GRUP : 2K3
KELOMPOK 3
Serat selulosa merupaka serat yang bersifat hidrofil yang strukturnya berupa polimer
selulosa, dengan derajat polimerisasi yang bervariasi. Makin rendah DP maka daya serap serat
makin besar contoh : (MR) rayon 11-13% dan kapas 7-8%
Gugus hidroksil primer pada selulosa merupakan gugus fungsi yang berperan untuk
mengadakan ikatan dengan zat warna direk berupa ikatan hidrogen. Serat selulosa umumnya lebih
tahan alkali tapi kurang tahan asam, sehingga pengerjaan proses persiapan penyempurnaan dan
pencelupannya lazim dilakukan dalam suasana netral atau alkali. Bahan yang akan dicelup
biasanya sudah melalui proses pre-treatment.
Zat warna Bejana merupakan salah satu zat warna yang telah lama dipergunakan orang untuk
mewarnai serat-serat tekstil.Semua zat warna bejana tidak larut dalam air dan tak mungkin
digunakan untuk mencelup apabila tidak dirubah dahulu struktur molekulnya. Dengan pertolongan
suatu reduktor senyawa tersebut dibejanakan menjadi bentuk leuko yakni bentuk zat warna bejana
yang tereduksi yang akan larut dalam larutan alkali. Senyawa leuko tersebut mempunyai
substantivitas terhadap selulosa sehingga dapat mencelupnya.
1. Larut.
2. Spesifikasinya untuk warna – warna muda.
3. Cara pakainya berbeda, yaitu harus dihidrolisa dalam suasana asam kemudian
dibangkitkan warnanya.
O H
Reduksi
Na2S2O4 + NaOH + H2O
Hn
O OH
NaOH
ONa
ONa
Dengan menggunakan perantara suatu oksidator atau dengan oksigen dari udara, bentuk
leuko yang tercelup dalam serat tersebut akan teroksidasi kembali kebentuk semula yakni
pigmen zat warna bejana. Senyawa-senyawa leuko mempunyai warna-warna yang lebih muda
dan berbeda dengan warna pigmen aslinya.
Pada dasarnya pencelupan dengan zat warna bejana terdiri dari 4 tahap yaitu :
1. Pembejanaan, yaitu pembuatan larutan bejana atau pereduksian zat warna bejana
menjadi bentuk leuko.
2. Pencelupan atau penyerapan leuko ke dalam serat.
3. Oksidasi, yaitu perubahan kembali senyawa leuko menjadi senyawa asal. Sehingga
leuko yang sudah terserap tidak akan larut dan tidak akan keluar karena ukuran
molekulnya lebih besar daripada serat.
4. Pencucian, Hasil celupan yang telah dioksidasi dicuci dengan sabun panas sampai
bersihuntuk menghilangkan zat warna yang tidak terfiksasi dan selanjutnya dibilas
sampai bersih.
Zat warna bejana menurut struktur kimianya dibagi menjadi dua golongan :
a. Golongan indigoida yang umumnya merupakan derivat dari indigotin atau tioindigo.
Nama dagang untuk golongan ini adalah Indigosol.
OSO3Na
H
C N
C C
N C
H
OSO3Na
Indigosol
OSO3Na
OSO3Na
Antrasol
Senyawa leuko zat warna bejana golongan indigoida berwarna kuning muda dan
larut dalam alkali lemah, sedangkan dari golongan antrakwinon berwarna lain yang lebih
tua dan hanya larut dalam larutan alkali kuat.
4. Golongan Colloisol
Pada golongan ini bentuk zat warnanya pasta dan biasa dipakai untuk keperluan
printing.
1. IK Agak 30-45
Sedikit Sedikit Kamar Kecil Sedang Baik
banyak menit
2. IW 45 40-50
Sedang Sedang Sedang o
Kecil Sedang Baik
menit C
Pada umumnya zat warna bejana mempunyai katahanan yang baik terhadap sinar , larutan
Natrium Hidroksida yang mendidih dan terhadap larutan Hipokhlorit. Beberapa zat warna bejana
terutama yang berwarna kuning dan jingga mempunyai sifat mempercepat proses oksidasi karena
pengaruh sinar.
Mekanisme kerusakan serat oleh zat warna bejana belum diketahui dengan pasti, meskipun
menurut percobaan telah diketahui bahwa akan terbentuk Hidrogen Peroksida dalam reaksi
tersebut.
Mungkin pengaruh sinar menguraikan molekul air menjadi molekul oksigen dan hidrogen
peroksida, menurut reaksi sebagai berikut:
2 H2O O2 + 4 H
2 H2O H2O2 + 2 H
Unsur hidrogen yang lepas akan mereduksi zat warna bejana sehingga akan memperlancar
penguraian berikutnya. Senyawa hidrogen peroksida dan oksigen yang terjadi akan merusak serat
sedangkan senyawa leukonya dioksidasi kembali oleh udara. Maka proses yang terjadi seolah-olah
merupakan suatu lingkaran yang tak putus-putus.
Proses Pencelupan :
(Z.W tidak larut) (asam leuko) (garam leuko yang larut dalam air)
1) Pencelupan
Leuko dituangkan kedalam larutan celup yang sesuai Liquor rationya dan diberi NaOH dan
nattrium hidrosulfit lalu bahan dimasukan pada temperatur dan waktu yang sesuai jenisnya.
Setelah pencelupan agar zat warna yang telah masuk kedalam bahan tidak bermigrasi maka
dilakukan pengoksidasian yaitu dengan menambahkan H2O2.
Setelah itu bahan tersebut dicuci dengan sabun untuk menghilangkan sisazat warna yang
menempel pada permukaan bahan.
H+
D C O S O3Na H 2O D C OH + NaHSO4
H2 SO 4
2 HNO 2 H 2O + 2 NO + O n
D C OH + On D C O + H2 O
2) Proses Oksidasi
Semua senyawa leuko pada prinsipnya akan teroksidasi oleh udara, tetapi reaksi tersebut akan
sempurna dalam waktu 30-45 menit. Maka apabila bahan tekstil dalam keadaan terbuka proses
tersebut tidak akan menemui kesukaran.
Tetapi sebaliknya bila bahan dalam keadaan yang rapat misalnya pada kain-kain yang
digulung, maka penetrasi udara ke bagian dalam akan sukar dicapai. Dalam hal ini diperlukan
suatu oksidator untuk membantunya.
Pencelupan dengan zat warna bejana harus selalu diakhiri dengan proses pencucian dengan
sabun yang mendidih, untuk menghilangkan pigmen-pigmen yang mengendap pada permukaan
bahan. Tetapi pencucian dengan sabun ini akan mempengaruhi pula warna celupan, karena
pigmen-pigmen zat warna akan berkelompok membentuk suatu kristal. Tahan sinar bentuk kristal
lebih baik daripada bentuk pigmen sebelumnya.
Kristal-kristal tersebut terletak terarah sehingga akan memberikan kilap yang yang lebih baik
pula. Pembentukan kristal dipercepat dengan pendidihan dengan larutan sabun.
BAB III
PERCOBAAN
3.3 Perhitungan
3.3.1 Berat bahan (gram)
Gunting 0 = 3,70 gram
Gunting 1 = 3,72 gram
Gunting 2 = 3,69 gram
Gunting 3 = 3,76 gram
Kain gunting 1 :
2 100
a) Zw Bejana : 1000 × 3,72 × 1
= 7,44 mL
b) Volt : 3,72 × 20 = 74,4 mL
1
c) Pembasah : 1000 × 74,4 = 0,074 mL
2
d) Na2S2O4 : 1000 × 74,4 = 0,148 gram
3
e) Na2CO3 : 1000 × 74,4 = 0,2232 gram
30
f) NaCl : 1000 × 74,4 = 2,232 gram
4
g) NaOH : 1000 × 74,4 = 0,2976 mL
h) Air : 74,4 mL – (7,44 mL + 0,074 mL) = 66,588 mL
Kain gunting 2 :
2 100
a) Zw Bejana : 1000 × 3,69 × 1
= 7,38 mL
b) Volt : 3,69 × 20 = 73,8 mL
1
c) Pembasah : 1000 × 73,8 = 0,0738 mL
2
d) Na2S2O4 : 1000 × 73,8 = 0,1476 gram
3
e) Na2CO3 : 1000 × 73,8 = 0,2214 gram
30
f) NaCl : 1000 × 73,8 = 2,214 gram
4
g) NaOH : 1000 × 73,8 = 0,2952 gram
h) Air : 73,8 mL – (7,38 mL + 0,0738 mL) = 66,051 mL
Kain gunting 3 :
2 100
a) Zw Bejana : 1000 × 3,76 × 1
= 7,52 mL
b) Volt : 3,76 × 20 = 75,2 mL
1
c) Pembasah : 1000 × 75,2 = 0,0752 mL
2
d) Na2S2O4 : 1000 × 75,2 = 0,1504 gram
3
e) Na2CO3 : 1000 × 75,2 = 0,2256 gram
30
f) NaCl : 1000 × 75,2 = 2,256 gram
4
g) NaOH : 1000 × 75,2 = 0,3008 gram
h) Air : 75,2 mL – (7,52 mL + 0,0752 mL) = 67,304 mL
Kain gunting 1 :
a) Vlot : 3,72 x 20 = 74,4 mL
1
b) Sabun : 1000 × 74,4 = 0,074 gram
2
c) Na2CO3 : 1000 × 74,4= 0,148 gram
d) Air : 66,588 mL
Kain gunting 2 :
a) Vlot : 3,69 x 20 = 73,8 mL
1
b) Sabun : 1000 × 73,8 = 0,0738 gram
2
c) Na2CO3 : 1000 × 73,8= 0,1476 gram
d) Air : 66,051 mL
Kain gunting 2 :
e) Vlot : 3,69 x 20 = 73,8 mL
1
f) Sabun : 1000 × 73,8 = 0,0738 gram
2
g) Na2CO3 : 1000 × 73,8= 0,1476 gram
h) Air : 66,051 mL
Kain gunting 3 :
i) Vlot : 3,76 x 20 = 75,2 mL
1
j) Sabun : 1000 × 75,2 = 0,0752 gram
2
k) Na2CO3 : 1000 × 75,2 = 0,1476 gram
l) Air : 67,304 mL
Fungsi Zat :
Zat warna bejana : untuk mewarnai kain yang akan dicelup setelah zat warna bejana dibuat
dalam bentuk leuko yang kemudian dioksidasi didalam serat.
NaOH : untuk melarutkan leuco zat warna bejana (membuat asam leuco yang tidak larut
menjadi garam leuco yang larut).
Na2S2O4 : untuk reduktor yang akan mengubah zat warna bejana yang tidak larut dalam air,
menjadi senyawa leuko yang larut dalam air, dan mempunyai afinitas terhadap serat
selulosa.
Zat Pendispersi nonionic : Untuk mendispersikan zat warna bejana yang belum berubah
jadi leuco.
H2O2 : untuk oksidator yang akan mengoksidasi senyawa leuko menjadi zat warna bejana
/ larutan asal.
Na2CO3 : untuk mendapatkan suasana alkali.
Zat Pembasah : untuk meratakan dan mempercepat proses pembasahan agar zat penghilang
kanji mudah masuk kedalam serat dan menurunkan tegangan permukaan.
NaCl / Elektrolit : untuk menambah / memperbesar penyerapan zat warna.Mengurangi
kelarutan zat warna.
Sabun / Teepol : untuk membantu menghilangkan zat warna yang hanya menempel pada
permukaan serat.
Pencelupan
Oksisdasi
Pencucian
Evaluasi
3.5 Skema proses
Cara standar
bahan
leucoZw
bejana
Pembasah
70-90oC
NaOH
NaCl
Na2S2O4
40oC
-
30oC
30’
10’ 30’ 30’
Zw bejana NaOH
NaCl 60oC
Pembasah
30oC
Na2S2O4
bahan NaOH
Zw bejana l 70-90oC
Pembasah NaCl
60oC
30oC
3.6 Evaluasi
Rangking Rangking
Variasi Hasil Celup Ketuaan Kerataan
Warna Warna
Metoda Standar, 3,3,3,3 2,3,2,2
Oksidasi Iring
BAB IV
PEMBAHASAN
Zat warna bejana merupakan zat warna yang tidak larut dalam air, untuk itu praktikan
membuat zat warna untuk larut dalam air, engan cara membuat leuko terlebih dahulu sehingga
larut sementara dalam alkali dan reduktor kuat.
Kerataan warna
Kerataan warna pada metoda standar didapatkan hasil pencelupan yang sedikit kurang rata
karena pada perpindahan zat warna ke dalam bahan lebih cepat. Hal ini menyebabkan timbulnya
belang pada hasil pencelupan. Pada metode semi pigmentasi dan full pigmentasi didapatkan hasil
celup yang cukup rata dibandingkan metode standar. Hal ini disebabkan dalam kedua metode ini
proses pencelupan dilakukan secara bertahap. Sehingga proses dilakukan secara bertahap, secara
proses pencelupan berlangsung secara perlahan. Proses pencelupan dengan metoda semi
pigmentasi dan full pigmentasi dilakukan pembuatan leuko simultan dengan proses pencelupan.
Oleh proses itu pencelupan berlansung untuk mencegah terjadinya belang. Pada awal zat warna
hanya menempel di permukaan bahan sampai akhirnya ditambahkan Na2S2O4 dan NaOH, zat
warna secara perlahan-lahan dan serempak untuk masuk kedalam serat.
Ketuaan warna
Ketuaan warna untuk zat warna bejana tergantung dari metoda apa yang dipakai sama hal
nya dengan kerataan. Pada metoda standar penambahan zat dilakukan secara langsung maka pada
pembuatan zat warna nya dibuat garam leuco terlebih dahulu maka zat warna akan masuk ke serat
lebih cepat karena sifatnya telah suka air akan tetapi warnanya pun lebih banyak yang keluar
seiring waktu maka ketuaan dan kerataanya pun standar tak menghasilkan yang maksimum, akan
tetapi pembeda dari hasil kerataannya yaitu pada proses oksidasinya, oksidasi dengan angin
reaksinya cukup lama, dan oksidasi dengan H2O2 bersifat lebih cepat proses oksidasinya maka
kerataan warna lebih baik lagi. Proses semi pigmensasi proses pembuatan garam leuconya dan
penambahan perata terjadi ketika kain telah dicelup dalam zat warna, dan warna masuk kedalam
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasilpraktikumdapatdisimpulkanhasildaripencelupandenganzatwarnabejana:
1. Denganmetoda full pigmentasididapathasilcelup yang cukup rata.
DAFTAR PUSTAKA