FARMASI
KELOMPOK III
Dosen Pengampu:
Apt., Yovita Endah Lestari, M.Farm.
SABUN CAIR
1. Tujuan
a. Mahasiswa mampu merancang formula sediaan sabun cair
b. Mahasiswa mampu membuat sediaan sabun cair
c. Mengetahui pengaruh penambahan surfaktan terhadap daya busa sabun cair
2. Dasar Teori
Sabun merupakan senyawa kimia yang dihasikan dari reaksi lemak atau minyak
dengan alkali. Sabun juga merupakan garam-garam monovalen dari asam karboksilat
dengan rumus umunya RCOOM, R adalah rantai lurus (alifatis panjang dengan panjang
dengan jumlah atom jumlah atom C bervariasi, bervariasi, yaitu antara C12- C18 dan dan M
adalah kation dari kelompok alkali atau ion amonium (Austin, 1984)
Sabun adalah garam logam dari asam lemak. - )ada prinsipnya prinsipnya sabun dibuat
dengan *ara mereaksikan mereaksikan asam lemak dan alkali sehingga terjadi reaksi
penyabunan
- Reaksi pertama pertama
Lemak + NaOH---hidrolisa mendidih Gliserol 0liserol + Asam lemak
- kedua
3RCOOH+NaOH --penyabunan RCOONa + H2O
Suatu molekul sabun Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai suatu rantai
hidrokarbon panjang plus ujung ion. bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik
dan larut dalam zat-zat non-polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam
air. karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun setara keseluruhan tidaklah
benar-benar larut dalam air. namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena
membentuk misel (micelles), yakni segerombol (56-150) molekul sabun yang rantai
hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-ujung ionnya menghadap ke air.
kegunaan sabun ialah kemempuannya mengemulsi kotoran berminyak sehingga
dapat dibuang dengan pembilasan. kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat sabun.
pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat-zat non-polar, seperti
tetesan-tetes seperti tetesan-tetesan minyak. kedua, ujung anion molekul anion molekul
sabun, yang tertarik pada air, ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang
menyembul dari tetesan minyak lain. karena tolak-menolak antara tetes-tetes sabun-
minyak, maka minyak itu tidak dapat saling bergabung tetapi tetap tersuspensi.
Sabun termasuk termasuk dalam kelas umum senyawa senyawa yang disebut disebut
surfaktan, surfaktan, yakni senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan air.
Molekul surfaktan apa saja mengandung suatu ujung hidrofobik (satu rantai molekul atau
lebih) dan suatu ujung hidrofilik. porsi hidrokarbon suatu molekul surfaktan harus
mengandung 12 atom karbon atau lebih agar efektif.
Larutan encer sabun selalu terionkan membentuk anion dari alkil karboksilat, yang
aktif sebagai pencuci sehingga sabun alkil sabun alkil natrium karboksilat disebut zat aktif
anion. gugus RCOO mempunyai sifat ganda, gugus alkil R bersifat bersifat hidrofob
hidrofob (menolak (menolak air) sedangkan sedangkan gugus karboksilat karboksilat RCOO
bersifat hidrofil.
3. Percobaan
3.1. Bahan :
Untuk membuat 100 ml sabun cair
Bahan Jumlah Fungsi
3.2. Alat :
- Timbangan elektrik
- Batang pengaduk
- Beaker glass
- Kertas perkamen
- Sendok tanduk
- Pipet tetes
- Gelas arloji
- Mortir
- Stamper
- Wadah sabun cair
3.3.Prosedur kerja
▼
Campurkan KOH dengan Na Lauril Sulfat cair dengan ditambah aquadest hingga Na Lauril
Sulfat terlarut semua didalam air (Campuran A).
▼
▼
Tambahkan NaCl sedikit demi sedikit hingga mengental dan diaduk dengan konstan. g.
Tambahkan esensial oil dan vitamin E ditambah pewarna dan pewangi
▼
Dikemas didalam botol dan diberi label.
3.4. EVALUASI
Replikasi Organoleptis pH Viskositas Homogenitas
3.4. Pembahasan
Safonifikasi merupakan proses pembuatan sabun yang berlangsung dengan
mereaksikan asam lemak khususnya trigliserida dengan alkali yang menghasilkan sabun dan
hasil samping berupa gliserol. Dalam pembuatan sabun cair diperlukan adanya penambahan
KOH, Kegunaan KOH dalam pembuatan sabun cair yaitu membantu proses saponifikasi dan
mempengaruhi karakteristik mutu sabun di antaranya kadar asam lemak bebas dan alkali
bebas. Kadar asam lemak bebas dan alkali bebas yang tinggi menyebabkan iritasi pada kulit
(Naomi dkk, 2013).
pada praktikum kali ini membuat sediaan sabun cair. larutan alkali yang biasa
digunakan pada sabun keras adalah natrium hidroksida NaOH dan alkali yang biasa digunakn
pada sabun lunak adalah kalium Hidroksida (KOH).
Sediaan sabun cair yang dibuat tidak menggunakan zat aktif, melainkan hanya
menggunakan zat tambahan yang akan dijadikan base sabun cair. formula yang digunakan
adalah, gliserin, KOH,Vitamin E,NaCl, asam stearat, Na lauril sulfat, esensial oil, pewarna,
cocamide DEA dan aquadest. KOH merupakan alkali yang dapat digunakan sebagai bahan
pembuat pembuat sbun cair yang dapat digunakan digunakan sebagai sebagai bahan
pembuat pembuat sabun cair sehingga sabun berbusa. NaCl berfungsi sebagai pensuspensi
sediaan sabun cair dan asam stearat berfungsi sebagai pengemulsi dan pelicin sediaan
sabun. Na.lauril sulfat berfungsi untuk membantu membantu aksi agen polishing, serta vit
E berfungsi untuk mengatasi kekusaman kulit, Gliserin sebagai pelembab kulit, cocmide DEA
berfungsi sebagai penstabil busa, metil paraben sebagai pengawet, esensial oil sebagai
pewangi, dan aquadest sebagai pelarut.
Sediaan sabun cair dibuat pertama dengan Campurkan KOH dengan Na Lauril Sulfat
cair dengan ditambah aquadest hingga Na Lauril Sulfat terlarut semua didalam air
(Campuran A), kemudian Campurkan Cocamide DEA, gliserin, Madu dan Metil Paraben
(Campuran B). Campurkan fase A dengan fase B hingga homogen.lalu Tambahkan Asam
Sitrat, Tambahkan NaCl sedikit demi sedikit hingga mengental dan diaduk dengan konstan.
g. Tambahkan esensial oil dan vitamin E ditambah pewarna dan pewangi, lalu yang terakhir
Dikemas didalam botol dan diberi label.
Setelah sediaan sabun cair selesai diformulasi, selanjutnya dilakukan evaluasi yang
mencakup uji organoleptis dengan mengamati bentuk, bau, dan bentuk, bau, dan warna
dari sediaan,pH,Viskositas, Homogenitas
3.5 KESIMPULAN
Sediaan sabun cair yang dibuat tidak menggunakan zat aktif, melainkan hanya
menggunakan zat tambahan yang akan dijadikan base sabun cair. formula yang digunakan
adalah, gliserin, KOH,Vitamin E,NaCl, asam stearat, Na lauril sulfat, esensial oil, pewarna,
cocamide DEA dan aquadest.
Setelah sediaan sabun cair selesai diformulasi, selanjutnya dilakukan evaluasi yang
mencakup uji organoleptis dengan mengamati bentuk, bau, dan bentuk, bau, dan warna
dari sediaan, pH,Viskositas, Homogenitas
PERCOBAAN IV SHAMPOO
4.1 Tujuan
Shampo adalah salah satu kosmetik pembersih rambut dan kulit kepala dari segala
macam kotoran, baik yang berupa minyak, debu, sel – sel yang sudah mati dan sebagainya
(Latifah. F, 2007).
Pengertian ilmiah shampo adalah sediaan yang mengandung sufkatan dalam bentuk
yang cocok dan berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada
rambut dan kulit kepala agar tidak membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan si
pemakai (Wikipedia,2011)
Formulasi untuk shampo harus mengandung bahan bahan yang berfungsi sebagai
surfaktan, foaming agent dan stabilizer, opacifier, hydrotopes, viscosity modifier, dan
pengawet. Bahan-bahan dalam shampo harus aman dan mudah terdegradasi sebagaimana
kosmetik perawatan tubuh lain. Setiap bahan harus memilki fungsi dan peran yang spesifik
(Mottram, 2000)
Shampo basah adalah semua jenis shampo dimana penggunaanya memerlukan air,
baik sebagai pencampurannya maupun dalam pembilasannya. Dalam pemakaian shampo
untuk pencucian rambut, terlebih dahulu harus diperhatikan jenis rambut, sehingga shampo
yang terpilih dan dipakai betul-betul sesuai dan cocok. Adapun shampo basah yang lazim
dipergunakan dapat berbentuk krim, liquid, ataupun powder (Mottram, 2000).
Semua jenis shampo yang pemakaiannya tidak menggunakan air adalah tergolong
shampo kering. Shampo kering biasanya banyak digunakan dirumah sakit untuk merawat
orang sakit. Pemakaian shampo kering hanya diusapkan diseluruh rambut, kemudian
rambut disikat sehingga kotoran larut bersama shampoo (Mottram, 2000).
4.3.1. Bahan
4.3.2. Alat
- Timbangan elektrik
- Batang pengaduk
- Beaker glass
- Kertas perkamen
- Sendok tanduk
- Pipet tetes
- Gelas arloji
- Mortir
- Stamper
Campurkan Aquadest dengan Na Lauril Sulfat cair hingga Na Lauril Sulfat terlarut
Tambahkan NaCl sedikit demi sedikit hingga mengental dan diaduk dengan
konstan.
4.3.5 Pembahasan
Pengertian ilmiah shampo adalah sediaan yang mengandung sufkatan dalam bentuk
yang cocok dan berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada
rambut dan kulit kepala agar tidak membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan si
pemakai
Pada praktikum ini formulasi yang digunakan adalah Aquades, Na Lauril Sulfat,
Cocamide DEA, Gliserin, Metil Paraben, NaCl, Essential oil, Vitamin E, Asam salisilat. Aquades
berfunsi sebagai pelarut, Na Lauril sulfat berfungsi sebagai Surfaktan, Cocamide DEA
berfungsi sebagai Meningkatkan busa dan memperbaiki kondisi rambut, Gliserin sebaagai
pelembab, Metil Paraben sebagai pengawet sediaan, Essential oil sebagai pewangi, vitamin
E membuat Rambut berkilau, memperlambat penuaan rambut, menstimulasi rambut, dan
asam salisilat sebagai keratolitik
Evaluasi yang dapat dilakukan terhadap sediaan sampo antara lain: viskositas, pH,
homogenitas, bobot jenis, uji mikrobiologi, daya bersih, pembentukan busa dan karakteristik
produk.
4.3.6 KESIMPULAN
Shampo adalah salah satu kosmetik pembersih rambut dan kulit kepala dari segala
macam kotoran, baik yang berupa minyak, debu, sel – sel yang sudah mati dan sebagainya
DAFTAR PUSTAKA
Anies, Moh. Ilmu Meracik Meracik Obat .yogyakarta gadjah Mada universitas press
Departemen kesehatan Republik indonesia . Farmakope Farmakope Indonesia Indonesia Edisi III .
Jakarta dekpes RI
Departemen kesehatan Republik Indonesia . Farmakope Farmakope Indonesia Indonesia Edisi IV .
jakarta Dekpes RI
Dr. Retno Iswari. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik . jakarta. gramedia pustaka Utama