Anda di halaman 1dari 20

Sabun

Mandi
Anggota
01 02 03
Alyandra Fariz Deysya Meryzalia Imel Amaliah

04 05 06
Nabila Nurfadilah Rajib Juliansyah Syalma Keysha
Industri Sabun
Mandi
Sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium
dengan minyak hewani atau lemak nabati. Sabun dapat
berbentuk wujud cair, padat, dan lunak sebagap pembersih.
Berdasarkan Dewan Standarisasi Nasional dimana sabun
merupakan produk yang dimanfaatkan dalam tujuan untuk
mengemulsi dan mencuci, terdiri dari asam lemak dengan
rantai karbon C12-C18 dan sodium atau potassium.
Industri Sabun Mandi
Sabun diproduksi dan diklasifikasikan menjadi beberapa grade mutu. Grade
A diproduksi oleh bahan baku minyak atau lemak yang terbaik dan mengandung
sedikit atau tidak mengandung alkali bebas. Grade B diperoleh dari bahan baku
minyak atau lemak dengan kualitas yang lebih rendah dan mengandung sedikit
alkali, tetapi kandungan alkali tersebut tidak menyebabkan iritasi pada kulit.
Grade C mengandung alkali bebas yang relatif tinggi berasal dari bahan baku
lemak atau minyak yang berwarna gelap.
Sifat Sabun
1) Garam alkali dari asam lemak bersuhu tinggi terhidrolisis parsial oleh air yang
dapat membuat larutan menjadi bersifat basa dalam air.
Contohnya: CH3(CH2)16COONa + H2O → CH3(CH2)16COOH + OH-

2) Larutan sabun akan menghasilkan buih bila diaduk, tetapi tidak bisa pada air
sadah.Garam-garam alkali akan mengendap dalam air akan menghasilkan buih
dari sabun.
Contohnya: CH3(CH2)16COONa + CaSO4 → Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2

3) Memiliki sifat pembersih.


Karakteristik Sabun
1. Sabun cair, yang terbuat dari minyak kelapa dan minyak lainnya,
menggunakan alkali KOH, berbentuk cair yang tidak mengental
pada suhu kamar.
2. Sabun lunak, terbuat dari minyak kelapa dan minyak lainnya yang
bersifat tidak jenuh, menggunakan alkali KOH, berbentuk pasta dan
dicampurkan air akan larut.
3. Sabun keras, terbuat dari lemak netral padat dari minyak yeng telah
keras, dengan proses hidrogenasi, menggunakan alkali NaOH. serta
sukar larut dalam air.
Reaksi yang terjadi
Saponifikasi Lemak Netral Pada proses[115]
saponifikasi[116-117] trigliserida dengan suatu alkali, kedua
reaktan tidak mudah bercampur. Reaksi saponifikasi ini
dapat mengkatalisis[118] dengan sendirinya pada kondisi
tertentu dimana pembentukan produk sabun mempengaruhi
proses emulsi kedua reaktan tadi, menyebabkan suatu
percepatan pada kecepatan reaksi. Sabun murni (60-63 %
TFM) dinetralisasi dan dialirkan ke vakum spray dryer untuk
menghasilkan sabun dalam bentuk butiran (78-83 % TFM)
yang siap untuk diproses menjadi produk akhir.
Netralisasi asam lemak
Industri sabun di indonesia
P&G adalah perusahaan internasional didirikan pada tahun 1873. Pendirinya
yaitu William Procter dan James Gamble. Perusahaan ini diawali dengan
produk kecil-kecilan seperti sabun dan lilin kemudian berkembang sesuai
dengan misi dan tujuan perusahaan yaitu menghasilkan produk dan layanan
berkualitas. P&G di Indonesia diawali oleh PT Richardson Merrel Indonesia
(MRI) pada tahun 1970 melalui brand Vicks yang kemudian diakusisi oleh
P&G pada tahun 1979. Kehadiran MRI di Indonesia digantikan dengan
berdirinya PT Procter & Gamble Indonesia di tahun 1989 dan kemudian
menjadi PT Procter & Gamble Home Products Indonesia pada tahun 1997
hingga saat ini.
Bahan Pembuatan sabun
1) Asam Lemak
Di dalam lemak ataupun minyak terdapat kandungan trigliserida dan asam lemak dimanfaatkan dalam
proses membuat sabun. Asam lemak memiliki terdisosiasi sebagian dalam air yang merupakan asam
lemah. Sedangkan trigliserida ialah komponen utama dalam minyak dan lemak yang berkombinasi
berbagai jenis asam lemak dimana berikatan pada gugus gliserol dinamakan asam lemak bebas.
2) Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium Hidroksida (NaOH) Senyawa alkali adalah garam-garam alkali terlarut dari logam alkali. Alkali
dimanfaatkan untuk zat kimia yang tergolong basa dan akan bereaksi serta menetralisir asam
3) Kalium hidroksida (KOH)
Kalium hidroksida adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia KOH,
dan umumnya disebut sebagai potash kaustik. . KOH sering dimanfaatkan pada
proses membuat sabun cair
4) Air
Air merupakan zat kimia yang miliki rumus molekul H2O
5) Zat Aditif
Zat aditif yang paling umum ditambahkan dalam proses pembuatan sabun adalah pewangi,
pewarna, dan garam (NaCl). Pewangi ialah suatu zat bahan bila dicampurkan pada produk
sabun seperti sabun wajah[96] dan sabun badan yang bertujuan untuk menutupi bau yang
tidak enak.

6) Gliserin Monostearat (GMS)


Gliserin adalah campuran dari asam stearat dengan gliserol dimana menghasilkan zat digunakan
sebagai bahan pengemulsi alami.

7) Surfaktan
Bahan ini mampu untuk mengangkat kotoran. Sabun menghasilkan busa berasal dari
bahan surfaktan.
peralatan Pembuatan sabun
1. Blend tank
Ini digunakan untuk proses perubahan lemak dan katalis menjadi ZnO serta pemberian uap
panas dengan suhu 230°C
2. Hydrolyzer
Didalam alat ini terjadi proses hidrolisis yaitu pemecahan asam lemak dan gliserin
3. Evaporators
Didalam alat ini terjadi proses penguapan untuk mengeluarkan uap dan membentuk gliserin
padat sedangkan asam lemak yang memiliki densitas lebih kecil dari gliserin yaitu sekitar
0,853 gr/cm3 akan naik menuju flash tank.
4. Flash Tank
Berfungsi untuk menurunkan tekanan uap dengan cepat dan uap yang tidak digunakan akan
keluar untuk menghasilkan asam lemak yang lebih pekat dan sebagai proses pengeringan
dengan cara diberi tekanan atmosfer pada sabun panas setelah proses didalam heat
exchanger
5. Heat Exchanger
Didalam alat ini terjadi penambahan uap panas pada asam lemak dan penambahan uap panas
pada proses terakhir pembuatan sabun
6. High Vacuum Still
Didalam alat ini produk akan ditampung dan diberi tekanan vakum untuk diperoleh uap di
bagian atas alat.
7. Condenser
Didalam alat ini terjadi proses pengembunan
8. Distillate Receiver
Terjadi proses penyulingan dengan memutuskan asam lemak dari rantai panjang c.
9. Mixer Neutralizer
Didalam alat ini terjadi proses saponifikasi.
10. High Pressure Pump
Alat ini digunakan untuk mengalirkan dan mempompa hasil adonan hasil soap blender
dengan cara diberi tekanan menuju ke heat exchanger
11. Soap Blender
Alat ini digunakan untuk mencampurkan adonan sagu dengan kecepatan rendah
yang kemudian dialirkan ke high pressure pump.
12. Freezer
Alat ini digunakan untuk proses pembekuan pasta sabun dengan suhu 220°C
13. Stamping (Percetakan)
Ini digunakan untuk mencetak sabun sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
14. Wrapping
Ini digunakan untuk membungkus/mengemas sabun yang sudah jadi.
15. Packaging (Pengemasan)
Ini digunakan untuk mengemas sabun dalam kardus.
16. Soap Inventory (Gudang Penyimpanan)
Ini digunakan sebagai tempat penyimpanan untuk sabun yang sudah di packagin
Metode pembuatan sabun
a) Metode Batch
Pada metode batch, lemak atau minyak terlebih dahulu dipanaskan dengan
sebuah alkali (NaOH atau KOH) berlebih pada sebuah ketel. Bila penyabunan
selesai, ditambahkan garam-garam agar dapat mengendapkan sabun. Pada lapisan
air yang terkandung gliserol, garam, dan kelebihan alkali dipisahkan dan pada
proses penyulingan akan memperoleh gliserol. Endapan sabun gubal dicampur
dengan garam, gliserol, dan gliserol lalu dimurnikan menggunakan air dan
diendapkan berkali-kali dengan garam. Pada proses akhir endapan melakukan
perebusan menggunakan air agar menghasilkan campuran halus yang berupa
lapisan homogen dan mengapung. Sabun tersebut bisa dijual tanpa adanya
pengolahan lanjut.
b) Metode Kontinu
Metode ini adalah metode yang banyak dilakukan pada
zaman modern ini, lemak atau minyak terhidrolisis oleh air
pada suhu dan tekanan tinggi dengan dibantu oleh katalis
seperti sabun seng. Minyak atau lemak dimasukkan dengan
secara kontinu dari ujung reaktor besar salah satunya. Gliserol
dan asam lemak yang telah terbentuk kemudian
mengeluarkannya dari ujung yang berlawanan dengan cara
penyulingan. Asam-asam ini kemudian dinetralkan dengan
alkali untuk menjadi sabun.
Keuntungan dan kerugian
Keuntungan:
Sabun batang cenderung lebih murah sehingga bisa menghemat
pengeluaran. Bukan hanya hemat, sabun batangan berarti lebih ramah
lingkungan karena kemasan, energi, dan sumber daya alam dalam
rantai pasokan yang digunakan lebih sedikit. Jika dibuat oleh produsen
yang bersih, sabun batangan biasanya hanya mengandung bahan aktif
yang dibutuhkan. Karena formulanya tidak mengandung air, tidak
perlu pengawet kimia untuk menghentikan bakteri berkembang biak.
Kekurangan:
Sabun batang bisa jadi tempat berkembang biak bakteri, kecuali
jika disimpan dengan benar. Alasannya, sabun batangan yang
lembap mudah dihinggapi bakteri. Jadi jika menggunakan sabun
batangan, sebaiknya simpan di tempat yang benar-benar kering
dan pastikan mencucinya sebelum digunakan.
Selain itu, sabun batang bisa mengeringkan kulit karena
kebanyakan mengandung sodium lauryl sulfate, surfaktan yang
dapat menghilangkan minyak alami tubuh. Itulah mengapa kulit
mungkin terasa kencang setelah mandi, karena sabun batang
tersebut dapat membuat kulit dehidrasi.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai