Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA TERAPAN

Nama : Fahri supriyanto

NIM : 115018

TanggalPraktikum : 23 maret 2016

Materi : Detergent cair

Tujuan : Dapat mengetahui cara dan bahan untuk pembuatan

Detergent cair

Dasar Teori

Detergent adalah bahan pencuci sintesis. Bahan utama detergent adalah


ABS (Alkyl Benzene Sulfonat ) atau SLS ( Sodium Lauryl Sulfat ) dibuat dari
minyak bumi. Selain harganya lebih murah, bahan pencuci detergent lebih
bersih dibandingkan sabun. Bahan pencuci detergent yang berada di pasar ada
yang berupa pasta, bubuk dan cair. Detergent telah menggeser peranan sabun
kecuali sabun mandi. Detergent terdiri dari berbagai jenis bahan yang dapat
dibagi dalam 4 bagian.

1. Bahan Penurun Tegangan Permukaan

ABS, Emal, SLS merupakan bahan yang berfungsi sebagai surfactant.


Bahan ini merupakan bahan utama penurun massa detergent. Bahan ini
juga menimbulkan busa dalam air. Detergent jenis keras menggunakan
ABS sebagai bahan penurun tegangan permukaan, sedangkan detergent
jenis lunak menggunakan SLS. Dalam hal ini keras berarti sukar dirusak
mikroorganisme sehingga tetap walaupun bertahun-tahun. Limbah
detergent jenis keras mencemarkan air dan tanah.

Bahan pencuci biasa seperti Rinso, B-29, dll tergolong detergent jenis
keras. SLS mudah dirusak mikroorganisme sehingga lebih aman terhadap
lingkungan. SLS digunakan untuk membuat sampo. ABS bersifat asam
dan dinetralkan dengan NaOH.

2. Bahan Penunjang

Bahan ini menunjang daya kerja detergent. Misalnya : STPP ( Sodium


Tri Poly Phosphat = Na2P3O2 ) yang berguna untuk mengikat ion-ion Ca2+
atau Mg2+ dari air sadah. CMC ( Carboxly Methyl Cellulose ) menambal
busa detergent, dll.

3. Bahan Pengisi

Yaitu bahan yang tidak terlalu berfungsi tetapi dimaksudkan untuk


menambahkan banyaknya massa detergent. Sebagai bahan pengisi dapat
digunakan Natrium Silikat (Na2SiO3 ).

4. Bahan Tambahan

Seperti : zat warna & parfum

Disamping ke empat bahan tersebut diatas, masih diperlukan bahan

pengikat untuk mempersatukan massa detergent. Bahan pengikat ini


adalah air. Cara kerja detergent sama dengan sabun. Detergent tidak
mengendap dalam air sadah dan tahan terhadap keadaan asam. Larutan
detergent dalam air bersifat netral ( pH = 7 )

Klasifikasi Kimia deterjen

Deterjen diklasifikasikan tergantung pada muatan listrik dan surfaktan.

1. Deterjen Anionik

Deterjen anionik khas adalah alkylbenzenesulfonates. Bagian


alkylbenzene dari anion adalah lipofilik dan sulfonat yang hidrofilik. Dua
varietas telah dipopulerkan, mereka dengan kelompok-kelompok alkil
bercabang dan mereka dengan kelompok-kelompok alkil linier. Yang
pertama sebagian besar dibuang dalam masyarakat ekonomi maju karena
mereka buruk biodegradable. Sebuah 6 miliar diperkirakan kilogram
deterjen anionik yang diproduksi setiap tahunnya untuk pasar domestik.
Tiga jenis deterjen anionic adalah natrium bercabang
dodecylbenzenesulfonate, dodecylbenzenesulfonate natrium linier, dan
sabun.

2. Deterjen Kationik

deterjen Kationik yang mirip dengan yang anionik, dengan komponen


hidrofobik, tapi bukannya gugus anionik, kationik, surfaktan memiliki
surfaktan sebagai ujung kutub.Pusat amonium bermuatan positif.

3. Detergent Non-ionik (atau zwitterionic)

Ini ditandai dengan (bersih) bermuatan, mereka headgroups hidrofilik.


Mereka didasarkan pada glycol polioksietilena (yaitu Tween, Triton dan
seri Brij), bab, glikosida (oktil thioglucoside-yaitu, maltosides), asam
empedu seperti DOC, lipid, atau oksida phosphin.

Perbedaan Sabun dan Sintetic Detergent

1. Sintetic Detergent : menggunakan minyak, soda dan ditambah


surfactant untuk menghasilkan busa.
2. Sabun : menggunakan minyak dan soda saja untuk menghasilkan busa.

Ciri-ciri Detergent Powder yang baik

1. Tidak merusak kulit/ iritasi pada kulit


2. Tidak beracun
3. Berbusa
4. Daya larut dalam lemak tinggi/ kuat ( asam lemak bebas, asam lemak yang
tidak tersabunkan )
5. Tidak berubah warna untuk waktu yang lama
6. Stabil
7. Tidak terlalu lembek
8. Tidak timbul bintik putih bila dibiarkan terbuka
9. Bersifat membersihkan
10. Tidak korosif terutama untuk sabun mandi
11. pH tidak terlalu asam dan tidak terlalu basa ( pH < 9 )

Jenis-jenis Detergent

1. Powder, contoh : Rinso dan Soklin


2. Solid, contoh : Superbusa
3. Cream, contoh : Omo Biru, Wings
4. Liquid, contoh : Rinso cair, SOS, Sunlight cair

Syarat-syarat mutlak bagi detergent

1. Kandungan zat aktif ( surfactant )


 Untuk pakaian : 15 – 20 %
 Untuk piring : 10 – 15 %
2. pH 9 karena akan merusak kulit
3. Menghasilkan busa yang melimpah dan awet
4. Dapat mengisolir kotoran yang semula menempel pada bahan yang dicuci
5. Berbau harum

AlatdanBahan :
 Alat :
1. Gelasukur 4. Cawan Porselin
2. Beakerglas 5. Pipet Mata
3. Erlenmeyer 6. Pengaduk

 Bahan :

1. Texapon / Emal 20 g
2. Foam boaster 5 ml
3. Na2SO4 12 g
4. STPP 6g
5. Aquades 200 ml
6. Parfum dan pewarna secukupnya

Cara Kerja :

1. Larutkan emal pada aquades 100 ml, aduk hingga homogen . Kemudian
tambahkan foam boaster (larutan I)
2. Pada tempat lain larutkan STPP pada aquades sisa, aduk hingga
homogen (larutan II)
3. Campurkan lart I kedalam lart II, aduk hingga homogen
4. Kemudian tambahkan Na2SO4 , aduk hingga homogen .
5. Tambahkan parfum dan pewarna .
Gambar Cara Kerja :

(Aquades 100 ml)

( Emal ) (Foam boaster) (STPP) (Aquades sisa) (Na2SO4)


(Pafum+Pewarna)

Campuran I Campuran II Campuran I & II

Data pengamatan :

Bentuk : Cairan

Warna :Hijau

pH : 12

Aroma : Lido

Pembahasan

Pada pembuatan detergent cair kami tidak mengalami kesulitan . Hanya


saja saat melarutkan emal membutuhkan waktu yang cukup lama agar emal
benar-benar larut . Dan pada tempat lain larutkan STPP, saat melarutkan
STPP harus benar-benar larut (homogen) . STPP atau sodium tripospat dalam
hal ini merupakan zat yang berfungsi sebagai builder dalam detergent.
Kemudian tambahakan larutan STPP pada larutan emal . Dan selanjutnya
tambahkan Na2SO4, aduk hingga Na2SO4 benar-benar larut atau tercampur
homogen agar detergent cair yang dihasilkan tidak terbentuk endapan jika
didiamkan beberapa waktu . Na2SO4 merupakan bahan yang sangat stabil.
Dalam pembuatan detergent kali ini, Na2SO4 digunakan sebagai filler atau
bahan pengisi pada detergent. Tambahakan parfum dan pewarna sesuai
keinginan .

Kesimpulan

Detergent Cair yang dihasilkan berbentuk cairan, berwarna


hijau,memiliki pH 12.

Daftar Pustaka

Alfred M, dkk, Farmasi Fisik 2, Edisi III, penerjemah Joshita, UI Press, 1993

Glennie, E.B. dkk. 2002. Phosphates And Alternative Detergent Builders –


FinalReport.

Semarang, 27 Maret 2016

Pembimbing Praktikan

Herman Yoseph S.S,Pd.MT Fahri supriyanto

Anda mungkin juga menyukai