Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIKUM : PROSES INDUSTRI KIMIA

MODUL PERCOBAAN : PEMBUATAN SABUN TRANSPARANT

DISUSUN OLEH

ADITYA PUTRA PRATAMA

KELOMPOK : 3B1
ANGGOTA KELOMPOK :
1. DEFANO ADRIAN A
2. YUNI RATNA SARI
3. RAHMAD DWI SYAHPUTRA
4. ADITYA PUTRA PRATAMA

Nilai Lap Awal


Nilai Lap Akir
Nilai akir

LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA BAHAN NABATI
POLITEKNIK ATI PADANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Kelompok : 3B1

Praktikum : Proses Industri Kimia

Modul Percobaan : Pembuatan Sabun Transparant

Tanggal Praktikum : 12 Januari 2021

Dosen Pengampu : Ir. Desniorita, MP dan Miftahul Khairati, M. Sc

Analis : Roswita, ST, S.Pd & Faldi Lulrahman, MT

No Nama Praktikan Buku Pokok


1 Aditya Putra Pratama 1912048
2 Defano Adrian A 1912045
3 Yuni Ratna Sari 1912046
4 Rahmat Dwi Syahputra 1912047

Catatan Tanggal Paraf Dosen Pengampu


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sabun mandi padat sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari.Sebagian
besar masyarakatmenggunakan sabun mandi padatuntuk membersihkan badan.
Hal inikarena sabun mandi padat harganyarelatif lebih murah. Sabun mandi padat
memiliki kelemahan dari sisi keamanan jika dipakai bersama dan sulit untuk
dibawa kemana-mana. Untuk pemakaian pribadi di rumah, sabun mandi padat
sangat tepat untuk digunakan.
Minyak kelapa (VCO/Virgin Coconut Oil) merupakan salah satubahan
baku yang sangat potensialdalam pembuatan sabun. Hal inidikarenakan adanya
kandungan asamlaurat dan vitamin E yang tinggi dalamminyak kelapa tersebut.
Sabuntransparan memiliki tampilan yangtransparan dan lebih berkilaudibanding
jenis sabun lain sertamampu menghasilkan busa yang lebihlembut dikulit.
Tampilan dari sabun transparan yang menarik, berkelas dan mewah membuat
sabun transparan dijual dengan harga yang relatif lebih mahal. Selain itu sabun
transparan juga bisa dijadikan cindera mata, souvenir, sehingga memberikan
kesan unik dan tampilan ekslusif. Sabun transparan merupakan sabun batangan
(opaque) yang memiliki struktur bening, sabun ini memiliki tingkat transparansi
tinggi sehingga memancarkan cahaya yang menyebar dalam partikel-partikel
kecil. Strukturtransparan pada sabun didapat karenapenambahan bahan-bahan
sepertietanol, gliserin, dan larutan gula.
Sabun transparan atau disebut juga sabun gliserin adalah jenis sabun
mandi yang dapat menghasilkan busa lebih lembut di kulit dan penampakanya
berkilau jika dibandingkan dengan jenis sabun yang lain seperti sabun mandi biasa
(opaque) dan sabun translucent. Sabun tranparan yang menarik, mewah dan
berkelas menyebabkan sabun transparan dijual dengan harga yang relatf lebih
mahal. Pendirian sabun industri transparan merupakan salah satu jenis usaha yang
cukup menjanjikan mengingat pasar sabun transparan masih jenuh dan terbuka
lebar.
Adapun aplikasi sabun transparan pada saat ini mulai berkembang pesat,
penggunaan sabun cair juga telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Di
negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu
mencuci. Sabun transparan merupakan salah satu produk industri kimia yang
sangat dibutuhkan masyarakat, maka perlu adanya percobaan untuk bisa
dikembangkan selanjutnya dalam skala industri yang lebih besar.

1.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari percobaan pembuatan sabun transparan ini adalah
sebagai berikut ini.
1. Mengetahui prinsip pembuatan sabun transparan.
2. Melakukan uji analisa terhadap kualitas sabun transparan.
3. Membandingkan hasil pengujian dengan SNI.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 VCO
Virgin coconut oil ( VCO ) merupakan bentuk olahan daging kelapa yang
baru-baru ini banyak diproduksi untuk dikomersilkan. Minyak kelapa murni
merupakan hasil olahan kelapa yang bebas dari trans fatty acid (TFA) atau asam
lemak-trans. Asam lemak trans ini dapat terjadi akibat proses hidrogenasi. Agar
tidak mengalami proses hidrogenasi, maka ekstraksi minyak kelapa ini dilakukan
dengan proses dingin. Misalnya, secara fermentasi, pancingan, sentrifugasi,
pemanasan terkendali, pengeringan parutan kelapa secara cepat dan lain-lain.
Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil
(VCO), adalah modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan
produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna
bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih
dari 12 bulan.

2.2 Sabun
Sabun adalah pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa
Natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau hewani. Sabun
termasuk kebutuhan pokok manusia. Sabun adalah garam alkali dari asam-asam
lemak telah dikenal secara umum oleh masyarakat karena merupakan keperluan
penting di dalam rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuci. Kandungan
zat-zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis
sabun. Zat-zat tersebut dapat menimbulkan efek, baik yang menguntungkan
maupun yang merugikan.
Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi
asam lemak dan glisrol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasanya
digunakan adalah NaOH (natrium/sodium hidroksida) dan KOH (kalium/potasium
hidroksida). Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang
kemudian dinamakan sabun.
Sabun digunakan sebagai pembersi baik untuk tubuh atau peralatan
lainnya. Sabun dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu sabun cream, sabun
batang, dan sabun cair. Sabun batang dikelompokkan menjadi tiga. yaitu sabun
opaque, sabun transparan, dan sabun translucent. Ketiga jenis ini dibedakan
berdasarkan penampakannya.
Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi

2.3 Macam – Macam Sabun


Adapun macam-macam sabun adalah sebagai berikut ini.
a. Sabun Transparan
Sabun transparan ini merupakan sabun tembus pandang yang tampilannya
jernih dan cenderung memiliki kadar rendah. Sabun ini mudah sekali larut karena
mempunyai sifat sukar mengering.
b. Castile Soap
Sabun yang terbuat dari olive oil ini untuk formulanya aman dikonsumsi
karena tidak mengandung lemak hewani sama sekali.
c. Deodorant Soap
Sabun ini bersifat sangat aktif untuk menghilangkan aroma tak sedap pada
bagian tubuh. Tidak dianjurkan untuk kulit wajah karena memiliki kandungan
yang cukup keras yang dapat menyebabkan kulit teriritasi.
d. Acne Soap
Sabun ini dikhususkan untuk membunuh bakteri-bakteri pada jerawat.
Seringkali sabun jerawat ini mengakibatkan kulit kering bila pemakaiannya di
barengi dengan penggunaan produk anti acne lain.
e. Cosmetic Soap atau Bar Cleanser
Sabun ini memiliki formula khusus seperti pemutih. Cosmetic soap
biasanya memfokuskan formulanya untuk memberi hasil tertentu.
f. Superfatted Soap
Sabun ini memiliki kandungan minyak dan lemak lebih banyak sehingga
terasa lembut dan kenyal. Sabun ini sangat cocok digunakan untuk kulit kering
karena di dalamnya terdapat kandungan gliserin, petrolium dan beeswax yang
dapat melindungi kulit dan mencegah iritasi serta jerawat.
g. Oatmeal Soap
Sabun yang terbuat dari gandum ini mempunyai kandungan anti iritasi.
Sabun gandum ini lebih baik dalam menyerap minyak, menghaluskan kulit kering
dan sensitif.
h. Natural Soap
Sabun alami ini memiliki formula yang sangat lengkap seperti vitamin,
ekstrak buah, minyak nabati, ekstrak bunga, aloe vera dan essential oil.

2.4 Sabun Transparan


Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci dan mengemulsi,
terdiri dari dua komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai karbon C16 dan
sodium atau potasium. Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi
kimia antara kalium atau natrium dengan asam lemak dari minyak nabati atau
lemak hewani. Sabun yang dibuat dengan NaOH dikenal dengan sabun keras
(hard soap), sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH dikenal dengan sabun
lunak (soft soap). Sabun dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan
proses netralisasi minyak. Proses saponifikasi minyak akan memperoleh produk
sampingan yaitu gliserol, sedangkan proses netralisasi tidak akan memperoleh
gliserol. Proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali,
sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak bebas dengan alkali.
Sabun merupakan senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti
natrium stearat, C17H35COO- Na+. Aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan
dari kekuatan pengemulsian dan kemampuan menurunkan tegangan permukaan
dari air. Konsep ini dapat di pahami dengan mengingat kedua sifat dari anion
sabun.
Sabun transparan merupakan sabun yang memiliki tingkat transparansi
paling tinggi dan menghasilkan busa lebih lembut dikulit serta dapat
memancarkan cahaya yang menyebar dalam bentuk partikel – partikel yang kecil,
sehingga obyek yang berada diluar sabun akan kelihatan jelas. Obyek dapat
terlihat hingga berjarak sampai panjang 6 cm.
Sabun transparan mudah sekali larut karena mempunyai sifat sukar
mengering. Faktor yang mempengaruhi transparansi sabun pada pembuatan sabun
transparan adalah :
a. Etanol
Kandungan alkohol Etanol digunakan sebagai pelarut pada proses
pembuatan sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan
lemak.
b. Gula
Gula bersifat humektan, dikenal membantu pembusaan sabun. Semakin
putih warna gula akan semakin jernih sabun transparan yang dihasilkan. Terlalu
banyak gula, produk sabun menjadi lengket, pada permukaan sabun keluar
gelembung kecil-kecil. Gula yang paling baik untuk sabun transparan adalah gula
yang apabila dicairkan berwarna jernih seperti gliserin, karena warna gula sangat
mempengaruhi warna sabun transparan akhir. Gula lokal yang berwarna agak
kecoklatan, hasil sabun akhir juga tidak bening, jernih tanpa warna tetapi juga
agak kecoklatan.
c. Gliserin
Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati
dengan air untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan humektan
sehingga dapat berfungsi sebagai pelembap pada kulit. Pada kondisi at mosfer
sedang ataupun pada kondisi kelembaban tinggi, gliserin dapat melembapkan kulit
dan mudah di bilas.
Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening maka hal yang paling essensial
adalah kualitas gula, dan glyserin. Oleh karena itu pemilihan material
mempertimbangkan dengan warna dan kemurniannya. Parfum berperan penting
dalam warna sabun seperti adanya tincture, balsam dan yang digunakan agar
sabun menjadi wangi, adanya bahan tersebut dapat menjadikan spotting (bintik
hitam). Apabila sabun sengaja diwarna, dipilih pewarna yang tahan alkali.Air
distilasi adalah air terbaik untuk sabun transparan glyserin dipilih yang murni.
Untuk minyak dan lemak digunakan yang asam lemak bebas rendah dan warna
yang baik. Penambahan glyserin atau gula yang banyak menyebabkan sabun
menjadi lengket dan manis, oleh karena itu mengotori pembungkus. Untuk
memperoleh transparansi sabun berikut ini adalah metode yang umum digunakan
a. Transparan karena gula.
b. Transparan karena glyserin dan energy.
c. Dimana a dan b digabung dengan menggunakan minyak castor.
d. Transparansi karena asam lemak dalam sabun dan seberapa kali sabun dimill.
Dengan metode pertama, kandungan minyak kelapa sedikitnya adalah 25
%, lemak yang lain adalah tallow atau lemak apa saja yang dapat menjadikan
sabun keras. Sabun dididihkan dan dimasak seperti biasanya lalu dimasukkan
dalam pengaduk untuk dicampur dalam larutan yang mengandung 10 – 20 % gula
sesuai berat sabun.Gula dilarutkan dalam air dan larutan dipanasi sampai 600C
kemudian perlahan – lahan ditambahkan dalam sabun.Manakala air menguap,
sabun jenis tersebut menunjukkan bintik – bintik dan menjadi lengket karena gula
menembus permukaan larutan.
Sabun transparan dari kategori yang kedua dapat disaponifikasikan
sebagaimana biasanya dan dibuat dari sabun mandi dasar. Sabun dimasukkan
dalam mixer dan dicampur 96 % dengan perbandingan satu bagian dalam dua
bagian total asam lemak dalam sabun, bersama glyserin dengan proporsi yang
sama.
Metode yang ketiga minyak castor sendiri digunakan untuk membuat
sabun atau lebih dari sepertiga lemak dapat ditambah utnuk setiap sabun dasar
diatas.Jika minyak castor yang digunakan hanya perlu 2% atau 3% gula.
Metode yang terkhir kombinasi dari tallow (lemak) 75% , minyak kelapa
20% , rosin jernih 5%. Selanjutnya dengan proses saponifikasi dan perampungan
dengan cara pemanasan. Sabun selanjutnya dimasukkan dalam ketel berjaket dan
diolah sesuai dengan pemanasan sempurna.
Kebanyakan sabun transparan dibuat dengan cara semi panas, metodenya
lebih sederhana dan mudah. Langkah awalnya adalah memasukkan lemak dan
minyak dalam ketel, dipanasi sampai 600◦C. Sabun scrap yang sudah dibuat dapat
dicairkan dalam lemak yang panas jika diinginkan. Ditambahkan larutan soda
yang sudah dibuat. Masa diaduk sampai terjadi proses saponifikasi. Setelah itu
sabun ditutup dan dibiarkan selama 2 jam atau sampai pada tengahnya ada
tonjolan. Kemudian larutan gula dimasukkan dan akhirnya dan glyserin.
Temperatur dari massa dinaikkan sampai 600◦ C.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat
Adapun peralatan yang digunakan pada proses pembuatan sabun
transparan dan fungsinya adalah sebagai berikut.
1. Gelas piala 500 mL, digunakan sebagai wadah reactor.
2. Kaca arloji, digunakan sebagai wadah untuk penimbangan.
3. Piper ukur, digunakan untuk mengukur larutan.
4. Bola hisap, digunakan sebagai alat penghisap pada pipet.
5. Termometer, digunakan untuk mengukur suhu.
6. Timbangan, digunakan untuk menimbang bahan.
7. Corong, digunakan untuk memasukan bahan.
8. Batang pengaduk, digunakan untuk mengaduk bahan.
9. Erlenmeyer, digunakan sebagai wadah.
10. Spiritus dan kaki tiga, digunakan untuk pemanasan.
11. Cetakan sabun, digunakan untuk mencetak sabun.
12. Spatula, digunakan untuk mengambil bahan saat penimbangan.

3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada proses pembuatan sabun transparan
dan fungsinya adalah sebagai berikut ini.
1. VCO, merupakan bahan baku utama pembuatan sabun.
2. Asam Stearat, membantu mengeraskan sabun.
3. NaOH, sebagai peraksi pada reaksi saponifikasi.
4. Etanol, digunakan sebagai pelarut sabun.
5. Sukrosa, digunakan sebagai pentrasnparan sabun.
6. Gliserin, digunakan sebagai pelembut sabun.
7. Pewarna, digunakan sebagai pemberi warna sabun.
8. Pewangi, digunakan sebagai pemberi aroma sabun.
9. Air, digunakan sebagai pelarut bahan.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum pembuatan sabun trasnparan adalah
sebagai berikut.
a. Pembuatan Sabun Transparan
1. Timbang VCO sebanyak 50 gram pada gelas piala, tambahkan sedikit demi
sedikit 20 gram asam stearat sambil diaduk pada suhu 700C.
2. Tambahkan 32 mL NaOH 30% yang telah dipanaskan pada suhu 600C ke
dalam campuran minyak dan asam stearat sambil diaduk sampai campuran
larut sempurna (suhu dijaga 700C).
3. Angkat campuran dari pemanas dan tambahkan 33 mL etanol, campuran
diaduk kembali sampai larut sempurna.
4. Panaskan kembali campuran dan tambahkan larutan sukrosa 17 gram dalam
16 mL air, selanjutnya tambahkan gliserin 17 mL, aduk hingga homogen,
dan hentikan pemanasan.
5. Tambahkan pewarna dan pewangi (secukupnya) ke dalam gelas piala
sambil diaduk rata.
6. Tuangkan sampel ke dalam cetakan sabun.
b. Analisa Kualitas Sabun Transparan
 Penentuan Kadar Air
1. Timbang 1 gram sabun transparan dalam cawan penguap.
2. Panaskan cawan penguap yang berisi sabun tersebut dalam oven dengan
suhu 1050C selama 15 menit.
3. Timbang bobot cawan penguap dan sabun yang telah kering sehingga
diperoleh beratnya.
4. Hitung kadar air dari sabun transparan.

 Penentuan Kadar Alkali Bebas (dihitung sebagai %NaOH)


1. Timbang 5 gram sabun transparan dalam erlenmeyer
2. Tambahkan 12.5 mL etanol, aduk hingga homogen
3. Tambahkan 2 tetes indikator PP, dan titrasi dengan larutan HCl 0.1 M
sampai warna merah jambu hilang.
4. Hitung kadar alkali bebas dari sabun transparan.
( )

Keterangan:
V = volume titrasi HCl (mL)
N = normalitas HCl (N)
BM = berat molekul NaOH (g/mol)
M = berat sabun (g)
3.4 Skema kerja
Adapun skemaja kerja dari pembuatan sabun transparan adalah sebagai
berikut ini.

+ VCO + NaOH + Alkohol


+ As. Stearat

Dicampurkan sambil Reaksi Sabun


dipanaskan pada 70 C Saponifikasi dilarutkan

+ Pengharum + Glukosa
+ Pewangi + Gliserin
+ +

Dicampurkan Dicampurkan sambil


Dicetak sabun
dipanaskan pada 70 C
LEMBAR PENUGASAN

Kelompok : 3B1

Praktikum : Proses Industri Kimia

Modul Percobaan : Pembuatan Sabun Transparant

Tanggal Praktikum : 12 Januari 2021

Dosen Pengampu : Ir. Desniorita, MP dan Miftahul Khairati, M. Sc

Analis : Roswita, ST, S.Pd & Faldi Lulrahman, MT

No Nama Praktikan Buku Pokok


1 Aditya Putra Pratama 1912048
2 Defano Adrian A 1912045
3 Yuni Ratna Sari 1912046
4
Rahmat Dwi Syahputra 1912047

Adapun penugasan yang diberikan adalah sebagai berikut ini.


1. Ditimbang bahan-bahan yang dibutuhkan.
2. Dibuat sabun trasnparan pada suhu 70OC.
3. Dihitung kadar air sabun.
4. Dihitung kadar alkali bebas pada sabun.
LEMBAR DATA PENGAMATAN

Kelompok : 3B1

Praktikum : Proses Industri Kimia

Modul Percobaan : Pembuatan Sabun Transparant

Tanggal Praktikum : 12 Januari 2021

Dosen Pengampu : Ir. Desniorita, MP dan Miftahul Khairati, M. Sc

Analis : Roswita, ST, S.Pd & Faldi Lulrahman, MT

Adapun data dan pengamatan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut.
Data
Berat kosong = 35,1486 gram
Berat cawan berisi = 1,0263 gram
Berat kering = 0,8052 gram
Volume titrasi 1 = 0,4 mL
Berat sabun 1 = 5,0075 gram
Volume titrasi 2 = 0,2 mL
Berat sabun 2 = 4,9985 gram
Konsentrasi NaOH = 0,1 N

Pengamatan
Sabun berwarna kuning transparan dan tekstur keras
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum pembuatan sabun transparan
adalah sebagai berikut ini.
Tabel 4.1 Hasil dari Proses Pembuatan Sabun Transparan
Kelompok Kadar Air (%) Kadar Alkali Bebas (%)
1 21,28 0,059
2 23,61 1,150
3 21,49 0,024
4 24,14 0,030

Tabel 4.2 SNI sabun Transparan


No Uraian Standar SNI(%)
1 Kadar air Maks 15
2 Alkali bebas Maks 0,1

4.2 Pembahasan
4.2.1 Mekanisme Kerja
Pada praktikum pembuatan sabun transparan ini metode yang digunakan
adalah metode saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh
adanya basa (misalnya NaOH). Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah gliserol.
Selain C12 dan C16, sabun juga disusun oleh gugus asam karboksilat. Hidrolisis
ester dalam suasana basa bisa disebut juga saponifikasi. Reaksi saponifikasi dapat
dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Reaksi Saponifikasi
Bahan baku utama yang dimasukan pertama kali kedalam gelas piala
adalah VCO. Kedalam VCO kemudian ditambahkan asam stearat pada suhu 70oC
sambil diaduk hingga asam stearate meleleh. Asam stearate ini berfungsi sebagai
pengeras sabun yang dihasilkan. Kemudian ditambahkan NaOH kedalam
campuran sehingga terjadi reaksi saponifikasi. Pada proses saponifikasi ini
terbentuk sediaan sabun berwarna putih berbentuk padatan menggumpal. Sediaan
sabun ini kemudian ditambahkan alkohol sembari diaduk sehingga dapat
melarutkan sabun.
Sediaan sabun yang telah larut ditambahkan glukosa sebagai penjernih dan
pentransparan sabun yang dihasilkan. Selanjutnya juga ditambahkan gliserin
sebagai pelembut sabun yang dihasilkan. Untuk menambah daya tarik sabun yang
dihasilakan ditambah pengharum dan pewarna. Sediaan sabun kemudian dicetak
dan dikeraskan. Hasil sabun transparan kemudian diuji kadar air dan kadar alkali
bebas.
4.2.2 Pembahasan Hasil
Hasil sabun yang didapatkan pada praktikum ini adalah berwarna kuning
transparan dan memiliki tekstur yang cukup keras. Hasil ini sesuai dengan apa
yang diinginkan secara fisik sabun yang dihasilkan. Selain itu juga dilakukan uji
kadar air dan alkali bebas sabun sesuai SNI. Untuk kelompok 3 sendiri, kadar air
yang didapat adalah 21,49 %. Sedangkan secara SNI, kadar air pada sabun yang
diizinkan adalah maksimal 15%. Hal ini berarti produk belum layak secara SNI.
Terlalu banyak kadar air dapat merusak kualitas sabun dan menurunkan massa
simpan. Semakin tinggi kandungan air pada sabun transparan maka semakin
mudah mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang pada sabun tersebut.
Untuk kadar alkali bebas pada sabun yang dibuat kelompok 3 adalah 0.024
%. Angka ini masih berada pada range yang diizinkan yaitu dibawah 0,1 %.
Terlalu tingginya kadar alkali bebas dapat menyebabkan rasa gatal pada kulit jika
sabun transparan digunakan. Hal ini dikarenakan adanya alkali yang masih bersisa
dan belum bereaksi.
Hasil pengujian produk yang tidak sesuai standar bisa diakibatkan karna
proses pendiaman produk yang terlalu cepat sehingga belum semuanya bereaksi.
Idealnya produk sabun yang dihasilkan didiamkan paling sedikit 1 minggu
sebelum digunakan. Selain itu, juga ada kemungkinan kesalahan dalam
menganalisis kualitas produk dan penggunaan bahan baku yang tidak berkualitas.
Tampak dari hasil yang didapatkan, kadar air produk semua kelompok tidak
sesuai SNI, dan kadar alkali bebas kelompok 2 juga tidak sesuai SNI.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum pembuatan sabun transparan, dapat
disimpulkan sebagai berikut ini.
1. Prinsip utama pembutan sabun transparan adalah dengan metode
saponifikasi. Kemudian sediaan sabun diberi bahan tambahan sehingga
didapat produk yang sesuai.
2. Hasil uji kadar air pada sabun transparan adalah 21,49 %, dan kadar alkali
bebas pada sabun transparan adalah 0,024 %.
3. Kadar air pada sabun transparan yang dihasilkan tidak sesuai SNI,
sedangkan kadar alkali bebas pada sabun transparan yang dihasilkan telah
sesuai SNI.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk praktikum selanjutnya adalah
sebagai berikut.
1. Waktu penambahan bahan kedalam sediaan sabun harus sesuai terutama
alcohol yang mudah menguap.
2. Pengadukan campuran tidak boleh terlalu kencang karna dapat membuat
busa yang terlalu banyak dan merusak penampilan produk sabun.
3. Sabun didiamkan terlebih dahulu sekitar satu minggu sebelum digunakan
dan dianalisis.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Edisi 1. Yogyakarta: Andi Offset..


Fesenden, R.J. dan Fessenden J.S. 1990. Kimia Organik Jilid II. Edisi
ketiga. Jakarta: Erlangga.
Hariyati, Putri. 2020. Pembuatan Sabun Trasparan.
http://bisakimia.com/2020/06/30/pembuatan-sabun-transparan/ (Diakses 4
Januari 2021, 16.30).
Saputra, Muhammad Yudi. 2010. Coconut Oil dan Surfaktan Coco amido propyl
Betaine : Aplikasi desain faktorial. Jurnal Farmasi
Suminar, Hart. 2003. Kimia Organik Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga
Usmania I.D.A, dan Pertiwi W.R.. 2012. Pembuatan Sabun Transparan dari
Minyak Kelapa Murni. Jurnal Teknik Kimia. Universitas Sumatera Utara.
Yaqin, Ainoel., et al. 2014. Sabun, detergen cair, bioetanol, Pengujian angka
asetil, reichert meissl dan angka Polenske. Jakarta : UI.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN

A.1 Analisa Kualitas Sabun Transparan


Berat kosong : 35,1486 gram
Berat cawan berisi : 1,0263 gram
Berat kering : 0,8052 gram

% Kadar Air = x 100%

= x 100 %

= 21,54 %
A.2 Kadar Alkali Bebas
Volume titrasi 1 = 0,4 mL Berat sabun 1 = 5,0075 gram

Volume titrasi 2 = 0,2 mL Berat sabun 2 = 4,9985 gram


[NaOH] = 0,1 N
BM NaOH = 40 g/mL
[ ]
Kadar alkali bebas 1 = x 100%

= x 100%

= 0,031%
[ ]
Kadar alkali bebas 2 = x 100%

= x 100%

= 0,016 %
Rata-rata = 0,024%
LAMPIRAN B
GAMBAR PRAKTIKUM

B.1 Pembuatan sediaan sabun transparan

B.2 Pencetakan sabun transparan

B.3 Analisis kadar air sabun


B.4 Analisis kadar alkali bebas pada sabun

Anda mungkin juga menyukai