oleh
2K1
NPM 18020016
2020
I. Maksud dan Tujuan
Mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH pada hasil proses pencapan kapas
menggunakan zat warna naftol dengan metoda padding naftol dan pencapan garam
diazonium
BAB I
Teori Dasar
1.1 Pencapan
Pencapan adalah suatu proses untuk mewarnai bahan tekstil dengan
melekatkan zat warna pada kain secara tidak merata sesuai dengan motif yang
diinginkan. Motif yang akan diperoleh pada kain cap nantinya harusnya dibuat dulu
gambar pada kertas. Kemudian dari gambar ini masing-masing warna dalam
komponen gambar yang akan dijadikan motif dipisahkan dalam kertas film. Dari
kertas film inilah motif dipindahkan ke screen, dimana dalam screen ini bagian-
bagian yang tidak ada gambarnya akan tertutup oleh zat peka cahaya sedangkan
untuk bagian-bagian yang merupakan gambar akan berlubang dan dapat
meneruskan pasta cap ke bahan yang akan dicap.
Pencapan dengan zat warna pigmen banyak dilakukan karena mempunyai
beberapa keuntungan antara lain pembuatan pasta capnya sederhana, tidak perlu
pengerjaan iring setelah pencapan, zat warna dapat dicapkan bersama-sama
dengan zat warna lain tanpa mengubah warna yang lainnya. Namun terdapat pula
kekurangnnya, antara lain hasil pencapan tidak tahan gosok dan kaku. Pasta cap
terdiri dari zat warna pigmen, binder, pengental dan katalis. Zat pengikat pada
umumnya merupakan zat yang larut/terdispersi dalam air dan pada suhu tinggi akan
berpolimer. Pengental yang digunakan dalam pencapan ini menggunakan pengental
emulsi, pengental emulsi adalah dispersi dari zat cair didalam zat cair lai dan tidak
saling melarutkan. Pencapan menggunakan pengental emulsi menghasilkan
pegangan yang lemas. sedangkan katalisnya adalah senyawa yang pada
pemanasan tinggi dapat memberikan reaksi asam.
Serat kapas merupakan salah satu serat yang berasal dari tanaman dengan
kandungan utama selulosa. Tanaman ini tumbuh dengan baik didaerah lembab dan
banyak disinari oleh matahari. Sifat dan kualitas kapas tergantung pada tempat
tumbuh dan berkembang. Walaupun saat ini telah banyak serat regenerasi selulosa
maupun serat buatan yang memiliki sifat mirip dengan selulosa telah banyak
diproduksi, kapas tetap memegang peranan penting dalam perindustrian tekstil ±
51%.
HO HO
NaOH H2O
Cl Cl
OH ONa
4. Pembangkitan
HO
O2N N+ NCl-
Cl
ONa
- Rakel - Mixer
- Screen - Pengering
- Kain lap - Setrika
- Pengaduk - Nampan
- Gelas plastik - Penangan air
- Gelas piala - Panci kukus (steam)
- Gelas ukur - Kertas pembungkus
- Timbangan analitik - Staples
2.1.2 Bahan
Padding naftol
Pengeringan
Pencucian
Pengeringan
Setrika
Evaluasi
Metode pencapan pada praktikum ini adalah pad naftol dan cap garam
diazonium. Jenis zat warna naftol yang digunakan pada praktikum ini adalah
poligenetik yakni naftol AS-BO sehingga dapat memberikan berbagai macam corak
warna tergantung garam diazonium yang digunakan. Setelah zat warna naftol
dilarutkan, kain dipadding lalu dikeringkan pada suhu 80°C untuk menguapkan air
yang terdapat pada kain. Selanjutnya dilakukan pencapan garam diazonium untuk
membangkitkan warnanya.
Setelah dibangkitkan, zat warna naftol menjadi tidak larut kembali sehingga
ketahan luntur warnanya terhadap pencucian baik. Garam diazonium ini tidak dapat
berikatan langsung dengan serat namun bereaksi dengan naftol
Semakin tinggi konsentrasi NaOH yang digunakan maka kelarutan zat warna
naftol semakin baik. Pada hasil ketahanan gosok basah dan kering menunjukkan,
kain yang dipadding dengan zat warna naftol yang dilarutkan menggunakan NaOH
60 g/L memiliki hasil yang paling baik. Ketahanan luntur warna terhadap gosokan ini
bergantung terhadap posisi zat warna didalam serat. Maka dari itu, semakin tinggi
konsentrasi NaOH maka kelarutan zat warna semakin baik sehingga naftol terlarut
sempurna menjadi naftolat dan memberikan afinitas yang semakin baik pula
terhadap selulosa. Selain itu, semakin baik kelarutan naftolat maka semakin banyak
pula garam diazonium yang dapat berikatan. Namun, hal ini berbanding terbalik
dengan ketuaan warna yang dihasilkan. Karena posisi zat warna yang semakin
kedalam, maka ketuaan warnanya menurun sebab zat warna lebih banyak terserap
kedalam bahan. Hasil ketuaan warna paling baik terdapat pada kain yang dipadding
dengan zat warna naftol menggunakan NaOH 0 g/L. Namun ketahanan luntur warna
terhadap gosokan basah maupun kering paling jelek. Hal ini diakibatkan zat warna
naftol yang tidak larut menyebabkan molekul zat warna beagregasi dan cenderung
berorientasi dipermukaan serat.
BAB IV
Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi praktikum pencapan kapas dengan zat warna naftol,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Semakin tinggi konsentrasi NaOH maka semakin baik pula kelarutan naftol
2. Ketuaan warna pencapan paling baik terdapat pada kain yang dipadding
dengan naftolat yang dilarutkan tanpa menggunakan NaOH
3. Ketahanan luntur warna terhadap gosokan basah dan kering kain pencapan
paling baik terdapat pada kain yang dipadding dengan naftolat yang dilarutkan
menggunakan NaOH 60 g/L
DAFTAR PUSTAKA
Suprapto, Agus., dkk. 2006. Bahan Ajar Teknologi Pencapan 1. Bandung : Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil.
Lubis, Arifin., dkk. 1998. Teknologi Pencapan Tekstil. Bandung : Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil.
Djufri, Rasjid., dkk. 1973. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan Dan Pencapan.
Bandung : Institute Teknologi Tekstil.