Anda di halaman 1dari 24

ANALISA KUALITATIF KATION, ANION, dan PEREAKSI KHUSUS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA

diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti UTS Mata Kuliah Praktikum Kimia Analisa

dari dosen pengampuh Octianne D., M.T.

oleh

ANITA PRAHASTI

NPM 18020016

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK STT TEKSTIL BANDUNG

2019
I. Judul
1. Analisa kualitatif kation.
2. Analisa kualitatif anion.
3. Analisa kualitatif pereaksi khusus kation dan anion.

II. Maksud
1. Dapat mengetahui dan memahami analisis kation dan anion.

III. Tujuan
1. Menentukan dan menganalisa keberadaan kation dalam suatu senyawa.
2. Menentukan dan menganalisa keberadaan anion dalam suatu senyawa.
3. Menganalisa kation atau anion dengan pereaksi khusus.
BAB I

Landasan Teori

Kimia analisa adalah studi identifikasi, pemisahan, kuantifikasi komponen kimia dalam
bahan alami maupun buatan. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat, yaitu
membahas tentang unsur atau senyawa apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Analisis
kuantitatif membahas tentang penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sutau
sampel.

Untuk menganalisa kation dan anion dilakukan analisis kualitatif, metode dalam melakukan
analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional yaitu memakai cara visual yang
berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan
mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokan dilakukan dalam
bentuk pengendapan di mana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan
sekelompok ion-ion. Dalam metode analisis kualitatif ini, kita menggunakan beberapa
pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan
untuk mengetahui jenis anion atau kation (Wiro, 2009).

Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja
yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk
zat padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok. Ion-ion logam pada golongan-golongan
diendapakan satu persatu, endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau
diputar dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau dari
filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan. Kation-kation diklasifikasikan
dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia
(Cokrosarjiwanto,1977).

1. Analisa Kation

Untuk analisis kualitatif sistematik kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan


sifat – sifat kation itu terhadap beberapa reagen. Reagen golongan yang dipakai untuk
klasifikasi kation yang paling umum adalah Hcl, H2S, (NH4)2SO4, (NH4)2CO3. Klasifikasi
ini didasarkan apakah suatu kation bereaksi dengan reagen ini akan membentuk endapan atau
tidak.
Kelima golongan kation dan ciri – ciri khas golongan – golongan ini adalah :

1. Golongan I, kation golongan ini akan membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion – ion golongan ini adalah timbal, merkurium(I), dan perak.
2. Golongan II, kation golongn ini bereaksi dengan asam klorida tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion – ion
golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik(III),
arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), dan timah (III)(IV). Keempat ion yang
pertama merupakan sub-golongan IIa dan keenam yang terakhir merupakan sub-
golongan IIb. Sementara sulfida dari kation golongan Iia tak dapat larut dalam
amonium polisulfida, sulfida dari kation glongan IIb justru dapat larut.
3. Golongan III, kation golongan ini tak dapat bereaksi dengan asam klorida encer
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation
ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dengan suasana netral atau
amoniakal. Kation – kation golongan ini adalah kobalt(II), nikel(II), besi(II) (III),
kromium(III), alumunium, zink, dan mangan(II).
4. Golongan IV, kation golongan ini tak bereaksi dengan reagen golongan I, II, III.
Kation – kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya
amonium klorida. Dalam suasana netral atau sedikit asam kation – kation golongan ini
adlah kalsium, stronium, dan barium.
5. Golongan V, kation – kation yang umum yang tida bereaksi dengan reagen – reagen
golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang, terahir yang meliputi
magnesium, natrium, kalium, litium, amonium, dan hidrogen (G.Shevla, 1985).

Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa kualitatif.
Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna yang berbeda-beda.
Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pun sentrifuge. Endapan
tersebut terjadi jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan
suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhya. Kelarutan
bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain, dan jenis
pelarut. Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam
analisa kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan
atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada
beberapa endapan, seperti kalsium sulfat berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena
suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag,
Hg(I), dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida
kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu
akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kation
lainnya tidak. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada
dalam campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing.
Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan dalam
prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi
penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa memberikan efek yang sebaliknya
yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukan kompleks yang dapat
larut denga ion sekutu tersebut (Masterton,1990).

2. Analisa Anion

Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah elektron.
Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu elektron untuk mendapat ion
klorida (Cl-). Natrium klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam dapur, disebut senyawa
ionik (ionik compound) karena dibentuk dari kation dan anion. Atom dapat kehilangan atau
memperoleh lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau
memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg2+, Fe3+, S2-, dan N3-, Na+ dan Cl- Ion-ion ini
disebut ion monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu atom.

Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana
karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan sedikit (dapat
diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Golongan sulfat: SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO33- -, Cr2O42-, AsO43-,AsO33-. Anion-
anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.
2. Golongan halida : Cl-, Br-, I, S2-
Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3).
3. Golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2-.
Semua garam dari golongan ini larut. NO3-, NO2-, CH3OO- .
Menurut G. Svehla (1985), Proses reaksi anion dapat dibagi kedalan dua bagian yaitu:
1. Kelas A
1. Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer: Karbonat, hidrogen
karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfide, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
2. Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat.

2. Kelas B
1. Reaksi pengendapan: sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit,
kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoate, dan suksinat.
2. Oksidasi dan reduksi dalam larutan.
BAB III
Metoda Praktikum
3.1. Alat
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Rak tabung reaksi
 Penjepit tabung reaksi
 Pemanas
 Gelas kimia
 Sentrifuge
3.2. Bahan
3.2.1. Kation

 Ag+

 Hg2+
 Pb2+
 Cu2+
 Cd2+
 Sn2+
 Al3+
 Fe3+
 Cr3+
 Mn2+
 Ni2+
 Co2+
 Zn2+
 Ca2+
 Ba2+
 Mg2+
 K+
 Na+
 NH4+
 Bi3+
3.2.2. Pereaksi Kation
 NaOH
 K4Fe(CN)6
 HgCl2
 Aluminon
 KCNS
 KIO4
 Na3PO4
 H2SO4
 K2Cr2O4
 Na3PO4
 NaHPO4
 Na(OCNO3)3
 HC4H4O6
 Zn(NO2)3
 KI
 H2O
 Hcl
 NH4OH
3.3. Anion
 S2O32-
 Cl-
 Br-
 I-
 NO3
 NO2-
 PO43-
 CNS-
 CO3-
 SO4-
 SO3-
3.3.1. Perekasi Anion
 HCl +BaCl2
 BaCl2
 H2SO4 + KI
 HNO 3 + AgNO3
 H2SO4 +FeSO4
 CH3COOH+KCNS+HCl+FeCl3
 HNO 3 + Asam Molibdat
 H2SO4+FeCl3
 H2SO4

3.4. Prosedur Kerja


Memasukkan beberapa tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi

Bubuhi beberapa tetes pereaksi ke dalam tabung reaksi yang sama

Lakukan pemanasan bila perlu

Lakukan pemisahan endapa menggunakan sentrifuge bila perlu

Amati perubahan yang terjadi

Melakukkan kembali langkah – langkah diatas untuk larutan dan pereaksi yang
berbeda.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


4.1.1. Analisa Kation
No Kation Pereaksi Reaksi Hasil (+/-)

1. Ag+ HCl AgNO3 + HCl → AgCl ↓+ HNO3 Endapan putih +

AgNO3 AgCl + NH4OH → NH4Cl+ AgOH Endapan putih +


NH4OH

Endapan
NaOH AgNO3 + NaOH → NaNO3 + AgOH +
coklat

Hg2+
2. NaOH Hg(NO3)2 + 2NaOH→Hg(OH)2 + Endapan +
Hg(NO3)2 2NaNO3 kuning

Hg(NO3)2+2NH4OH→Hg(OH)2+ Bening (Tidak


NH4OH +
2NH4NO3 berwarna)

Pb2+
3. HCl Pb(NO3)2 + 2HCl→PbCl2+ 2HNO3 Endapan putih +
Pb(NO3)2
NaOH PbSO4+2NaOH→Pb(OH)2+2NaNO3 Endapan putih +

+
NH4OH PbSO4 + 2NH4OH → Pb(OH)2 + Endapan putih
2NH4NO3

Cu2+ +
4. NaOH CuCl2 + 2NaOH→ Cu(OH)2 + 2NaCl Endapan biru
CuCl2

NH4OH CuCl 2 + 2NH4OH → Cu(OH)2 + Endapan biru +


2NH4Cl
Endapan +
2CuCl2 + K4Fe(CN)6 → Cu2Fe(CN)6 +
K4Fe(CN)6 coklat
4KCl
Cd2+
5. NaOH CdSO4 + 2NaOH → Cd(OH)2 + Endapan putih
CdSO4 +
Na2SO4

CdSO4+2NH4OH→Cd(OH)2 Endapan putih +


NH4OH
+2NH4+SO4

Sn2+ Endapan putih +


6. NaOH SnCl2 + 2NaOH→ Sn(OH)2 + 2NaCl
SnCl2
Bening (Tidak +
HgCl2 SnCl2 + HgCl2 → SnCl2 + HgCl2
berwarna)

Al3+
7. NaOH AlCl3+ 3NaOH → Al(OH)3↓ + Endapan putih
AlCl3 +
Na2SO4

Endapan putih +
AlCl3 + 3NH4OH → Al(OH)3↓+
NH4OH
3NH4Cl

Endapan +
Aluminon AlCl3 + Aluminon → zat + HCl +
NH4OH + aluminon merah

Fe3+
8 NaOH FeCl3 + NaOH → Fe(OH)3 + 3NaCl Endapan merah
FeCl3 kecoklatan +

Endapan

KCNS FeCl3 + KCNS→ FeCNS + 3KCl merah +

Cr3+
9 NaOH CrCl3 + 3NaOH →Cr(OH)3 + 3NaCl Endapan hijau
CrCl3 +
NH4OH CrCl 3 + 3NH4OH → Cr(OH)3 + Hijau +
3NH4Cl
Mn2+
10 NaOH MnSO4 + 2NaOH →Mn(OH)2 + Endapan
MnSO4 +
Na2SO4 coklat

MnSO4 + 2NH4OH→ Mn(OH)2 Endapan putih +


NH4OH
+(NH4)2SO4
KIO4 Violet
MnSO4 + KIO4+ H2SO4↑→ Mn(SO4)3
+
+KIO3 +H2O

Ni2+
11 NiSO4 + 2NaOH → Ni(OH)2 + Hijau
NiSO4 NaOH +
Na2SO4

NiSO4 +2 NH4OH → Ni(OH)2 + Endapan hijau


NH4OH +
(NH4)2SO4

Co2+
12 NaOH Co(NO3)2 + 2NaOH → Co(OH)2 + Endapan +
Co(NO3)2
2NaNO3 coklat

Zn2+
13 NaOH ZnCl2 + 2NaOH→ Zn(OH)2 + 2NaCl Endapan putih
ZnCl2 +
NH4OH ZnCl2 + 2NH4OH→ Zn(OH)2 + Bening (Tidak
+
2NH4Cl berwarna)

Ca2+
14 H2SO4 CaCl2 + H2SO4 → CaSO4 + 2HCl Bening (Tidak +
CaCl2 berwarna)
Na3PO4 3CaCl2 + 2Na3PO4 → Ca3(PO4)2 +
Endapan putih +
6NaCl

Ba2+
15 H2SO4 BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 + 2HCl Endapan putih +
BaCl2
Endapan
K2Cr2O4 BaCl2 + K2Cr2O4 → BaCrO4 + 2KCl +
kuning

Na3PO4 BaCl2 + Na3PO4 → BaPO4 +Na3Cl2 Endapan putih +

Mg2+
16 NaOH MgCl2 + 2NaOH→ Mg(OH)2 + 2NaCl Endapan putih +
MgCl2

NH4OH MgCl2+2NH4OH→Mg(OH)2+2NH4Cl Endapan putih


+
NaHPO4 MgCl2 + NaHPO4+ NH4OH→ Bening (tidak
NH4MgPO4+NaCl2+H2O berwarna) +
K+ KI+ Na(OCNO3)3→KCO(NO3)3+ NaI Merah muda +
17 Na(OCNO3)3
KI
seulas

2KI+ 2HC4H4O6→2HC4H4O6+I2 Endapan putih +


HC4H4O6

Na+ NaCl+Zn(NO2)3(C2H2O2)H2O→ Bening (Tidak


Zn(NO2)3
18 -
NaCl NaZn(CO2)3(C2H2O2)2 berwarna)

NH4+
19 NH4Cl + NaOH → NH4OH + NaCl Endapan putih
NH4Cl
NaOH (Lakmus
merah menjadi +

biru)
Bi3+
20 NaOH Bi(NO3)3+3 NaOH → Bi(OH)3 + Endapan putih
Bi(NO3)3 +
3NaNO3
KI Endapan hitam
+
Bi(NO3)3+ 3KI →BiI3 + 3KNO3
+
H2O Bi(NO3)3+ 6H2O → BiO3 +6 HNO3 Putih

4.1.2. Analisa Anion


No Anion Pereaksi Reaksi Hasil (+/-)
.

1. SO4- HCl +BaCl2 CuSO4 + 2HCl + →H2SO4 + CuCl2 + Endapan putih


BaCl2 → BaSO4 + 2HCl +
CuSO4

2. SO3- BaCl2 H2SO4+ + BaCl2 → BaSO4 + 2HCl Endapan putih


+
H2SO4
S2O32-
3. H2SO4 + KI Na2S2O3 + H2SO4→ Na2SO4 + H2S2O3 Warna hilang
Na2S2O3 +
Cl-
4. HNO 3 + AgNO3 CaCl2 + HNO3 + AgNO3 → AgCl + Endapan putih
CaCl2 +
Ca(NO3)2
Br- HBr+ HNO3+AgNO3→AgBr + Endapan
5. HNO3+AgNO3 +
HBr 2HNO3 kuning
I-
6. HNO 3+AgNO3 KI + HNO3 + AgNO3 → AgI + Endapan
KI +
KNO3 kuning

7. NO3- H2SO4 +FeSO4 2 NaNO3 + 4 H2SO4 + 6 FeSO4 → Hijau kebiru – +


biruan
NaNO3 6 Fe(NO3)3 + 2 NO + 4 Na2SO4 +
Endapan lapisan
4 H2O
cincin coklat
NaNO2+CH3COOH→CH3COONa+
8 NO2- CH3COOH+KCN
HNO2 + KCNS→ KNO2 + HCNS +
S+HCl+FeCl3 Merah pekat
NaNO2 KNO2+HCl→ HNO2+KCl
3HNO2+FeCl3→ Fe(NO2)3+3HCl

9 PO43- HNO 3 + Asam 2 Na3PO4 + HNO3 + (NH4)2MoO4 Endapan putih +


Molibdat
Na3PO4 → (NH4)3(Mo3O10)4+ NaNO3 + H2O

10 CNS- H2SO4+FeCl3 2KCNS+ H2SO4 → K2SO4+ HCl Merah +


kecoklatan
KCNS 3KCNS + FeCl3→ 3HCl + Fe(CNS)3

11 CO3- H2SO4 2NaCO3 + H2SO4 → Na2SO4 + Endapan putih +


2HCO3
NaCO3

4.1.3. Analisa Perekasi Khusus Kation


No Kation Pereaksi Reaksi Hasil (+/-)
.

1. Ag+ HCl AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3 Endapan putih +


+
AgNO3 KBr 5% AgNO3 + KBr → AgBr +KNO3 Endapan
kuning
2. Pb2+ Na2CrO4 PbCl2 + Na2CrO4 → PbCrO4 + 2NaCl Endapan +
kuning +
PbCl2 H2SO4 + alkohol PbCl2 + H2SO4 + alkohol → PbSO4 +
2 HCl Endapan putih

3. Cu2+ HCl + K4Fe(CN)6 CuSO4 + HCl + K4Fe(CN)6→ KCl + Endapan merah +


CuFe(CN)6 + H2SO4 coklat
CuSO4

4. Mn2+ HNO3 + KIO4 MnSO 4 + HNO3 + KIO4 → Mn(NO3)2 Endapan violet +


+ K2SO4 + HIO4
MnSO4

5. Al3+ NH4COOH + AlCl3 + NH4COOH + Aluminon Endapan merah +


Aluminon →Al(COOH) 3 + NH3endapan merah
AlCl3
Morine alkohol AlCl3 + Morine alkohol 96%
Kuning -
96% → fluorensen hijau

6. Cr3+ AgNO3 K 2CrO4 + AgNO3 → 2KNO3+ Endapan merah +


Ag2CrO4
K 2CrO4

7. Ni2+ NaCH3OOH NiSO4 +NaCH3COO→Ni(CH3COO) Endapan merah +


+Na2SO4
NiSO4

8 Co2+ KCNS Co(NO3)2 + 2KCNS → CO(CNS)2 + Terjadi +


2KNO3 pemisahan
Co(NO3)2
larutan merah
muda

9 Zn2+ K4Fe(CN)6 ZnSO 4 + K4Fe(CN)6 → Zn2Fe(CN)6 + Endapan putih +


K2SO4
ZnSO 4

10 Ca2+ (NH4)2C2O4 CaCl 2 + (NH4)2C2O4 → CaC2O4 + Endapan putih +

NH4Cl
CaCl2
CaCl2 + H2SO4 → CaSO4+
+
H2SO4+CH9OH 2HCl Endapan putih

CaSO 4+ 2CH9OH→ Ca(OH)2

+ (CH9)2SO4

11 Ba2+ Na Rhodizonat BaCl 2 + Na Rhodizonat → terbentuk Merah +


pada kertas saring warna merah
BaCl2

12 Mg2+ Magneson+NaOH MgCl2 +Magneson+NaOH→endapan Endapan biru +


biru
MgCl2 Titan yellow +
MgCl2 + Titan yellow + NaOH→
NaOH Endapan merah +
endapan merah

13 K+ Na3CO(NO)3 KI + Na3CO(NO)3 → KCO(NO)3 + Endapan +


NaI kuning
KI

14 Na+ ZnUO2 NaCl + ZnUO 2 → NaUO2 + ZnCl2 Endapan +


kuning
NaCl

15 NH4+ NaOH 6 N NH4OH + NaOH ↑→ NH4OH + Berbau telor +


NaOH busuk
NH4OH
Digosok pada logam akan mengkilap Mengkilap +
16 Hg+ logam

HgCl2
Bi+ KI Bi(NO3)2 + 3KI → BiI + 3KNO3 Titik merah +
17
Bi(NO3)2 jingga
4.1.4. Analisa Pereaksi Khusus Anion
No Anion Pereaksi Reaksi Hasil (+/-)
.
Endapan putih +
1. Cl- AgNO3+HNO3 NaCl+AgNO3→AgCl+NaNO3(sentrifuge
)
NaCl a.KBr 5% Endapan +
a. AgCl + KBr→ AgBr + KCl kuning
b. HNO3 6N Endapan Putih +
b. AgCl + HNO3→AgNO3+ HCl
+
2. Br- AgNO3+HNO3 NaBr+ AgNO3→ AgBr+ NaNO3 Endapan
kuning pucat,
NaBr (NH4)2CO3 AgBr+ HNO3→ HBr+AgNO3
endapan tak
+(NH4)2CO3
larut

NaBr+ KMnO4→ KBr+ NaMnO4


CHCl3+ KMnO4 Warna kuning
+
2KBr + H2SO4→2HBr + K2SO4 coklat dibawah
H2SO4

3. I- AgNO3+HNO3 KI + AgNO3 → AgI+ KNO3 Endapan +


kuning
KI FeCl3 pada kerats KI + FeCl3 → KCl + FeI3
+
saring Warna biru
pada kertas
saring

4. NO3- H2SO4 2NaNO3 + H2SO4 →2HNO3 + Na2SO4 Hijau kebiru – +


biruan
NaNO3 Hablur FeSO4
Lapisan cicin
H2SO4 pekat
cokelat

5. PO42- HNO3+ 3HNO3 +NaHPO4 →H3PO4+ 3 Endapan +


NaNO3 kuning
NaHPO4 Am.Molibdat
6. CNS- FeCl3 3KCNS + FeCl 3 → 3KCl + Fe(CNS)2 Merah darah +

KCNS

7. CH3COO- Alkohol CH3COOH + Alkohol ↑→ bau pisang Berbau pisang +


ambon ambon
CH3COOH

8 SO42- BaCl 2 FeSO4 + BaCl2 → BaSO4+2HCl Endapan putih +

FeSO4

9 S2O32- HCl + KIO4 NaS2O3 + HCl + 2KIO4 + 2NaCl + Endapan +


H2S2O3→ K2S2O4 kuning coklat
NaS2O3

10 Fe(CN)64- FeCl3 K4Fe(CN)6 + FeCl3 → KCl+ Fe2(CN)6 Endapan biru +


+
K4Fe(CN)6 NH4OH K4Fe(CN)6 + NH4OH → (NH4)4 Endapan putih
Fe(CN)6

+
11 C2O42- CaCl2+ alkohol (NH4)2C2O4+ CaCl2 + Endapan putih

H2SO4+ KMnO4 alkohol→endapan putih(sentrifuge)


(NH4)2C2O4 +
Endapan putih + H2SO4+ Warna violet
KMnO4→warna ungu hilang hilang

SO32- Ba(OH)2+ HBr Na2SO3+Ba(OH)2→2NaOH+BaSO3 Endapan putih +


12
Na2SO3 BaSO3+ HBr→BaBr2 + H2SO3

13 AgNO3 K3Fe(CN)6 + 3AgNO3 → K(NO)3 + Endapan +


Fe(CN)63-
AgFe(CN)6 merah jingga
K3Fe(CN)6 KI + air kanji
+
K3Fe(CN)6 + KI → K3Fe(CN)6 + KI3 Endapan
warna biru
4.2. Pembahasan
4.2.1. Analisa Kation
1. Ketika ion Ag+ direaksikan dengan ion Cl- akan menghasil endapan putih AgCl dan akan
larut kembali jika ditambahkan NH4OH berlebih menghasilkan ion kompleks
[Ag(NH3)2]+.
2. Ketika Pb-asetat direaksikan dengan HCl akan menghasilkan endapan putih sebagai
endapan PbCl2.
3. Ketika CuSO4 direaksikan dengan NaOH akan menghasilkan endapan berwarna biru
sebagai Cu(OH)2 dan bila endapan ini dipanaskan akan menjadi hitam sebagai CuO.
Ketika direaksikan dengan KCNS dengan jumlah sedikit, mula – mula akan terbentuk
endapan kuning sebagai Cu(CNS)2. Ketika direaksikan dengan K4Fe(CN)6 dalam susasan
netral akan terbentuk endapan merah kecoklatan.
4. Ketika ion Zn2+ direaksikan dengan NaOH akan terbentuk endapan putih seperti gelatin,
dan jika direaksikan dengan NaOH berlebih akan larut kembali menjadi tak berwarna
sebagai Na2[Zn(OH)4].
5. Ketika ion Ba2+ direaksikan dengan H2SO4 akan terbentuk endapan putih barium sulfat.
Ketika direaksikan dengan K2CrO4 akan terbentuk endapan kuning barium kromat.
6. Ketikan ion Ca2+ direaksikan dengan H2SO4 akan terbentuk endapan putih kalsium sulfat.
7. Ketika ion Hg+ direaksikan dengan NaOH dalam jumlah sedikit akan terbentuk endapan
merah kecoklatan, jika direaksikan dalam jumlah stoikiometris endapan akan berubah
menjadi berwarna kuning. Endapan tersebut tidak larut dalam kelebihan NaOH, hanya
larut dalam asam. Ketika ion Hg+ ditambahkan NH4OH akan terbentuk endapan putih.
8. Ketika ion Al3+ direaksikan dengan NaOH akan terbentuk endapan putih Al(OH)3. Jika
direkasikan dengan NH4OH seharusnya akan terbentuk endapan putih menyerupai
gelatin, tetapi saat praktikum menghasilkan larutan tidak berwarna dikarenakan alat yang
digunakan kurang bersih saat proses pencucian dan kurang telitinya praktikkan saat
menganalisa. Ketika ion Al3+ direkasikan dengan aluminon terbentuk larutan merah
terang, karena zat ini di adsorbsi oleh aluminon hidroksida.
9. Ketika ion Fe3+ direkasikan dengan NaOH akan terbentuk endapan coklat kemerahan,
jika praktikkan tidak teliti saat menganalisa endapan coklat kemerahan tersebut sekilas
terlihat seperti endapan sindur. Ketika ion Fe3+ direaksikan secara perlahan dengan KCNS
akan terbentuk endapan merah kecoklatan. Ketika ion Fe3+ direaksikan dengan K4Fe(CN)6
akan terbentuk endapan biru tua.
10. Ketika ion Cr3+ direkasikan dengan NaOH akan terbentuk endapan hijau kelabu, jika
menambahkan pereaksi berlebih maka endapan akan larut. Ketika ion Cr3+ direaksikan
dengan NH4OH akan terbentuk endapan hijau seperti gelatin.
11. Ketika ion Mn2+ direkasikan dengan NaOH akan terbentuk endapan putih, endapan
mudah teroksidasi jika terkena udara dan akan berubah menjadi endapan cokelat. Ketika
ion Mn2 direkasikan dengan KIO4 akan terbentuk larutan berwarna violet.
12. Ketika ion Co2+ direkasikan dengan NaOH mula – mula akan terbentuk suatu garam basa
berwarna biru yang perlahan – lahan akan berubah menjadi endapan coklat ( kobalt(III)
hidroksida) karena terkena udara. Ketika ion Co2+ direkasikan dengan KCNS + Amil
alkohol akan terbentuk larutan berwarna merah muda.
13. Ketika Mg2+ direaksikan dengan NH4OH akan terbentuk endapan putih seperti gelatin,
dibutuhkan ketelitian dan fokus saat menganalisa ion Mg2+ + NH4OH karena endapannya
tidak terlihat jelas. Ketika direkasikan dengan titan yellow akan terbentuk endapan merah
tua karena titan yellow.
14. Ketika ion Ni2+ direkasikan dengan NaOH akan terbentuk endapan hijau nikel. Ketika ion
Ni2+ direkasikan dengan NH4OH akan terbentuk endapan hijau nikel, endapan akan larut
jika kelebihan pereaksi.

4.2.2. Analisa Anion


1. Ketika ion SO42- direaksikan dengan HCl + BaCl2 akan terbentuk endapan putih
barium sulfat, tidak larut dalam asam klorida encer panas tetapi larut sebagian dalam
asam klorida pekat mendidih.
2. Ketika ion SO3- direaksikan dengan Br2 + BaCl2 akan terbentuk endapam putih.
3. Ketika ion S2O3- direkasikan dengan H2SO4 100°C akan tercium bau belerang
dioksida (S2). Warna tepat hialng saat ditambahkan I2.
4. Ketika ion Cl- direaksikan dengan HNO3 + AgNO3 akan terbentuk endapan putih,
tidak larut dalam air dan asam nitrat encer.
5. Ketika ion I- direaksikan dengan HNO3 + AgNO3 akan terbentuk endapan kuning
seperti yoghurt kental.
6. Ketika ion NO3- direaksikan dengan H2SO4 4N + serbuk FeSO4 akan terjadi larutan
berwarna hijau kebiru – biruan dikarekan sebruk FeSO4 berwarna biru muda, ketika
ditambahkan H2SO4 beberapa tetes melalu dinding akan terbentuk cicin coklat dan
kenaikkan suhu.
7. Ketika ion NO2- direaksikan dengan HCl akan terbentuk larutan berwarna merah.
8. Ketika ion PO43- direaksikan dengan HNO3 dan amonium molibdat akan terbentuk
endapan kuning kristalin. Larutan yang dihasilkan harus bersifat asam kuat.
9. Ketika ion CNS- direaksikan dengan H2SO4 akan terbentuk larutan berwarna sindur.
Ketika CNS- direaksikan dengan FeCl akan terbentuk larutan berwarna merah darah.
10. Ketika ion Br- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 akan terbentuk endapan kuning.

4.2.3. Analisa Pereaksi Khusus Kation


1. Ketika ion Ag+ direaksikan dengan HCl akan terbentuk endapan putih AgCl,
kemudian direaksikan dengan KBR akan terbentuk endapan kuning.
2. Ketika ion Cu2+ direaksikan dengan K4Fe(CN)6 akan terbentuk endapan coklat.
3. Ketika ion Bi3+ direaksikan tetes demi tetes dengan KI akan terbentuk endapan hitam,
jika kelebihan pereaksi akan terbentuk larutan sindur atau kuning.
4. Ketika ion Mn2+ direaksikan dengan HNO3 akan terbentuk larutan violet.
5. Ketika ion Al3+ direaksikan dengan aluminon akan terbentuk endapan merah terang
atau bubuk merah terang, karena aluminon diadsorbsi oleh Al3+.
6. Ketika ion Ni2+ direaksikan dengan dimetilglioksima akan terbentuk endapan merah.
7. Ketika ion Zn2+ direaksikan dengan K4Fe(CN)6 akan terbentuk endapan putih, tidak
larut dalam asam encer.
8. Ketika ion Ba2+ direaksikan dengan Na-Rhodizonat akan terbentuk endapan merah
bercak(kecoklatan), merupakan garam Ba2+ dari asam rhodizonat dalam keadaan
larutan netral.
9. Ketika ion Mg2+ direaksikan dengan titan yellow akan terbentuk endapan merah tua
atau merah jonjot, karena titan yellow diadsorbsi oleh MgCl2.
10. Ketika ion K+ direaksikan dengan natrium kobaltrinitrat akan terbentuk endapan
kuning.
11. Ketika ion Pb2+ direaksikan dengan K2CrO4 akan terbentuk endapan kuning. ketika
direaksikan dengan H2SO4 + alkohol akan terbentuk endapan putih.
12. ketika ion Cr3+ direaksikan dengan AgNO3 akan terbentuk endapan merah.

4.2.4. Analisa Pereaksi Khusu Anion


1. Ketika ion Cl- direaksikan dengan HNO3 akan terbentuk endapan putih seperti dadih,
tidak larut dalam air dan asam encer.
2. Ketika ion I- direaksikan dengan AgNO3 akan terbentuk endapan kuning pucat seperti
dadih, larut dalam natrium tiosulfat.
3. Ketika ion NO3- direkasikan dengan H2SO4 + serbuk FeSO4 akan terbentuk larutan
biru muda, kemudian direaksikan dengan H2SO4 pekat akan terbentuk cincin coklat
karena terjadi pembentukan Fe(NO)2.
4. Ketika ion PO42- direaksikan dengan HNO3 + asam molibdat akan terbentuk endapan
kuning kristalin, larut dalam basa alkali.
5. Ketika ion CNS- direaksikan dengan FeCl3 akan terbentuk larutan berwarna merah
darah.
6. Ketika ion CH3COO- direaksikan dengan alkohol akan berbau pisang ambon karena
terbentuknya etil asetat.
7. Ketika ion SO42- direaksikan dengan BaCl akan terbentuk endapan putih BaSO4, tidak
larut dalam asam klorida encer panas tapi larut sebagian dalam asam klorida pekat
mendidih.
8. Ketika K4Fe(CN6)4- direaksikan dengan FeCl3 akan terbentuk endapan biru, dari
larutan asam atau netral. Ketika direaksikan dengan AgNO3 akan terbentuk endapan
putih.
9. Ketika Fe(CN)63- direaksikan dengan AgNO3 akan terbentuk endapan berwarna merah
jingga. Ketika direaksikan dengan KI akan terbentuk larutan biru.
BAB 5

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukkan dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan
atau menganalisa adanya kation dan anion dalam suatu senyawa secara kuualitatif dapat
dilakukan dengan menambahkan pereaksi. Analisa dilakukan berdasarkan ada atau tidaknya
endapan yang terjadi pada larutan. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan
dengan warna yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA

Day RA. Jr, A. U. (1992). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Harjadi, W. (1990). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia.

Keenan, W. K. (1999). Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Nurul, K. (t.thn.). Laporan Praktikum Kation Anion. Dipetik february 28, 2019, dari academia.edu:
https://www.academia.edu/9739659/Laporan_Praktikum_Kation_Anion

Puspitasari, G. (2014, december 13). Laporan Kimia Analisa. Dipetik march 1, 2019, dari
slideshare.net: https://www.slideshare.net/ghinnakuts/laporan-praktikum-kimia-analisis-
pemeriksaan-kation-anion-gina

Vogel. (1985). Analisis Anorganik Kualitatif makro dan semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai