Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN PRODUK KREATIF

PEMBERSIH
SABUN CUCI PIRING MENGGUNAKAN BAHAN ALAMI
(DAUN PANDAN DAN PERASAN JERUK NIPIS)

Nama : Setia Ningrum


Kelas : 4 Kimia Analis 3
NIS : 9644

SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN)


TEMANGGUNG
KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA ANALISIS
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penggunaan sabun sudah tidak asing lagi dalam kehidupan
sehari-hari. Pada perkembangannya seperti sekarang, semakin
banyak jenis sabun yang beredar di pasaran, mulai dari yang bersifat
khusus untuk kecantikan maupun umum untuk membersihkan
kotoran salah satunya adalah sabun cuci piring. Sabun cuci piring
mempunyai dua bentuk, yaitu sabun cuci piring cream dan sabun
cuci piring cair. Faktor kepraktisan dan kecepatan larut sabun dalam
air pada sabun cair menyebabkan banyak orang lebih memilih
menggunakannya daripada sabun cream cuci piring. Selain itu pula
disebabkan aroma sabun cream baunya lebih menempel pada
peralatan dapur serta kurang lembut di tangan.
Sabun secara umum merupakan senyawa natrium atau kalium
yang mempunyai rangkaian karbon yang panjang dan direaksikan
dengan asam lemak khususnya trigliserida dari minyak nabati atau
lemak hewani. Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu
hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa.
Pada perkembangannya bentuk sabun menjadi bermacam-macam,
yaitu sabun padat, sabun lunak, sabun cair, dan sabun bubuk. Jika
basa yang digunakan adalah NaOH, maka produk reaksi berupa
sabun keras (padat), sedangkan bila basa yang digunakan berupa
KOH, maka produk reaksi berupa sabun cair.

Kotoran-kotoran yang menempel pada peralatan dapur yang


sudah dipakai tentunya menjadi permasalahan bagi ibu-ibu rumah
tangga. Apalagi jika kotoran yang dipakai merupakan bekas makanan
dari makanan yang banyak mengandung minyak dan bau amis,
seperti bekas memasak ikan, seafood dan yang lainnya. Hal ini
tentunya menjadi kerepotan sendiri dalam membersihkannya, belum
lagi bekas piring-piringnya yang dipakai untuk makan, maka semakin
banyaklah tugas dari ibu rumah tangga.
Untuk mengatasi masalah di atas sebenarnya sudah banyak dijual
produk-produk kebersihan yang dapat mencuci dan menghilangkan
bekas-bekas noda pada piring anda. Namun jika anda kurang puas
dengan produk yang dijual dipasaran, maka anda dapat membuat
sabun cuci piring alami dan praktis di rumah anda sendiri. Waktu
yang diperlukan untuk membuatnyapun tidak akan banyak menyita
waktu anda. Ditambah lagi bahan yang diperlukan tidaklah sulit
untuk dicari

2. Manfaat
1. Membantu membersihkan noda yang membandel sisa makanan
pada alat dapur.

2. Menghilangkan bau tak sedap.

3. Mempermudah dalam pencucian alat dapur.

4. Menghindari dari bahaya bahan kimia, karena pembuatanya


yang menggunakan bahan alami.

3. Tujuan

1. Mengetahui bahwa banyak bahan alami yang bisa


dimanfaatkan
2. Dapat membuat sabun cuci piring cair
3. Melatih kemandirian
4. Melatih kerja otak yang inovatif

4. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara membuat sabun cair pencuci piring
2. Bahan dan alat apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan
sabun tersebut
BAB II
KAJIAN TEORI

1. Pengertian dan sejarah sabun


Sabun memiliki banyak bentuk, salah satunya adalah sabun
cair. Sabun cair merupakan produk yang strategis, karena saat ini
masyarakat modern suka produk yang praktis dan ekonomis.
Penggunaan sabun cair juga telah meluas, terutama pada sarana-
sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun
secara efektif mengangkat partikel dalam suspensi mudah dibawa
oleh air bersih. Sabun cair memiliki manfaat dan kegunaan yang
tidak kalah dengan sabun-sabun berbentuk lainnya.
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk
mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan
tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya.
Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada
sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air
bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah
dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah
menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan
(Anonim 2012). Sabun ini merupakan logam alkali dengan rantai
asam monocarboxylic yang panjang. Larutan alkali yang biasa
digunakan pada sabun batang adalah NaOH sedangkan untuk sabun
cair adalah KOH.
Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium
dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak
dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium
hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal
dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa,
menghasilkan gliserol dan sabun mentah.
Sabun juga merupakan suatu gliserida (umumnya C16 dan C18 atau
karboksilat) yang merupakan hasil reaksi antara ester (suatu derivat
asam alkanoat yaitu reaksi antara asam karboksilat dengan alkanol
yang merupakan senyawa aromatik dan bermuatan netral) dengan
hidroksil dengan residu gliserol (1.2.3 – propanatriol). Apabila gliserol
bereaksi dengan asam–asam yang jenuh (suatu olefin atau
polyunsaturat) maka akan terbentuk lipida (trigliserida atau
triasilgliserol) (Atmojo 2012).
Sabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai
asam monocarboxylic yang panjang. Larutan alkali yang digunakan
dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut.
Larutan alkali yang biasa digunakan pada sabun keras adalah
Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakn pada
sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).
Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran-kotoran berupa minyak
ataupun zat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses
saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali membebaskan
gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani,
minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.
Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun
dengan jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan
mudah dipasaran seperti sabun mandi, sabun cuci baik untuk
pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun yang
digunakan dalam industri.
Kandungan zat-zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi
sesuai dengan sifat dan jenis sabun. Zat-zat tersebut dapat
menimbulkan efek baik yang menguntungkan maupun yang
merugikan. Oleh karena itu, konsumen perlu memperhatikan
kualitas sabun dengan teliti sebelum membeli dan menggunakannya.
Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah
air, dliserin, garam dan impurity lainnya.Semua minyak atau lemak
pada dasarnya dapat digunakan untuk membuat sabun. Lemak dan
minyak nabati merupakan dua tipe ester. Lemak merupakan
campuran ester yang dibuat dari alcohol dan asam karboksilat seperti
asam stearat, asam oleat dan asam palmitat. Lemak padat
mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat, sedangkan
minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam
oleat.

1) Macam - Macam Sabun :


a. Shaving Cream
Shaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium. Bahan
dasarnya adalah campuran minyak kelapa dengan asam stearat
dengan perbandingan 2:1.
b. Sabun Cair
Sabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan
menggunakan minyak jarak serta menggunakan alkali (KOH). Untuk
meningkatkan kejernihan sabun, dapat ditambahkan gliserin atau
alcohol.
c. Sabun kesehatan
Sabun kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi
dengan kadar parfum yang rendah, tetapi mengandung bahan-bahan
antiseptic dan bebas dari bakteri adiktif. Bahan-bahan yang
digunakan dalam sabun ini adalah tri-salisil anilida, tri-klor
carbanilyda, irgassan Dp 300 dan sulfur.
d. Sabun Chip
Pembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen
didalam menggunakan sabun yaitu sebagai sabun cuci atau sabun
mandi dengan beberapa pilihan komposisi tertentu. Sabun chip dapat
dibuat dengan berbagai cara yaitu melalui pengeringan, atau
menggiling atau menghancurkan sabun yang berbentuk batangan.
e. Sabun Bubuk untuk mecuci
Sabun bubuk dapat diproduksi melalui dry-mixing. Sabun
bubuk mengandung bermacam-macam komponen seperti sabun,
sodasah, sodium metaksilat, sodium karbonat, sodium sulfat, dan
lain-lain.

2) Berdasarkan ion yang dikandungnya, sabun dibedakan atas :


a. Cationic Sabun
Sabun yang memiliki kutub positif disebut sebagai kationic
detergents. Sebagai tambahan selain adalah bahan pencuci yang
bersih, mereka juga mengandung sifat antikuman yang membuat
mereka banyak digunakan pada rumah sakit. Kebanyakan sabun
jenis ini adalah turunan dari ammonia.
b. Anionic Sabun
Sabun jenis ini adalah merupakan sabun yang memiliki gugus
ion negatif.
c. Neutral atau Non Ionic Sabun
Non ionic sabun banyak digunakan untuk keperluan pencucian
piring. Karena sabun jenis ini tidak memiliki adanya gugus ion
apapun, sabun jenis ini tidak beraksi dengan ion yang terdapat dalam
air sadah. Non ionic sabun kurang mengeluarkan busa dibandingkan
dengan ionic sabun.

3) Bahan Baku Utama Pembuatan Sabun

Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan


sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak
beraturan diesterifikasi dengan gliserol. Masing masing lemak
mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon
panjang antara C12 (asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada
lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran
trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan
larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol. Sifat sifat sabun
yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi dari
komponen asam asam lemak yang digunakan.
Komposisi asam-asam lemak yang sesuai dalam pembuatan
sabun dibatasi panjang rantai dan tingkat kejenuhan. Pada
umumnya, panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon dihindari
penggunaanya karena dapat membuat iritasi pada kulit, sebaliknya
panjang rantai yang lebih dari 18 atom karbon membentuk sabun
yang sukar larut dan sulit menimbulkan busa. Terlalu besar bagian
asam asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah
teroksidasi bila terkena udara.
Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik
lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tidak
memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan
lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.

4) Bahan Pendukung Pembuatan Sabun


Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses
penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pegendapan sabun dan
pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap
dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-
bahan aditif.
a. NaCl.
NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan
sabun. Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena
kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat
memperkeras struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya
berbentuk air garam (brine) atau padatan (kristal). NaCl digunakan
untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak
mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang
tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari
besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.
b. Bahan aditif.
Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke
dalam sabun yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk
sabun sehingga menarik konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut
antara lain : Builders, Fillers inert, Anti oksidan, Pewarna,dan
parfum. Macam – macam :
i. Builders (Bahan Penguat) :
Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara
mengikat mineral mineral yang terlarut pada air, sehingga bahan
bahan lain yang berfungsi untuk mengikat lemak dan membasahi
permukaan dapat berkonsentrasi pada fungsi utamanya. Builder juga
membantu menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses
pembersihan dapat berlangsung lebih baik serta membantu mendi
spersikan dan mensuspensikan kotoran yang telah lepas. Yang sering
digunakan sebagai builder adalah senyawa senyawa kompleks fosfat,
natrium sitrat, natrium karbonat, natrium silikat atau zeolit.
ii. Fillers Inert (Bahan Pengisi) :
Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran
bahan baku. Pemberian bahan ini berguna untuk memperbanyak
atau memperbesar volume. Keberadaan bahan ini dalam campuran
bahan baku sabun semata mata ditinjau dari aspek ekonomis. Pada
umumnya, sebagai bahan pengisi sabun digunakan sodium sulfat.
Bahan lain yang sering digunakan sebagai bahan pengisi, yaitu tetra
sodium pyrophosphate dan sodium sitrat. Bahan pengisi ini berwarna
putih, berbentuk bubuk, dan mudah larut dalam air.
iii. Jeruk nipis
Jeruk nipis merupakan salah satu jenis buah yang dalam sehari-hari
lebih dikenal oleh para ibu rumah tangga. Jeruk ini sering disebut
sebagai sahabat ibu-ibu rumah tangga, karena manfaat jeruk nipis
yang sangat banyak.
Peran jeruk nipis dapat dijadikan bahan pembersih khususnya untuk
cuci peralatan dapur karena jeruk nipis dapat untuk membersihkan
lemak dengan cepat, bisa membunuh bakteri, dan mampu
menghilangkan bau yang tidak sedap. Penuh lemak, bakteri, dan
mengeluarkan bau tak sedap menjadi sebab utama dari peralatan
dapur yang kotor.

Biasanya ibu-ibu merasa kebingungan untuk mengatasi hal tersebut,


karena tidak cukup hanya menggunakan sabun biasa saja. Perlu
adanya penambahan jeruk nipis untuk bisa membantu mengatasi
masalah tersebut.

iv. Daun pandan

Daun pandan adalah jenis daun-daunan berbentuk lancip panjang


dan memiliki sudut siku pada bagian daunnya. Daun pandan
merupakan jenis daun yang digunakan untuk masakan. Daun
pandan berwarna hijau dan warna hijau daun pandan digunakan
sebagai pewarna alami makanan. Daun pandan berserat halus dan
mudah dibuat campuran dalam masakan. Daun pandan mudah
ditemukan bahkan terkadang tumbuh di media pot. Tidak hanya
bermanfaat banyak, daun pandan juga cantik dipajang dan dijadikan
dekorasi halaman rumah. Daun pandan tidak terlalu susah
ditemukan di pasar namun lebih baik menyediakan tanaman pandan
di rumah karena jarang dijual dalam jumlah sedikit. Daun pandan
berbau harum tetapi tidak mempunyai rasa yang khas.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Waktu dan Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan

Hari : Senin

Tanggal : 11 Februari 2019

Tempat pelaksanaan

Tempat pelaksanaan pembuatan sabun cair


pencuci piring ini dilakukan di laboratorium SMKN 1
TEMANGGUNG

Alat dan Bahan

Alat 1. Texapon/Sodium Lauryl


1. Beker gelas Ether Sulfate (SLES) : 50 ml
2. Pengaduk 2. Garam Natrium Klorida
3. Botol Kemasan (NaCl)
4.Timbangan Analitik 3. Air jernih 500 ml
5. Blender 4. Daun pandan secukupnya
6. Saringan diambil sari airnya
5. Jeruk nipis 3 buah diambil
airnya

Bahan
Prosedur Kerja

1. Daun pandan dipotong-potong kemudian di masukkan kedalam


blender dan tambahkan sedikit air, tunggu hingga hancur dan
kemudian disaring dan ambil ekstraknya.
2. Peras jeruk nipis dan daun pandan lalu ambil sarinya dengan
menggunakan air dan saring
3. Masukkan NaCl secukupnya kedalam beaker gelas dan
tambahkan aquades (semakin banyak NaCl maka sabun akan
semakin kental)
4. Masukan texapon ke dalam baskom lalu tambahkan perasan
jeruk nipis dan sari pandan
5. Tambahkan NaCl lalu aduk hingga rata
6. Setelah semuanya tercampur biarkan selama 2 malam sampai
tidak ada busa yang tersisa.
7. Sabun cair siap dikemas dan digunakan
8. Setelah dua malam, sabun cuci piring siap untuk dikemas
dalam botol bekas kemasan
9. Sabun cair siap dikemas dan digunakan
DAFTAR PUSTAKA

1. http://googleweblight.com/i?u=http://kimiaindustri007.blogspot.com/2018/03/makalah-
pembuatan-sabun-cuci-piring.html?m%3D1&hl=id-ID
2. http://sinthalestari.blogspot.com/2014/05/makalah-pembuatan-sabun-cair.html
3. http://www.pinkandbluefortwo.com/manfaat-jeruk-nipis-untuk-cuci-piring
4. http://www.kerjanya.net/faq/18156-daun-pandan.html

Anda mungkin juga menyukai