Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan sabun sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Pada
perkembangannya seperti sekarang, semakin banyak jenis sabun yang beredar di
pasaran, mulai dari yang bersifat khusus untuk kecantikan maupun umum untuk
membersihkan kotoran. Belakangan ada deterjen jenis baru yaitu deterjen cair. Deterjen
jenis ini jauh lebih mudah digunakan karena lebih mudah dilarutkan dalam air. Faktor
kepraktisan dan kecepatan larut sabun dalam air pada sabun cair menyebabkan banyak
orang lebih memilih menggunakannya. Ketika kita menggunakan deterjen bubuk maka
kita harus melarutkan benar deterjen tersebut dalam air kemudian baru kita gunakan.
Jika bubuk deterjen tersebut tidak benar-benar larut maka nantinya justru bisa membuat
pakaian kita cepat pudar karena sisa deterjen yang menempel pada pakaian.
Untuk pencucian dengan menggunakan mesin cuci maka deterjen cair ini lebih
cocok digunakan dibandingkan deterjen bubuk karena kandungan garam glauber yang
sangat tinggi ( > 80%) pada deterjen bubuk dapat mengakibatkan kerak pada mesin
sedangkan pada deterjen cair tidak mengakibatkan kerak dan daya kerja deterjen cair
pun lebih tinggi. Oleh karena itu di mata pelajaran proses industri kimia ini, kami
mempelajari proses pembuatan sabun deterjen cair laundry.
Sabun secara umum merupakan senyawa natrium atau kalium yang mempunyai
rangkaian karbon yang panjang dan direaksikan dengan asam lemak khususnya
trigliserida dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun dihasilkan oleh proses
saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi
basa. Pada perkembangannya bentuk sabun menjadi bermacam-macam, yaitu sabun
padat, sabun lunak, sabun cair, dan sabun bubuk. Jika basa yang digunakan adalah
NaOH, maka produk reaksi berupa sabun keras (padat), sedangkan bila basa yang
digunakan berupa KOH, maka produk reaksi berupa sabun cair. Untuk proses lebih
lanjutnya akan dibahas semuanya dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pembuatan sabun deterjen cair laundry ?
2. Bahan apa sajakah yang diperlukan untuk menunjang pembuatan sabun deterjen cair
laundry ?
3. Proses apa saja yang diperhatikan dalam pembuatan sabun deterjen cair laundry?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan sabun deterjen cair laundry.
2. Untuk mengetahui bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan sabun deterjen
cair laundry.
3. Untuk pembelajaran proses industri kimia tentang pembuatan sabun deterjen cair
laundry.

1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui cara pembuatan sabun deterjen cair laundry dengan baik dan
benar
2. Memberi informasi gambaran pembuatan produk sabun deterjen cair laundry.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
A. Deterjen Cair
Deterjen cair adalah sabun untuk pembersih pakaian yang berbentuk cair atau
liquid. Deterjen cair merupakan bahan kimia cair untuk mencuci pakaian hingga mampu
melepaskan kotoran dari pakaian dan air cucian tidak berbau. Liquid detergent sendiri
sudah banyak digunakan di Indonesia. Karena minat masyarakat yang beranggapan
bahwa lebih simple memakai liquid detergent, maka perusahaan besar yang awalnya
memproduksi detergent bubuk kini juga memproduksi liquid detergent.
Liquid detergent sendiri memiliki fungsi menghilangkan berbagai kotoran yang
menempel pada kain juga menghilangkan atau membunuh kuman dan bakteri yang
menyebabkan keawetan pada kain itu sendiri. Bahkan daya keterlaluannya di air sangat
mudah jadi air yang sudah tercampur dengan liquid detergent lebih mudah difiltrasi oleh
tanah sehingga tidak banyak gumpalan detergent yang tertinggal di dalam tanah.
Limbah yang dihasilkan liquid detergent ini tidak terlalu bahaya bagi makhluk hidup.

B. Texaphone
Texaphone atau nama lainnya Cottochlorine BT adalah sebagai bahan utama,
merupakan surfaktan yang menghasilkan busa yang banyak dengan gelembung yang
besar, dan memiliki daya bersih yang bagus. Sifatnya sulit larut dalam air dan juga
sebagai bahan pengental utama dalam pembuatan sabun cuci piring. Texaphone
mempunyai ciri-ciri bentuk pasta putih kekuningan untuk yang konsentrasi 70%.

C. Sodium Chloride
Sodium Chloride atau Natrium Chloride (NaCl) adalah garam dapur yang
terbuat dari air laut yang diuapkan dan membentuk Kristal serbuk. Garam yang
digunakan dalam pembuatan sabun cuci piring ini adalah garam yang tidak
beryodium. Fungsi garam ini sendiri dalam pembuatan sabun untuk membantu
Texaphone agar mudah larut dalam air, sebab Texaphone sulit larut dalam air bila
tanpa sodium chloride, dan membantu pengentalan pada sabun cair.

D. Lexgard
Lexgard atau DM Hidantoin adalah salah satu bahan pengawet yang
dugunakan dalam pembuatan sabun cuci piring. Bentuk fisik dari Lexgard adalah
cair, tidak berwarna atau bening dan tidak berbau. Penggunaan Lexgard dalam 1 liter
produk ± 0,2%.

E. Parfum
Parfum adalah sebuah zat yang memiliki aroma khas untuk mengharumkan
dan menyegarkan tubuh kita. Parfum juga dapat menunjukkan karakter dan
kepribadian sesorang. Dalam sabun cuci piring ini, parfum yang dipakai adalah
bibit parfum.
Bibit parfum sendiri adalah minyak wewangian asli yang belum dicampur
bahan kimia lain. Bibit parfum biasanya dibuat dengan cara penyulingan dari
berbagai bahan, seperti tumbuh – tumbuhan yaitu bungan, akar, daun, dsb.

F. Pewarna
Pewarna adalah sesuatu zat tambahan yang akan ditambahkan dalam bahn
untuk memberi kesan warna. Pewarna yang digunakan untuk dicampurkan pada
sabun cuci piring adalah pewarna makanan. Menggunakan pewarna makanan
dianjurkan karena agar tidak menempel lama pada barang – barang yang telah
dicuci.
G. Carboxylic Acid
Carboxylic acid adalah garam asam berfungsi sebagai penekan busa pada proses
pembuatan sabun. Carboxylic acid digunakan sebagai pengatur keasaman atau pH
ballance, supaya aman digunakan pada kulit manusia.

H. Trilon

Trilon atau nama lainnya adalah EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetat )
digunakan untuk mengikat logam-logam yang ada di air, supaya tidak mengganggu
proses penyabunan dan hasil jadinya lebih bening, juga untuk mencegah terjadinya
perubahan warna. Apabila kita menggunakan aquades atau air suling dalam
membuat liquid detergent penggunaan Trilon tidak digunakan. Karena air suling
memiliki TDS ( Total disolved solid) 0 ppm.

I. STPP atau Enzim AR

Enzim AR adalah bahan aditif atau bahan tambahan pada liquid detergent yang
nama kiminya Sodium polymetaphosphate and Trisodium phosphate. Enzim AR
beerfungsi sebagai Anti Redeposisi , agar kotoran yang sudah lepas dari pakaian
tidak akan kembali lagi. Bahan ini berbentuk serbuk yang berwarna putih. Enzym
AR sendiri sedikit sulit larut dalam air. Jadi, butuh pengadukan ekstra pada saat
mengaduknya.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat 6. Botol kemasan


1. Beaker glass
2. Pengaduk kayu
3. Mixer Low Spead
4. Timbangan 3.2 Bahan
5. Baskom - Sodium Chloride
- Texapon - Lexgard
- Carboxylic Acid - Parfum
- STPP - Pewarna
- Trilon - Air

3.3 Cara Kerja


1. Siapkan alat
2. Timbang bahan-bahan yang akan digunakan

- Sodium Chloride 500 gr - Lexgard 11 gr


- Texapon 1200 gr - Parfum sesuai selera
- Carboxylic Acid 20 gr - Pewarna secukupnya
- STPP 100 gr - Air 10 L
- Trilon 10 gr

3. Campur Sodium Chloride dan Texapone hingga berwarna putih


4. Larutkan STPP dalam air hingga larut.
5. Campurkan larutan STPP ke dalam campuran Sodium Chloride dan Texaphone
Masukan campuran Texapon dan Sodium Chloride dalam evaporator
6. Masukan larutan Enzim Ar dan larutan EDTA, aduk
7. Tambahkan aquades, aduk sampai semua tercampur rata
8. Tambahkan lexagard dan Foam Baster, Aduk kembali
9. Tambahkan parfum dan pewarna
10. Diamkan sampai tidak ada busa
11. Kemas

3.4 Diagram alir

siapkan alat

Timbang bahan

Larutkan NaCl dalam aquades

Masukan dalam evaporator

+ Larutan EDTA dan Larutan Enzim Ar

Tambahkan aquades yang tersisa


++ Lexgard
Pewarna
Kemas
dan
danFoam
Pewangi
baster
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
A. Harga
Biaya Bahan Baku dan Kemasan
Daftar Bahan Harga/Kg/Liter Jumlah Hasil

Texaphone Rp 42.000 600 gram Rp 25.200


Aquades Rp 6.500 5 Liter Rp 32.500
NaCl Rp 5.000 200 gram Rp 1000
Enzim Ar RP 48.500 5 gram Rp 250
Lexgard Rp 99.500 11 gram Rp 1.100
EDTA Rp 25.000 1,5 gram Rp 38
Foam Booster Rp 76.000 50 gram RP 3.800
Pewarna Rp 80.000 2 gram Rp 160
Pewangi Rp 500.000 5 gram Rp 2.500
Label Rp 5000 Rp
Kemasan Rp Rp

Anda mungkin juga menyukai