Kata Pengantar.
Daftar Isi.
Bab. I . Tentang Sabun.
a. Sabun secara umum.
b. Sabun Transparan.
c. Klasifikasi Sabun Transparan.
Bab.II. Pengetahuan Kandungan Sabun.
a. Kandungan Utama.
b. Kandungan Tambahan.
c. Kandungan Tambahan dengan Kegunaan Khusus.
Bab. III. Perangkat Kerja.
a. Alat Ukur.
b. Alat Memasak.
c. Cetakan Sementara.
d. Freezer ( Lemari Pendingin ).
Bab. IV. Juklak Sabun Transparan.
a. Membuat Langsung.
b. Membuat Sabun Base.
c. Membuat Sabun Transparan dari Sabun Base.
Bab. V. Resep Sabun Transparan.
a. Sabun Transparan Base.
b. Sabun Transparan Beauty ( Kecantikan ).
Bab. VI. Pewangi dan Pewarna.
a. Pewangi.
b. Colorant ( Pewarna ).
Bab VII. Keselamatan Kerja.
a. Penyimpanan.
b. Peralatan Keamanan.
c. Pengukuran dan Pencampuran.
d. Penantian.
e. Kesimpulan.
f. Cheklist.
Bab. VIII. Trouble Shooting.
Appendik.
1. Sifat Asam Lemak dan Sifat Minyak.
2. Tabel Harga Saponifikasi.
3. Kumpulan Formula Sabun Transparan.
Daftar Pustaka.
Glossary.
Index
BAB I
TENTANG SABUN
Atau reaksi,
C17H35COOH + NaOH C17H35COONa + H2O
STEARIC ACID SODA SOD. STEARAT AIR
Yaitu dengan tersabunnya asam lemak dan alkali baik asam yang
terdapat dalam keadaan bebas atau asam lemak yang terikat sebagai
minyak atau lemak ( glyserida ).
Lemak dan minyak tidak terkomposisi dari gliserida yang hanya
berisi satu asam lemak saja, tetapi merupakan campuran atau kombinasi.
Tersedia asam lemak dengan dengan kemurnian 90% atau lebih yang
merupakan hasil dari produksi khusus saja.
Karena kelarutan dan kekerasan sabun sodium dari berbagai macam
asam lemak berbeda seperti pada tabel I.1, para pembuat sabun dapat
memilih bahan mentah yang sesuai dengan sifat sifat yang diinginkan,
tentu saja dengan pertimbangan harga jual.
1. * mendekati.
2. ** Kelarutan pada 25 derajat celsius.
3. i tidak larut.
4. d mengurai.
Sabun dibagi menjadi dua kelompok yaitu sabun mandi dan sabun
cuci / industri. Sabun dengan macam yang berbeda dapat dibuat dari
prosedur yang sama. Sabun batangan dipasaran meliputi ;
• Sabun mandi superfat
• Sabun Deodorant
• Sabun Anti septik
• Sabun Floating
• Sabun Transparan
• Sabun transluscen
• Sabun Marbel
Sabun mandi sering dibuat dari campuran tallow (lemak binatang)
dan minyak kelapa dengan perbandingan 80 / 20 atau 90 / 10 dan sabun
superfat dengan rasio 50 / 50 atau 60 / 40 penambahan asam lemak
bebasnya 7 – 10 % saja. Sabun superfat biasanya digunakan untuk kulit
yang sangat sensitif seperti kulit bayi atau kulit yang sangat kering. Sabun
deodorant mengandung agent pengikat untuk pewanginya yaitu 3,4.5’
tribromosalisilanilide ( TBS ) untuk menjaga penguraian dan penguapan
senyawa pewanginya (fragran atau essensial oil ).
Penggabaran diatas menunjukkan bahwa sabun transparan tidak
berbeda dengan sabun yang lain, perbedaannya bahwa sabun transparan
hanya membutuhkan bahan untuk membeningkannya saja yaitu alkohol,
glyserin dan gula.
B. Sabun Transparan.
Pembuatannya dengan melarutkan sabun kering dalam alkohol
dengan berat yang sama. Kemudian sebagian alkohol diuapkan. Apabila
sabun sudah cukup kental dan tetesan cairan didapat dengan cepat
menjadi masa yang keras, maka sudah didapat sabun transparan
( Saponifikasi ).
Pengrajin berusaha untuk mendapatkan sabun yang translusen, jernih, bening dari
pada sabun yang buram atau opaque. Diketahui bahwa sabun opaque bila dicampur dengan
alkohol dalam kondisi tertentu akan menjadi transparan. Juga diketahui bahwa sabun
transparan dapat dibuat menjadi opaque dengan memanaskannya dan kemudian didinginkan
perlahan – lahan. Masih dalam kondisi tertentu sabun transparan dapat dilelehkan dan
didinginkan cepat untuk menahan transparansinya. Dua kasus yang terakhir menunjukkkan
bahwa laju pendinginan mempengaruhi transparansi sabun.
Pada kondisi ultra mikroskopi terlihat bahwa sabun sodium umumnya opaque
mengandung fiber putih yang mempunyai panjang bervariasi. Kondisi ideal untuk membuat
fiber tersebut perlu pendinginan lambat dari sabun yang meleleh. Apabila pendinginan cepat
maka tidak dimungkinkan pembentukan fiber. Sabun yang didinginkan secara cepat kurang
opaque dari pada yang didinginkan secara lambat. Untuk mendapatkan bentuk yang
transparan sabun harus didinginkan dengan cepat.
Faktor lain yang mempengaruhi transparansi sabun adalah kandungan
alkohol, gula, dan glyserin dalam sabun. Ketika sabun akan dibuat jernih
dan bening maka hal yang paling essensial adalah kualitas gula, alkohol
dan glyserin. Oleh karena itu pemilihan material memperpertimbangkan
dengan warna dan kemurniannya. Parfum berperan penting dalam warna
sabun seperti adanya tincture, balsam dan infusi yang digunakan agar
sabun menjadi wangi, adanya bahan tersebut dapat menjadikan spotting (
bintik hitam ). Apabila sabun sengaja diwarna dipilih pewarna yang tahan
alkali. Air distilasi adalah air terbaik untuk sabun transparan glyserin
dipilih yang murni, alkohol juga yang terbaik prosentasi tertinggi. Untuk
minyak dan lemak digunakan yang asam lemak bebas rendah dan warna
yang baik.
Penambahan glyserin atau gula yang banyak menyebabkan sabun menjadi lengket dan manis,
oleh karena itu mengotori pembungkus. Untuk memperoleh transparansi sabun berikut ini
adalah metode yang umum digunakan ;
1. Transparan karena gula.
2. Transparan karena glyserin dan alkohol.
3. Dimana 1 dan 2 digabung dengan menggunakan minyak castor.
4. Transparansi karena asam lemak dalam sabun dan seberapa kali sabun
dimill.
Dengan metode pertama, kandungan minyak kelapa sedikitnya adalah 25
persen, lemak yang lain adalah tallow atau lemak apa saja yang dapat
menjadikan sabun keras. Sabun dididihkan dan dimasak seperti biasanya
lalu dimasukkan dalam pengaduk untuk dicampur dalam larutan yang
mengandung 10 – 20 % gula sesuai berat sabun. Gula dilarutkan dalam air
dan larutan dipanasi sampai 60 derajat selsius kemudian perlahan – lahan
ditambahkan dalam sabun. Manakala air menguap, sabun jenis tersebut
menunjukkan bintik – bintik dan menjadi lengket karena gula menembus
permukaan larutan.
Sabun transparan dari kategori yang kedua dapat disaponifikasikan
sebagaimana biasanya dan dibuat dari sabun mandi dasar. Sabun
dimasukkan dalam mixer dan dicampur alkohol 96 % dengan
perbandingan satu bagian alkohol dalam dua bagian total asam lemak
dalam sabun, bersama glyserin dengan proporsi yang sama.
Metode yang ketiga minyak castor sendiri digunakan untuk membuat
sabun atau lebih dari sepertiga lemak dapat ditambah utnuk setiap sabun
dasar diatas. Jika minyak castor yang digunakan hanya perlu 2 atau 3 %
gula.
Bahan I II II
M. Kelapa 70 66 70
Tallow 40 31 50
M. Castor 30 35 23
Lye 38 Be 79 66 71
Gula 54 35 40
Air 60 40 30
Alkohol 40 35 40
Parfum - - -
Pewarna - - -
BAB II
PENGETAHUAN KANDUNGAN
A. Kandungan Utama.
A.1. Minyak pendukung.
Berbagai macam minyak yang secara relatif sering digunakan untuk
membuat sabun, minyak zaitun, kelapa, kastor dan sawit. Lemak ( yang
sudah diproses ) sering sendiri atau bersama digunakan dengan minyak
itu. Ada beberapa pemakai yang alergi dengan sabun yang terbuat dari
lemak hewan atau sabun yang bahannya dari minyak bumi.
Minyak zaitun, sangat lunak, sangat cocok untuk pemakai dengan
kulit yang sensitif. Sabun yang dibuat dari minyak zaitun, air dan sodium
dinamakan sabun “ castile”. Busa banyak dan sangat halus.
Minyak sawit, sering dipakai untuk membuat sabun juga,
beberapa pemakai ada yang alergi dengan minyak sawit. Bagi pemakai
yang kulit sensitif hindarkan penggunaan sabun dari minyak sawit.
Membuat sabun menjadi keras dibanding minyak kelapa dan zaitun.
Minyak Kelapa, bagi pemakai yang sensitif dapat menyebabkan
kulit ruam dan gatal dan suatu saat muncul reaksi yang sangat hebat.
Tetapi sebenarnya yang menyebabkan pemakai alergi adalah reaksi
minyak wangi dan minyak kelapanya atau lebih cenderung pemakai tidak
tahan fragrantnya( minyak wangi sintetis ). Sabun dengan minyak kelapa
busanya sangat banyak dan besar - besar.
Minyak Castor, Mengandung bahan yang kaya vitamin, pelembab
dan merupakan bahan minyak yang mendukung untuk transparansi
sabun. Sabun dengan minyak kastor menambah sifat plastis.
Minyak yang berlebihan dalam sabun transparan akan
menyebabkan sabun seperti berkabut. Untuk mendapatkan sabun yang
transparan, dibuat sabun glyserin dahulu, yaitu sabun yang perhitungan
saponifikasinya tepat, sehingga tidak ada minyak atau kaustik yang
berlebihan. Tetapi pengurangan kaustik sampai 5% dari berat kaustik
yang dibutuhkan sudah cukup untuk menjaga agar tidak berlebihan
kaustik dalam sabun.
A.2. Sodium Hidroksida.
Sabun terbuat dari sodium hidroksida dimana sangat kaustik,
sampai selesainya reaksi dengan minyak kemudian menjadi sabun dikenal
dengan nama reaksi saponifikasi. Sodium harus terurai sempurna dalam
proses saponifikasi minyak, oleh karena itu tidak akan ada bahan kaustik
yang tertinggal dalam sabun. Agar produk sabun sempurna maka sabun
harus dicuring dan rebatching sebelum penambahan emollien, moisturizer
dan minyak essensial. “ Fully Curing” berarti sodium hidroksida benar
benar terurai sempurna selama proses saponifikasi dan tidak bereaksi
dengan emollien, moisturizer dan minyak essensial. “ Rebatching” berarti
sabun base diparut, dilelehkan kemudian ditambah bahan lainnya,
selanjutnya dimasukkan dalam cetakkan. Dengan cara begitu akan
menghasilkan produk sabun yang lebih baik dari pada proses yang tidak
menggunakan rebatching.
A.3. Alkohol
Adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan sabun, agar sabun
menjadi bening atau transparan. Kemurnian alkohol 95% yang
mempunyai titik nyala yang rendah maka tidak sulit untuk
menyalakannya. Penggunaan kompor gas dan kompor listrik harus dengan
hati hati, karena dapat membakar alkohol langsung. Untuk terjadi
transparansi sabun harus benar larut. Alkohol dengan level yang tinggi
dan kandungan air yang rendah menghasilkan produk sabun yang lebih
jernih.
A.4. Glyserin.
Sudah lama digunakan sebagai humectan (penjaga kelembaban kulit) dan sampai saat
ini digunakan secara meluas oleh pembuat sabun. Merupakan by produk dari pembuatan
sabun. Apabila didehidrasi dan dideodorisasi, glyserin menjadi cairan tak berwarna dan tak
berbau. Glyserin kurang menentukan kejernihan sabun, rasanya manis membakar.
A.5. Gula.
Bersifat humectan, dikenal membantu pembusaan sabun. Semakin
putih warna gula akan semakin jernih sabun transparan yang dihasilkan.
Terlalu banyak gula, produk sabun menjadi lengket , pada permukaan
sabun keluar gelembung kecil – kecil. Gula yang paling baik untuk sabun
transparan adalah gula yang apabila dicairkan berwarna jernih seperti
glyserin, karena warna gula sangat mempengaruhi warna sabun
transparan akhir. Gula lokal yang berwarna agak kecoklatan, hasil sabun
akhir juga tidak bening, jernih tanpa warna tetapi juga agak kecoklatan.
Penggunaan gula sebagai penjernih sabun harus memperhatikan
reaksi yang terjadi. Beberapa reaksi yang dapat menyebabkan gula
menjadi tidak jernih adalah;
1. Karamelisasi, pemanasan gula sampai suhu tinggi.
2. Reaksi Maillard, reaksi antara gula, asam amino dan panas.
3. Reaksi dengan vitamin C.
Ketiga reaksi diatas akan merubah sabun menjadi agak coklat hal
tersebut dapat diatasi dengan penambahan bahan squesteran.
A.8. Pewangi.
Kebanyakan orang mengira fragran itu berarti pewangi. Pada aroma
terapi, kosmetik dan industri pembuatan sabun, fragran berarti pewangi
sintetik didesain secara kimia. Dengan kata lain, baunya dirancang di
laboratorium bukan dari alam asli. Fragran lebih murah dan menyengat,
bau lebih lama dari minyak essensial. Yang mana kebanyakan orang
sangat alergi terhadap fragran sintetik, hal tersebut merupakan alasan
mengapa masyarakat pemakai lebih suka meminta sabun tanpa pewangi
tubuh. Sabun tanpa pewangi dan pewarna digunakan untuk merawat
wajah.
B. Kandungan Tambahan.
B.1. Humectan.
Digunakan untuk merawat kulit agar tetap terlihat muda yang mana
sangat erat hubungannya dengan kelembutan kulit. Bahan yang biasa
digunakan adalah;
• Glyserin
• Propilen glykol
• Sorbitol.
A. Alat Ukur.
A.1. Suhu.
Pembuatan sabun mandi harus memperhatikan kebutuhan panas
apalagi dalam pembuatan sabun transparan dimana perubahan panas
diperlukan untuk proses reaksinya. Misalnya apabila panas tidak cukup
maka stearic acid tidak akan mencair dalam minyak. Sedangkan apabila
panas berlebihan air dan alkohol akan banyak menguap. Temperatur yang
dibutuhkan untuk bekerja dalam pembuatan sabun transparan
adalah 60 sampai 80 derajat celsius. Untuk mengukur suhu
larutan digunakan termometer dengan skala 0 – 1000 C berbeda dengan
termometer badan atau termometer ruangan.
A.2. Timbangan.
Untuk mengukur berat dari bahan yang padat atau cair seperti
minyak, alkohol, glyserin dan air. Perhatikan ketelitian timbangan,
timbangan untuk mengukur adonan yang jumlah total adonannya kurang
lebih hanya satu kilogram, diperlukan timbangan dengan ketelitian
seperseribunya. Bila menggunakan timbangan dengan ketelitian 10 gr
akan sangat besar pengaruhnya pada produk sabun yang total adonannya
1000 gr saja. Sabun dapat terlalu kaustik jika hanya kelebihan kaustik 10
gr saja, atau sabun malah terlalu berminyak jika sebaliknya.
A.3. pH meter.
PH merupakan kekuatan ion hidrogen dalam larutan, menunjukkan
derajat keasaman atau kebasaan suatu zat dalam air. Penunjukkan yang
digunakan adalah skala log 1 – 14, dimana 7 adalah netral, artinya setiap
unit dibedakan dengan 10 pangkat angkanya. Misalnya pH 9 lebih basa 10
kali dibanding pH 8. Seterusnya pH 10 lebih basa 1000 kali dibanding pH
7.
Untuk mengukur alkalinitas larutan dapat menggunakan pH paper
atau pH meter, pH paper ada beberapa macam tergantung dari skala
yang diinginkan 1 sampai 14 atau 7 sampai 14. Sabun tidak boleh terlalu
kaustik, pH yang baikuntuk sabun mandi dibawah 11. Sabun dengan pH
tinggi menyebabkan iritasi kulit.
Penggunaan pH paper atau strip angka yang dihasilakan tidak sama
dengan pHmeter. Perbedaan angka yang ditunjukkan biasa 2 sampai 3
unit, berarti apabila mengukur dengan pH strip 8, pH meter bisa
menunjukkan 11. Hal tersebut terjadi karena faktor produksi dan
manufaktur pH strip yang tidak stabil.
B. Alat Memasak.
B.1. Kompor.
Dapat menggunakan kompor listrik, kompor gas atau kompor
minyak tanah semuanya adalah pemanasan langsung. Pemanasan tidak
langsung dapat menggunakan uap atau cairan yang biasanya lebih aman.
Alkohol yang mempunyai titik nyala rendah sangat berbahaya jika
menggunakan pemanasan langsung.
B.2. Panci.
Pembuatan sabun transparan yang membutuhkan panas tidak lebih
dari 100 derajat celsius akan membutuhkan dua panci, satu panci
stainless steel sebagai tempat reaksi dan panci aluminium sebagai tempat
pemanas panci reaksi. Dengan cara seperti itu akan didapatkan panas
tidak langsung, panci kedua cukup diisi air saja. Pemanasan didapat dari
air panci pertama sistem demikian dinamakan double boiler.
BAB IV
JUKLAK SABUN TRANSPARAN
A. Metode Langsung.
Urutan pekerjaan atau skema kerja di seperti gambar IV.A.1, yang
mana digambarkan langkah – langkah manufaktur sabun transparan
dengan metode langsung yang agak berbeda dari formula sabun
transparan tidak langsung. Langkah pekerjaan seperti berikut ini ;
Bahan mentah
Stamping
Air
distilasi Cutting
Gula
Drying
Alkohol
Agen
aktif Packaging
Parfum
Pewarna
Dari skema diatas tampak bahwa minyak dan lemak ( asam lemak )
dipanasi terlebih dahulu sampai lemak mencair semua, kemudian
dimasukkan lye ( larutan soda ).
Setelah terjadi proses saponifikasi dimasukkan gula, air dan polyols
masa diaduk dan dimasak sampai semua gula dan polyols menjadi larut
yang terakhir dimasukkan adalah alkohol. Apabila masa sudah menjadi
homogen dan rata baru dimasukkan agen aktif, parfum dan pewarna.
Masa diaduk lagi dengan masa sebelumnya sampai homogen. Kemudian
dilanjutnya dengan proses cooling ( pendinginan ) sampai proses
packaging ( pengepakan ).
Bahan mentah
Minyak, Base
Saponifikasi
lemak Soap
Lye
Minyak, Lye
Lemak
Saponifikasi
Pelarutan &
Molding
Pencampuran
Coloring, Perfuming,
Base Soap
Cooling, Cutting, Drying,
Stampimg, Packaging.
BAB V
RESEP SABUN TRANSPARAN.
A. Sabun Transparan Base.
Resep berikut digunakan untuk membuat sabun transparan secara
langsung, perhatikan bahwa kandungan tambahan hanya BHT dan EDTA
berfungsi untuk anti oksidan dan sequesteran. Berikut ini adalah tabel V.1.
yang menjelaskan formula sabun transparan secara umum.
Tabel V.1. Contoh Resep Sabun Transparan yang menggunakan
minyak Kastor
Kategori Kandungan Nama Berat
gram
Kandungan Minyak dan 1. Sawit 400
utama lemak
2. Kelapa. 160
3. Castor 250
4. Stearic 40
acid
Pada umumnya sabun yang berfungsi untuk whitening (pemutih kulit ) tidak berujud
transparan tetapi berwarna putih. Titanium dioksida dapat dipakai agar sabun
berwarna putih dan juga membantu whitening skin.
tribromosalisilinalide ).
BAB VI
PEWANGI DAN PEWARNA
A. Pewangi.
A.1. Essential oils versus Fragrance oils.
Sabun mengandung kurang lebih 0.8 – 2 % minyak wangi, sekarang
ada kecenderungan untuk menaikkan kekuatan aroma pada sabun,
dengan cara menambah porsi pewangi dalam sabun. Hanya saja hal yang
membatasi pemakaian pewangi kimia karena efek samping terhadap
dermatologi dan toxicologi yang mana 35% pewangi kimia yang tersedia
tidak dapat digunakan.
Batasan berikutnya adalah beaya dan penampilan, pewangi kimia
dengan harga tinggi hanya cocok jika seseorang ingin mendapatkan
manfaat yang berarti dan manfaat langsung untuk tubuhnya, misalnya
untuk pengobatan aroma terapi.
Esensial oil ( EO’S ), absolut oil dan resin oil merupakan cairan yang
sangat kental, lebih mahal dan lebih kuat dari fragrance oil ( FO’S).
EO’s diekstraksi dari tanaman tetapi FO’s sintetik maka wajar kalau
harganya berbeda. Banyak FO’s yang cocok untuk pewangi sabun hanya
dalam pemakaiannya mengakibatkan ‘seize’ ( permukaan sabun seperti
membentuk lapisan sebelum masuk cetakan ) serta sabun menjadi
sekeras batu. EO’s lebih stabil karena dibuat dari minyak yang tunggal.
Berikut ini adalah tabel V.1. perbandingan antara EO’s dan FO’s.
Tabel VI. 1. Perbandingan EO’s dan FO’s
EO’s Ekstrak tanaman FO’s Pewangi sintetik
Keuntung 1. Aroma lebih kuat, 1. Aroma lebih bervariasi.
an tahan dalam sabun. 2. Tersedia lebih banyak.
2. Mengandung zat 3. Lebih ekonomis.
tanaman yang 4. Adonan aroma tersedia
menguntungkan. lebih banyak
3. Reaksi lebih stabil
selama saponifikasi.
4. Aroma per gram
lebih kuat dibanding
FO’s
Kelemah 1. Lebih mahal. 1. Mengandung ekstender
an 2. Menguap pada dan alkohol.
udara bebas 2. Menyebabkan seize
3. Aroma yang ada pada sabun.
terbatas. 3. Tidak ada kandungan
4. Aroma dipilih tanaman yang
menurut selera. bermanfaat.
4. Aroma tidak awet.
Pada kasus EO’s pemakai akan mendapat apa yang dibayar. Jenis
yang lebih murah dibuat dengan ekstender yang cenderung menghasilkan
produk lebih jelek dari yang diharapkan. Pemilihan yang mengandung
alkohol harus dihindari akan menyebabkan akibat yang serius pada sabun.
Pewarna Alami
Agen
Pewarna
Pigmen Anorganik Pigmen
Ekstender
Pigmen
Pewarna
Pigmen Putih
Pigmen Pearlescent
Bubuk Polymer
Pigmen Fungsional
Baru
Penting untuk diingat bahwa warna minyak akan berinteraksi dengan agen pewarna
( colorant ). Misalnya jika memakai ultra marine violet dalam minyak base kuning akan
dihasilkan sabun dengan warna hijau. Maka uji coba pewarna dengan kombinasi minyak
adalah pengalaman yang paling penting dalam pengetahuan warna produk sabun. Berikut ini
adalah catatan yang perlu untuk mewarna ;
1. Pewarna bekerja dengan dua cara, melarut dan menyebar (dissolution dan dispersion).
Pewarna yang bekerjanya menyebar sebaiknya dicairkan dalam air hangat lebih dahulu,
air sebagai cariers ( pembawa ) untuk menyebarkan pewarna.
2. Apabila bekerja dengan ultra marine atau oksida tambah ¼ sampai ½ sendok pigmen
dalam air hangat, jika dengan FD&C dan D&C Tambah 15 cc pada air hangat. FD&C
adalah pewarna makanan dan obat, sedang D&C adalah pewarna obat.
3. Aduklah sampai pewarna larut dalam air, pewarna dapat dipakai kapan saja.
4. Apabila sudah terbiasa bekerja dengan pewarna, masukkan pewarna dengan pipet.
Kemudian aduklah sampai homogen. Teknik itu akan dapat digunakan untuk mengontrol
intensitas warna.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
B. Peralatan Keamanan.
1. Sarung mata, selalu dipakai ketika bekerja dengan kaustik soda.
2. Sarung tangan, dari bahan karet atau vinil. Selalu pakai untuk
melindungi kulit.
3. Asam Cuka, Simpan asam cuka yang banyak di tempat kerja. Asam
cuka adalah bahan yang dapat menetralisier kaustik soda. Jika ada
kaustik pada kulit usaplah kulit itu dengan asam cuka kemudian bilas
dengan air segar.
4. Ventilasi, Sering gas hasil pencampuran sodium dapat sangat
mengganggu, maka untuk pertugaran dengan udara segar perlu
ventilasi.
5. Exhaust Van, Untuk pembuatan sabun transparan dalam skala besar
akan memerlukan alat penyedot gas. Ketika menuangakan alkohol
kedalam sabun agar sabun larut akan keluar bau yang menyedak.
6. Isolasi, tempat kerja yang tertututp dari jangkauan anak – anak.
D. Menuggu.
Pada pembuatan sabun suhu adalah faktor yang sangat penting.
Selalu sabar menunggu suhu pada titik yang ditentukan, baik untuk suhu
naik atau suhu turun. Walaupun ada nasihat untuk menempatkan tempat
soda dalam air agar suhu segera menurun, tetapi hal tersebut harus
mengingat reaksi kejut termal fisis dalam bahan gelas jika hal tersebut
terjadi akan menyebabkan gelas menjadi pecah. Apabila terpaksa
menggunakan bak air untuk pendinginan cepat, gunakanlah deret bak
pendingin agar tidak terjadi kejut termal. Selalu gunakan termometer
cairan untuk uji suhu.
D. Kesimpulan.
Walaupun pembuatan sabun menggunakan bahan kaustik, tetapi
dapat dikerjakan dengan aman jika mentaati prosedur yang benar. Untuk
diingat bahwa sabun masih bersifat kaustik sampai proses curing
( penganginan ) yang akan memakan waktu 2 – 3 minggu. Pada saat itu
pH sabun dapan diuji terlebih dahulu, untuk mengetahui kadar kaustik
yang masih tertinggal dalam sabun.
E. Checklist.
Selalu pakai sarung tangan dan sarung mata jika bekerja dengan
kaustik.
Sediakan asam cuka untuk menjaga kecelakaan akibat kaustik.
Jangan menggunakan bahan dari aluminium, seng dan timah dalam
menangani kaustik soda.
Jangan masukkan air ke kausti soda.
Masukkan soda ke air.
Ingat ! Sabun masih kaustik sampai proses curing selesai.
BAB VIII
TROUBLE SHOOTING
APPENDIK 1.
APPENDIK 2
TABEL HARGA SAPONIFIKASI UNTUK SETIAP 100 gr MINYAK.
Minyak Kaustik Minyak Kaustik