Anda di halaman 1dari 4

PERCOBAAN 5

PEMBUATAN SABUN

I. Tujuan
Mengetahui reaksi saponifikasi dan pemanfaatannya dalam proses pembuatan sabun padat

II. Dasar Teori


Sabun adalah hasil hidrolisa asam lemak dan basa. Peristiwa ini dikenal
dengan peristiwa saponifikasi. Reaksi saponifikasi merupakan proses pembuatan sabun yang
berlangsung dengan mereaksikan asam lemak dengan alkali yang menghasilkan sintesis dari
air serta garam karbonil. Produk yang dihasilkan dalam proses saponifikasi adalah sabun dan
gliserin. Proses saponifikasi diperlukan basa mineral untuk menghidrolisis senyawa ester
ataupun asam lemak yang umumnya menggunakan NaOH atau KOH.
Sabun merupakan satu macam surfaktan (singkatan dari surface active agents),
senyawa yang menurunkan tegangan permukaan air. Sifat ini menyebabkan larutan sabun dapat
memasuki serat, menghilangkan dan mengusir kotoran dan minyak. Setelah kotoran dan
minyak dari permukaan serat, sabun berperan mencucinya karena struktur kimianya. Bagian
akhir dari rantai (ionnya) yang bersifat hidrofil (senang air) sedangkan rantai karbonnya
bersifat hidrofobik (benci air). Rantai hidrokarbon larut dalam partikel minyak yang tidak
larut dalam air. Ionnya terdispersi atau teremulsi dalam air sehingga dapat dicuci.

Gambar 1. Struktur Surfaktan

Lemak dan sabun dari asam lemak jenuh dan rantai jenuh panjang (C16-C18)
menghasilkan sabun keras dan minyak dari asam lemak tak jenuh dengan rantai pendek (C12-
C14) menghasilkan sabun yang lebih lunak dan lebih mudah larut. Sabun yang dibuat dari
natrium hidroksida lebih sukar larut dibandingkan dengan sabun yang dibuat dari kalium
hidroksida (Fessenden, 1997). Pada umumnya, panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon
dihindari penggunaanya karena dapat membuat iritasi pada kulit, sebaliknya panjang rantai
yang lebih dari 18 atom karbon membentuk sabun yang sangat sukar larut dan sulit
menimbulkan busa.

Gambar 2. Reaksi Saponifikasi

III. Alat dan Bahan


Alat

Gelas kimia/beaker glass 100 ml, gelas ukur, batang pengaduk, hot plate, neraca analitik, sendok
tanduk, cawan porselen, cetakan sabun, kaca arloji, magnetic stirrer,

Bahan
Minyak kelapa (Virgin Coconut Oil), Asam stearate, Etanol 96%, Gliserin, Pengharum,
Pewarna, NaOH, Aquadest

IV. Cara Kerja

1. Larutkan NaOH yang sudah ditimbang dengan cara memasukkan NaOH tersebut ke
dalam air suling yang sudah disiapkan, aduk hingga homogen dan diamkan hingga suhu
larutan tidak lagi panas
2. Lelehkan asam stearat yang sudah ditimbang dengan cara memasukkannya ke dalam
beaker glass dengan suhu 70 ºC diatas hot plate.
3. Campurkan minyak kelapa aduk dengan magnetic stirer dengan tetap dipanaskan diatas
hot plate dengan suhu 70ºC.
4. Larutan NaOH yang sudah dingin kemudian dimasukkan ke dalam campuran minyak
sedikit demi sedikit,
5. Tambahkan gliserin, etanol, sukrosa, pewarna dan pengharum sedikit demi sedikit ke
dalam campuran minyak
6. Proses pengadukkan dengan magnetic stirer terus berlangsung hingga campuran
menjadi homogen dan terjadi trace (kondisi di mana sabun sudah terbentuk dengan
tanda mas sabun mengental).
7. Massa sabun yang masih berbentuk cair dituang ke dalam cetakan dan didiamkan
selama 24 jam sampai mengeras.

No Bahan Konsentrasi
1 Minyak Kelapa (VCO) 50 ml
2 Asam Stearat 17,5 gram
3 Etanol 96% 30 ml
4 NaOH 8 gram
5 Gliserin 6 ml
6 Pengharum secukupnya
7 Pewarna secukupnya
8 Aquadest 25 ml

D. Daftar Pustaka
Fessenden, R. J. Dan Fessenden, J. S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta: Binarupa
Aksara.

Tabel 1. Struktur Kimia Bahan Praktikum


No. Nama Senyawa dan Gambar Struktur Keterangan Gambar
Rumus molekul
Tabel 2. Hasil Pengamatan Praktikum Pembuatan Sabun
No. Sebelum Sesudah Keterangan

Catatan: Tuliskan pada pembahasan laporan akhir reaksi kimia (persamaan reaksi kimia) yang
terjadi dari prinsip pengujian yang dilakukan

Anda mungkin juga menyukai