BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Penggunaan sabun sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Pada
perkembangannya seperti sekarang, semakin banyak jenis sabun yang beredar di pasaran,
mulai dari yang bersifat khusus untuk kecantikan maupun umum untuk membersihkan
kotoran salah satunya adalah sabun cuci piring. Sabun cuci piring mempunyai dua bentuk,
yaitu sabun cuci piring cream dan sabun cuci piring cair. Faktor kepraktisan dan kecepatan
larut sabun dalam air pada sabun cair menyebabkan banyak orang lebih memilih
menggunakannya daripada sabun cream cuci piring. Selain itu pula disebabkan aroma sabun
cream baunya lebih menempel pada peralatan dapur serta kurang lembut di tangan.
Sabun secara umum merupakan senyawa natrium atau kalium yang mempunyai
rangkaian karbon yang panjang dan direaksikan dengan asam lemak khususnya trigliserida
dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu
hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Pada
perkembangannya bentuk sabun menjadi bermacam-macam, yaitu sabun padat, sabun lunak,
sabun cair, dan sabun bubuk. Jika basa yang digunakan adalah NaOH, maka produk reaksi
berupa sabun keras (padat), sedangkan bila basa yang digunakan berupa KOH, maka produk
reaksi berupa sabun cair.
1. 2 Sejarah Sabun
Konon, tahun 600 SM masyarakat Funisia di mulut Sungai Rhone sudah membuat
sabun dari lemak kambing dan abu kayu khusus. Mereka juga membarterkannya dalam
berdagang dengan bangsa Kelt, yang sudah bisa membuat sendiri sabun dari bahan serupa.
Pliny (23 – 79) menyebut sabun dalam Historia Naturalis, sebagai bahan cat rambut dan
salep dari lemak dan abu pohon beech yang dipakai masyarakat di Gaul, Prancis. Tahun 100
masyarakat Gaul sudah memakai sabun keras. Ia juga menyebut pabrik sabun di Pompei yang
berusia 2000 tahun, yang belum tergali. Di masa itu sabun lebih sebagai obat. Baru
belakangan ia dipakai sebagai pembersih, seperti kata Galen, ilmuwan Yunani, di abad
II.Tahun 700-an di Italia membuat sabun mulai dianggap sebagai seni. Seabad kemudian
muncul bangsa Spanyol sebagai pembuat sabun terkemuka di Eropa. Sedangkan Inggris baru
memproduksi tahun 1200-an. Secara bersamaan Marseille, Genoa, Venice, dan Savona
menjadi pusat perdagangan karena berlimpahnya minyak zaitun setempat serta deposit soda
mentah. Akhir tahun 1700-an Nicolas Leblanc, kimiawan Prancis, menemukan, larutan alkali
dapat dibuat dari garam meja biasa. Sabun pun makin mudah dibuat, alhasil ia terjangkau
bagi semua orang. Di Amerika Utara industri sabun lahir tahun 1800-an. "Pengusaha-"nya
mengumpulkan sisa-sisa lemak yang lalu dimasak dalam panci besi besar. Selanjutnya,
adonan dituang dalam cetakan kayu. Setelah mengeras, sabun dipotong-potong, dan dijual
dari rumah ke rumah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
c. Sabun kesehatan
Sabun kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan kadar parfum yang
rendah, tetapi mengandung bahan-bahan antiseptic dan bebas dari bakteri adiktif. Bahan-
bahan yang digunakan dalam sabun ini adalah tri-salisil anilida, tri-klor carbanilyda, irgassan
Dp 300 dan sulfur.
d. Sabun Chip
Pembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalam menggunakan
sabun yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan beberapa pilihan komposisi tertentu.
Sabun chip dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu melalui pengeringan, atau menggiling
atau menghancurkan sabun yang berbentuk batangan.
BAB III
PROSEDUR KERJA
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat di jadikan kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah:
1. Membuat sabun cair baik untuk cuci pakaian maupun cuci tangan sangat mungkin untuk
dilakukan pada skala rumah tangga sebagai usaha penghematan maupun industri
rumahtangga untuk menambah penghasilan.
2. Dapat disimpulkan bahwa membuat sabun sebenarnya bukan sesulit yang dibayangkan.
Dengan menggunakan bahan dasar yang lebih ramah lingkungan dan sedikit modifikasi resep
untuk mendapatkan sifat dan kenampakan yang diinginkan,
DAFTAR PUSTAKA
Wiryowidagdo, Sumali, 2000.” Kimia dan Farmakologi Bahan Alam”. Universitas Indonesia : Jakarta
http://elysa-chem.blogspot.com/2013/03/usaha-sabun-cuci-piring.html
http://programukm.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-sabun-cuci-piring.html
http://spygirlzone.blogspot.com/2012/11/makalah-satuan-proses-pembuatan-sabun.html
Sabun cair merupakan produk yang strategis untuk dijadikan obyek usaha dewasa
ini masyarakat modern punya kecenderungan terhadap prodak yang praktis.
Untuk mengawali membuat sabun cair cukup mudah dengan mengetahui sifat dan fungsi
masing-masing bahan sabun cair. Untuk scala Home Industri, beikut saya uraikan secara
detail. Untuk pembelian bahan-bahan kimia yang tertera dibawah ini dapat di beli toko-toko
kimia terdekat.
Bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
* Texapon 18 kg
* Sodium sulfat secukupnya 9 kg
* Camperlan secukupnya
* Foam Booster 2 liter
* EDTA 1,1 % ( Pengawet, bisa tahan sampai 8 th )
* Parfum secukupnya
* Fisatif secukupnya
* Pewarna secukupnya
* Air 180 liter
Cara membuat:
Formula tersebut diatas bisa menjadi sabun jadi sekitar 215 ltr Sabun Cuci Piring Kualitas
"Sunlight"
Analisa Bahan
Texapon ini nama merk dagang dengan nama kimia Sodium Lauril Sulfat ( SLS). Senyawa
ini adalah surfaktan. Texapon ini bentuknya jel yang berfungsi sebagai pengangkat kotoran.
Sodium sulfat (Na2SO4) bentuknya serbuk yang berfungsi mempercepat pengangkatan
kotoran dan juga sebagai pengental. Camperlan ini bentuknya cairan kental yang berfungsi
sebagai pengental dan penambah busa menjadi gelembung-gelembung kecil. Asam sitrit
bentuknya serbuk yang berfungsi sebagai pengangkat lemak. EDTA ini bentuknya serbuk
berfungsi sebagai pengawet sabun cair. Parfum ini bentuknya cair fungsinya sebagai pewangi
sabun cair. Fisatif ini bentuknya cair fungsinya sebagai pengikat parfum. Pewarna ini
bentukya serbuk fungsinya sebagai pemberi warna pada sabun cair.
Biaya Operasional
1. Biaya bahan per liter = total biaya pembelian bahan di bagi jumlah kemasan jadi yang
dihasilkan.
2. Biaya kerja per liter atau per kemasan.
3. Bila dalam bentuk kemasan dihitung biaya kemasan dan stikernya.
4. Biaya penyusutan alat yang akan digunakan dan di ganti berapa lama untuk membeli
peralatan baru
5. Biaya promosi
6. Biaya transportasi
Pemasaran merupakan ujung tombak dari suatu usaha baik dalam bentuk produk maupun
jasa.
Sebaik apapun produk jika pemasarannya mlempem akan tidak berkembang.
Marketing