Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sabun merupakan alat pembersih yang telah lama digunakan orang
karena dapat menghilangkan kotoran-kotoran seperti debu, bakteri dan sisa
metabolisme/keringat sehingga dapat mencegah terjadi infeksi pada kulit.
Selain sebagai pembersih, idealnya sabun sekaligus sebagai perawat
struktur kulit. Ukuran normal pH kulit dalam keadaan sehat biasanya
berkisar 4,5-6,5 maka untuk mempertahankan keadaan normal kulit
tersebut sebaiknya menggunakan sabun dengan pH yang tidak jauh dari
kondisi kulit. (Haryono, 1988).
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak
atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar, bagian kepala
bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah
sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan atau
pakaian. Dewasa ini pemanfaatan sabun sebagai pembersih kulit makin
menjadi trend dan beragam. Keragaman sabun yang dijual secara komersial
terlihat

pada

jenis,

warna,

wangi

dan

manfaat

yang

ditawarkan.

Berdasarkan jenisnya sabun dibedakan atas dua macam yaitu sabun padat
dan sabun cair.
Sabun

padat

transparan

adalah

sabun

mandi

yang

berbentuk

batangan dengan tampilan transparan, menghasilkan busa lebih lembut di


kulit dan penampakannya lebih berkilau dibandingkan jenis sabun lainnya.
Sabun transparan sering disebut sebagai sabun gliserin, karena pada proses
pembuatan sabun transparan ditambahkan sekitar 10-15 % gliserin.
Tampilan

sabun

transparan

yang

menarik

mewah

dan

berkelas

menyebabkan sabun transparan dijual dengan harga yang relatif lebih


mahal.
Kulit yang kotor seharian, jika tidak dibersihkan maka bakteri akan
mudah menginfeksi. Lalu pada usia seseorang telah mencapai usia 30
tahun sudah mulai tumbuh keriput bahkan di bawah usia 30 tahun pun kulit
menjadi kasar , kusam dan kering akibat terkena polusi udara. Penambahan
bahan berkhasiat pada sabun diharapkan dapat menghambat pertumbuhan
bakteri lebih efektif, dapat menghaluskan kulit , dapat mencerahkan
kulit( kuning langsat) serta mengatasi keriput wajah. Salah satu jenis
tanaman yang bersifat sebagai anti bakteri dan anti oksidan adalah ekstrak
1 | Makalah Product Home Industry

temulawak

(Curcuma

xanthorrhiza)

dan

temu

putih,

tanaman

ini

mengandung kurkumin yang memiliki kemampuan untuk membuat kulit


menjadi kuning langsat.
Sabun mandi ataupun cuci pada saat ini sudah tidak menjadi barang
mewah yang hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui cara
pembuatannya. Jadi mengetahui cara pembuatan sabun pada saat ini
sudahlah harus kita miliki terutama bagi orang-orang yang memang
berkecimpung di dunia kimia industri.
Pembuatannya yang cukup sederhana, membuat sabun cukup banyak
diminati oleh banyak kalangan baik dari orang dewasa sampai remaja.
Walaupun hanya untuk kalangan pribadi. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, memudahkan kita untuk mempelajari tentang
pembuatan sabun ini. Apalagi kita sebagai analis kimia, sudah sepatutnya
kita

memahami

tentang

pembuatan

sabun

ini,

karena

selain

cara

pembuatannya yang cukup sederhana, potensi untuk pengembangan ke


depannya juga cukup menjanjikan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka masalah yang muncul dapat adalah
cara pembuatan sabun transparan yang ditambahkan bahan alami yaitu
ekstrak temulawak dan temu putih.
1.3. Tujuan
Siswa dapat mengetahui cara pembuatan sabun transparan yang

mempunyai nilai ekonomis.


Meningkatkan kemampuan siswa dalam menciptakan inovasi sabun

transparan dengan penambahan ekstrak bahan alami.


Siswa mampu membuat sabun padat transparan dengan ekstrak
temulawak dan temu putih.

1.4. Manfaat
Melatih siswa menjadi wirausahawan yang terampil untuk kehidupan

masyarakat.
Melatih siswa

temulawak dan temu putih yang mempunyai berbagai fungsi untuk kulit.
Menambah kualitas sabun dari penambahan zat aditif alami yang tidak

untuk

membuat

sabun

transparan

dengan

ekstrak

memberikan efek samping seperti bahan penggunaan bahan kimia


sintesis, serta memberikan warna dan aroma yang khas.

2 | Makalah Product Home Industry

BAB II
Kajian Pustaka
2.1. Sejarah Sabun
Konon, tahun 600 SM masyarakat Funisia di mulut Sungai Rhone sudah
membuat sabun dari lemak kambing dan abu kayu khusus. Mereka juga
membarterkannya dalam berdagang dengan bangsa Kelt, yang sudah bisa
membuat sendiri sabun dari bahan serupa. Pliny (23 79) menyebut sabun
dalam Historia Naturalis, sebagai bahan cat rambut dan salep dari lemak dan
abu pohon beech yang dipakai masyarakat di Gaul, Prancis. Tahun 100
masyarakat Gaul sudah memakai sabun keras. Ia juga menyebut pabrik
sabun di Pompei yang berusia 2000 tahun, yang belum tergali. Di masa itu
sabun lebih sebagai obat. Baru belakangan ia dipakai sebagai pembersih,
seperti kata Galen, ilmuwan Yunani, di abad II.
Tahun 700-an di Italia membuat sabun mulai dianggap sebagai seni.
Seabad kemudian muncul bangsa Spanyol sebagai pembuat sabun
terkemuka di Eropa. Sedangkan Inggris baru memproduksi tahun 1200-an.
Secara bersamaan Marseille, Genoa, Venice, dan Savona menjadi pusat
perdagangan karena berlimpahnya minyak zaitun setempat serta deposit
soda mentah. Akhir tahun 1700-an Nicolas Leblanc, kimiawan Prancis,
menemukan, larutan alkali dapat dibuat dari garam meja biasa. Sabun pun
makin mudah dibuat, alhasil ia terjangkau bagi semua orang. Di Amerika
Utara industri sabun lahir tahun 1800-an. "Pengusaha-"nya mengumpulkan
sisa-sisa lemak yang lalu dimasak dalam panci besi besar. Selanjutnya,
adonan dituang dalam cetakan kayu. Setelah mengeras, sabun dipotongpotong, dan dijual dari rumah ke rumah.
2.2. Pengenalan Sabun
Sabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai asam
monocarboxylic yang panjang. Larutan alkali yang digunakan dalam
pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang
biasa digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan
alkali yang biasa digunakn pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida
(KOH).
Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran-kotoran berupa minyak
ataupun zat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi
lemak minyak dengan larutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak
3 | Makalah Product Home Industry

yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun
minyak ikan laut.
Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan
jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran
seperti sabun mandi, sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas
rumah tangga, hingga sabun yang digunakan dalam industri.
Kandungan zat-zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai
dengan sifat dan jenis sabun. Zat-zat tersebut dapat menimbulkan efek baik
yang menguntungkan maupun yang merugikan. Oleh karena itu, konsumen
perlu memperhatikan kualitas sabun dengan teliti sebelum membeli dan
menggunakannya.
Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah air,
gliserin, garam dan impurity lainnya. Semua minyak atau lemak pada
dasarnya dapat digunakan untuk membuat sabun. Lemak dan minyak nabati
merupakan dua tipe ester. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat
dari alcohol dan asam karboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam
palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat,
sedangkan minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol
asam oleat.
2.3

Macam - Macam Sabun


a. Shaving Cream
Shaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium. Bahan dasarnya
adalah campuran minyak kelapa dengan asam stearat dengan
perbandingan 2:1.
b. Sabun Cair
Sabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan
minyak jarak serta menggunakan alkali (KOH). Untuk meningkatkan
kejernihan sabun, dapat ditambahkan gliserin atau alcohol.
c. Sabun kesehatan
Sabun kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan
kadar parfum yang rendah, tetapi mengandung bahan-bahan antiseptic
dan bebas dari bakteri adiktif. Bahan-bahan yang digunakan dalam
sabun ini adalah tri-salisil anilida, tri-klor carbanilyda, irgassan Dp 300
dan sulfur.
d. Sabun Chip
Pembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalam
menggunakan sabun yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan
beberapa pilihan komposisi tertentu. Sabun chip dapat dibuat dengan
berbagai cara yaitu melalui pengeringan, atau menggiling atau
menghancurkan sabun yang berbentuk batangan.
e. Sabun Bubuk untuk mecuci
Sabun bubuk dapat diproduksi melalui dry-mixing. Sabun bubuk
mengandung bermacam-macam komponen seperti sabun, sodasah,
sodium metaksilat, sodium karbonat, sodium sulfat, dan lain-lain.
Berdasarkan ion yang dikandungnya, sabun dibedakan atas :
1. Cationic Sabun
4 | Makalah Product Home Industry

Sabun yang memiliki kutub positif disebut sebagai kationic detergents.


Sebagai tambahan selain adalah bahan pencuci yang bersih, mereka
juga mengandung sifat antikuman yang membuat mereka banyak
digunakan pada rumah sakit. Kebanyakan sabun jenis ini adalah
turunan dari ammonia.
2. Anionic Sabun
Sabun jenis ini adalah merupakan sabun yang memiliki gugus ion
negatif.
3. Neutral atau Non Ionic Sabun
Non ionic sabun banyak digunakan untuk keperluan pencucian piring.
Karena sabun jenis ini tidak memiliki adanya gugus ion apapun, sabun
jenis ini tidak beraksi dengan ion yang terdapat dalam air sadah. Non
ionic sabun kurang mengeluarkan busa dibandingkan dengan ionic
sabun.

2.4 Bahan Baku Pembuatan Sabun


1. Minyak Kelapa (VCO)
Minyak kelapa adalah minyak yang dibuat dengan bahan baku kelapa
yang telah diproses sedemikian rupa sehingga didapatkan minyak kelapa
murni.

Digunakan

minyak

kelapa

karena

sifatnya

yang

mudah

tersaponifikasi, mudah larut dalam air, dan mudah menguap.


Tabel 1.3 Kandungan asam lemak yang dominan pada beberapa jenis
minyak
No
1

Jenis Minyak
Minyak Kelapa

Minyak Sawit

Minyak jarak

Minyak jagung

Minyak Kedelai

Asam Lemak yang Dominan


Asam Laurat
Asam Palmitat
Asam Oleat
Asam Risinoleat
Asam Linoleat
Asam Oleat
Asam Linoleat
Asam Oleat

Jumlah
44 - 53 %
40 - 46 %
39 - 45 %
86 %
56,3 %
30,1 %
15 64 %
11 60 %

Minyak dan lemak dihasilkan oleh alam yang bersumber dari hewan
dan tanaman, perbedaan mendasar antara lemak hewani dan lemak nabati
adalah :

Lemak hewani mengandung kolesterol, sedangkan lemak


nabati mengandung fitosterol
5 | Makalah Product Home Industry

Kadar lemak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil


daripada lemak nabati

2. Asam Stearat
Asam stearat merupakan monokarboksilat berantai panjang (C18)
yang bersifat jenuh karena tidak memiliki ikatan rangkap diantara atom
karbonnya. Asam stearat dapat berbentuk cairan atau padatan. Pada
proses pembuatan sabun, asam stearat berfungsi untuk mengeraskan dan
menstabilkan busa.
3. Natrium Hidroksida ( NaOH )
Natrium hidroksida (NaOH) seringkali disebut dengan soda kaustik atau
soda api yang merupakan senyawa alkali yang bersifat basa dan mampu
menetralisir asam. NaOH berbentuk kristal putih dengan sifat cepat
menyerap kelembapan. Natrium hidroksida bereaksi dengan minyak
membentuk sabun yang disebut dengan saponifikasi.
4. Etanol
Etanol (etil alkohol) berbentuk cair, jernih dan tidak berwarna, merupakan
senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Etanol pada proses
pembuatan sabun digunakan sebagai pelarut karena sifatnya yang mudah
larut dalam air dan lemak.
5. Gliserin
Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati
dengan

air

untuk

menghasilkan

asam

lemak.Gliserin

merupakan

humektan sehingga dapat berfungsi sebagai pelembab pada kulit. Pada


kondisi atmosfir sedang ataupun pada kondisi kelembaban tinggi, gliserin
dapat melembabkan kulit dan mudah dibilas. Gliserin berbentuk cairan
jernih, tidak berbau, dan memiliki rasa manis.
6. TEA
TEA merupakan dietanolamida yang terbuat dari minyak kelapa. Dalam
formula sediaan kosmetik, TEA berfungsi sebagai surfaktan dan penstabil
busa. Surfaktan adalah senyawa aktif penurun tegangan permukaan yang
bermanfaat untuk menyatukan fasa minyak dengan fasa air.
7. Natrium Klorida (NaCl)
Natrium klorida (garam) merupakan bahan berbentuk kristal putih, tidak
berwarna dan

bersifat higroskopik

rendah.Penambahan

NaCl

selain

6 | Makalah Product Home Industry

bertujuan untuk pembusaan sabun, juga untuk meningkatkan konsentrasi


elektrolit agar sesuai dengan penurunan jumlah alkali pada akhir reaksi
sehingga bahan-bahan pembuat sabun tetap seimbang selama proses
pemanasan.
8. Gula Pasir
Gula pasir berbentuk kristal putih. Pada proses pembuatan sabun
transparan,

gula

pasir

berfungsi

untuk

membantu

terbentuknya

transparansi pada sabun. Penambahan gula pasir dapat membantu


perkembangan kristal pada sabun.
9. Pewarna
Pewarna ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk menghasilkan
produk sabun yang beraneka warna. Bahan pewarna yang digunakan
adalah bahan pewarna untuk kosmetik grade.
10.Pewangi
Pewangi ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk memberikan
efek wangi pada produk sabun. Pewangi yang sering digunakan dalam
pembuatan sabun adalah dalam bentuk parfum dengan berbagai aroma
(buah-buahan, bunga, tanaman herbal dan lain-lain).
2.5 Pengertian temulawak

Temulawak adalah tanaman dari keluarga Zingiberaciae, yaitu sama


seperti jahe,kunyit, kunci, dan lengkuas. Temulawak dengan nama latin
Curcuma xanthorrhiza, banyak tersebar didaerah tropis seperti Indonesia
dan beberapa negara diasia tenggara lainnya.
Temulawak adalah tanaman yang rimpangnyanya sejak lama
banyak dimanfaatkan sebagai minuman kesehatan tradisional/herbal.
Bahkan kini, minuman kesehatan tradisional berbahan temulawak ini
7 | Makalah Product Home Industry

sudah banyak diproduksi sebagai minuman kemasan/botolan. Temulawak


diyakini berkhasiat untuk mencegah dan mengatasi beraneka macam
penyakit seperti, gangguan lever, mencegah hepatitis, meningkatkan
produksi cairan empedu, membantu pencernaan, mengatasi radang
kandung empedu, radang lambung dan gangguan ginjal

2.6. Kandungan Zat pada Temulawak


Berikut kandungan utama zat yang terdapat pada temulawak :

Pati 48.18% 59.64% membantu proses metabolisme.


Protein 29.00% 30.00%
Abu 5.26% 7.07%
Serat 2.58% 4.83% memulihkan kebugaran badan
Kurkumin 1.60% 2.20% dapat melancarkan proses pencernaan
Minyak asiri 6.00% 10.00% dapat meningkatkan fungsi ginjal
Phelandren membantu melancarkan pengeluaran toksin tubuh melalui
air kencing
Turmerol membantu proses metabolisme
Borneol membantu memulihkan kesehatan tubuh akibat penyakit
Sineal
Kandungan utama yang terdapat dalam rimpang temulawak adalah zat

kuning yang di sebut dengan kurkumin . Kandungan kurkumin yang terdapat


pada temulawak berkisar 1,60%-2,20% .
2.7. Manfaat Tumbuhan Temulawak
Manfaat temulawak secara umum:
Menyembuhkan bisul
Menyembuhkan sakit gula hepatitis
Menyembuhkan sakit ginjal kronis
Meredakan Asma
Membantu Melancarkan ASI
Mengatasi gangguan pencernaan
Menjaga kesehatan fungsi hati
Mengurangi radang sendi
Menurunkan lemak darah (Kolesterol)
Mengatasi penyakit maag
Menyehatkan jantung
Mengatasi kanker
Meningkatkan nafsu makan
Di percaya dapat menyembuhkan nyeri haid dan bau amis saat haid
Manfaat temulawak untuk kecantikan :
Mengatasi jerawat
8 | Makalah Product Home Industry

Mencerahkan kulit
Menghaluskan kulit
Mengencangkan kulit
Mengatasi noda hitam dan bekas luka
Mencegah kanker kulit
Membuat kulit menjadi kuning langsat

BAB III
Prosedur Kerja
3.1 Alat dan Bahan
A. Alat
Batang Pengaduk
Beakerglass
Botol Aquadest
Bunsen
Cetakan Sabun
Kaca Arloji
Kaki 3
Kasa Asbes
Timbangan
B. Bahan
Aquadest (H2O)
Ekstrak Temulawak dan Temu putih
Asam Stearat (CH3(CH2)16COOH)
Etanol (C2H5OH) 96 %
Gliserin (C3H5(OH)3)
Gula Pasir (C6H12O6)
Minyak
Natrium Hidroksida (NaOH)
Pewangi
3.2 Prosedur Percobaan
A. Preparasi Larutan
1. Membuat larutan NaOH 30% dalam gelas kimia 100 mL.
2. Membuat larutan gula dengan melarutkan 20 g gula dalam sedikit
mungkin air.
3. Membuat lelehan asam stearat sebanyak 12,5 g.
4. Menyiapkan gliserin 20 mL dan alkohol (etanol 96%) 20 g , masing masing
dalam gelas kimia 100 mL.
B. Pembuatan Sabun Transparan
1. Panaskan minyak sebanyak 25 g dan lelehan asam stearat yang telah
disiapkan dalam gelas kimia 250 mL pada temperatur 60-65 oC.

9 | Makalah Product Home Industry

2. Masukan larutan NaOH ke dalam minyak perlahan-lahan dan jaga


temperature 60 oC. Aduk hingga homogen 10 menit.
3. Masukan alkohol 96%, larutan gula, dan gliserin pada sabun hasil
safonifikasi, aduk, dan jaga temperature.
4. Tambahkan ekstrak herbal, pewarna, dan pewangi sesuai yang
dikehendaki.
5. Kemudian cetak dan diamkan hingga mengeras.

Bab IV
Penutup
4.1. Kesimpulan
Sabun adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi antara asam lemak
dengan alkali . sabun merupakan garam alkali dari rantai panjang asam
lemak. Ketika lemak atau minyak tersaponifikasi, garam Natrium atau
kalium terbentuk dari rantai panjang asam lemak yang disebut sabun.
Kami menggunakan ektrak temulawak dan temu putih sebagai ekstrak
dalam pembuatan sabun yang bernilai ekonomis serta memiliki nilai jual .

10 | M a k a l a h P r o d u c t H o m e I n d u s t r y

Anda mungkin juga menyukai