Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK & ORGANIK

SAPONIFIKASI

OLEH

KELOMPOK 5 :

1.Dhita Zumrotul Maghfiroh (P1337434116063)


2.Yesica Putri Oktavianti (P1337434116064)
3.Marwati Ningsih (P1337434116065)
4.Dayinta Wintang Maharani (P1337434116066)
5.Yunani Sri Angesti Hariyani(P1337434116067)
6.Sukardianto(P1337434116088)
Tingkat I /Reguler B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG


DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
TAHUN 2016/2017
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK & ORGANIK
SAPONIFIKASI

I. TUJUAN :
1.Untuk mengetahui cara pembuatan sabun secara sederhana
2.Untuk mempelajari sifat-sifat sabun
3.Untuk mengetahui reaksi sabun dengan air sadah

II. DASAR TEORI


Sabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai asam monocarboxylic yang
panjang.Sabun adalah satu senyawa kimia tertua yang pernah di kenal .Sabun di buat dari
campuran senyawa alkali (NaOH,KOH) dan minyak( Trigliserida).
Trigliserida terdiri dari tiga gugus asam lemak yang terikat pada gugus gliserol. Asam
lemak terdiri dari rantai karbon panjang yang berakhir dengan gugus asam karboksilat pada
ujungnya. Gugus asam karboksilat terdiri dari sebuah atom karbon yang berikatan dengan
dua buah atom oksigen. Satu ikatannya terdiri dari ikatan rangkap dua dan satunya
merupakan ikatan tunggal. Setiap atom karbon memiliki gugus asam karboksilat yang
melekat, maka dinamakan “tri-gliserida”.
Apabila trigliserida direaksikan dengan alkali (sodium hidroksida atau kalium
hidroksida), maka ikatan antara atom oksigen pada gugus karboksilat dan atom karbon pada
gliserol akan terpisah. Proses ini disebut “saponifikasi”. Atom oksigen mengikat sodium yang
berasal dari sodium hidroksida sehingga ujung dari rantai asam karboksilat akan larut dalam
air. Garam sodium dari asam lemak inilah yang kemudian disebut sabun. Sedangkan gugus
OH dalam hidroksida akan berikatan dengan molekul gliserol, apabila ketiga gugus asam
lemak tersebut lepas maka reaksi saponifikasi dinyatakan selesai.
Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan menggunakan
basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak
atau sabun. Untuk menghasilkan sabun yang keras digunakan NaOH, sedangkan untuk
menghasilkan sabun yang lunak atau sabun cair digunakan KOH. Perbedaan antara sabun
keras dan lunak jika dilihat dari kelarutannya dalam air yaitu sabun keras bersifat kurang larut
dalam air jika dibandingkan dengan sabun lunak. Reaksi penyabunan disebut juga reaksi
saponifikasi.
Reaksi saponifikasi :

Sabun memiliki sifat-sifat sebagai berikut:


1. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial
oleh air yang menyebabkan larutan sabun dalam air bersifat basa.
2. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak
akan terjadi pada air sadah. Sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg
atau Ca dalam air mengendap.
3. Sabun mempunyai sifat membersihkan yang disebabkan proses kimia koloid, sabun
(garam natrium dari asam lemak), digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar
maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar
III. PRINSIP
Pencampuran antara minyak dengan basa kuat yaitu NaOH serta etanol yang kemudian
dipanaskan ± 20 menit lalu didinginkan dan ditambahkan NaCl 37,5 ml sehingga
menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun
IV. ALAT & BAHAN
 Alat :
1.Waterbath
2.Gelas beker
3.Batang pengaduk
4.Pipet tetes
5.Corong
6.Kertas saring
7.Indikator Universal
8.Neraca digital analitik
 BAHAN
1.NaOH 25%
2.Minyak goreng
3.NaCl 5%
4.Etanol 95%
5.MgCl2 5%
6.FeCl3 5%
7.CaCl2 5%
8.Air kran
9.Aquades

V. PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan Sabun
1.Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
2.Memasukkan 5 ml minyak goreng ke dalam gelas beker 100 ml
3.Menambahkan 5 ml etanol kedalam gelas beker
4.Menambahkan juga 5 ml NaOH 25% pada gelas beker
5.Mengaduk ketiga bahan tersebut menggunakan batang pengaduk
6.Memanaskan gelas beker dalam waterbath selama ± 20 menit
7.Mendinginkan gelas beker hingga benar-benar dingin
8.Jika sudah dingin menambahkan 37,5 ml NaCl jenuh
9.Menyaring endapan menggunakan kertas saring yang diletakan pada corong
10.Mengukur pH sabun menggunakan indikator universal
11.Menimbang berat sabun menggunakan neraca digital analitik
12.Mengamati dan menulis hasil percobaan
13.Membersihkan semua alat yang telah digunakan dan mengembalikan ketempat
semula
B. Sifat Sabun
1. Zat Pengemulsi
a.Minyak goreng 5 tetes ditambahkan 5ml air, kocok dan mengamati yang terjadi
b.Minyak goreng 5 tetes ditambah 5ml air kemudian ditambah dengan sedikit
sabun yang telah dibuat, lalu kocok dan mengamati serta membandingkan
dengan tabung pertama.
2. Reaksi dengan air sadah
Sabun yang telah dibuat diambil sepertiga sepatula ditambah dengan 50 ml air
kemudian dipanaskan
a. Larutan 5ml dtambahkan 2 tetes CaCl2 5% lalu dikocok dan mengamati yang
terjadi.
b.Larutan 5ml dtambah 2 tetes FeCl3 5% lalu dikocok dan mengamati yang terjadi.
c. Larutan 5ml ditambah 2 tetes MgCl2 5% lalu dikocok dan mengamati yang
terjadi.
d.Larutan 5ml ditambah 2 tetes air kran lalu dikocok dan mengamati yang terjadi.
3. Kebasaan
Dicatat pH larutan sabun yang telah dibuat dengan pH indikator.
VI. HASIL PENGAMATAN
1. Pebuatan sabun

Berat Sabun pH sabun


Berat Cawan petri + Kertas saring = 47,8665 gr 12
Berat Cawan petri + Kertas saring + sabun =52,5661 gr
Berat Sabun = 52,5661
47,8665 -
4,6996 gr

2.sifat sabun
a. Zat pengemulsi
 Minyak goreng 5 tetes + 5 mL air kocok tidak tercampur ( warna putih
keruh )
 Minyak goreng 5 tetes + 5 mL air+ sedikit sabun tercampur

3. Reaksi dengan air sadah


Sabun dilarutkan dalam 50 mL aquades, kemudian dihangatkan
a. 5 mL larutan sabun + 2 tetes CaCL2 5% tidak tercampur , tidak berbusa
b. 5 mL larutan sabun + 2 tetes FeCl3 5% warna kuning , tidak berbusa
c. 5mL larutan sabun + 2 tetes MgCl2 5% Warna putih tidak tercampur dan
tidak berbusa
d. 5 mL larutan sabun + 2 tetes air keran tercampur , dan berbusa

VII. PEMBAHASAN
1.Pembuatan sabun

5ml Minyak goreng + 5ml etanol + 5ml NaOH 25%

Diaduk dengan batang pengaduk

Panaskan dalam penangas air sekitar 20 menit

Dinginkan sekitar 37,5 mL NaCL jenuh

Endapan disaring

Menimbang berat dan mengukur pH (sabun)

Pada percobaan ini dilakukan proses pembuatan sabun yaitu dengan mereaksikan antara
minyak dengan NaOH serta etanol. Perlakuan pertama yakni melarutkan 5 ml minyak
dengan 5 mL etanol 95% dan NaOH 25%, sehingga akan diperoleh sabun yang dikenal
dengan reaksi safonifikasi (penyabunan). Penambahan etanol dalam reaksi ini berfungsi
sebagai pelarut lemak yang bersifat polar karena adanya gugus OH.Sabun merupakan salah
satu produk yang diperoleh dari minyak. Disamping sebagai reaksi-reaksi pembentukan
sabun, reaksi ini dapat berguna untuk menunjukkan adanya asam-asam lemak yang berbeda
dalam suatu minyak. Persamaan reaksi penyabunan adalah sebagai berikut :
Hasil reaksi ini berupa campuran sabun dan gliserol yang mudah larut dalam air dan alkohol.
Setelah tercampur larutan dipanaskan hingga air dan alkohol menguap. Hasil yang diperoleh
adalah hasil hidrolisis karena pengaruh suatu basa kuat berupa NaOH.

Kemudian menambahkan sabun yang memadat dengan NaCl sehingga akan terjadi
pemisahan sabun dari gliserol kedalam campuran tersebut. Sabun dalam air membentuk
larutan koloid. Pada saat penambahan NaCl, gliserol dan alcohol akan berada dalam larutan
NaCl sedangkan sabun akan mengendap, sehingga sabun akan terpisah.

2. Sifat Sabun
a) Zat pengemulsi
 Minyak goreng 5 tetes + 5 mL air kocok tidak tercampur ( warna putih keruh )
Air yang dicampur dengan minyak tidak bersatu atau tidak bisa tercampur hal ini
disebabkan karen air memiliki sifat polar sedangkan minyak memiliki sifat non polar
sehingga keduanya tidak bisa bersatu

 Minyak goreng 5 tetes + 5 mL air+ sedikit sabun tercampur


Minyak yang dicampur dengan air serta sabun setelah dikocok ternyata bercampur hal ini
disebabkan oleh sabun yang bersifat pengemulsi.

Molekul sabun memiliki dua sisi .Sisi yang satu bersifat polar (sehingga dapat mengikat
air ) ,sedangkan sisi yang lain bersifat non polar ( sehingga dapat mengikat
minyak ).Dengan cara ini, sabun dapat mengikat air dan minyak sehingga kedua jenis
larutan yang tidak bisa bersatu ini dapat tercampur , dengan sabun sebagai emulsifernya

3.Reaksi dengan air sadah


Sabun dilarutkan dalam 50 mL aquades, kemudian di hangatkan
a) 5 mL larutan sabun + 2 tetes CaCL2 5% tidak tercampur , tidak berbusa
Hal ini membuktikan kesadahan yaitu jika sabun beraeaksi dengan logam Ca
maka tidak akan menghasilkan busa
b). 5 mL larutan sabun + 2 tetes FeCl3 5% warna kuning , tidak berbusa

Perubahan menjadi warna kuning dihasilkan oleh reagen FeCl3 5% dan setelah
pencampuran antara air sabun dngan 2 tetes FeCl 3 5% tidak menghasilkan busa . hal ini
membuktikan kesadahan yaitu sabun tidak menghasilkan busa jika bereaksi dengan
logam Fe
c).5mL larutan sabun + 2 tetes MgCl2 5% Warna putih tidak tercampur dan tidak
berbusa

Pada reaksi sabun dan 2 tetes MgCl2 5% tidak menghasilkan busa hal ini dapat
membuktikan kesadahan yaitu sabun jika bereaksi dengan logam Mg maka tidak akan
menghasilkan busa

d).5 mL larutan sabun + 2 tetes air keran tercampur , dan berbusa

Air kran yang terdapat pada laboratorium dilakukan percobaan kesadahannya dan ternyata
pada saat melakukan reaksi antara sabun dan air kran , sabun menghasilkan busa hal ini
menunjukkan bahwa air kran yang terdapat pada laboratorium bukan merupakan air sadah.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.Cara dasar pembuatan sabun adalah adalah dengan memanaskan campuran antara minyak
dengan basa kuat yaitu NaOH serta etanol yang setelah didinginkan ditambahkan dengan
NaCl sebanyak 37,5 ml,sehingga akan terjadi pemisahan sabun dari gliserol kedalam
campuran tersebut. Sabun dalam air membentuk larutan koloid. Pada saat penambahan NaCl,
gliserol dan alcohol akan berada dalam larutan NaCl sedangkan sabun akan mengendap,
sehingga sabun akan terpisah.
2.Sabun bersifat sebagai pengemulsi atau emulsifer yaitu dapat menyatukan air dengan
minyak.Hal ini disebabkan karena molekul sabun memiliki dua sisi .Sisi yang satu bersifat
polar (sehingga dapat mengikat air ) ,sedangkan sisi yang lain bersifat non polar ( sehingga
dapat mengikat minyak ).Dengan cara ini, sabun dapat mengikat air dan minyak sehingga
kedua jenis larutan yang tidak bisa bersatu ini dapat tercampur , dengan sabun sebagai
emulsifernya
3.Air sabun yang bereaksi dengan air sadah atau air yang mengandung logam Mg,Fe,Cl tidak
akan menghasilkan busa hal ini dibuktikan pada percobaan :
a)5 mL larutan sabun + 2 tetes CaCL2 5% tidak tercampur , tidak berbusa
b) 5 mL larutan sabun + 2 tetes FeCl3 5% warna kuning , tidak berbusa
c)5mL larutan sabun + 2 tetes MgCl2 5% Warna putih tidak tercampur dan tidak berbusa
Sedangkan pada percobaan 5 mL larutan sabun + 2 tetes air keran tercampur , dan
berbusa , hal ini membuktikan bahwa air kran tersebut bukan merupakan air sadah.

Semarang, 22 November 2016


Dosen Pembimbing Praktikan

(Nur Patrija Tjahjani,S.Si,M.Si,Med,Apt) ( )

Anda mungkin juga menyukai