Anda di halaman 1dari 8

Langkah Kerja

1. Zat warna golongan I


 Penggolongan ini didasarkan atas kelunturan zat warna tersebut dalam
larutan amonia atau asetat encer mendidih yang dilakukan menurut urutan
yang ditentukan

1.1 Zat Warna Direk


 Masukkan contoh uji ke dalam tabung reaksi
 Tambahkan 5 – 10mL air dan 1/2 - 1 ml amonia paket, didihkan
 Setelah zat warna luntur cukup banyak untuk mencelup kembali, contoh uji
dikeluarkan
 Masukkan sepotong kain kapas putih dan garam dapur sedikit, didihkan
selama 1 menit
 Dinginkan sampai suhu kamar, kainnya diambil lalu dicuci dan diamati
pewarnaan pada kain kapas putih tersebut

1.2 Zat Warna Asam


 Bila pada pengujian zat warna direk terjadi pelunturan, tetapi mencelup
dengan warna yang sangat muda maka dilakukan penetralan dengan asam
asetat
 Tambahkan 1 mL asetat 10% dan masukkan wol putih, didihkan selama 1/2
menit , kemudian cuci
 Amati, jika terjadi pewarnaan pada wol putih tersebut, ini menunjukkan uji
positif pada zat warna asam

1.3 Zat Warna Basa


 Bila pada pengujian warna direk tidak terjadi pelunturan atau luntur sedikit,
contoh uji dimasukkan pada tabung reaksi
 Tambahkan 1/2 mL asam asetat glasial, panaskan dan tambahkan 5 mL air
dan didihkan
 Kemudian contoh uji diambil dan masukkan serat acrilic yang dapat dicelup
dengan zat warna kationic, atau kapas yang telah dibeits dengan tanin lalu
didihkan
 Pencelupan kembali ditandai dengan menunjukkan adanya zat warna basa
 Tambahkan natrium hidroksida 10% dan eter pada larutan ekstraksi tersebut,
untuk uji penentuan zat warna basa
 Larutan dikocok supaya ektraksi zat warna basa terserap ke dalam lapisan
eter
 Setelah tercampur, diamkan sampai terjadi pemisahan lapisan.
 Tambahkan air supaya lapisan atas eter berada di dekat mulut tabung,
kemudian lapisan dipindahkan ke dalam tabung reaksi
 Tambahkan 2 – 3 tetes asam asetat 10% dan dikocok kembali, semua zat
warna basa akan meninggalkan lapisan eter dan warna asli akan terlihat
dalam lapisan asetat

2. Zat Warna Golongan II


 Dilakukan uji golongan I terlebih dahulu
 Masukkan contoh uji ke dalam tabung reaksi
 Tambahkan 5 ml air dan 1 – 2 ml larutan natrium hidroksida 10%, panaskan
hingga mendidih
 Tambahkan natrium hidrosulfit , didihkan kembali
 Warna akan berubah dengan jelas, kecuali indanthren biru yang luntur sekali
setelah penambahan natrium hidrosulfit

2.1 Zat Warna Belerang


 Masukkan contoh uji ke dalam tabung reaksi, tambah 2 – 3 mL air, sedikit
natrium karbonat dan natrium disulfida. Panaskan hingga mendidih selama 1
-2 menit
 Contoj uji diambil, lalu masukkan kapas putih dan garam dapur ke dalam
tabung reaksi, didihkan.
 Setelah didihkan, keluarkan kapas dalam tabung reaksi dan simpan di atas
kertas saring biarkan diudara supaya teroksidasi ( zat warna belerang akan
mencelup kembali kain kapas dalam warna yang sama denga warna contoh
uji, tetapi lebih muda)

2.1.1 Penentuan Zat Warna Belerang


 Didihkan contoh uji dalam 5 mL larutan natrium hidroksida 10%, cuci
bersih
 Masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan larutan pereduksi.
 Mulut tabung ditutup dengan kertas saring, teteskan larutan Pb asetat
alkali tepat dibagian tengah kertas saing
 Letakkan tabung reaksi dalam gelas piala yang berisi air mendidih
 Bila dalam waktu 1 menit tetesan Pb asetat pada kertas saring
berubah warna menjadi coklat tua atau hitam, maka menunjukan
pengujian positif zat warna belerang.
 Uji lebih lanjut pada zat warna belerang dapat dilakukan dengan
membasahi kain contoh uji menggunakan natrium hipoklorit 10%, zat
warna belerang oleh larutan tersebut akan hilang warnanya dalam
waktu 5 menit.

2.2 Zat Warna Bejana


 Masukkan contoh uji ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 mL air dan larutan
natrium hidroksida 10%
 Panaskan sampai mendidih, tambahkan sedikit natrium hidrosulfit dan
didihkan kembali
 Contoh uji diambil ke dalam larutan zat warna, masukkan kapas putih dan
garam dapur. Pemasan diteruskan hingga mendidih, lalu dinginkan
 Kapas dikeluarkan dan diletakkan di atas kertas saring supaya teroksidasi
oleh udara
 Bila kapas tersebut berwarna sama dengan contoh uji tetapi lebih muda,
maka ini menunjukan hasil positif zat warna bejana. Kesimpulan ini ini hanya
benar bila uji zat warna belerang memberikan hasil negatif

3. Zat Warna Golongan III


 Masukkan contoh uji ke dalam tabung tambahkan 5mL air, 1mL larutan
natrium hidroksida 10% dan sedikit natrium hidrosulfit. Didihkan selama 5
menit
 Amati perubahan yang terjadi, zat warn akan rusak dengan ditandai adanya
perubahan yang tetap dari warna asli menjadi putih, abu – abu, kuning dan
jingga.

3.1 Zat Warna Naftol dan Azo yang Tidak Larut


 Masukkan contoh uji ke dalam tabung reaksi yang diberi sedikit piridin,
didihkan
*Semua zat warna naftol akan larut dalam piridin.

3.1.1 Penentuan Zat Warna Naftol


 Masukkan contoh uji ke dalam tabung, tambahkan natrium
hidroksida 10% dan sedikit alkohol, didihkan
 Tambahkan air dan natrium hidrosulfit , didihkan kembali
 Setelah warna contoh uji tereduksi, larutan ekstraksinya didinginkan
dan disaring
 Pada larutan filtrat dimasukkan kain kapas putih dan garam dapur
sedikit, didihkan
 Kemudian dinginkan dan ambil kapasnya
 Hasil pencelupan kembali dengan warna kuning dan berfluoresensi
di bawah sinar UV, menunjukkan bahwa contoh uji dicelup dengan
zat waena naftol atau dengan zat warna azo tidak larut

4. Zat Warna Golongan IV


 Apabila pada semua uji zat warna menunjukkan hasil negatif, maka
kemungkinan contoh uji termasuk zat warna golongan 4

4.1 Zat Warna Pigmen


 Masukkan serat contoh uji ke dalam tabung, tetesi dengan larutan dimetil
formamida dalam air (1 : 1), didihkan
 Dinginkan, amati pewarnaan yang terjadi
 Masukkan contoh uji serat yang lain ke dalam tabung reaksi dan tambhkan
larutan dimetil formamida 100%, didihkan dan dinginkan amati perubahan
warna yang terjadi pada pelarutnya

*Tua mudanya perwarnaan pada pelarut merupakan cara untuk membedakan zat
warna pigmen dan zat warna reaktif

4.2 Zat Warna Reaktif


 Tidak ada cara khusus untuk mengidentifikasi zat warna reaktif, maka terlebih
dahulu perlu dilakukan pengujian yang menunjukkan ada atau tidaknya zat
warna yang luntur dalam air. Untuk pengujian terhadap beberapa jenis zat
warna pigmen dan reaktif hasilnya menunjukkan reaksi yang sama, tetapi
untuk identifikasiya dapat digabungkan dengan mengetahui jenis gugus
reaktifnya.

Anda mungkin juga menyukai