NPM : 18020074
Kelompok :3
Grup : 2K4
2020/2021
I. JUDUL
Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Belerang Variasi Na2S Metode Exhaust.
II. MAKSUD
Maksud dari praktikum ini adalah untuk melakukan proses pencelupan kain kapas
menggunakan zat warna belerang metode exhaust dan melakukan evaluasi ketuaan dan
kerataan warna.
III. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi Na2S terhadap
proses pencelupan kain kapas dengan zat warna belerang.
H OH CH 2 OH H OH CH 2 OH
HO H H O H O
OH H O OH H OH
H H H
H H H O H
O OH H OH
H H H
O O
CH 2 OH H OH CH 2 OH H OH
Gugus hidroksil primer pada selulosa merupakan gugus fungsi yang berperan
untuk mengadakan ikatan dengan zat warna direk berupa ikatan hidrogen. Serat
selulosa umumnya lebih tahan alkali tapi kurang tahan asam, sehingga pengerjaan
proses persiapan penyempurnaan dan pencelupannya lazim dilakukan dalam
suasana netral atau alkali. Bahan yang akan dicelup biasanya sudah melalui proses
pre-treatment. Sifat-sifat kimia serat kapas merupakan sifat-sifat kimia selulosa,
yaitu :
a. Tahan kondisi penyimpanan, pengolahan, dan pemakaian normal.
b. Rusak oleh oksidator dan penghirolisa.
c. Rusak cepat oleh asam kuat pekat dan rusak perlahan oleh asam encer.
d. Sedikit terpengaruh oleh alkali, kecuali larutan alkali kuat yang menyebabkan
penggelembungan serat.
e. Mudah terserang jamur dan bakteri dalam keadaan lembab dan hangat.
Gugus-gugus hidroksil yang dimilki oleh serat selulosa mampu menarik gugus
hidroksil dari molekul lainnya, selain itu juga mampu menarik gugus hidroksil
dalam molekul air. Sehingga serat yang memiliki banyak gugus hidroksil akan lebih
mudah menyerap air. Maka akan dengan mudahnya molekul-molekul air terserap
kedalam serat dan hal tersebut akan menyebabkan serat mudah dicelup. Alkali
mempunyai sedikit pengaruh pada kapas kecuali alkali kuat akan dengan
konsentrasi tinggi menyebabkan penggelembungan yang besar pada serat.
+Na2CO3
N D-S-S-D + 2n Hn 2n D-S-H 2n D-S-Na
Zw.Belerang Asam Leuco Garam Leuco
(tidak larut) (sedikit larut) (larut)
b. Pencelupan
Dengan dibantu NaCl sebagai pendorong penyerapan zat warna, garam
leuco akan masuk ke pori-pori serat kapas.
Selulosa + 2n D-S-Na Selulosa-2n D-S-Na
V.1Alat
Gelas kimia 500 mL
Batang pengaduk
Timbangan digital
Termometer
Kasa + kaki tiga
Bunsen
Gelas ukur 100 mL
Pipet ukur
Mesin stenter
V.2Bahan
Zat warna Belerang
Wetting Agent
Kain Kapas
Na2S
Na2CO3
H2O2
NaCl
Air
VI. RESEP
Waktu : 30 menit
ZW 90oC
Wetting
agent
Na2S
Na2CO3 NaCl
40oC
30oC
10 ‘ 40 ‘ 70 ‘ 90 ‘
Pembuatan larutan
leuco atau Persiapan Larutan
perdispersian zat Celup
Proses Pencelupan
warna
Pembangkitan
Proses Pencucian warna (oksidasi)
X. PERHITUNGAN RESEP
a. Resep Pencelupan
Larutan induk zat warna belerang 1% : 0,5 gram zat warna direk diencerkan dengan air
hingga 50 mL sebagai faktor pengenceran.
1. Resep I
Berat bahan : 4,27 gram
Kebutuhan larutan : Vlot x Berat bahan
: 50 x 4,27
: 213,5 mL
1
Zat warna belerang 1% : × Berat bahan
100
1
: × 4,27
100
: 0,042 gram
Kebutuhan zat warna : zat warna yang ditimbang x faktor
pengenceran
: 0,042 x 50
: 2,1 mL
1
Pembasah : × 213,5
1000
: 0,2 mL
2
Na2S2 : × 213,5
1000
: 0,4 gram
30
NaCl : × 213,5
1000
: 6,4 gram
4
Na2CO3 : × 213,5
1000
: 0,8 gram
Kebutuhan air :kebutuhan larutan-(zat warna + pembasah)
: 213,5 – (2,1 + 0,2)
: 211,2 mL
2. Resep II
Berat bahan : 4,39 gram
Kebutuhan larutan : Vlot x Berat bahan
: 50 x 4,39
: 219,5 mL
1
Zat warna belerang 1% : × Berat bahan
100
1
: × 4,39
100
: 0,043 gram
Kebutuhan zat warna : zat warna yang ditimbang x faktor
pengenceran
: 0,043 x 50
: 2,2 mL
1
Pembasah : × 219,5
1000
: 0,2 mL
4
Na2S : × 219,5
1000
: 0,8 gram
4
Na2CO3 : × 219,5
1000
: 0,8 gram
30
NaCl : × 219,5
1000
: 6,6 gram
Kebutuhan air :kebutuhan larutan-(zat warna + pembasah)
: 219,5 – (2,2 + 0,2)
: 217,1 mL
b. Resep Oksidasi
1. Resep I
3
H2O2 : × 20 x 4,27
1000
: 0,2 mL
Kebutuhan air : 85,4 – 0,2
: 85,2 mL
2. Resep II
3
H2O2 : × 20 x 4,39
1000
: 0,26 mL
Kebutuhan air : 87,8 – 0,26
: 87,54 mL
1 2
Kain ke-
(Na2S 2 g/L) (Na2S 4 g/L)
Rangking 2
Ketuaan Rangking 1
(Muda)
Warna (Tua)
XII. DISKUSI
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan proses pencelupan kain kapas dengan zat
warna belerang digunakan zat pembantu lain diantaranya adalah zat pembasah, NaCl,
Na2CO3 serta Na2S. Ke empat zat tersebut tentunya sangat berpengaruh pada proses
pencelupan ini, salah satunya adalah Na2S. Zat warna belerang mempunyai sifat tidak
mudah larut dan senyawanya sangat kompleks, hal ini dapat diatasi dengan penambahan
zat pereduksi pada proses pencelupannya. Zat itu adalah Na2S yang akan mereduksi zat
warna belerang dengan cara memutus jembatan belerang sehingga menjadi molekul yang
lebih sederhana hal ini membuat zat warna jadi memiliki substantifitas yang baik
terhadap serat, akibatnya zat warna dapat menyerap masuk kedalam serat.
Pada percobaan ini dilakukan variasi resep terhadap zat Na 2S yakni 2 g/L dan 4 g/L.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, pengaruh Na2S terhadap ketuaan
warna adalah semakin banyak kadar natrium sulfat yang ditambahkan pada proses
pencelupan maka warna yang akan dihasilkan akan semakin tua. Hal ini dapat terjadi
karena zat warna belerang banyak yang tereduksi menjadi molekul yang sederhana
sehingga ukurannya menjadi kecil sehingga zat warna yang menyerap ke seratnya lebih
banyak dan tidak menumpuk dipermukaan sehingga hasil yang diperoleh warnanya
menjadi semakin tua. Sedangkan untuk penambahan kadar natrium sulfat dalam jumlah
sedikit menghasilkan warna yang lebih muda sebab zat warna masih dalam bentuk
senyawa yang kompleks, maka hanya sedikit zat warna yang dapat terserap ke dalam
serat. Selain itu juga zat warna hanya mampu menumpuk di permukaan serat sebab
ukurannya masih terlalu besar untuk dapat masuk kedalam serat, sehingga ketika
dilakukan pencucian warnanya akan luntur dan menjadi berwarna muda. Maka dari itu
kain dengan ketuaan paling tinggi ada pada kain dengan variasi Na2S 4 g/L.
Pengaruh kadara natrium sulfat terhadap kerataan warna yakni semakin besar
penambahan Na2S maka akan semakin rata kain hasil celupnya. Hal ini dapat terjadi
karena dengan adanya zat pereduksi ini ukuran molekul zat warna belerang lebih kecil
sehingga memiliki substantifitas yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya,
tentunya dalam hal ini dibantu oleh elektrolit yang beguna untuk mendorong zat warna
masuk kedalam serat secara merata. Peningkatan kerataan warna juga dapat disebabkan
karena dengan penambahan Na2S dapat mengurangi terjadinya oksidasi prematur pada
proses pencelupan. Karena dengan masih adanya zat pereduksi dalam larutan celup,
garam leuco zat warna yang teroksidasi prematur dapat direduksi kembali. Maka kain
yang lebih rata ada pada kain yang memakai variasi Na2S 4 g/L.
XIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penambahan konsentrasi Na2S berbanding lurus terhadap ketuaan dan kerataan warna
pada pencelupan dengan zat warna belerang. Konsentrasi Na2S optimum untuk
menghasilkan kain dengan ketuaan dan kerataan warna paling baik adalah 4 g/L.
DAFTAR PUSTAKA
Karyana Dede, Elly K. 2005. Bahan Ajar Praktikum Pencelupan I. Bandung: Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil.
Kemal, Noerati. 2012. SERAT-SERAT TEKSTIL I . Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil.