Pemkab Situbondo
SELAYANG PANDANG
Sabun Kebutuhan Pokok Manusia
Salah satu kebutuhan pokok manusia saat ini adalah sabun karena berbagai jenis aktifitas
sehari-hari tidak akan pernah lepas dari sabun misalkan mencuci, mandi, membersihkan
berbagai alat yang dipakai sehari-hari dll. Sabun juga dipakai pada bidang industri seperti
pengolahan berbagai jenis tambang dan berbagai jenis mesin-mesin yang ada sekarang ini.
Oleh karena itu kebutuhan sabun untuk masyarakat dunia sangatlah besar dari dari tahun
ketahun sehingga negara yang memiliki bahan baku utama seperti Indonesia ini sangatlah
diutungkan dengan kejadian ini.
Sabun mandi sebagai pembersih semakin trend dan beragam untuk saat ini dimana
keragaman sabun yang dijual secara komersial terlihat pada jenis, warna, wewangian dan
manfaat yang ditawarkan hal ini bisa dibuktikan dengan semakin banyaknya merk sabun
yang beredar di masyarakat yang mana banyaknya merk sabun ini sesuai dengan
kebutuhan yang semakin meningkat dan berbagai tingkat ekonomi masyarakat. Kebutuhan
untuk negara kita baik untuk ekspor maupun untuk impor dari tahun ketahun terus meningkat,
hal ini dikarenakan jumlah penduduk Indonesia secara khusus dan dunia secara umum
memiliki berbagai aktivitas dan barang yang memerlukan sabun sebagai pembersih.
Sabun merupakan salah satu pembersih yang sudah umum dipakai masyarakat dimana bahan
baku untuk pembuatnya itu membutuhkan bahan utama lemak dan soda abu yang sekarang
ini lebih terkenal dengan Saponofikasi atau reaksi antara lemak dengan bahan Alkali (NaOH)
yang mana sabun ini memiliki berbagai jenis seperti sabun padat dan sabun cair.
Sejarah sabun mandi transparan untuk bayi seperti sabun lux dapat dimengerti dari catatan
sejarah pembuatan sabun dalam bentuk manuskrip atau catatan peneliti. Kala itu, pembuatan
sabun merupakan keahlian yang umum di Eropa.
Cara membuat sabun pada jaman itu adalah dengan cara menggunakan minyak nabati atau
minyak hewani sebagai bahan utamanya. Selanjutnya ke dalam minyak tersebut ditambahkan
pewangi.
Saat ini sudah tersedia sabun yang khusus digunakan untuk mencuci rambut, mencukur dan
sabun untuk kecantikan, seperti sabun madu transparan.
pada tahun 1970 : ditemukan sabun untuk cuci cair untuk tangan (liquid hand soap), serta
telah ditemukan juga produk yang multifungsi yakni detergen lengkap dengan pelembutnya.
Pada tahun 1980 : ditemukan pencuci baju dengan menggunakan konsentrat.
Pada tahun 1990 : ditemukan pencuci piring dengan gel, pelembut kain, detergen bubuk
lengkap dengan cairan ultranya serta pencuci baju lengkap dengan refilnya.
Sabun batang yang digunakan untuk mandi dipandang tidak efisien jika digunakan untuk
mencuci. Sehingga sabun pun berkembang dalam bentuk bubuk yang disebut dengan
deterjen.
Deterjen pertama kali digunakan untuk mencuci piring dan mencuci baju yang terbuat dari
bahan yang lembut. Pada tahun 1946 ada terobosan pemikiran jika detergen dapat digunakan
untuk mencuci baju dengan bahan yang umum (tidak hanya lembut).
Di Amerika Serikat, pembuatan deterjen menggunakan bahan surfaktan (surface active agent)
atau bahan aktif permukaan. Surfaktan dinilai lebih efektif digunakan sebagai bahan
pembersih dibandingkan dengan sabun. Sejara mencatat bahwa pada tahun 1953, penjualan
deterjen di negara Amerika Serikat meningkat bahkan melebihi penjualan sabun.
Jenis-Jenis Sabun
Jenis sabun terus berkembang seiring dengan berkembangnya sejarah manusia. Telah
disebutkan di awal bahwa sabun telah mengalami metaformosis menjadi salah satu produk
perawatan kulit (untuk kecantikan dan kesehatan). Macamnya sebagai erikut :
Sabun Foam : Jika anda suka berendam, anda dapat menggunakan sabun jenis ini. Busanya
yang lembut akan membuat anda merasa nyaman saat berendam.
Sabun scrub
Sabun Scrub : sabun ini mempunyai tekstur scrub yang sedikit kasar. Sabun ini mempunyai
manfaat untuk membersihkan serta mengangkat sel kulit mati, sehingga wajah anda akan
nampak semakin cerah. Jika tidak cocok dengan memakai sabun dapat membuat kulit muka
menjadi kering.
Sabun jerawat
Sabun Acne atau sabun jerawat: sabun ini sangat cocok bagi anda yang sedang mengalami
masalah jerawat. Karena sabun ini memang diformulisasikan secara khusus untuk membunuh
sel jerawat yang membandel.
Fungsi utama sabun mandi adalah sebagai pembersih diri dari kotoran yang berupa debu dan
atau minyak lemak yang menempel di permukaan kulit. Karena fungsinya yang begitu
penting, hampir semua orang membutuhkan sabun mandi. Ya… kita semua memerlukan
sabun.
Cara membuat sabun batangan yang bagus untuk wajah itu pada dasarnya sama dengan cara
pembuatan sabun cair. Reaksi saponifikasi tetap menjadi dasar teori pembuatan sabun batang
(padat). Hanya saja, dalam reaksi penyabunan tersebut digunakan alkali berupa sodium
hidroksida (NaOH) untuk membuat sabun menjadi padat (bar soap).
Sabun batangan jaman dulu sangatlah sederhana. Bisa dikatakan hanya merupakan sabun
dasar (base soap). Belum banyak varian sabun seperti sabun batangan untuk jerawat sekarang
ini. Jika anda perhatikan etalase atau rak produk sabun di pusat perbelanjaan (pasar
swalayan), maka anda akan menjumpai aneka merk sabun batang. Contohnya saja Lifebuoy,
Nuvo, Giv, Lux, dll.
Sabun batang lebih dulu ditemukan sebelum sabun cair. Warna, pewangi, bentuk, dan bahan
aktif sabun batang juga lebih banyak. Pernahkah anda menjumpai sabun cair yang
mengandung belerang? Tentunya jarang atau belum dapat ditemukan sabun cair belerang.
Namun, sabun batang dengan kandungan sulfur banyak tersedia di pasaran.
Jika anda sudah menguasai dasar teori pembuatan sabun, maka Anda dapat mengembangkan
proses dan formula sabun. Selanjutnya anda bisa membuat sabun bening (transparan): sabun
bening dasar, sabun transparan aroma terapi dan sabun herbal dengan komponen zat lidah
buaya dan minyak kelapa murni (virgin coconut oil, vco), dan jenis sabun lainnya
Sabun batang yang aromanya wangi, bisa diukir menjadi kerajinan tangan. Tentu anda tidak
bisa membuat ukiran dari sabun cair. Inilah kelebih sabun yang berbentuk padat. Anda bisa
membuat souvenir aneka bentuk dengan dicetak maupun diukir dari sabun batangan.
Pelajari cara membuat kerajinan dari sabun batang.
Beberapa orang mengatakan bahwa sabun batang lebih murah dibandingkan sabun cair.
Perbandingannya adalah harga jual per pcs (unit). Anda bisa membeli sabun batang dengan
harga Rp. 3000, tetapi harus mengeluarkan rupiah lebih dari 10.000 untuk membeli sabun
cair dalam kemasan botol (atau isi ulang sabun)
Dikatakan lebih mudah karena tingkat kegagalan pembuatan sabun batang lebih kecil jika
dibandingkan dengan membuat sabun cair. Untuk lebih praktisnya, bandingkan saja, sama-
sama pemula dalam membuat kedua jenis sabun ini.
Bentuknya yang kompak menjadikan sabun batang mudah dibawa kemana saja. Simpel.
Sabun cukup dikantongin aja.
Perpindahan sabun dari pengguna yang berbeda bisa memungkinkan perpindahan kuman dan
kotoran yang menempel di sabun batang. Kejadian ini tidak terjadi pada sabun cair. Oleh
karena itu, pada area publik seperti rumah sakit, rumah makan, toilet umum, dll disediakan
sabun cair untuk membersihkan tangan.
Mungkin anda memutuskan membeli sabun karena wanginya. Pada saat membeli di toko
anda mencium aroma sabun dan anda membelinya. Tetapi, tak berselang lama, wangi
tersebut cepat menghilang saat anda letakkan di kamar mandi rumah anda. Hal itu wajar kok.
Perlu anda ketahui bahwa, bahan dasar alami dalam pembuatan sabun adalah minyak/lemak.
Jika anda membuat sabun untuk umat muslim, kami rekomendasikan untuk menggunakan
minyak yang halal (haram). Jangan gunakan lemak babi.
Alkali (lye)
Bahan-bahan untuk membuat sabun cair maupun sabun batang pada dasarnya sama. Yang
membedakan adalah soda api (alkali) yang digunakan. KOH (potassium hidroksida)
digunakan untuk membuat sabun cair. NaOH (Sodium Hidroksida) digunakan untuk
membuat sabun batang.
Penggolongan Sabun
Ditinjau dari segi bahan dasar pembuatannya, penggolongan sabun terbagi menjadi dua jenis
yaitu sabun kimia dan sabun organik / herbal. Berikut ini penjelasannya :
A. Sabun Kimia
Sabun kimia adalah yang komposisi maupun proses pembuatannya menggunakan bahan
kimia. Sabun kimia berbahan utama surfaktan. Surfaktan (surface active agent) merupakan
zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidroksil (suka air) dan hidrofob
(suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat
melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Secara garis besar, terdapat
empat surfaktan yang paling sering digunakan yaitu:
Builder (Pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara
menonaktifkan mineral penyebab kesadahan air. Contoh:
Filler (Pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan
meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh: Sodium Sulfat.
Aditif adalah bahan suplemen/tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya
pewangi, pelarut, pemutih, pewarna ext, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci
deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh:
Enzim
Boraks
Sodium Klorida
Carboxy Methyl Cellulose (CMC)
1. Pewarna Buatan
Cara terbaiknya pilihlah sabun tanpa menambahkan warna dari bahan kimia.
“Gagasan di balik sabun adalah menjaga mereka sealami mungkin dan bebas dari
sintetis seperti zat pewarna dan pewangi buatan.” Jelas Balogh.
Ia mengatakan, pewarna yang sering dipakai dalam sabun adalah putih (Titanium
Dioksida). Selain itu juga tabir surya, yang dianggap aman. Tapi penelitian
menunjukkan bahan itu bisa menjadi karsinogen jika dihirup dalam ukuran partikel
yang sangat kecil.
2. Pewangi Buatan
Berasal dari Petrokimia, wewangian dalam kemasan disebut dengan “parfum” atau
“fragrance oil”. Ini bisa menyebabkan alergi dan kulit sensitif.
3. Triclosan
Sabun antibakteri dan antimikroba sering mengandung triclosan yang bisa
menyebabkan iritasi kulit. “Pada 2010, industri kimia di Australia merilis sebuah
laporan yang menyebutkan triclosan bisa disampaikan dari ibu melalui ASI.”
5. Methylisothiazolinone
Penelitian menunjukkan ini bisa menjadi neurotoxin, satu zat yang mempengaruhi
sistem saraf. Prof. Rosemary Nixon dari Yayasan Kanker Kulit (Skin Cancer
Foundation) mengatakan bahwa baru-baru ini bahan tersebut boleh digunakan dalam
konsentrasi yang lebih tinggi, da para ahli melihat banyak reaksi alergi.
6. Tetrasodium Etidronatelat
Ini adalah agen pengkelat yang digunakan untuk melunakkan air dan mencegah buih
sabun. Namun ini memperburuk masalah di kulit, khususnya eksim.
7. Propylene Glycol
ini adalah agen penebalan yang dikenal memecah sel-sel kulit dan menyebabkan
iritasi.
9. Tetrasodium EDTA
Ini adalah bahan pengawet sintetis yang terbuat dari formaldehida, karsinogen yang
diketahui, dan sodium sianida. Ini bisa menyebabkan iritasi pada mata dan membran
mukosa.
B. Sabun Herbal
Sabun herbal adalah sabun yang dibuat dari bahan dasar yang sebagian berasal dari
herbal. Sebagian kecil bahan kimia yang terkandung di dalamnya hanya bersifat
sebagai aditif dan bukan sebagai bahan dasar.
2. Hot Process
Cara dengan pemanasan, yakni dengan cara mengaduk adonan sabun di atas api
hingga tracing. Sabun bisa langsung digunakan setelah dicetak dan mengeras, tanpa
harus curing karena Lye / NaOh / soda api sudah menguap dan hilang ketika proses
dimasak.
3. Cold Process
Pada proses dingin ini adonan sabun diaduk secara manual atau menggunakan hand
blender sampai tracing lalu dituang ke cetakan didiamkan 24 jam supaya agak keras
kemudian baru dipotong dan ditata dirak untuk curing selama sekitar 3-4 pekan untuk
menguapkan sisa Lye dan baru bisa dipakai. Proses ini memang terlihat lebih lama
namun sabun yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang lebih bagus terlebih
untuk kulit.
Sabun alami / natural soap berarti sabun yang dibuat dengan bahan- bahan alami, Sabun
herbal terbentuk akibat proses terjadi saponifikasi antara Alkali dan (Naoh / Koh) dengan
minyak sebagai bahan dasar sabun herbal.
Saponification adalah sebutan untuk reaksi kimia antara senyawa alkali (Lye/NaOH/Soda
Api/KOH) dengan minyak / lemak sehingga membentuk padatan garam yang disebut sabun,
jadi sabun sebenarnya adalah garam hal dari proses saponifikasi tersebut. Sabun yang
terbentuk alami mengandung gliserin alami yang baik untuk kulit.
Manfaat Gliserin adalah sebagai pelembab alami untuk kulit, jika menggunakan sabun alami
secara rutin maka kulit kita akan menjadi lebih lembab dan cantik tanpa harus menggunakan
Brody lotion yang juga banyak mengandung bahan kimia.
Senyawa Alkali untuk membuat sabun padat (soap bar) adalah NaOH / Natrium Hydroxide /
Natrium Hidroksida / Soda Api sedangkan KOH (potasium Hydroxide) untuk membuat
sabun cair (Liquid Soap).
Minyak yang dipakai berasal dari nabati, contoh : Palm Oil, Olive Oil, Sunflower Oil,
Coconut Oil, Corn Oil, Grapeseed Oil, dll, sedangkan lemak yang dipakai adalah berasal dari
lemak hewan, contoh : Tallow (Lemak sapi), Lard (Lemak Babi).
Masing-masing minyak dan lemak memiliki karakteristik sendiri jika dibuat sabun, contoh:
Palm Oil / minyak sawit jika dibuat sabun akan menghasilkan busa yang banyak dan daya
berihnya tinggi namun bisa membuat kulit kering maka diperlukan jenis minyak yang lain
sebagai penyeimbang misal Oliver Oil / minyak zaitun yang dapat melembabkan kulit, jadi
dalam soap making process digunakan percampuran beberapa jenis minyak bisa terdiri lebih
dari 1 jenis minyak nabati untuk menghasilkan sabun yang berkualitas baik, selain itu pada
natural soap making dapat diberi bahan tambahan atau disebut additive sehingga bisa
memberi nilai plus pada sabun, contoh : spirulina powder, cinnamon powder, oat, Cocoa
powder, Coffee powder, buah dll.
Untuk pewangi pada sabun yang benar-benar alami menggunakan Essential Oil / Minyak
asiri, tetapi ada juga yang suka menggunakan Fragrance Oil, lebih bagus gunakan pewangi
dari Essential Oil karena jenis pewangi tersebut terbuat dari tumbuhan sehingga memiliki
dampak positif pada kulit. Tidak seperti Fragrance yang dibuat dari bahan kimia yang bisa
berdampak negatif pada kulit. Fragrance Oil / parfum / pewangi sintesis biasa digunakan
dalam sabun komersial supaya lebih ekonomis / murah, ada juga soap masker alami yang
menggunakan Fragrance atau mencampur antara Fragrance dan minyak Satiri supaya lebih
wangi dan menarik. Disinilah uniknya sabun alami / natural soap yang tidak bisa ditemui
pada sabun pabrikan. Sabun alami memiliki Wheeling Han sedangkan sabun pabrikan tidak.
Jika disebut Natural Soap mengapa masih memakai Lye / NaOH / Soda api yang terdengar
itu bahan kimia? Lye / NaOH / Soda Api / KOH adalah satu-satunya bahan kimia yang
dipakai untuk membuat sabun karena tanpa Lye = Tidak Ada Sabun
Dalam soap makin Cod process Lye akan menguap dan hilang dengan sendirinya pada waktu
uring yang memakan waktu sekitar 3-4 minggu, sehingga sabun yang dihasilkan adalah bebas
Lye / tidak lagi mengandung Lye, sedangkan dalam soap makin Hot process, Lye akan hilang
sewaktu proses pemasaka diatas api.
Untuk membuat sabun mandi alami dibutuhkan bahan sabun yang alami, salah satunya
adalah bahan dari minyak Nabati dan Hewani. Sebenarnya untuk bahan sabun dari minyak
hewani lebih bagus untuk kulit, hanya di Indonesia tidak dianjurkan karena masih banyak
yang terbuat dari hewan yang diharamkan, maka kali ini hanya Minyak Nabati yang kita
bahas.
Yang dimaksud Minyak Nabati yaitu minyak yang diperoleh dari bagian2 tanaman. Minyak
ini sudah banyak digunakan oleh ibu rumah tangga untuk memasak, misalnya minyak sawit,
minyak kelapa, minyak zaitun, minyak kedelai, minyak jagung, minyak wijen dan minyak
canola. Tetapi ada juga jenis minyak nabati yang tidak digunakan pada skala rumah tangga,
seperti minyak castor (jarak), minyak jojoba, shea butter dan cocoa butter. Setiap minyak
yang digunakan dalam proses pembuatan sabun mempunyai sifat dan fungsi tertentu.
Diantaranya:
Minyak Sawit (palm oil) : Minyak kelapa sawit bewarna Jingga kemerahan karena
adanya kandungan zat warna kartenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan
baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Minyak Kelapa Sawit
menghasilkan sabun mandi yang padat, bertekstur halus, melembabkan kulit dan
mempercepat kondisi trace. Tetapi jika Minyak Kelapa Sawit digunakan 100% pada
bahan sabun akan bersifat keras dan sulit berbusa, maka perlu dicampur dengan
bahan lain.
Minyak Kelapa (coconut oil) : Minyak Kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh
melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Kegunaannya pada bahan
pembuatan sabun untuk memadatkan sabun, memperbanyak busa, tetapi jika
jumlahnya terlalu banyak akan menyebabkan kulit terasa kering.
Minyak Zaitun (olive oil) : Minyak Zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun.
Fungsinya untuk memadatkan sabun, menghasilkan busa yang banyak, melembabkan
dan melembutkan kulit. Untuk mendapatkan sabun yang lembut, gunakan lebih 50%
dari total minyak yang anda gunakan. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki
warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun cukup keras teksturnya
tapi lembut bagi kulit.
Minyak Jarak (castor oil) : menghasilkan busa yang lembut, melembutkan dan
melembabkan kulit. Jika terlalu banyak digunakan akan menghasilkan sabun yang
lembek.
Minyak Canola (canola oil) : membentuk busa, melembabkan kulit, menghasilkan
sabun yang bertekstur halus, melambatkan kondisi trace.
Minyak Kedelai (soybean oil) : mempunyai fungsi dan sifat yang sama dengan
minyak canola, oleh karena itu dapat dipilih salah satu dalam resep sabun mandi anda.
Minyak Jagung (corn oil) : melembekkan sabun, menghasikan busa pada sabun.
Minyak Wijen (sesame oil) : melembabkan dan melembutkan kulit, sabun bertekstur
halus.
Bila soda api atau NaOH yang dipakai terlalu banyak, sabun akan menjadi “keras” dalam arti
bisa berbahaya bagi kulit karena bersifat terlalu basa/alkali sehingga kulit menjadi hitam
(korosi kulit). Minimal kulit akan kering dan bisa terasa gatal 2. Bila jumlah soda api yang
dipakai kurang, akan ada minyak yang tidak tersaponifikasi, artinya sabunnya mengandung
minyak sehingga busa yang dihasilkan tidak ada. Sampai batas tertentu ini bagus dan banyak
pembuat sabun yang dengan sengaja membuatnya demikian karena minyak membuat kulit
menjadi lembab. Istilah dalam persabunannya adalah “super-fatting” dan biasanya “super-
fatting” antara 5% sampai 8% malah dianjurkan.
Minyak atau lemak mengandung berbagai macam asam lemak yang satu sama lain berbeda.
Ada sederet nama asam lemak yang terkandung dalam minyak/lemak bahan sabun : asam
oleat, palmitat, ricinoleat, aurat, linoleat, linolenat, stearat dan myristat adalah yang paling
penting. Satu minyak bisa mengandung satu atau beberapa asam lemak misalkan minyak
kelapa (VCO). Masing2 asam lemak ini pun punya khasiat sendiri terhadap sabun, yaitu dari
segi keras/lembeknya sabun, daya bersihnya (kemampuannya mengikat lemak di Kulit), daya
pelembabnya, dan kemampuan menghasilkan busa. Ada dua macam busa yang bisa
dihasilkan: busa berbuih / gelembung yang cepat hilang dan / atau busa krim yang lebih
stabil, tahan lebih lama. Lihat tabel sifat asam lemak di bawah.
Daya
Kepadatan/ Daya pelembut/ Busa/buih Busa/krim
kekerasan bersih penghalus
Laurat Ya Ya Ya
Myristat Ya Ya Ya
Palmiat Ya Ya
Stearat Ya Ya
Ricinoleat Ya Ya Ya
Oleat Ya
Linoleat Ya
Linolenat Ya
Nah, sekarang kita kaji berbagai asam lemak itu; terkandung dalam minyak apa saja mereka,
terutama yang dipakai membuat sabun. Semuanya ada 7 macam minyak / lemak yang
berbeda yang dipakai dalam pembuatan Sabun Mandi: minyak kelapa, minyak sawit dan
minyak zaitun ditambah minyak Castor ( minyak jarak ), minyak Habatussauda dan asam
stearat.
Minyak kelapa : menghasilkan sabun yang keras dengan busa gelembung banyak.
Daya bersihnya sangat tinggi sehingga cenderung membuat kulit terasa kering;
Minyak Sawit : sabunnya juga keras dan busanya sedikit.
Minyak Zaitun : sabun yang dihasilkan cenderung empuk tetapi kemampuannya
melembabkan kulit sangat tinggi.
Minyak kastor : sangat melembabkan kulit dan busanya sangat banyak, tetapi sabun
cenderung menjadi sangat lunak.
Dari keterangan di atas maka diperlukan perhitungan yang cukup sulit menyangkut
perbandingan ukuran atau jumlah berbagai macam minyak yang akan dipakai. Para ahli
sabun telah merumuskan rentang angka bagi masing-masing sifat utama ( kepadatan, daya
bersih – utamanya untuk lemak, daya pelembab, banyaknya busa bui, dan banyaknya busa
krim) yang
harus dimiliki sabun yang baik, anda dapat mencoba membuat campuran sendiri sehingga
menghasilkan sabun yang berkualitas.
Prosedur pembuatan :
1. Minyak sawit 70 ml
2. Minyak kelapa 30 ml
3. Minyak castor 10 ml
4. NaOH 15 gr
5. Tepung jagung/ sagu 2 gr
6. Susu segar 10 – 15 ml (paling baik susu kambing)
7. TiO2 (Titanium dioksida) 0,3 gr
8. Air 50 ml
9. Bibit parfum 1-2 ml
Peralatan : blander, gelas ukur, timbangan , cetakan dll.
Prosedur pembuatan :
7. Castar oil 2 ml
8. Air 50 ml
9. Bibit parfum 1-2 ml
Peralatan : blander, gelas ukur, timbangan , cetakan dll
Prosedur pembuatan :
Air 50 ml + NaOH dilarutkan sampai dingin dan bening
Minyak dituang ke blender + (1) diblender selama 1 menit , stop…lalu dgn cepat
(2)+ Tepung jagung diblender lagi selama ½ menit, stop… lalu dg cepat
(3) + bubuk sulfur + castor oil diblender ½ menit, stop . . . lalu dg cepat
(4) + bibit parfum diblender ¼ menit , stop . . . lalu dituangkan ke cetakan / wadah
Sabun Transparan
Salah satu sabun padat yang berkembang adalah sabun transparan. Sabun ini memiliki ciri
tembus pandang sehingga menarik di mata konsumennya. Prinsip dalam pembuatan sabun
transparan itu sendiri adalah pencampuran dari massa sabun dengan etanol yang dipanaskan
secara perlahan. Ke dalam sabun transparan dapat ditambahkan bahan lainnya yang
mempunyai fungsi tertentu seperti pewarna dan pewangi. Sabun ini terkesan lebih elegan dan
mewah jika dibandingkan dengan sabun padat lainnya. Sangat cocok digunakan untuk anda
yang memiliki masalah jerawat.
Catatan :
1. Karena sifatnya alkohol mudah terbakar, maka pada langkah ke-6, saat pencampuran alkohol
harus jauh dari kompor.
2. Wadah A dan B sebaiknya dari bahan plastik kualitas bagus atau stainlees.
Tuang NaOH ke dalam air suling untuk membuat larutan Alkali. Hasil pencampuran bahan
ini akan menimbulkan panas karena sifat reaksinya eksoterm. Oleh karena itu, gunakan
sarung tangan tebal untuk melindungi tangan anda dari panas yang berlebihan.
Campur minyak kelapa sawit, minyak kelapa, dan minyak jarak kemudian panaskan diatas
suhu 50 derajat Celcius. Reaksi yang terjadi antara larutan alkali dengan minyak disebut
dengan reaksi penyabunan (saponifikasi).
Proses saponifikasi ini akan mengubah bentuk cair minyak menjadi bentuk pasta yang lebih
kental. Umumnya akan dihasilkan warna krem, sesuai dengan warna minyak yang digunakan.
Reaktor (berbentuk tangki dengan volume tertentu) untuk saponifikasi digunakan dalam
proses pembuatan sabun di pabrik produsen sabun.
Bila suhu larutan Alkali pada langkah pertama telah turun hingga 50 derajat Celcius maka
campurkan dengan campuran minyak yang telah didihkan. Perlu diperhatikan bahwa suhu
antara larutan alkali dan suhu minyak, sebaiknya sama pada saat dicampurkan. Jika suhu
kedua campuran berbeda, maka kesetimbangan reaksi akan lebih lama dan bisa menyebabkan
kegagalam dalam proses penyabunan.
Lakukan pemanasan sabun hingga mencapai akhir proses saponifikasi yang dicirikan dengan
terbentuknya trace. Trace adalah terbentuknya gliserin alami hasil reaksi saponifikasi yang
diindikasikan dengan terbentuknya lapisan bening di bagian atas sediaan sabun. Pada langkah
ini akan terbentuk fase gel yang tepat untuk dilakukan pengujian pH (~ 2-3 jam).
Cek pH sabun, jika telah sesuai (mendekati netral), tambahkan campuran gliserin dan alkohol
ke panci pembuatan sabun. Tuang secara perlahan-lahan dan pastikan pemanasan sabun ini
jangan sampai terlalu panas agar alkohol tidak mudah menguap.
Biarkan campuran sabun ini sekitar 30 menit hingga suhunya mencapai 30 derajat Celcius.
Jangan lupa untuk menutup wadah tersebut dalam keadaan kedap udara agar alkohol tidak
akan menguap.
Sambil menunggu campuran sabun di langkah 5, siapkan larutan gula Anda (saya sangat
menyarankan untuk mempersiapkan dua kali lipat dari jumlah yang dibutuhkan). Anda akan
membutuhkannya nanti untuk penyesuaian transparansi jika tidak bekerja pada percobaan
pertama:
a. Timbang air suling dan tambahkan gula (perbandingan gula: air = 2:1)
b. Didihkan dan segera mematikan, air tidak harus menguap dan sisanya dari gula akan
larut dalam air panas.
Setelah 30 menit tambahkan larutan gula ke larutan sabun dan aduk rata.
Test untuk transparansi sabun menggunakan gelas beku dari freezer dan balik gelas ini.
Tuangkan sekitar satu sendok makan sabun di bagian bawah. Larutan sabun panas selalu
transparan, sehingga cara untuk menilai sabun telah transparan atau belum dengan
mendinginkan sabun transparan ini diatas gelas beku, sehingga proses pendinginan sabun
akan cepat.
Jika test transparan sabun ini tidak sesuai yang diharapkan di mana sabun blur / buram,
tambahkan larutan gula. Catatan, ulangi maksimal dua kali, dan jangan menambahkan pelarut
terlalu banyak, karena bisa menyebabkan berkeringat dan sebaliknya. Jika sabun masih
buram, beralih dengan menambahkan alkohol atau gliserin. Lakukan adjusment berulang-
ulang hingga diperoleh sabun mencapai transparansi yang diinginkan.
Bila Anda telah puas dengan larutan sabun transparan yang dihasilkan, tambahkan pewarna
dan aroma/fragrance. Perhatian, warna dapat mempengaruhi transparansi sabun. Kabar
baiknya adalah bahwa Anda dapat menggunakan pewarna makanan.
Tuangkan sabun mandi transparan ke dalam cetakan. Ketika menuangkan, gelembung kecil
akan muncul, hilangkan gelembung ini. Masukkan cetakan ke dalam lemaries.
Setelah 1 hingga 2 jam, keluarkan cetakan dari lemari es dan simpan selama 4 minggu,
setelah itu anda dapat menggunakannya sebagai sabun mandi.
Membuat sabun mandi transparan sedikit lebih sulit dari pada membuat sabun mandi biasa,
bila salah sedikit sabun mandi yang dihasilkan tidak akan transparan malah akan blur jadi
perhatikan baik – baik bahan dan cara membuat sabun mandi transparan ini.
Pengemasan Produk
Kemasan memang bukan yang utama namun memegang peranan penting dalam mendapatkan
hati konsumen untuk memilih produk tertentu. Kemasan sangat mempengaruhi penampilan
produk sehingga menarik konsumen. Kemasan juga sangat penting dalam menjaga keawetan
dan higienitas produk untuk dalam jangka waktu tertentu.