Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PROJEK PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING

Nama Kelompok 8.: 1. Zaskia Alfikas Putri


2. Rani Apriliani
3. Rahandra Alfi Djohando
4. Rizki Saputra
Kelas :X.E4

SMA N 7 PADANG
TP 2022/2023

2022
PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING

A. Tujuan Praktikum

1.Untuk mengetahui pengaruh penambahan texapon, soda ash, dan NaCl yangdigunakan untuk membuat sabun
cuci piring
2. Untuk mengetahui proses tentang pembuatan sabun cuci piring.

B. Waktu dan tempat

Hari / tanggal :Selasa / 8 November 2022


Waktu : 08.00 – 10.00 WIB
Tempat : Labor Kimia, SMA N 7 PADANG

C. Landasan Teori

Ketika mengatakan kimia masih banyak orang yang mengaitkan hanya dengan bom dan hal yang
berbahaya. Pada kenyataannya kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari kimia dan perannya
sangat penting mulai dari kita membuka mata sampai menutup mata.  Ketergantungan pada zat kimia
sangatlah tinggi.

Segala sesuatu baik makhluk hidup atau bukan makhluk hidup, kepadatan, cairan atau gas terbuat
dari susunan yang paling dasar dan disebut unsur kimia. Bahkan tubuh manusia tersusun dari bahan
kimia, dimana reaksi kimia terjadi saat bernafas, makan, bahkan saat duduk maupun membaca
.
Oleh karena itu, seseorang yang memahami ilmu kimia, pemahaman menjadi lebih baik terhadap
alam sekitar dan berbagai proses yang berlangsung di dalamnya serta mempunyai kemampuan untuk
mengolah bahan kimiamenjadi produk yang lebih berguna bagi manusia. Salah satunya produk olahan
bahan kimia yang bermanfaat adalah sabun cuci piring seperti Sunlight, Mama Lemon dan lainnya.

Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan sabun cuci piring diantaranya adalah Tergitol,
Texapon, HEC/CMC dan Sodium Benzoat (EDTA) dan lain-lainnya. Bahan-bahan ini masing-masing
mempunyai fungsi yang berbeda dalam proses pembuatan sabun cuci piring ini.

Sabun adalah surfaktanyang digunakan dengan airuntuk mencuci dan membersihkan. Sabun
biasanya berbentuk padaatan tercetak yang disebut batang tapi sekarang penggunaan sabun cair telah
meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun
secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang,
deterjen sintetik menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.

Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabunsendiri tidak pernah secara
aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan
lemak/minyak. Bahan pembuatan sabun terdiri daridua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung.
Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan
pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari
nilaiguna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan
sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat,parfum, dan pewarna.

Fungsi utama dari sabun sebagai zat pencuci adalah sifat surfaktan yang terkandung di dalamnya.
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non
polar yang suka minyak (hidrofobik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri
dari minyak dan air.Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah reaksi
trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin

202
Apa itu sabun?
 Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci, baik pakaian, perabotan, badan, dan lain-lain yang
terbuat dari campuran alkali dantrigliserida dari lemak. Sabun dibuat secara kimia melalui reaksisa
ponifikasi atau disebut juga reaksi penyabunan. Dalam proses ini asamlemak akan terhidrolisa oleh
basa, membentuk gliserin dan sabun mentah.Sabun tersebut kemudian akan di olah lagi untuk
menyempurnakannya hingga kemudian dapat digunakan.
Apa saja zat yang terkandung dalam sabun pencuci piring?
 Surfaktan
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu
hidrofil (suka air) dan hidrofob (sukalemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan
permukaan airsehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan
 Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:
Anionik :
- Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)
-Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
- Alpha Olein Sulfonate (AOS)
Kationik : Garam Ammonium
Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
 Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-
aktifkan mineral penyebab kesadahan air.Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
Asetat :
- Nitril Tri Acetate (NTA)
-Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
Silikat : Zeolit
Sitrat : Asam Sitrat
Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyaikemampuan
meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. ContohSodium sulfat.
 Aditif
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebihmenarik, misalnya
pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci
deterjen. Additives ditambahkanlebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzim,
Boraks,Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).3.
Apa itu Texapon?
 Secara umum Texapon adalah bahan kimia yang mempunyai fungsi salahsatunya mengangkat
lemak dan kotoran atau zat yang memiliki sifatsurfaktan.4.
Apa itu Camperlan?
 Camperlan ini bentuknya cairan kental yang berfungsi sebagai pengentaldan penambah busa
menjadi gelembung-gelembung kecil.5.
Apa itu EDTA?
 EDTA ini bentuknya serbuk berfungsi sebagai pengawet sabun cair.

D. Alat dan Bahan

Alat

1. Wadah berukuran +/- 1,5 Liter


2. Kayu untuk pengaduk dengan ukuran panjang +/- 50 cm
3. Gelas kimia ukuran 50 mL
4. Gelas ukur ukuran 10 mL
5. Spatula 
6. Pipet tetes
7. Tisu
202
Bahan

1. HEC /CMC 2 gram


2. Tergitol /NP1010 mL
3. Texapon 100 gram
4. NaCl 20 gram
5. Comperland 50 mL
6. Natrium Benzoat/EDTA 2 gram
7. Aroma Lemon 2 mL
8. Asam Sitrat 3 gram
9. Pewarna 1 mL
10. Aquadest 1200 mL

E. Prosedur Kerja
1. Masukan Aquadest ke dalam wadah berukuran +/- 1,5 Liter
2. Masukan Texapon ke dalam wadah yang sudah diisikan aquadest sebanyak 500 mL.
3. Aduk hingga larut dengan kayu pengaduk.
4. Tambahkan HEC/CMC, NaCl, EDTA, Asam Sitrat ke dalam larutan Texapon
5. Aduk hingga larut.
6. Tambahkan +/-  700 mL aquadest,Comperland, aroma, pewarna ke dalam wadah di atas.
7. Aduk hingga larut dan warna merata 
8. Diamkan beberapa saat hingga busanya hilang .
9. Sabun siap dikemas dan dipakai. 

F. Pengamatan

No Langkah Pengamatan
1. Penambahan Texapon Texapon dimasukkan kewadah yang
sudah disediakan setelah diisi air
sebanyak 500 ml dimasukan lalu aduk
sampai texapon larut.

2. Penambahan HEC/CMC, NaCl, HEC/CMC, NaCl, EDTA, Asam Sitrat


EDTA, Asam Sitrat dimasukkan secara bersamaan lalu di
aduk sampai teksturnya kental.

3. Penambahan Comperland Comperland dimasukkan kewadah yang


sudah disediakan tadi lalu di aduk
kembali.

4. Penambahan aroma dan warna Penambahan aroma sebanyak 2 kali


melalui pipet tetes dan warna juga
menggunakan pipet tetes, lalu di aduk
kembali sampai merata, dan diamkan
sampai busa menghilang

202
G. Pertanyaan

1.Apakah fungsi Texapon dalam pembuatan sabun cuci piring?

Fungsi dari texapon adalah pemberi busa disabun cuci piring sedangkan garam jika dimasukan
semakin banyak akan membuat larutan sabun semakin kental.

2.Apakah fungsi Comperland dalam pembuatan sabun cuci piring?

Camperlan nama dagang dikenal dengan Cocomidoprophyl betaine /CAB/CAPB bentuknya cairan
kental yang berfungsi sebagai pengental dan penambah busa menjadi gelembung-gelembung kecil.
Dikenal juga dengan nama foam booster.

3.Apakah fungsi NaCl dalam pembuatan sabun cuci piring?

Garam juga dibutuhkan dalam pembuatan sabun yaitu berfungsi sebagai pembentuk inti pada proses
pemadatan. Garam yang ditambahkan biasanya adalah NaCl. Dengan menambahkan NaCl maka akan
terbentuk inti sabun dan mempercepat terbentuknya padatan sabun.

4.Apakah fungsi EDTA dalam pembuatan sabun cuci piring?

EDTA ini bentuknya serbuk berfungsi sebagai pengawet sabun cair. Pengawet ini bis bertahan
selama 8 tahun.

H. Pembahasan

202
202
DAFTAR PUSTAKA

AgroMedia., 2007. Cara Praktis Membuat Kompos. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional (BSN)., 2004. Spesifikasi Kompos dari Sampah

Organik Domestik. SNI 19-7030-2004. http://www.bsn.go.id [30 Mei 2016]

Djaja, W., 2008. Langkah Jitu Membuat Kompos dari Kotoran Ternak dan Sampah.

Agromedia Pustaka, Jakarta.

Djuarnani, N., Kristian., dan B. S. Setiawan., 2005. Cara Cepat Membuat Kompos.

Agromedia Pustaka, Jakarta

Eriyatno., 2003. Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen.

IPB Press, Bogor

Gaspersz, V., 1992. Analisis Sistem Terapan. Penerbit Tarsiti, Bandung.

Ginting, R., 2007. Sistem Produksi. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Hasibuan, B.E., 2006. Ilmu Tanah. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Herjanto, E., 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. PT Gramedia Widiasarana

Indonesia, Jakarta.

Indriani, Y. H., 2001. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta.

Isroi dan N. Yuliarti. 2009. Kompos. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Komaruddin, 1991. Asas-Asas Manajemen Produksi. Bumi Aksara, Jakarta.

202
Marsono dan P. Sigit. 2001. Pupuk Akar; Jenis dan Aplikasi. Penebar

Swadaya, Jakarta.

Murbandono, L. 2009.Membuat Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta.

Musnamar, E. I. 2003. Pupuk Organik Padat: Pembuatan dan Aplikasi.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Novizan., 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Render, B., dan Heizer, J., 2006. Manajemen Operasi. Penerbit Salemba Empat,

Jakarta.

202
Lampiran

Presenstasi anggota kel 6 pembuatan komposter

Penjelasan Alat dan Bahan

Penjelasan Langkah Langkah Membuat Komposter

202
Pembuatan kompos yang dilakukan oleh kel 6

202

Anda mungkin juga menyukai