BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sabun
1. Sabun Transparan
3
2. Castile Soap
Sabun yang terbuat dari olive oil ini untuk formulanya aman
dikonsumsi karena tidak mengandung lemak hewani sama sekali.
3. Deodorant Soap
4. Acne Soap
6. Superfatted Soap
7. Oatmeal Soap
8. Natural Soap
4
1) Minyak Sawit
Sering di pakai dalam pembuatan sabun, namun beberapa
dari kita ada yang alergi dengan minyak kelapa sawit
karena ada reaksi minyak wangi dengan minyak kelapanya
atau cenderung pemakai tidak tahan fregrantnya (minyak
wangi sintetis), dengan minyak kelapa menghasilkan busa
yang banyak.
2) Sodium Hidroksida.
Sabun terbuat dari sodium hidroksida dimana sangat
kaustik, sampai selesainya reaksi dengan minyak kemudian
menjadi sabun dikenal dengan nama reaksi saponifikasi.
Sodium harus terurai sempurna dalam proses saponifikasi
minyak, oleh karena itu tidak akan ada bahan kaustik yang
tertinggal dalam sabun. Agar produk sabun sempurna
maka sabun harus dicuring dan rebatching sebelum
penambahan emollien, moisturizer dan minyak essensial.
“Fully Curing” berarti sodium hidroksida benar benar
terurai sempurna selama proses saponifikasi dan tidak
bereaksi dengan emollien, moisturizer dan minyak
essensial. “ Rebatching” berarti sabun base diparut,
dilelehkan kemudian ditambah bahan lainnya, selanjutnya
dimasukkan dalam cetakkan. Dengan cara begitu akan
menghasilkan produk sabun yang lebih baik dari pada
proses yang tidak menggunakan rebatching.
3) Alkohol
Adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan sabun,
agar sabun menjadi bening atau transparan. Kemurnian
alkohol 95% yang mempunyai titik nyala yang rendah
maka tidak sulit untuk menyalakannya. Penggunaan
kompor gas dan kompor listrik harus dengan hati hati,
karena dapat membakar alkohol langsung. Untuk terjadi
transparansi sabun harus benar larut. Alkohol dengan level
yang tinggi dan kandungan air yang rendah menghasilkan
produk sabun yang lebih jernih.
4) Gliserin
8
B
erikut adalah mekanisme reaksi pada proses pembuatan
sabun transparan :
12
13
14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir
Diagram alir dari pratikum sabun transparan ini adalah
sebagai berikut:
30 Mletanol
Mencampurkan hingga homogen sambil
6 ml Gliserin terus diaduk
28 gr sukrosa
Mencetak Sabun
3
2
5
4
3. Thermometer
4. Hot Plate
5. Magnetic Stir
3.5 Variabel Percobaan
Variabel percobaan pada pembuatan sabun transparan
meliputi variabel tetap dan variabel berubah. Adapun variabel
tetap dalam praktikum ini yaitu asam stearate, minyak, NaOH,
etanol, gliserin, dan gula.
BAB IV
4.2 Pembahasan
Pada percobaan sabun transparaninimetode yang
digunakanadalahmetodesaponifikasi.Saponifikasiadalahreaksihidr
olisisasamlemakolehadanyabasalemah
(misalnyaNaOH).Hasillaindarireaksisaponifikasiialahgliserol.
Selain C12 dan C16,
sabunjugadisusunolehgugusasamkarboksilat.Hidrolisis ester
dalamsuasanabasabisadisebutjugasaponifikasi.
Reaksi kimia pada proses saponifikasi adalah sebagai berikut:
20
Dalampercobaaninibahan yang
pertamadimasukankedalamgelasbekeradalahasam stearate yang
kemudiandilelehkan, fungsiuntukmembantu mengeraskan
sabundanmenstabilkanbusa, khususnya minyak dari tumbuhan
yang digunakan. Penggunaannya dengan mencairkan dahulu
diatas hot plate. Setelah semua cair bahan yang dimasukan
lainnya adalah minyak dimana fungsi minyak merupakan bahan
utama dalam pembuatan sabun.
Setelah minyak dan asam stearat larut secara homogen
kemudian ditambahkan NaOH secara perlahan lahan-lahan,
fungsi penambahan NaOH yaitu sebagai basa alkali.
Natriumhidroksidabereaksidenganminyakmembentuksabun yang
disebutdengansaponifikasi, Penambahan Larutan NaOH berfungsi
sebagai penetralisir asam karena NaOH bersifat basa. Basa yang
digunakan adalah NaOH agar diperoleh sabun yang padat.
Setelahsempurna proses
saponifikasikemudianditambahkanetanoldangliserin. Fungsi dari
penambahan Etanol adalah sebagai pelarut dalam pembuatan
sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air
dan lemak sehingga akan menghasilkan sabun dengan kelarutan
yang tinggi. Selain itu etanol juga berfungsi untuk membentuk
tekstur transparan sabun,
Untukterjaditransparansisabunharusbenarlarut. Alkoholdengan
level yang tinggidankandungan air yang
rendahmenghasilkanproduksabun yang lebihjernih.Sedangkan
padapembuatansabuntransparan,
gliserinberfungsiuntukmenghasilkanpenampakan yang
transparandanmemberikankelebembabanpadakulit (humektan).
Humektan (moisturizer) adalah skin conditioning agents yang
dapatmeningkatkankelembabankulit.Pada kondisi atmosfir
sedang ataupun pada kondisi kelembaban tinggi, gliserin dapat
melembabkan kulit dan mudah dibilas.
Setelahmenambahkanetanoldangliserinkedalamsabun,
kemudianmenambahkansukrosakedalamlarutansabuntersebut,
dimanasukrosainimerupakanbahanpentingdalampembuatansabu
21
ntransparan.Sukrosaataulebihdikenaldengangulapasirberfungsiun
tukmembantuterbentuknyatransparansipadasabun.Penambahan
gulapasirdapatmembantuperkembangankristalpadasabun.
Semakinputihwarnagulaakansemakinjernihsabuntransparan yang
dihasilkan. Terlalubanyakgula, produksabunmenjadilengket
,padapermukaansabunkeluargelembungkecil – kecil. Gula yang
paling baikuntuksabuntransparanadalahgula yang
apabiladicairkanberwarnajernihsepertigliserin,
karenawarnagulasangatmempengaruhiwarnasabuntransparanak
hir.Gulalokal yang berwarnaagakkecoklatan,
hasilsabunakhirjugatidakbening,
jernihtanpawarnatetapijugaagakkecoklatan.Penggunaangulaseba
gaipenjernihsabunharusmemperhatikanreaksi yang
terjadi.Selainitudalampercobaaninisabun yang
didapatkandiberipewarnadanpewangisedikit.Pewarnaditambahka
npada proses pembuatansabununtukmenghasilkanproduksabun
yang
beranekawarnasertamenambahkarakteristiksabun.danPewangidit
ambahkanpada proses
pembuatansabununtukmemberikanefekwangipadaproduksabun.
Dalampercobaaninifaktorpengadukandansuhusangatberpengaru
hselama proses
pembuatansabuntransparan.Pengadukanharusdilakukansecarako
ntinyu.Hal
inidilakukandengantujuanuntukmenghasilkansediaansabuntransp
aran yang
homogen.Apabilatidakdilakukanpengadukansecarakontinyubeber
apabahan yang
dicampurkanmenjaditidakmeratadanmenggumpal. Hal
tersebutakanmempengaruhitampilansabuntransparan.
Selamapembuatansabunberlangsungsuhuharusdijagadalam 70°
C karenadipanaskanpadasuhu 70° C agarasamstearatmencair,
namunpemanasaninijanganpanaskarenadengansuhuterlalupanas
akanmengoksidasiminyak yang
menyebabkanwarnanyamenjadicokelat,
halinibehubunganeratdenganbilanganperoksidayaitunilaiuntukme
nentukanderajatkerusakanpadaminyakataulemak yang
disebabkanolehautooksidasidanjikatidakdijagadalam 70°C
perabaansabunakanberminyak.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai
berikut :
a. Hasil sabun transparan yang dihasilkan cukup
transparan walaupun masih tergolong sabun
translucent dengan massa sabun yang dihasilkan
sebesar 96,5 gram
b. Rendemen yang didapatkan sebesar 44,77 %
c. Dari hasil percobaan didapatkan pH sabun sebesar 9.
d. kekerasan sabun sebesar 0,548.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penyusun adalah
sebagai berikut :
a. Untuk percobaan sabun transparan selanjunya
diharapkan menggunakan variasi bahan berupa
penambahan atau penguranagan kuantitas gula yang
digunakan, penggantian jenis minyak yang digunakan
supaya terlihatnya perbedaan hasil yang didapatkan.
b. Untuk percobaan sabun transparan selanjutnya
diharapkan menggunakan basa alkali yang lain yaitu
KOH.
c. Untuk percobaan sabun transparan selanjutnya
diharapkan menggunakan variasi bentuk cetakan sabun
agar leih menarik.