Anda di halaman 1dari 10

JUDUL PERCOBAAN 1

SABUN TRANSPARAN

Sabun adalah salah satu senyawa kimia paling tua yang pernah ditemukan. Pada tahun
2500 sebelum Masehi masyarakat Sumeria telah menemukan sabun kalium yang digunakan
untuk mencuci wol. Sabun ini dibuat dari minyak dan abu tumbuhan yang kaya akan kalium
karbonat. Informasi tentang sabun juga ditulis dalam literatur-literatur bangsa Mesir yang
berhubungan dengan kedokteran.

Sabun atau yang disebut soap dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa
Latin sapo yang pertama kali digunakan oleh Plinny pada tahun 77 Masehi. Plinny membuat
sabun dari campuran tallow (lemak binatang) dengan abu dari kayu beech yang dapat
digunakan sebagai pewarna rambut.

Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena
sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah meluas, terutama pada
sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif
mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang,
detergen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu cuci.

Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang
dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali pada suhu 80°C -
100°C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh
basa menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan
adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan atau dari arang kayu. Sabun dapat
dibuat pula dari minyak tumbuhan seperti minyak zaitun. Sabun transparan dapat digunakan
untuk membasmi kuman. Sabun ini sejenis sabun biasa tetapi dalam bentuk transparan. Sabun
transparan dapat dibuat dari minyak goreng yang bening atau VCO.

Bahan

No. Nama Bahan Satuan Jumlah


1 VCO Gram 25
2 NaOH 30% Ml 12,5
3 Gliserin Ml 20
4 Gula pasir Gr 20
5 Etanol 96% Gr 20
6 Asam stearat Gr 12,5
7 NaCl Gr 0,1
8 Asam sitrat Gr 0,1
9 Pewarna cosmeticgrade Gr 0,05
10 TEA (Coco DEA) Gr 12,5
11 Pewangi Ml 1
Prosedur kerja

1. Memanaskan VCO dalam gelas kimia 250 ml diatas hot plate sampai suhu 60 – 65°C
2. Memanaskan asam stearat pada suhu 60°C
3. Memasukkan asam stearat dalam minyak yang sudah dipanaskan, mengaduk
dengan stirer, suhu dijaga 70°C
4. Memasukkan NaOH sampai terbentuk reaksi saponifikasi
5. Memasukkan alkohol, TEA, NaCl, Asam sitrar, gula, dan gliserin, mengaduk sampai
homogen, kemudian mendinginkan sampai suhu 40°C
6. Menambahkan pewarna dan parfum secukupnya
7. Menuang ke dalam cetakan dan didinginkan sampai lebih kurang 24 jam
8. Mengeluarkan dari cetakan dengan hati-hati dan dikemas
JUDUL PERCOBAAN II
SHAMPO

Shampoo adalah sabun cair yang digunakan untuk mencuci rambut dan kulit kepala
yang terbuat dari campuran bahan – bahan alami ( tumbuhan ) atau zat-zat kimia. Pengertian
lain dari sampo yaitu sediaan yang mengandung surfaktan dalam bentuk yang cocok berguna
untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada rambut dan kulit kepala tidak
membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan Si pemakai. Semula sampo dibuat dari
berbagai jenis bahan yang diperoleh dari sumber alam, seperti sari biji rerak, sari daging
kelapa, dan sari abu merang (sekam padi). Sampo yang menggunakan bahan alam sudah
banyak ditinggalkan, dan diganti dengan sampo yang dibuat dari detergen, yakni “zat sabun”
sintetik, sehingga saat ini jika orang berbicara mengenai sampo yang dimaksud adalah sampo
yang dibuat dari detergen. Dan untuk sampo yang dibuat dari bahan lain, biasanya diberikan
penjelasan seperlunya, misalnya sampo merang.

Agar sampo berfungsi sebagaimana disebutkan di atas, sampo harus memiliki sifat berikut :

1. Sampo harus membentuk busa yang berlebih, yang terbentuk dengan cepat, lembut
dan mudah dihilangkan dengan membilas dengan air.
2. Sampo harus mempunyai sifat detergensi yang baik tetapi tidak berlebihan, karena
jika tidak kulit kepala menjadi kering.
3. Sampo harus dapat menghilangkan segala kotoran pada rambut, tetapi dapat
mengganti lemak natural yang ikut tercuci dengan zat lipid yang ada di dalam
komposisi sampo. Kotoran rambut yang dimaksud tentunya sangat kompleks yaitu :
sekret dari kulit, sel kulit yang rusak, kotoran yang disebabkan oleh lingkungan dan
sisa sediaan kosmetika.
4. Tidak mengiritasi kulit kepala dan mata.
5. Sampo harus tetap stabil. Sampo yang dibuat transparan tidak boleh menjadi keruh
dalam penyimpanan. Viskositas dan pH-nya juga harus tetap konstan, sampo harus
tidak terpengaruh oleh wadahnya ataupun jasadrenik dan dapat mempertahankan bau
parfum yang ditambahkan ke dalamnya.

Detergen yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan sampo memiliki sifat
fisikokimia tersendiri yang umumnya tidak sepenuhnya searah dengan ciri sifat yang
dikehendaki untuk sampo. Umumnya, detergen dapat melarutkan lemak dan daya pembersih
kuat, sehingga jika digunakan untuk keramas rambut, lemak rambut dapat hilang, rambut
menjadi kering, kusam, dan mudah menjadi kusut, menyebabkan sukar diatur. Sifat detergen
yang terutama dikehendaki untuk sampo adalah kemampuan membangkitkan busa. Jenis
detergen yang paling lazim diedarkan tergolong alkil sulfat, terutama laurilsulfat, juga
alkohol monohidrat dengan rantai C 10 – 18.
Resep Sampo

R/ Asam salisilat 3%
Natrium lauryl sulfat 30%
Asam oleat 20%
Trietanolamin 10%
Nipagin 0,2%
Parfum qs
Aquadest ad 50 gram

Prosedur Kerja
1. Asam oleat, Na lauryl sulfat, nipagin dan aquadest dipanaskan diatas waterbath
hingga 60º C
2. Ditambahkan TEA perlahan – lahan sambil diaduk.
3. Dimasukkan kedalam botol dan dibiarkan dingin.
4. Ditambahkan parfum pada suhu 350C

Evaluasi Sediaan

Evaluasi sediaan sampo dilakukan dengan menghitung pH dan viskositas sediaan sampo.

a. pH
pH sediaan didapatkan dengan menggunakan alat pH meter.
b. Viskositas
Viskositas sediaan didapatkan dengan menggunakan alat viskosimeter Hoppler / Bola
Jatuh. Sediaan dimasukkan dalam viskosimeter kemudian bola dijatuhkan ke dalam
sediaan dan dihitung waktu yang digunakan bola untuk melewati batas yang satu
dengan berikutnya. Sebelum menggunakan sediaan dihitung dahulu viskositas air.
JUDUL PERCOBAAN III
BODY SCRUB

Body scrub adalah perawatan tubuh dengan menggunakan lulur. Produk lulur berupa
krem yang mengandung butiran – butiran kasar didalamnya. Bahan alami yang dapat
digunakan sebagai bahan lulur antara lain bengkoang, beras giling kasar, belimbing, jeruk
nipis, pepaya, bunga-bungaan, daun-daunan, biji cokelat, kopi dan kedelai (Traggono, 2007).
Scrub berfungsi mengangkat sel kulit mati dipermukaan kulit tubuh yang kasar dan
kusam, selain itu juga berfungsi membantu mempercepat pergantian sel-sel kulit tubuh yang
baru, bersih dan sehat.
Scrub/peeling atau lulur adalah perawatan yang dilakukan oleh terapis dengan cara
menggerakan telapak tangan memutar sambil mnegusap permukaan kulit yang sudah diberi
produk lulur. Perawatan ini dapat dilanjutkan dengan perawatan body masker. Perawatan ini
diakhiri dengan bath terapy, dan pengolesan lotion, body cream atau body butter untuk
memaksimalkan hasil perawatan (Traggono, 2007).
Bahan-bahan body scrub dibuat dengan memanfaatkan beberapa jenis tanaman yang
berkhasiat dan telah lama terbukti digunakan orang-orang tua jaman dahulu untuk perawatan
kulit. Berikut manfaat body scrub :
1. Body scrub membantu menyehatkan kembali dan merawat kulit agar tidak kusam,
memutihkan kulit, mengencangkan dan menyehatkan kulit.
2. Body scrub membantu membuang sisa-sisa tumpukan sel-sel kulit mati dan memberi
nutrisi bagi kulit.
3. Body scrub membuat kulit menjadi halus.

Alat dan Bahan


Alat
 Penangas air
 Beaker Glass
 Kaca arloji
 Cawan penguap
 Spatel
 Neraca analitik
 Wadah Sediaan Body Scrub
 Pipettetes
Bahan
 Ekstrak Pisang
 Setil Alkohol
 Propilen Glikol
 TEA
 Asam Stearat
 Gliserin
 Scrub Kedelai
 Parfum
 Aquadest
Formula yang digunakan untuk 50 gram pembuatan sediaan body scrub cream
R Ekstrak pisang 2%
Setil Alkohol 4%
Propilen Glikol 5%
TEA 1%
Setil alkohol 1%
Gliserin 10%
Scrub Kedelai 0,1%
Parfum q.s
Aquadest ad 100%
Sediaan dibuat untuk 50 gram
Prosedur kerja

1. Semua bahan ditimbang


2. Setil alkohol, asam stearat masukkan dalam cawan penguap panaskan diatas penangas
air pada suhu 70C (massa A)
3. TEA, propile glikol, gliserin, air dalam cawan pnguap panaskan diatas penangas air
pada suhu 70C (massa B)
4. Campurkan massa A dan massa B kedalam mortir yang sebelumnya sudah
dihangatkan. Aduk sampai terbentuk susu
5. Tambahkan ekstrak pisang dan parfum kemudian aduk terus hingga homogen
6. Tambahkan scrub kedelai, aduk sampai homogen
7. Masukkan dalam wadah
8. Evaluasi sediaan (uji homogenitas, organoleptis, uji pH, uji hedonik)
JUDUL PERCOBAAN IV
LIPSTICK

Lipstik adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan nilai estetika dalam tata rias wajah. Lipstik
adalah produk yang umum yang sering digunakan oleh para wanita, karena bibir dianggap
sebagian besar penting dalam penampilan seseorang (Wasitaatmadja, 1997).

Hasil penelitian Rini (2008) menyatakan bahwa salah satu tumbuhan yang dapat
digunakan sebagai pewarna alami adalah kelopak bunga rosella karena mengandung pigmen
antosianin yang berfungsi sebagai pigmen warna pada sediaan lipstik. Pengawasan
bedasarkan hasil BPOM RI, terdapat ratusan kosmetik pewarna bibir yang beredar dipasaran
dengan berbagai jenis warna dan harga yang bervariasi pula, akan tetapi tidak semua
kosmetik tersebut aman digunakan karena kebanyakan berasal dari bahan – bahan sintetik
dan menimbulkan efek samping yang merugikan kulit, contohnya alergi dan iritasi, oleh
karena itu untuk mendapatkan efek yang tidak merugikan dan hasil yang lebih aman untuk
bibir dapat dibuat dengan bahan alami seperti tumbuh – tumbuhan atau buah – buahan.

Pewarna alami yang mempunyai potensi untuk dikembangkan antara lain yang berasal
dari buah naga super merah (Hylocereus costaricensis), dengan warna merah yang sangat
pekat, menunjukkan buah tersebut mengandung pigmen warna, yang dapat digunakan sebagai
bahan pewarna alami pengganti bahan pewarna sintetik. Pada penelitian ekstrak buah naga
super merah dengan metanol mengandung senyawa fenol dan betasianin.

Prosedur

1. Pengolahan Ekstrak CairBuah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis)


Buah naga super merah dikumpulkan sebanyak 4.390 gram, dikupas dan
diambildaging buahnya, ditimbangdiblender sampai benar-benar hancur ± 5 menit
kemudiaan disaring menggunakan kain batis setelah itu ditimbang hasil sari yang
didapat. Ditentukan berat jenisnya dengan piknometer, sari buah Naga Super Merah
dimasukkan kedalam botol kaca kemudian dimasukkan kedalam kulkas.
Berat Ekstrak Sari Buah Naga
Rendemen Sari Buah = x 100 %
Berat Buah Naga
2. Resep pembuatan lipstick buah naga
R/ Ekstrak buah naga merah 0,5 ml
Cera alba 6 gr
Oleim ricini 11,25 gr
Oleum arachis 3,75 gr
Parafin solid 2 gr
Adeps lanae 0,25 gr
Acid borc 0,75 r
Parfum qs
3. Prosedur kerja
 Ol ricini panaskan dan dalamnya larutkan asam boric dan ekstrak buah naga
 Bahan yang lain dileburkan
 Kedua larutan campur dan tambah parfm
 Sebelum dingin dan keras masukkan dalam cetakkan
 Amati
4. Uji mutu dan homogenitas sediaan lipstick
1. Uji Organoleptik
2. Penampilan Fisik
3. Aroma
4. Homogenitas Sediaan
5. Homogenitas Polesan
6. Dispersi Warna Dalam Lipstik
7. Bobot Lipstik
8. Suhu Lebur
9. Penentuan pH Sediaan
JUDUL V
BLUSH ON

Blush on adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi dengan
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan kesan segar dalam tata rias wajah. Blush on
(rouge) digunakan dengan tujuan untuk mengoreksi wajah sehingga wajah tampak lebih
cantik, lebih segar dan berdimensi (Kusantati,dkk,2008:126). Blush on memiliki beberapa
bentuk diantaranya cair, cream, padat/ cake dan powder (Astati, 1996:10). Blush on tersedia
dalam berbagai pilihan warna, yaitu merah, jingga, pink dan juga kecoklatan (Kusantati, dkk,
2008:127). Namun setelah melihat produk di pasaran warna blush on memiliki lebih banyak
lagi pilihan warna. Produk blush on yang berada di pasaran menawarkan berbagai macam
blush on yang menggunakan bahan pewarna kimia.

Dalam bidang formulasi kosmetik, zat warna yang di campur kedalam racikan
pembuatan kosmetik adalah pewarna dari bahan kimia dan pewarna dari alam. Zat Warna
adalah zat atau campuran zat yang dapat digunakan pada sediaan kosmetik untuk mewarnai
sediaan. Zat pewarna alam adalah zat warna yang diperoleh dari alam seperti binatang,
mineral – mineral dan tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung (Adhi,
2006:33). Unsur kimia yang terkandung di dalam produk- produk kecantikan sangat
berbahaya bagi kesehatan kulit. Bahaya yang ditimbulkan sangat beragam seperti jerawat,
flek hitam dan masih banyak lagi penyakit kulit yang ditimbulkan dari kandungan kimia dari
kosmetik- kosmetik dipasaran.

Blush on bentuk compact

R/ Ekstrak buah naga 150 ml

Talk 20 gr

Kaolin 18 gr

parafin liquid 1 cc

seng oksida 15 gr

Prosedur

1. Menyiapkan bahan meliputi: 150 ml ekstrak buah naga, talk 20 gr, kaolin 18 gr,
parafin liquid 1 cc, seng oksida 15 gr
2. Bahan- bahan dicampur kemudian diaduk menggunakan sendok sampai bahan benar-
benar tercampur rata.
3. Bahan yang sudah tercampur rata di letakkan pada wadah yang sudah disediakan
4. Bahan yang sudah diletakkan pada wadah di keringkan menggunakan sinar matahari
dan ditutup menggunakan mika untuk melindungi bahan dari debu dan bakteri yang
bisa tercampur pada bahan blush on selama 2 hari sampai bahan benar- benar kering
5. Bahan yang sudah kering dikemas pada tempat yang sudah disediakan
JUDUL PERCOBAAN VI

KRIM PELEMBAB

Krim yang dipakai pada kulit sebagai obat luar bisa dibuat sebagai emulsi m/a atau
emulsi a/m, tergantung pada berbagai faktor, seperti sifat zat terapeutik yang akan
dimasukkan ke dalam emulsi, keinginan untuk mendapatkan efek emolien atau pelembut
jaringan dari preparat tersebut dan keadaan permukaan kulit (Ansel, 1989). Krim merupakan
sistem emulsi sediaan semipadat yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya
air dan minyak, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan
lain, dimaksudkan untuk pemakaian luar (Anief, 2004). Bahan yang digunakan mencakup zat
emolien, zat sawar (barier), zat pengental dan pembentuk lapisan tipis, zat penutup kulit yang
berpori lebar, zat pengemulsi, zat pengawet, parfum dan zat warna (Ditjen POM, 1985).

Formulasi sediaan krim

R/ Asam stearat (g) 12

Setil alkohol (g) 0,5

Trietanolamin (g) 1

Nipagin (g) 0,1

Natrium metabisulfit (g) 0,1

Ol. Rosae (tetes) 3,0

Sari buah jeruk bali (%) 7,5

Aquadest ad (ml) ad 100

Prosedur kerja

1. Pembuatan Krim Asam stearat dan setil alkohol dimasukkan ke dalam cawan penguap
dan dilebur di atas penangas air (massa I).
2. Nipagin dilarutkan dalam air panas lalu ditambahkan natrium metabisulfit dan
trietanolamin (TEA) diaduk sampai larut (massa II).
3. Lalu massa II ditambahkan ke dalam massa I di dalam lumpang panas sambil digerus
secara terus menerus hingga terbentuk dasar krim.
4. Sari buah jeruk bali digerus lalu ditambahkan sedikit demi sedikit dasar krim.
5. Terakhir ditambahkan 3 tetes parfum dan digerus sampai homogen. Penentuan Mutu
Fisik Sediaan.

Evaluasi sediaan

1. Homogenitas
2. Ph sediaan
3. Uji iritasi

Anda mungkin juga menyukai