Prinsip Pengujian
Identifikasi zat warna bubuk berdasarkan uji pelarutan yaitu contoh uji
dilarutkan dalam air dan larutan tersebut diamati daya celupnya atau karakteristik
khusus lainnya terhadap serat tertentu dengan bantuan zat pembantu pencelupan.
ZW – S – S – ZW + On 2 ZW – SOOH ZW + SO2
+ NaOH +H O
2
R R
Naftol Naftolat
ONa
R
Naftolat
OH O NHOH 3
H 3COCO OCOCH 3
CH CH
A setat
+ H2C CH 2 C C
CH CH 2
H 3COCOH 2C
CH 3 HNO OH
Zat warna dispersi dapat di golongkan menurut sifat sublimasinya secara umum
di bagi menjadi 4 kelompok yaitu :
- Golongan satu (A)
Zat warna dispersi ini mempunyai sifat sublimasi rendah tetapi mempunyai
sifat celup yang baik. Karena molekulnya kecil dengan sifat sublimasi yang
rendah biasanya digunakan untuk pencelupan serat rayon, serat poliamida,
serat di/tri asetat, dapat juga di gunakan untuk serat poliester yang di bantu
dengan zat pengemban pada temperatur 1000C.
- Golongan Kedua (B)
Zat warna dispersi yang mempunyai berat molekul yang relatif kecil dengan
sifat sublimasinya cukup. Memiliki sifat celup yang baik sehingga sangat baik
untuk pencelupan polyester dengan zat pengemban pada temperatur tinggi.
Pada proses thermosol hanya digunakan untuk mewarnai warna – warna muda,
dengan temperatur yang lebih rendah.
- Golongan Ketiga (C)
Zat warna dispersi yang mempunyai berat molekul sedang dengan sifat
sublimasi yang baik. Sifat celup dan sublimasi yang baik biasa di gunakan
untuk pencelupan zat pengemban. Temperatur tinggi atau proses termosol
dengan hasil yang baik.
Pada pencelupan dengan zat warna direk, gugus hidroksil dalam molekul
selulosa memegang peranan penting. Akan terjadi ikatan hidrogen antara gugus
hidroksil dengan gugus amina dalam molekul zat warna direk, menurut reaksi :
R-N-H---O-selulosa atau R-N---HO-selulosa
H H -NR
Uji penentuan
+
[D NH] Cl- + NaOH [D NH ]+ OH- + Na
(C2H5)2 – ZW – (C2H5)2 Cl- luntur
D SO2 C C OH
H2 H2
Reaksi Fiksasi dan Hidrolisis zat warna reaktif jenis vinil sulfon
Zat warna tersebut dijual dalam bentuk sulfatoetilsulfon yang tidak reaktif dan
baru berubah menjadi vinil sulfon yang reaktif setelah ada alkali.
Berbeda dengan jenis triazin atau pirimidin reaksi fiksasi dan hidrolisis zat
warna jenis vinil sulfon bersifat dapat balik. Bila dilihat dari reaksinya maka zat
warna ini cocok dicelup dengan metoda pre pad alkali dan metoda all in yang
pemasukan alkalinya didepan.
Kelebihan zat warna vinil sulfon adalah relative lebih tahan alkali, tetapi
kelemahannya adalah hasil celupnya mudah rusak oleh pengerjaan dalam suasana
alkali, contoh bila terhadap hasil pencelupan dilakukan proses pencucian dengan
sabun dalam suasana alkali dengan suhu yang terlalu panas, maka ketuaan
warnanya akan sedikit turun lagi.
Adanya kekurangan dari kedua golongan zat warna reaktif tersebut maka saat
ini banyak digunakan zat warna reaktif dengan gugus fungsi ganda (bifunctional
reactive dyes), seperti suifik supra (MCT-VS) dan drimarene Cl (TCP-VS),
sehingga warnanya lebih tahan hidrolisis, efisiensi fiksasinya tinggi dan hasil
celupnya lebih tahan alkali dan asam. Variasi warna reaktif lainnya uga dibuat
misalnya zat warna reaktif yang lebih tahan panas dan afinitasnya lebih besar
maupun zat warna reaktif yang dapat fiksasi pada suasana netral.
Sifat-sifat umum :
- Larut dalam air.
- Berikatan kovalen dengan serat.
- Karena gugusnya azo maka zat warna ini mudah rusak oleh reduktor kuat.
- Tidak tahan terhadap oksidator yang mengandung klor (NaOCl).
III. Alat dan Bahan
III.1 Alat
- Tabung reaksi
- Rak tabung
- Piala gelas 500 ml
- Pipet volume 10 ml
- Pipet tetes
- Pengaduk
- Penjepit kayu
III.2 Bahan
- Contoh uji (zat warna bubuk)
- Eter : metanol (3 : 1)
- Garam diazonium
- Kapas putih dan kapas grey
- Kapas Nafthol
- Serat akrilat
- Serat wol
- Serat asetat
- SnCl2
- HCl
- Kertas Pb Asetat
- NaOH 10%
- Na2S
- Na2S2O4
- Na2CO3
- NaOCl
- Spirtus
- Larutan sabun
- Larutan penetrasid TN
- CH3COOH 10%
- NaCl
IV. Cara Kerja
Uji Pendahuluan
1) Zat warna dibuat larutan induk zat warna dengan cara dilarutkan dengan air
(x).
2) 1 mL larutan x dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambah 1 ml campuran
eter metanol (3 : 1), dikocok.
3) Biarkan terpisah.
- Zat warna golongan I pada lapisan eter.
- Zat warna golongan II pada lapisan air.
Pengujian Golongan 1
Zat Warna Dispersi
1) 1 mL x ditambahkan eter metanol, lapisan eter metanol akan terwarnai.
2) Lapisan eter dipisahkan, kemudian diuapkan
3) Ditambah air dan zat pendispersi serta serat asetat rayon kemudian
dipanaskan.
4) Serat asetat tercelup menunjukkan zat warna dispersi.
Pengujian Golongan 2
Zat Warna Direk
1) 1 mL x ditambah NaCl dan bahan kapas, wool, serta akrilat kemudian
dipanaskan.
2) Kapas tercelup lebih tua menunjukkan zat warna direk.
V. Data Pengamatan
Terlampir
VI. Pembahasan
Terlampir
VII. Kesimpulan
Terlampir