Bandung 2020
BAB I
PENDAHULUAN
1
Utara industri sabun lahir tahun 1800-an. "Pengusaha-"nya
mengumpulkan sisa-sisa lemak yang lalu dimasak dalam panci besi besar.
Selanjutnya, adonan dituang dalam cetakan kayu. Setelah mengeras,
sabun dipotong-potong, dan dijual dari rumah ke rumah.
2
BAB II
Landasan Teori
3
dapat digunakan untuk membuat sabun. Lemak dan minyak nabati
merupakan dua tipe ester. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat
dari alcohol dan asam karboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan
asam palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam
palmitat, sedangkan minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester
dari gliserol asam oleat.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Bahan baku, seperti : minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa).
b. Bahan pendukung, yang bertujuan untuk menambah kualitas produk
sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik, seperti : natrium
klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
a. Shaving Cream
Shaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium. Bahan dasarnya
adalah
campuran minyak kelapa dengan asam stearat dengan perbandingan 2:1.
b. Sabun Cair
Sabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan
minyak jarak serta menggunakan alkali (KOH). Untuk meningkatkan
kejernihan sabun, dapat ditambahkan gliserin atau alcohol.
c. Sabun kesehatan
Sabun kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan kadar
parfum yang rendah, tetapi mengandung bahan-bahan antiseptic dan
bebas dari bakteri adiktif. Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun ini
adalah tri-salisil anilida, tri-klor carbanilyda, irgassan Dp 300 dan sulfur.
4
d. Sabun Chip
Pembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalam
menggunakan sabun yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan
beberapa pilihan komposisi tertentu. Sabun chip dapat dibuat dengan
berbagai cara yaitu melalui pengeringan, atau menggiling atau
menghancurkan sabun yang berbentuk batangan.
a. Cationic Sabun
Sabun yang memiliki kutub positif disebut sebagai kationic detergents.
Sebagai tambahan selain adalah bahan pencuci yang bersih, mereka juga
mengandung sifat antikuman yang membuat mereka banyak digunakan
pada rumah sakit. Kebanyakan sabun jenis ini adalah turunan dari
ammonia.
b. Anionic Sabun
Sabun jenis ini adalah merupakan sabun yang memiliki gugus ion negatif.
5
BAB III
Pembahasan
Ø Alat : Ø Bahan :
o Blender o Minyak Zaitun
o Timbangan o Tepung Mayzena
o wadah o Minyak Kelapa
o Gelas Beaker o Minyak Sawit
o Alat Pengaduk o NaOH
o Lap o Air
o Cetakan o Pewarna Makanan
o Parfum
3.3 Reaksi
6
3.4 Prosedur
7
3.5 Gambar Hasil Pembuatan
( https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fadevnatural.com%2Fcara-membuat-sabun-batang-
transparan-herbal-aroma-terapi-sendiri-di-rumah-untuk-souvenir-gift-dan-kecantikan%2F&psig=AOvVaw3D8w-
GRIBamsSjTsnGhr0Z&ust=1588934181778000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCICbkZrHoekCFQ
AAAAAdAAAAABAD)
3.6 Pembahasan
8
Reaksi Penyabunan (Saponifikasi) Reaksi penyabunan
(saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah reaksi trigliserida
dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin.
Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut : C3H5(OOCR)3 +
3NaOH ->C3H5(OH)3 + 3NaOOCR Reaksi pembuatan sabun atau
saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin
sebagai produk samping.
9
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Sabun mandi adalah surfaktan yang digunakan untuk
mencuci dan membersihkan tubuh dari kotoran-kotoran yang
menempel. Berdasarkan jenisnya, sabun mandi digolongkan
menjadi dua, yaitu sabun padat dan sabun cair.
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak
atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar. Bagian
kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik.
Karena sifat inilah, sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya
lemak) dari badan dan pakaian. Jika diterapkan pada suatu
permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel pengotor
dalam suspensi air.
Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau
kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau
lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau
kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang
dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa,
menghasilkan gliserol dan sabun mentah.
10
DAFTAR PUSTAKA
11