 20 gram
Massa VCO 9,5 gram
Volume 10 ml
3. Rendemen
Berat Kelapa awal 500 gram
Minyak yang diperoleh 73 gram
B. Sabun Transparan
1. Rendemen
Berat bahan baku 82 gram
Sabun yang diperoleh 34 gram
DAFTAR PUSTAKA
Buku Praktikum Kuantitatif 2013 – Titrasi Alkalimetri
Buku Praktikum Produk Kefarmasian (PKK 6) – Sabun Transparan
Erliza hambali, Ani Suryani, Mira Rifat (2005) Sabun Transparan Untuk Gift &
Kecantikan. Depok : Penebar Swadaya
http://budiboga.blogspot.com/2006/06/informasi-lengkap-virgin -coconut-oil.html
http://iisnaeni2.blogspot.com/2013/03/dasar -teori-sabun-transparan.html
http://teknolgi_lemak_&_minyak.co.id.html
Nur Alam Syahh, Andi. 2005. Sang Penakhkuk Penyakit (VCO + Minyak Buah Merah)
Depok : PT.Agromedia Pustaka
Rindengan, B. 2003. Pengembangan Minyak Kelapa Murni. Makassar
S. Kataren (1986) Pengantar Teknologi & Lemak Pangan.UI Press : Jakarta
Sutarmi, Rozaline, Hartin (2005) Takhklukan Penyakit dengan VCO. Penebar Swadaya :
Jakarta
Tugas akhir pembuatan sabun transparan dari VCO
Perpustakaan uns.ac.id/digilib.uns.ac.id
Terima kasih sudah membaca :)
Semoga Bermanfaat :)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa merupakan salah satu komoditas penting dalam dunia pertanian Indonesia, sebab tanaman ini tumbuh subur di wilyah kita yang
tergolong tropis. Sebagai contoh Sumatera Barat yang memiliki banyak tanaman kelapa, hampir setiap daerah di Sumatera Barat ditumbuhi oleh
Tanaman kelapa adalah tanaman multifungsi, dimana semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia. Mulai dari
buah, daun, batang, sampai akarnya. Seperti contoh, air kelapa dapat dipergunakan sebagai minuman segar yang berkhasiat untuk menawar
racun, dan pencegah demam. Selain itu batang kelapa juga bisa dimanfaatkan sebagai tiang penyangga dalam pembangunan rumah sedangkan
Buah kelapa merupakan bagian penting tanaman kelapa yang memiliki banyak manfaat dan umum digunakan sebagai bumbu masak.
Salah satu contohnya buah kelapa dapat dibuat menjadi santan dan minyak goreng. Salah satu hasil olahan buah kelapa adalah minyak kelapa
murni atau sering disebut Virgin Coconut Oil (VCO). Setelah diteliti oleh para ahli terungkap bahwa komponen utama adalah asam laurat yang
Minyak kelapa menurut klasifikasinya terdiri atas minyak kelapa komersial (RBD- Coconut Oil), minyak kelapa tradisional ( Traditional
Virgin Coconut Oil (VCO) dapat dibuat dengan memanfaatkan santan kelapa. Untuk mendapatkan VCO sangat dibutukan ketelitian yang
tinggi. Jika terjadi kesalahan dalam proses pembuatan maka akan mengakibatkan kualitas minyak menjadi rendah. Selain itu kualitas VCO yang
baik juga dipengaruhi oleh jenis kelapa yang digunakan (varietas asli bukan kelapa hibrida), tanpa penyulingan, tanpa pemutihan, tanpa
mengalami proses deodorasi, tanpa proses hidrogenasi, bebas dari bahan kimia tambahan, bebas mikroorganisme, dan kadar air kurang dari 0,1
%.
Untuk membuat VCO dapat digunakan beberapa metode yaitu pemanasan, fermentasi, pancingan, enzimatis, dan sentrifugasi. Pada
laporan ini proses pembuatannya adalah metode pemanasan. Setelah itu VCO yang didapat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat
sabun transparan. Parameter mutu dalam pembuatan produk di atas adalah massa jenis dan asam lemak bebas.
Salah satu pemanfaatan VCO adalah sebagai bahan baku dalam membuat sabun transparan. Sabun transparan merupakan jenis sabun
batangan yang memiliki tampilan transparan. Secara umum sabun tranparan dibuat dengan melarutkan minyak dengan basa yang kemudian
dilarutkan dengan alkohol pada kondisi panas untuk membentuk larutan yang jernih. Tampilan sabun transparan ini menarik, mewah, dan
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, agar laporan yang dibuat memiliki arah pada suatu masalah yang akan di bahas, perlu adanya
1. Cara pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) adalah dengan menggunakan metode pemanasan.
2. Membuat sabun transparan dengan menggunakan VCO sebagai bahan baku dan menggunakan bahan lainnya.
3. Uji mutu produk yang akan dilakukan adalah asam lemak bebas dan massa jenis untuk VCO. Transparansi, kekerasan dan pH untuk sabun
transparan.
C. Perumusan Masalah
Dilandasi latar belakang dan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu :
1. Apakah VCO yang dihasilkan menggunakan metode pemanasan dapat memberikan rendemen yang tinggi ?
2. Apakah asam lemak bebas dan massa jenis dari VCO yang dihasilkan berada dalam range standar ?
3. Apakah transparansi, kekerasan, dan pH dari sabun transparan yang dihasikan sudah memenuhi SNI ?
1. Bagi penulis, untuk dapat memberikan wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi dalam proses pembuatan VCO dan sabun
transparan.
2. Bagi sekolah, untuk dapat mengembangkan program sekolah dan keahlian “kimia industri” khususnya untuk uji kompetensi.
3. Bagi masyarakat, untuk dapat disosialisasikan bahwa dengan memanfaatkan komoditas lokal kita bisa meningkatkan nilai jual melalui olahan yang
sederhana dan membuka lapangan kerja kususnya dalam pemanfaatan tanaman kelapa menjadi VCO dan sabun transparan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kelapa
Kelapa adalah satu jenis tumbuhan yang tergolong dalam suku Arecaceae dan anggota tunggal dari marga Cocos(wikipedia, 2010).
Tanaman kelapa ini memiliki pohon yang bisa mencapai ketinggian 30 meter. Kelapa merupakan pohon multi fungsi bagi masyarakat tropis
karena hampir semua bagiannya bisa dimanfaatkan orang seperti batangnya sebagai kayu dan papan untuk membuat rumah, daunnya dipakai
sebagai atap rumah setelah dikeringkan, dan buah kelapa merupakan bagian yang bernilai ekonomis karena dapat menghasilkan minyak.
B. Definisi VCO
Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa yang berasal dari buah kelapa yang tua dan segar yang diolah pada kondisi suhu
rendah, melalui pemanasan, penyaringan, peragian atau fermentasi, pemakaian zat tambahan lainnya dan tanpa bahan kimia. Pengertian lain
menyangkut VCO ini adalah minyak kelapa kualitas tinggi karena tidak mengandung kolesterol, kadar air, dan asam lemak bebas yang kecil serta
kandungan asam laurat yang tinggi (sekitar 53 %). Asam laurat adalah asam lemak jenuh rantai sedang, apabila dikonsumsi tubuh maka akan
terbakar sehingga menghaasilkan energi dan dapat menciptakan kenetralan terhadap kolesterol. VCO juga merupakan sebagai minyak kelapa
yang sangat aman karena tidak mengandung asam lemak trans dan benar-benar murni, disebabkan VCO tidak mengalami kontak ataupun
C. Sabun
Sabun termasuk kebutuhan pokok manusia. Sabun digunakan sebagai pembersi baik untuk tubuh atau peralatan lainnya. Sabun
dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu sabun cream, sabun batang, dan sabun cair. Sabun batang dikelompokkan menjadi tiga yaitu
sabunopaque, sabun transparan, dan sabun translucent. Ketiga jenis ini dibedakan berdasarkan penampakannya. Sabun transparan merupakan
sabun yang penampakannya paling terang dan tembus pandang dan sabun translucent memiliki penampakan yang mengabur (tidak transparan).
Sedangkan sabun opaque adalah sabun yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai sabun mandi.(Prihandana, Rama dkk : 2007)
D. Sabun transparan
Sabun transparan adalah sabun batangan dengan penampilan (performance) transparan atau tembus pandang. Secara umum sabun ini
dibuat dengan melarutkan sedian minyak dan basa untuk membentuk stok sabun. Selanjutnya stok sabun dilarutkan dengan alkohol pada kondisi
panas untuk membentuk larutan jernih, kemudian baru ditambah bahn lain seperti penyeras, pewangi, dan pewarna. Sabun transparan
terkadang disebut juga dengan sabun gliserin, karena dalam pembuatannya ditambahkan gliserin yang berfungsi sebagai pelembab pada kulit.
1. VCO
Bahan utama dalam pembuatan VCO adalah daging buah kelapa. Daging buah kelapa diparut dan dijadikan santan. Kualitas kelapa
yang digunakan sangat berpengaruh terhadap kualitas VCO yang dihasilkan. Semakin baik kualitas kelapa yang digunakan maka semakin baik
pula VCO yang dihasilkan, disamping itu rendemennya juga tinggi, demikian sebaliknya.
Kelapa yang baik digunakan adalah kelapa yang merupakan varietas kelapa lokal, berusia 11-13 bulan, di koclak akan terdengar bunyi
nyaring, kulit sabut bewarna coklat, belum berkecambah, dan ketebalan dagingnya berkisar antara 10-15 mm.
2. Sabun transparan
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan sabun transparan adalah sebagai berikut.(Erliza Hambali, dkk : 2005)
a. Minyak
Kelompok minyak yang bisa digunakan adalah minyak kelapa, minyak sawit, minyak jarak, minyak jagung dan minyak lainnya. Dalam
laporan ini minyak yang dipakai adalah minyak kelapa murni (VCO) yang kandungan dominannya adalah asam laurat (44-53%).
Natrium hidroksida sering kali disebut sebagai soda kaustik atau soda api yang merupakan senyawa alkali yang bersifat basa dan bisa
menetralisir asam. NaOH berbentuk kristal putih dan bersifat higroskopis (mudah menyerap kelembapan).
c. Gliserin
Gliserin merupakan produk samping dari hidrolisis antara minyak nabati dan air dalam menghailkan asam lemak. Gliserin berfungsi sebagai
pencipta kelembapan pada kulit. Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau, dan memiliki rasa manis.
d. Gula Pasir
Gula pasir berbentuk kristal putih. Penambahan gula pasir ini berfungsi untuk membentuk transparansi pada sabun dan membantu
e. Etanol
Etanol berbentuk cair, jernih, dan tidak bewarna. Etanol dengan rumus kimia C 2H5OH digunakan sebagai pelarut karena sifatnya mudah
f. Asam Stearat
Asam stearat dapat ditemukan pada minyak hewan dan nabati. Asam stearat ini dapat berwujud cair dan padat. Pada pembuatan sabun
transparan ini asam stearat yang digunakan berbentuk kristal putih. Asam stearat berfungsi sebagai pengeras sabun dan penstabil busa.
g. TEA
Penggunaan TEA pada pembuatan sabun transparan berfungsi sebagai bahan pembantu pembeningan. TEA merupakan cairan kental
Pewarna ditambahkan dalam pembuatan sabun ini bertujuan untuk memberikan cita ragam warna. Pewarna yang digunakan adalah
pewarna yang tidak memberikan efek samping terhadap produk. Pewarna yang baik digunakan adalah pewarna untuk kosmetik grade.
i. Pewangi
Pewangi ditambahkan bertujuan untuk memberikan efek wangi pada produk sabun yang dihasilkan. Sama dengan pewarna, pewangi yang
dibutuhkan tidak boleh memberikan efek yang berlawanan terhadap transparansi sabun.
E. Kandungan gizi dalam VCO
VCO dapat dijadikan sebagai obat berbagai penyakit yang berasal dari virus dan yang belum ditemukan obatnya, seperti flu burung,
HIV/AIDS, hepatitis dan lain-lain. Komponen utama dalam VCO adalah asam lemak jenuh (90 %) dan asam lemak tak jenuh (10 %). Dalam VCO
banyak terdapat MCFA (Medium Chain Fatty Acid). MCFA merupakan komponen asam lemak berantai sedang yang memiliki banyak fungsi,
antara lain dapat merangsang produksi insulin sehingga proses metabolisme glukosa berjalan normal.Selain itu MCFA juga berfungsi bermanfaat
Asam lemak yang utama dalam VCO (asam laurat) berperan positif dalam pembakaran nutrisi makanan menjadi energi, dan berfungsi
1. VCO
a. Bagi manusia
Kandungan asam laurat dan asam lemak jenuh lainnya yang tinggi dalam VCO dapat digunakn untuk mengatasi berbagai penyakit,
seperti :
3) mengobati oesteoporosis
4) mencegah obesitas
6) mencegah kerusakan yang ditimbulkan radiasi sinar ultra violet pada kulit dan memperbaiki pendayagunaan asam lemak esensial dan melindungi
b. Bagi industri
Selain itu, VCO sangat bermanfaat bagi dunia industri baik sebagai bahan baku atau lainnya seperti:
1) Industri farmasi
2) Industri kosmetik
2. Sabun transparan
Sabun transparan yang telah diberi aditif tertentu dapat dimanfaatkan sebagai anti jerawat, memutihkan kulit, serta dapat
mengencangkan kulit. Hal utama yang harus diperhatikan adalah pemilihan jenis minyak atsirinya sebagai farfum. Sebagai contoh minyak
Proses pembuatan VCO bisa dilakukan dengan berbagai metode yaitu sebagai berikut.
a. Pemanasan
Pada prinsipnya, pembuatan VCO dengan pemanasan sama seperti cara tradisional. Pada tahap awal, daging kelapa diparut dan dijadikan
santan dengan perbandingan 500 gram daging kelapa dan 500 mL air. Selanjutnya santan didiamkan selama 1 jam untuk memisahkan krim dan
air. Dari dua komponen yang ada diambil adalah krimnya dan dilakukan pemanasan pada suhu 55-70 ºC sampai dihasilkan minyak. Setelah itu
minyak dipanaskan pada suhu 60-70 ºC sampai dihasilkan minyak kelapa murni.
1. Jika pemanasan terlalu tinggi maka santan akan rusak sehingga khasiat VCO akan berkurang.
b. Fermentasi
Prinsip pembuatan VCO melalui fermentasi memiliki kesamaan pada tahap awal, yaitu pembuatan santan dengan perbandingan daging
kelapa dan air 500 : 500. Setelah itu santan dibiarkan selama 1-2 jam hingga krim dan air terpisah. Krim yang diperoleh difermentasi selama 1-2
hari dengan menambahkan enzim secara langsung (mikroba penghasil enzim) atau dengan menambahkan ragi.
Proses fermentasi dikatakan berhasil jika menghasilkan tiga lapisan yaitu lapisan atas berupa minyak murni, bagian tengah berupa
blondo, dan bagian bawah air. Untuk menghilangkan bau dan kadar air pada minyak, maka haarus dipanaskan pada suhu 60º C.
2. VCO yang dihasilkan sulit stabil karena tidak dapat mengontol bakteri yang aktif.
c. Pancingan
Penggunaan pancingan ini dilakukan setelah daging kelapa diubah menjadi santan dan dipisahkan antara air dan krimnya. Krim yang
diperoleh dicampurkan dengan VCO dengan perbandingan tertentu sembari diaduk-aduk, kemudian didiamkan selama 7-8 jam. Indikator
keberhasilannya akan terbentuk tiga lapisan, yaitu minyak, blondo, dan air. Minyak yang didapat dimurnikan dari air dengan pemanasan pada
suhu 60º C.
d. Enzimatis
Pembuatan VCO secara enzimatis merupakan pemisahan minyak dalam santan tanpa pemanasan. Enzim yang digunakan bisa berupa
enzim bromelin (pada nanas), enzim papain(daun papaya), enzim protease (kepiting sungai). Pembuatan secara enzimatis dikelompokkan
Keunggulan VCO yang dihasilkan adalah warnanya yang bening seperti kristal karena tidak melalui pemanasan, kandungan asam lemak
dan antioksidannya tidak banyak berubah, dan peralatan yang sangat sederhana.
Sedangkan kelemahannya adalah waktu yang lama dalam proses denaturasi untuk memisahkan minyak dari ikatan yaitu sekitar 2 jam,
Sentifugasi digunakan pada proses pemisahan antara minyak dengan air dan air dengan santan. Teknologi ini akan menghasilkan produk
berkualitas.
Keunggulannya proses pembuatan ini adalah waktu yang relatif singkat dalam menghasilkan minyak, aroma yang khas, kadar air yang
Kelemahan yang ada pada proses ini adalah biaya produksi yang mahal dan peralatan yang digunakan sulit serta harganya mahal.
2. Sabun transparan
Proses pembuatan sabun transparan adalah proses pemanasan, pengadukan dan pendinginan. Tahap pertama minyak dipanaskan
hingga mencapai 60º C sambil diaduk menggunakan stirer dan ditambahkan basa (NaOH) sedikit demi sedikit hingga terjadi proses penyabunan.
Pengadukan terus dilakukan sekitar 10 menit untuk memastikan penyabunan berjalan sempurna. Langkah selanjutnya adalah mencampurkan
asam stearat yang telah dilelehkan kedalam stok sabun yang terbentuk dengan pengadukan yang terus berlangsung. Setelah itu disusul dengan
menambahkan alhohol, larutan gula, TEA, dan gliserin (pengocokan tetap dilakukan). Setelah semua homogen suhu pada campuran diturunkan
dengan menghentikan pemanasan dan ditambah dengan pewarna serta farfum sesuai selera. Langkah terakhir adalah dengan menuangkan
larutan kedalam ccetakan dan dibiarkan mengeras. Setelah mengeras dilakukan proses pembongkaran dari cetakan dan siap digunakan.
Massa jenis adalah pengukuran setiap satuan volume benda. Pengertian lainnnya adalah suatu besaran turunan yang diperoleh dengan
membagi massa dan volume. Massa jenis merupakan ciri khas sebuah benda. Zat yang sama akan memiliki massa jenis yang sama walau
Metode yang digunakan dalam mengukur massa jenis adalah metoda piknometer. Air digunakan sebagai pembanding massa jenis VCO.
Asam lemak bebas adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6). Asam lemak dibedakan menjadi
asam lemak jenuh dan tak jenuh dengan perbedaan jenis ikatan rantainya.
Asam lemak yang terkandung dalam minyak kelap adlah asam lemak jenuh. Terdiri dari asam lemak jenuh berantai pendek (C 2-C6),
lemak kenuh berantai sedang (C8-C12), dan lemak jenuh berantai panjang(C14-C24). Asam lemak yang banyak terkandung dalam minya kelapa
adalah asam lemak jenuh rantai sedang yaitu asam laurat. Keunikan dari asam lemak yang terkandung dalam VCO adalah dapat bersifat sebagai
Metode pengujian massa jenis yang dipakai adalah metida titimetri. Prinsip dasarnya adalah melarutkan VCO di dalam pelarut organik
tertentu (biasanya alkohol netral) dilanjutkan dengan mentitrasi menggunakan basa (NaOH atau KOH).
L. Definisi pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh
suatu larutan. pH didefinisikan sebagai logaritma aktivitas ion hidrogen (H ) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur
+
secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap
sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional (wikipedia : 2010).
M. Metode pengujian pH
Pengujian pH adalah parameter pengujian mutu dari sabun transparan. Pengukurannya dengan melarutkan sabun didalam air dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Pembuatan VCO
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan VCO dengan metoda pemanasan adalah corong pisah, gelas piala, gelas ukur, hot plate,
Gelas piala, erlenmeyer, gelas ukur, hot plate, pipet gondok, pipet tetes, piknometer, penangas air, neraca, oven, desikator, dan tabel
massa jenis
Gelas piala, termometer, neraca, stirer, hot plate, batang pengaduk, dan cetakan.
Pengujian mutu sabun transparan kususnya transparansi dan kekerasan dilakukan secara manual, sehingga tidak menggunakan bahan
lain (langsung melalui produk yang dihasilkan) kecuali pH yang diukur menggunakan indikator universal.
1. Pembuatan VCO
Bahan yang digunakan dalam pembuatan VCO adalah kelapa parut sebanyak 500 gram dan air 500 mL.
Dalam pengujian parameter mutu VCO (asam lemak bebas dan massa jenis) bahan yang digunakan meliputi VCO, alkohol, NaOH,
Bahan pembuatan sabun transparan yang digunakan meliputi VCO, NaOH 30 %, asam stearat, alkohol 98 %, larutan gula, TEA, dan
gliserin.
Dalam pengujian parameter sabun transparan yang dipakai hanya sabun dan sedikit air.
C. Prosedur percobaan
1. Pembuatan VCO
Santan yang diperoleh dari 500 gram kelapa dan 500 mL air dimasukkan kedalam corong pisah dan didiamkan 1 jam agar krim dan air
terpisah. Selanjutnya air dan krim dipisahkan dan air dibuang. Krim yang ada dituang kedalam gelas piala dan dipanaskan pada suhu 50-70º C.
Untuk mencek suhu digunakan termometer, dan pemanasan dilakukan sampai terbentuk minyak yang tidak bewarna dan blondo. Setelah itu
minyak dipisahkan dari blondo dengan menggunakan kain belacu sehingga didapat VCO kasar. Setelah itu VCO yang ada disaring menggunakan
kertas saring untuk mengurangi kadar kotoran yang terkandung dalam VCO. Setelah disaring VCO dipanaskan pada suhu 60ºC agar tidak
Lima gram VCO ditimbang dengan neraca analitik dan dimasukkan kedalam erlenmeyer lalu ditambahkan 10 mL alkohol netral dan
dipanaskan selama lima menit. Setelah selesai dipanaskan ditambahkan tiga tetes indikator pp, kemudian dititasi dengan NaOH yang telah
distandardisasi sampai tepat timbul warna merah muda yang tidak hilang dengan pengocokan selanjutnya.
Berat sampel
Keterangan :
b. Massa jenis
Piknometer dicuci bersih dengan air dan dikeringkan dalam desikator menggunakan oven. Piknometer yang telah dipanaskan kemudian
didinginkan di dalam desikator dan ditimbang piknometer kosong (A gram). Untuk B gram piknometer diisi penuh dengan air dan ditimbang.
Selanjutnya temperatur air diukur dan dicocokkan dengan tabel massa jenis air. Kemudian piknometer diisi penuh dengan VCO dan ditimbang (C
gram).
VCO ditimbang sekitar 25 gram dan dipanaskan didalam gelas piala hingga pada suhu 60ºC sambil diaduk terus menerus menggunakan
stirer. Setelah itu ditambahkan sedikit demi sedikit NaOH 30 % sebanyak 18,8 gram dan diaduk hingga reaksi penyabunanannya sempurna (± 10
menit). Dalam keadaan masih diaduk tambahkan asam stearat yang telah dicairkan sebelumnya. Setelah itu ditambahkan lagi alkohol 98 %, TEA,
larutan gula dan gliserin. Jika campuran sudah homogen maka pemanasan dihentikan namun tetap diaduk dan dibiarkan suhunya menurun. Saat
suhunya mencapai 40-50ºC ditambahkan pewarna dan pewangi dan diaduk hingga homogen. Tahap terakhir adalah menuangkan kedalam
cetakan yang disediakan dan ditunggu mengeras. Setelah keras maka dikeluarkan dari cetakan dan siap untuk digunakan.
Untuk pengujian transparansi dilakukan dengan menggunakan visual saja. Sedangkan tingkat kekerasannya cukup dengan cara manual
yaitu menggunakan tangan saja. Berbeda dengan pengukuran pH yaitu dengan melarutkan sedikit sabun (± 0,5 gram) menggunakan pelarut
universal (air) dan dicek menggunakan indikator universal. pH yang baik berkisar antara 8-10.
BAB IV
1. Rendemen VCO
Dari kelapa parut sebanyak 500 gram dan air sebanyak 500 mL didapatkan santan pekat yang didiamkan selama satu jam sehingga
krim dan air terpisah. Kemudian dilanjutkan dengan pemanasan hinga didapatkan minyak kelapa dengan volume yang cukup banyak (rendemen
Standardisasi
Data :
BE oxalat : 63
Perhitungan =
= 0.0125 N
Data :
x 100 %
= 0.3736 %
b. Massa jenis
Data :
Dari hasil VCO yang didapat dan setelah dilakukan analisa parameter mutu, dapat dirangkum data-data dalam bentuk tabel di bawah ini.
No. Berat kelapa (g) Banyak air Santan Krim VCO FFA Massa jenis Rendemen
Setelah didapatkan produk sabun transparan dapat dilihat bahwa sabun yang dihasilkan memiliki transparansi yang cukup bagus, begitu
juga kekerasannya yang sudah mencukupi. Sedangkan untuk pH sabun yang dihasilkan memiliki pH 9, dan berada didalam range standar.
C. Pembahasan
1. Pembuatan VCO
Pada proses pembuatan VCO pemerasan dilakukan secara maksimum agar sari kelapa tersebut keluar dengan sempurna, dan
dilanjutkan dengan proses pendiaman selama satu jam untuk memisahkan antara krim dan air. Semakin lama pengendapan maka semakin bagus
karena air dan krim akan terpisah sempurna. Krim yang didapatkan dipanaskan pada suhu 50-70ºC. Jika menggunakan suhu yang terlalu tinggi
maka kualitas dari VCO akan berkurang. Selain itu hal-hal yang mempengaruhi kualitas VCO antara lain :
a. Jenis kelapa
Jenis kelapa yang digunakan adalah kelapa yang tidak terlalu tua dan tidak muda. Karena jika kelapa masih dalam keadaan muda maka
rendemen minyak yang dihasilkan sedikit dan jika terlalu tua maka minyak yang ada telah dirubah menjadi karbohidrat, dengan demikian
b. Pemisahan krim
Dalam pemisahan krim sebaiknya menggunakan wadah yang cukup luas agar pemisahan berlansung cepat dan sempurna. Jika
pemisahan berlangsung sempurna maka kadar air yang tertinggal semakin sedikit dan pemanasan tidak akan lama.
c. Pengadukan
Pengadukan yang tidak konstan akan menyebabkan pemanasan yang tidak stabil yang bisa menyebabkan blondo menjadi hangus dan
d. Suhu pemanasan
Suhu sangat berperan dalam pembuatan VCO karena jika suhu terlalu tinggi maka blondo akan hangu dan menyebabkan warna VCO
e. Penyaringan
Setelah dilkukannya pemisahn blondo dan minyak hendaknya dilakukan penyaringan secara bertingkat (2 Kali) agar mengurangi
Pengujian asam lemak bebas dan massa jenis VCO membutuhkan ketepatan dalam pengukuran dan penimbangan. Ketepatan ini
bertujuan untuk mengurangi kesalahan dalam menganalisa parameter mutu VCO agar menghasilkan data yang tepat. Dari pengujian asam lemak
bebas VCO didapatkan kadar asam lemak bebas sebanyak 0.37 % yang berada di bawah standar yaitu maksimal 0.8 %. Sedangkan massa jenis
VCO yang diperoleh adalah 0.9166 g/mL. Jika dibandingkan dengan standar yaitu 0.908-0.921 g/mL, massa jenis VCO berada pada range yang
ada.
Dari proses pembuatan sabun transparan yang perlu diperhatikan adlah reaksi penyabunannya. Jika reaksi penyabunannya sempurna
maka akan menghasilkan sabun yang bagus pula. Selain itu ketepatan formula juga menentukan dari segi mutu sabun yang dihasilkan karena
masing-masing bahan memiliki fungsi yang penting dalam pembentukan sabun yang keras, transparan, dan berpenampilan elegan.
Berpegang pada parameter mutu, sabun transparan yang dihasilkan jika dinilai dari transparansi sudah memenuhi. Ini terlihat dari
tampilannya yang tembus pandang. Dan dari segi kekerasannya sudah bisa dikatakan hampir sempurna karena dengan hitungan jam saja sudah
mengeras dan bisa digunakan walaupun sebenarnya masih perlu masa aging beberapa minggu untuk mendapatkan kekerasan yang maksimal.
Sedangkan masalah pH, sabun transparan yang dihasilkan berada dalam range standar.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari proses pembuatan dan pengujian mutu VCO dan sabun transparan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Rendemen VCO yang dihasilkan dari percobaan menggunakan metode pemanasan cukup tinggi yaitu lebih dari 80 mL.
2. VCO yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun transparan sebagai salah satu perpanjangan rantai pengolahan
3. VCO dan sabun transparan yang dihasilkan sudah berada pada range standar, yaitu sebagai berikut.
B. Saran
Untuk mencapai hasil yang lebih maksimal dan lebih sempurna sehingga bisa meyakinkan dan bisa dipublikasikan kepada masyarakat
1. Untuk mendapatkan rendemen yang tinggi kelapa yang digunakan kelapa yan g tidak terlalu tua atau kelapa yang muda, tetapi kelapa yang
2. Agar VCO dan sabun transparan yang diperoleh bisa diakui dan diterima orang banyak serta bisa memberikan sebuah penyeleseian dalam
meningkatkan perekonomian, perlu adanya pembuktian kualitas dengan parameter lain dan penyuluhan yang terorganisir kepada masyarakat.