Anda di halaman 1dari 4

1.

Metode - Metode Pembuatan Sabun


Untuk mendapatkan sabun berkualitas dapat menggunakan beberapa
metode, yaitu:
 Metode Batch

Pada metode batch, lemak atau minyak terlebih dahulu


dipanaskan dengan sebuah alkali (NaOH atau KOH) berlebih pada
sebuah ketel. Bila penyabunan selesai, ditambahkan garam-garam agar
dapat mengendapkan sabun. Pada lapisan air yang terkandung gliserol,
garam, dan kelebihan alkali dipisahkan dan pada proses penyulingan
akan memperoleh gliserol. Endapan sabun gubal dicampur dengan
garam, gliserol, dan gliserol lalu dimurnikan menggunakan air dan
diendapkan berkali-kali dengan garam. Pada proses akhir endapan
melakukan perebusan menggunakan air agar menghasilkan campuran
halus yang berupa lapisan homogen dan mengapung. Sabun tersebut
bisa dijual tanpa adanya pengolahan lanjut. Seperti pasir atau batu
apung sebagai bahan pengisi dapat ditambahkan sebagai pembuatan
sabun gosok. Dengan beberapa perlakuan dibutuhkan pada sabun gubal
agar dapat menjadi sabun mandi, sabun obat, sabun bubuk, sabun cuci,
sabun apung (dilarutkan di udara), sabun wangi, dan sabun cair.

 Metode Kontinu

Metode ini adalah metode yang banyak dilakukan pada


zaman modern ini, lemak atau minyak terhidrolisis oleh air pada suhu
dan tekanan tinggi dengan dibantu oleh katalis seperti sabun seng.
Minyak atau lemak dimasukkan dengan secara kontinu dari ujung
reaktor besar salah satunya. Gliserol dan asam lemak yang telah
terbentuk kemudian mengeluarkannya dari ujung yang berlawanan
dengan cara penyulingan. Asam-asam ini kemudian dinetralkan
dengan alkali untuk menjadi sabun.
 Metode panas (full boiled/ hot process)

Secara umum proses ini melibatkan reaksi saponifikasi dengan


menggunakan panas yang menghasilkan sabun dan membebaskan
gliserol. Tahap selanjutnya dilakukan pemisahan dengan penambahan
garam (salting out) , kemudian akan terbentuk 2 lapisan yaitu bagian
atas merupakan lapisan sabun yang tidak larut didalam air garam dan
lapisan bawah mengandung gliserol, sedikit alkali dan pengotor-
pengotor dalam fase air.

 Metode dingin (cold process)

Cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan


dan tanpa disertai pemanasan. Namun cara ini hanya dapat dilakukan
terhadap minyak yang pada suhu kamar memang sudah berbentuk cair.
Minyak dicampurkan dengan larutan alkali disertai pengadukan terus
menerus hingga reaksi saponifikasi selesai. Larutan akan menjadi
sangat menebal dan kental. Selanjutnya ditambahkan pewarna, pewangi
dan zat tambahan lain.

Berbeda dengan full boiled/ hot process, gliserol yang


terbentuk tidak dipisahkan. Ini menjadi suatu nilai tambah tersendiri
karena gliserol merupakan humektan yang dapat memberikan
kelembaban. Lapisan gliserol akan tertinggal pada kulit sehingga
melembabkan kulit. Proses pembuatan sabun dengan metode dingin
dikenal menghasilkan kualitas sabun yang tahan lama. Sabun dari
minyak kelapa dapat dibuat melalui proses ini.

 Metode semi-panas (semi boiled)

Teknik ini merupakan modifikasi dari cara dingin.


Perbedaannya hanya terletak pada penggunaaan panas pada temperatur
70-80°C. Cara ini memungkinkan pembuatan sabun dengan
menggunakan lemak bertitik leleh lebih tinggi.

2. Kualitas sabun yang diinginkan

Hal pertama yang diperhatikan sebelum proses pembuatan sabun adalah


menentukan atau memutuskan kualitas dari sabun yang dibuat. Dengan
mencampurkan minyak atau lemak dapat menghasilkan suatu sabun yang
berkualitas. Parameter mutu diperhatikan ialah tampilan fisik atau umum,
pembusaan yang baik dan stabil, kelarutan yang baik, tahan terhadap
ketengikan, daya membersihkan tinggi, baik dalam air lunak, berbuih, dan
stabilitas baik (warna). Perbedaan minyak dan lemak memperoleh kualitas
sabun berbeda dapat menunjukkan pada tabel.

Sifat sabun yang dibuat dari minyak dan lemak yang berbeda

No. Lemak dan Warna Konsistensi Daya Sifat Pengaruh


minyak dan hasil sabun membusa membersih pada kulit
sabun

1. Palm Putih ke Sangat Cepat, tetapi Sangat Sedikit


Kernel Oil kuning Keras busa tidak Bagus
tahan lama

2. Coconut Oil Putih ke Sangat Cepat, tetapi Sangat Sedikit


kuning Keras busa tidak Bagus
tahan lama

3. Palm Kuning Cukup Lambat, tapi Cukup Tidak


Stearin Pucat keras tahan lama Ada

4. Tallow Kekuning Cukup Lambat, tapi Cukup Tidak


ke Keras tahan lama Ada
kuningan

5. Minyah Kekuning Agak Cepat , agak Cukup Tidak


kacang ke Lembut berbusa Ada
tanah kuningan

Syarat mutu sabun mandi yang ditetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI)
untuk sabun yang beredar dipasaran hanya mencakup sifat kimiawi dari sabun
mandi, yaitu :

 Jumlah asam lemak minimum 65%

 Lemak tidak tersabunkan maksimal 0,5%

 Kadar klorida maksimal 1%

 Alkali bebas (dihitung sebagai NaOH) maksimum 0,1%

 Bahan tak larut dalam etanol maksimum 5,0%

 Kadar air maksimum 15%

Sementara sifat fisik sabun seperti:

 Daya membersihkan

 Kestabilan busa

 Kekerasan

 Warna

Anda mungkin juga menyukai