Anda di halaman 1dari 17

PEMISAHAN GOLONGAN KATION dan ANION

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA

diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti UTS Mata Kuliah Praktikum Kimia
Analisa

dari dosen pengampuh Octianne D., M.T.

oleh

ANITA PRAHASTI

NPM 18020016

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK STT TEKSTIL BANDUNG

2019
I. Judul
1. Pemisahan golongan I
2. Pemisahan golongan III
3. Pemisahan golongan V

II. Maksud
1. Dapat memisahkan dan menganalisa kation – anion yang terkandung
dalam suatu larutan contoh uji

III. Tujuan
1. Menentukan dan menganalisa keberadaan kation – anion golongan I
dalam suatu larutan contoh uji.
2. Menentukan dan menganalisa keberadaan kation – anion golongan III
dalam suatu larutan contoh uji.
3. Menentukan dan menganalisa keberadaan kation – anion golongan V
dalam suatu larutan contoh uji.
BAB I

Landasan Teori

Kimia analisa adalah studi identifikasi, pemisahan, kuantifikasi komponen kimia


dalam bahan alami maupun buatan. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-
zat, yaitu membahas tentang unsur atau senyawa apa saja yang terdapat dalam
suatu sampel. Analisis kuantitatif membahas tentang penetapan banyak suatu zat
tertentu yang ada dalam sutau sampel.

Untuk menganalisa kation dan anion dilakukan analisis kualitatif, metode dalam
melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional yaitu memakai
cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan pertama-
tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat.
Pengelompokan dilakukan dalam bentuk pengendapan di mana penambahan
pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Dalam metode
analisis kualitatif ini, kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui
jenis anion atau kation (Wiro, 2009).

Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti
prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam
bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok.
Ion-ion logam pada golongan-golongan diendapakan satu persatu, endapan
dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau diputar dengan sentrifuge,
endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau dari filtrat dan tiap-
tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan. Kation-kation diklasifikasikan
dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia
(Cokrosarjiwanto,1977).

1. Analisa Kation

Untuk analisis kualitatif sistematik kation diklasifikasikan dalam 5 golongan


berdasarkan sifat – sifat kation itu terhadap beberapa reagen. Reagen golongan
yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah Hcl, H 2S,
(NH4)2SO4, (NH4)2CO3. Klasifikasi ini didasarkan apakah suatu kation bereaksi
dengan reagen ini akan membentuk endapan atau tidak.

Kelima golongan kation dan ciri – ciri khas golongan – golongan ini adalah :

1. Golongan I, kation golongan ini akan membentuk endapan dengan asam


klorida encer. Ion – ion golongan ini adalah timbal, merkurium(I), dan
perak.
2. Golongan II, kation golongn ini bereaksi dengan asam klorida tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Ion – ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut,
kadmium, arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), dan
timah (III)(IV). Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan IIa
dan keenam yang terakhir merupakan sub-golongan IIb. Sementara sulfida
dari kation golongan Iia tak dapat larut dalam amonium polisulfida, sulfida
dari kation glongan IIb justru dapat larut.
3. Golongan III, kation golongan ini tak dapat bereaksi dengan asam klorida
encer ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Namun kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dengan
suasana netral atau amoniakal. Kation – kation golongan ini adalah
kobalt(II), nikel(II), besi(II) (III), kromium(III), alumunium, zink, dan
mangan(II).
4. Golongan IV, kation golongan ini tak bereaksi dengan reagen golongan I,
II, III. Kation – kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat
dengan adanya amonium klorida. Dalam suasana netral atau sedikit asam
kation – kation golongan ini adlah kalsium, stronium, dan barium.
5. Golongan V, kation – kation yang umum yang tida bereaksi dengan
reagen – reagen golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang,
terahir yang meliputi magnesium, natrium, kalium, litium, amonium, dan
hidrogen (G.Shevla, 1985).

Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa


kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna
yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau
pun sentrifuge. Endapan tersebut terjadi jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan
zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi
molar dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti
tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain, dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan
dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif,
karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer.
Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada
beberapa endapan, seperti kalsium sulfat berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan
karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya,
pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan
ketiganya sebagai garam klorida kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I)
dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb
sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya tidak. Kelarutan
bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada dalam campuran
larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing.
Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih
dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi
yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa
memberikan efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi
karena adanya pembentukan kompleks yang dapat larut denga ion sekutu tersebut
(Masterton,1990).

2. Analisa Anion

Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan
jumlah elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu
elektron untuk mendapat ion klorida (Cl-).  Natrium klorida (NaCl) yang dikenal
sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik compound) karena dibentuk
dari kation dan anion.  Atom dapat kehilangan atau memperoleh lebih dari satu
elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau memperoleh
lebih dari satu elektron adalah Mg2+, Fe3+, S2-, dan N3-, Na+ dan Cl- Ion-ion ini
disebut ion monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu atom.

Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relatif
lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam
larutan sedikit (dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan
sebagai berikut :
1. Golongan sulfat: SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO33- -, Cr2O42-,
AsO43-,AsO33-. Anion-anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana
basa.
2. Golongan halida : Cl-, Br-, I, S2-
Anion golongan ini mengendap dengan Ag+  dalam larutan asam (HNO3).
3. Golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2-.
Semua garam dari golongan ini larut. NO3-, NO2-, CH3OO- .
Menurut G.  Svehla (1985), Proses reaksi anion dapat dibagi kedalan dua
bagian yaitu:

1.      Kelas A
1. Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer:
Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfide, nitrit,
hipoklorit, sianida, dan sianat.
2. Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat.

2. Kelas B
1. Reaksi pengendapan: sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit,
arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat,
benzoate, dan suksinat.
2. Oksidasi dan reduksi dalam larutan.
BAB III
Metoda Praktikum
3.1. Alat
1. Tabung reaksi
2. Tabung sentrifuge
3. Pipet tetes
4. Rak tabung reaksi
5. Penjepit tabung reaksi
6. Pemanas
7. Gelas kimia
8. Sentrifuge

3.2. Bahan
1. Larutan contoh uji
2. Larutan HCl
3. Larutan NH3
4. Larutan HNO3
5. Larutan K2Cr2O4
6. Larutan NH4NO3
7. Larutan NaOH
8. Larutan CH3COOH
9. Larutan H2SO4
10. Larutan KCNS
11. Larutan K4Fe(CN)6
12. Larutan AgNO3
13. Larutan BaCl2
14. Larutan NH4OH
15. (NH2)2CO3
16. Larutan NH4Cl
17. Larutan K2CrO4
18. Larutan (NH4)2CO3
19. Larutan (NH4)2CrO4
20. Larutan Na.Rodizonat
21. Kertas lakmus
22. Kertas saring
3.3. Langkah Kerja dan Hasil Pemisahan Golongan (Kation)
3.3.1. Pemisahan Golongan I

Larutan contoh + HCl 6N

- AgCl, PbCl, HgCl → ↓ putih, terjadi endapan


sempurna
- Cuci endapan 2x dengan 1 mL H 2O + 2 tetes HCl
2N
- Endapan + 1-2 tetes mL air panas (Pb larut)
- sentrifuge

Saringan PbCl2 - Endapan + 1 mL NH4OH 2N


Test Pb - Homogenkan
- + K2CrO4 → ↓ kuning(+) - Sentrifuge
- + Alkohol 96% + H2SO4 → ↓ putih (+)

Endapan Hg2+ (↓ hitam)


Test Hg2+ Saringan Ag(NH3)2Cl
- + 1 mL aquaregia → 10 tetes H2O + HNO3 2N Test Ag
Sentrifuge - + HNO3 → ↓ putih(+)
Larutan jernih test Hg2+ - + KI / KBr → ↓ putih / kuning(+)
- Teteskan pada logam Cu → noda abu - abu (+)
- + 2 tetes SnCl 2 5% → ↓ putih(+)
- + NH4OH → ↓ putih(+)
3.3.2. Pemisahan Golongan III

Larutan sampel + NH2NO3 4N + NH4OH 6N

Sentrifuge

Endapan sempurna(+)
- Cuci 3x dengan air + 2 tetes NH4NO3 4N
- + 1 mL NaOH + 1/2 mL H2O2 ↑ → sampai H2O2
habis
- sentrifuge

Endapan Fe(OH)3, Mn(OH)2 Saringan (NaNO3 dan Na2CrO4)


- Cuci dengan air + 3 tetes NH4NO3 4N
- + CH3COOH 5% sampai netral
- Larutkan dengan HCl pekat
(terjadi ↓ selai) (+)
Test Fe
- Uji lakmus
- + KCNS 5 tts → Merah (+)
- +K4 Fe(CN)6 5 tts → ↓ biru terumbull (+) - Sentrifuge
Test Mn
- + H2SO4 4N + KIO ↑ → violet(-)

Endapan cuci dengan air


Saringan Na2CrO4
- Larutkan dengan HCl 4N
Test Cr
Test Al
- + AgNO3 → ↓ merah(-)
- + NH4OH → ↓ putih(+)
- + BaCl2//PbCl2 5% → ↓ kuning(-)
- + CH3COOH 5% + alumunium → ↓ merah
terang(+)
3.3.3. Pemisahan Golongan V
Larutan sampel + NH4OH 6N + NH4Cl + (NH4)2CO3

Sentrifuge, test endapan sempurna (putih)


(+)
- Endapan cuci 3x dngan H2O
- Larutkan dengan CH3COOH 5% panas +
CH3COONH4 + K2CrO4↑→ ↓ kuning (+)
- Sentrifuge

Saringan CaCrO4 dan SrCrO4


Endapan Ba2CrO4
Larutkan dalam HCl panas → larutan sindur
- + NH4OH 6N (sampai warna kuning)
Test Ba - + Alkohol 96%
- + 5 tts H2SO4 → ↓ putih (+) - Biarkan 20 menit
- CH3COOH + 6tts CH3COONH4 + K2Cr2O4 → ↓ kuning(+) - Sentrifuge

Saringan Ca(CH3COO)2
Endapan SrCrO4
Test Ca
Test Cr
Saringan didihkan
- + 5 tts (NH4)2CO3 ↑→ kuning sindur(+)
- + (NH4)2CO3 → ↓ putih (-)
- + Na. Rodizonat → ↓ merah coklat (+)
- + (NH4)2C2O4 → ↓ putih (-)

3.4. Langkah Kerja dan Hasil Pemisahan Golongan (Anion


Larutan contoh + KNO2CO3 serbuk lalu dipanaskan terlebih dahulu sebelum
disentrifuge. Kemudian filtrat dibagi menjadi empat bagian. Uji terhadap:

1. Uji SO42

Filtrat + HCl 4N +BaCl2 →↓Putih+HCl 6N

Jika endapan tidak larut maka SO42- dikatakan +

Jika endapan larut maka SO42 dikatakan –

2. Uji Cl-
Filtrat + HNO3 + AgNO3 →↓Putih+NH4OH 6N

- Jika endapan tidak larut maka Cl- dikatakan –

- Jika endapan larut maka Cl- dikatakan +

3. Uji NO3-

Filtrat + H2SO4 6N + FeSO4 padat + H2SO4 pekat → terbentuk cincin coklat

- Jika terdapat cincin coklat maka NO3- dikatakan +

- Jika tidak terdapat cincin coklat maka NO3- dikatakan –

4. CH3COOH

Filtrat + Alkohol ↑→ Bau ester pisang

- Jika tercium aroma ester pisang maka CH3COOH dikatakan +

- Jika tidak tercium ester pisang maka CH3COOH dikatakan -


BAB IV
Hasil dan Pembahasan

4.1. Hasil
4.1.1. Kation
4.1.1.1. Golongan 1
1. Test Pb - Saringan PbCl2
 + K2CrO4 → ↓ kuning(+)
 + Alkohol 96% + H2SO4 → ↓ putih (+)

2. Test Hg2+ ( ↓ Hitam)


 + 1 mL aquaregia → 10 tetes H2O + HNO3 2N
 Teteskan pada logam Cu → noda abu - abu (+)
 + 2 tetes SnCl 2 5% → ↓ putih(+)
 + NH4OH → ↓ putih(+)

3. Saringan Ag(NH3)2Cl
Test Ag
 + HNO3 → ↓ putih(+)
 + KI / KBr → ↓ putih / kuning(+)

4.1.1.2. Golongan III


1. Test Fe
 + KCNS 5 tts → Merah (+)
 +K4 Fe(CN)6 5 tts → ↓ biru terumbull (+)
Test Mn
 + H2SO4 4N + KIO ↑ → violet(-)

2. Saringan (NaNO3 dan Na2CrO4)


 + CH3COOH 5% sampai netral (terjadi ↓ selai) (+)
3. Test Al
 + NH4OH → ↓ putih(+)
 + CH3COOH 5% + alumunium → ↓ merah terang(+)
4. Test Cr
 + AgNO3 → ↓ merah(-)
 + BaCl2//PbCl2 5% → ↓ kuning(-)

4.1.1.3. Golongan V
1. Test Ba
 + 5 tts H2SO4 → ↓ putih (+)
 +CH3COOH + 6tts CH3COONH4 + K2Cr2O4 → ↓ kuning(+)
2. Test Cr
 + 5 tts (NH4)2CO3 ↑→ kuning sindur(+)
 + Na. Rodizonat → ↓ merah coklat (+)
3. Test Ca
+ (NH4)2CO3 → ↓ putih (-)
+ (NH4)2C2O4 → ↓ putih (-)

4.1.2. Anion
4.1.2.1. Golongan III dan V
1. Uji SO42
Filtrat + HCl 4N +BaCl2 →↓Putih+HCl 6N
Endapan tidak larut (+)
2. Uji Cl-
Filtrat + HNO3 + AgNO3 →↓Putih+NH4OH 6N
Endapan larut (+)
3. Uji NO3-
Filtrat + H2SO4 6N + FeSO4 padat + H2SO4 pekat → terbentuk cincin
coklat (-)
4. CH3COO-
Filtrat + Alkohol ↑→ Bau ester pisang
tercium aroma ester pisang (+)
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pemisahan Golongan kation

Setelah melalukan pratikum, parktikan dapat menganalisis dan memisahkan


kation – anion dalam suatu larutan contoh uji berdasarkan golongan. Kation
diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat – sifat kation tersebut
terhadap beberapa pereaksi, pereaksi golongan yang paling umum dipakai adalah
asam klorida, amonium karbonat, asam sulfat. Klasifikasi kation didasarkan atas
perbedaan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Penambahan
pereaksi golongan akan mengendapkan ion – ion dalam golongan tersebut.

1. Golongan I

Dalam golongan I terdapat kation Ag+, Hg+, dan Pb2+. Kation tersebut akan
membentuk endapan putih jika ditambahkan pereaksi HCl encer, endapan yang
terbentuk tersebut adalah AgCl, HgCl2, PbCl2.

2. Golongan III

Dalam golongan III terdapat kation Al2+, Cr, Fe, dan Mn, kation tersebut akan
membentuk sulfida yang lebih encer dibandingkan kation golongan II. Kation
golongan ini tak dapat bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk
endapan dengan amonium sulfida dengan suasana netral atau amoniakal.

3. Golongan V

Golongan V terdapat Ba2+, Ca2+, Sr2+, golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia
– reagensia golongan sebelumnya.

4.3. Pemisahan Golongan Anion


Pengujian anion dilakukan setelah uji kation, Pada umumnya anion-anion dapat
digolongkan sebagai berikut :
1. Golongan sulfat: SO42-, SO32-,PO43-,Cr2O42-,BO33- -,Cr2O42-,AsO43-,AsO33-.
Anion-anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa. Saat
praktikum dilakukan pengujian terhadap SO42- dengan menambahkan HCl
4N + BaCl2 → ↓ putih
2. Golongan halida : Cl-, Br-, I, S2-
Anion golongan ini mengendap dengan Ag+  dalam larutan asam (HNO3).
Saat pratikum dilakukan pengujian terhadap Cl- dengam menambahkan
HNO3 + AgNO3 → ↓ putih
3. Golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2-.
Semua garam dari golongan ini larut. NO3-, NO2-, CH3OO- . Saat
praktikum dilakukan pengujian terhadap NO3- direaksikan dengan H2SO4
4N + serbuk FeSO4 akan terjadi larutan berwarna hijau kebiru – biruan
dikarekan sebruk FeSO4 berwarna biru muda, ketika ditambahkan H2SO4
beberapa tetes melalu dinding akan terbentuk cicin coklat dan kenaikkan
suhu.
BAB V
Kesimpulan
1. Golongan I terdapat kation Ag+, Hg+, dan Pb2+, akan terbentuk endapan
jika direaksikan dengan HCl
2. Golongan III terdapat kation Al2+, Cr, Fe, dan Mn, akan terbentuk
endapan jika direkasikan dengan amonium sulfida dalam suasana
netral atau amoniakal.
3. Golongan V golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia – reagensia
golongan sebelumnya.
4. Anion golongan sulfat akan terjadi endapat jika direaksikan dengan
Ba2+.
5. Anion Golongan halida akan terjadi endapan jika reaksikan dengan
Ag+  dalam larutan asam (HNO3).
6. Anion Golongan nitrat semua garam dari golongan ini larut.
DAFTAR PUSTAKA

Day RA. Jr, A. U. (1992). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Harjadi, W. (1990). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia.

Keenan, W. K. (1999). Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Nurul, K. (t.thn.). Laporan Praktikum Kation Anion. Dipetik february 28, 2019, dari
academia.edu:
https://www.academia.edu/9739659/Laporan_Praktikum_Kation_Anion

Puspitasari, G. (2014, december 13). Laporan Kimia Analisa. Dipetik march 1, 2019, dari
slideshare.net: https://www.slideshare.net/ghinnakuts/laporan-praktikum-
kimia-analisis-pemeriksaan-kation-anion-gina

Vogel. (1985). Analisis Anorganik Kualitatif makro dan semimikro. Jakarta: PT. Kalman
Media Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai