PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan sabun deterjen cair laundry.
2. Untuk mengetahui bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan sabun deterjen
cair laundry.
3. Untuk pembelajaran proses industri kimia tentang pembuatan sabun deterjen cair
laundry.
1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui cara pembuatan sabun deterjen cair laundry dengan baik dan
benar
2. Memberi informasi gambaran pembuatan produk sabun deterjen cair laundry.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
A. Deterjen Cair
Deterjen cair adalah sabun untuk pembersih pakaian yang berbentuk cair atau
liquid. Deterjen cair merupakan bahan kimia cair untuk mencuci pakaian hingga mampu
melepaskan kotoran dari pakaian dan air cucian tidak berbau. Liquid detergent sendiri
sudah banyak digunakan di Indonesia. Karena minat masyarakat yang beranggapan
bahwa lebih simple memakai liquid detergent, maka perusahaan besar yang awalnya
memproduksi detergent bubuk kini juga memproduksi liquid detergent.
Liquid detergent sendiri memiliki fungsi menghilangkan berbagai kotoran yang
menempel pada kain juga menghilangkan atau membunuh kuman dan bakteri yang
menyebabkan keawetan pada kain itu sendiri. Bahkan daya keterlaluannya di air sangat
mudah jadi air yang sudah tercampur dengan liquid detergent lebih mudah difiltrasi oleh
tanah sehingga tidak banyak gumpalan detergent yang tertinggal di dalam tanah.
Limbah yang dihasilkan liquid detergent ini tidak terlalu bahaya bagi makhluk hidup.
B. Texaphone
Texaphone atau nama lainnya Cottochlorine BT adalah sebagai bahan utama,
merupakan surfaktan yang menghasilkan busa yang banyak dengan gelembung yang
besar, dan memiliki daya bersih yang bagus. Sifatnya sulit larut dalam air dan juga
sebagai bahan pengental utama dalam pembuatan sabun cuci piring. Texaphone
mempunyai ciri-ciri bentuk pasta putih kekuningan untuk yang konsentrasi 70%.
C. Sodium Chloride
Sodium Chloride atau Natrium Chloride (NaCl) adalah garam dapur yang
terbuat dari air laut yang diuapkan dan membentuk Kristal serbuk. Garam yang
digunakan dalam pembuatan sabun cuci piring ini adalah garam yang tidak
beryodium. Fungsi garam ini sendiri dalam pembuatan sabun untuk membantu
Texaphone agar mudah larut dalam air, sebab Texaphone sulit larut dalam air bila
tanpa sodium chloride, dan membantu pengentalan pada sabun cair.
D. Lexgard
Lexgard atau DM Hidantoin adalah salah satu bahan pengawet yang
dugunakan dalam pembuatan sabun cuci piring. Bentuk fisik dari Lexgard adalah
cair, tidak berwarna atau bening dan tidak berbau. Penggunaan Lexgard dalam 1 liter
produk ± 0,2%.
E. Parfum
Parfum adalah sebuah zat yang memiliki aroma khas untuk mengharumkan
dan menyegarkan tubuh kita. Parfum juga dapat menunjukkan karakter dan
kepribadian sesorang. Dalam sabun cuci piring ini, parfum yang dipakai adalah
bibit parfum.
Bibit parfum sendiri adalah minyak wewangian asli yang belum dicampur
bahan kimia lain. Bibit parfum biasanya dibuat dengan cara penyulingan dari
berbagai bahan, seperti tumbuh – tumbuhan yaitu bungan, akar, daun, dsb.
F. Pewarna
Pewarna adalah sesuatu zat tambahan yang akan ditambahkan dalam bahn
untuk memberi kesan warna. Pewarna yang digunakan untuk dicampurkan pada
sabun cuci piring adalah pewarna makanan. Menggunakan pewarna makanan
dianjurkan karena agar tidak menempel lama pada barang – barang yang telah
dicuci.
G. Carboxylic Acid
Carboxylic acid adalah garam asam berfungsi sebagai penekan busa pada proses
pembuatan sabun. Carboxylic acid digunakan sebagai pengatur keasaman atau pH
ballance, supaya aman digunakan pada kulit manusia.
H. Trilon
Trilon atau nama lainnya adalah EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetat )
digunakan untuk mengikat logam-logam yang ada di air, supaya tidak mengganggu
proses penyabunan dan hasil jadinya lebih bening, juga untuk mencegah terjadinya
perubahan warna. Apabila kita menggunakan aquades atau air suling dalam
membuat liquid detergent penggunaan Trilon tidak digunakan. Karena air suling
memiliki TDS ( Total disolved solid) 0 ppm.
Enzim AR adalah bahan aditif atau bahan tambahan pada liquid detergent yang
nama kiminya Sodium polymetaphosphate and Trisodium phosphate. Enzim AR
beerfungsi sebagai Anti Redeposisi , agar kotoran yang sudah lepas dari pakaian
tidak akan kembali lagi. Bahan ini berbentuk serbuk yang berwarna putih. Enzym
AR sendiri sedikit sulit larut dalam air. Jadi, butuh pengadukan ekstra pada saat
mengaduknya.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
siapkan alat
Timbang bahan