Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL


( UJI PELARUTAN )

Nama : Dede Atria Ristiana


NRP : 07 T40023
Grup :T–1
Dosen : Juju J, AT
Asisten : Sri Lestari
Khaerul

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL


BANDUNG
2009
UJI PELARUTAN

1. Maksud dan Tujuan


Mengetahui dan memahami pengklasifikasian sifat serat berdasarkan sifat kimia
dengan melakukan uji pelarutan.

2. Teori Dasar
Identifikasi serat terutama didasarkan pada beberapa sifat khusus dari serat yaitu
morfologi, sifat kimia dan sifat fisika serat. Pengamatan dengan mikroskop meliputi
pengamatan penampang membujur dan melintang, dimensinya adanya lumen dan
sebagainya.
Uji pelarutan berhubungan dengan sifat kimia dari masing-masing serat. Uji ini sangat
penting terutama untuk serat-serat buatan yang mempunyai morfologi hampir sama.
Dengan melihat kelarutan serat-serat buatan pada berbagai pelarut dapat disimpulkan jenis
seratnya. Prinsip pengujiannya adalah melarutkan serat pada beberapa pelarut, kemudian
diamati sifat kelarutannya.
Adapun pelarut yang umum digunakan adalah :
 Asam klorida, asam ini akan melarutkan serat nylon.
 Asam sulfat 70 %, serat yang larut dalam pelarut ini adalah serat kapas, rayon viskosa,
rayon asetat, nylon dan sutera.
 Aseton, larutan ini hanya melarutkan rayon asetat.
 NaOCl, serat wol dan sutera akan larut dalam larutan ini.
 Metil salisilat, larutan ini akan melarutkan serat poliester.
 NaOH 45 %, pada suhu mendidih larutan ini akan melarutkan poliester, wol dan
sutera.
 Meta Cresol, larutan ini akan melarutkan serat rayon asetat dan poliamida.
 DMF, larutan ini akan melarutkan poliakrilat, poliamida dan rayon asetat.
 Asam nitrat, pada suhu kamar akan melarutkan rayon asetat, wol, poliakrilat dan
nylon.
3. Bahan
Macam-macam serat :
1. Kapas 7. Poliakrilat
2. Rayon Viskosa 8. Poliamida/Nylon
3. Rami 9. Poliester : kapas
4. Sutera 10. Poliester : wol
5. Wol 11. Poliester : rayon
6. Poliester

Macam-macam zat kimia :


1. HCl 1:1 7. HNO3
2. H2SO4 60 % 8. Metil Salisilat
3. H2SO4 70 % 9. Aseton
4. NaOCl 10. Asam Format
5. NaOH 10 % 11. KOH 5 %
6. NaOH 45 %

4. Alat-Alat
1. Tabung reaksi
2. Pengaduk
3. Rak Tabung
4. Pembakar Bunsen
5. Penjepit kayu

5. Cara Kerja
 Tabung reaksi dibersihkan
 5 ml pereaksi yang digunakan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan hati-hati
 Beberapa helai serat yang akan di uji ( jangan terlampau banyak ) dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang telah berisi pereaksi
 Serat yang berada di dalam larutan pereaksi diaduk-aduk dan diamati kelarutannya
selama 5 menit
 Jika setelah 5 menit ternyata tidak larut pereaksi dapat dipanaskan dengan hati-hati
 Setelah 3 menit diamati kelarutannya dari masing-masing serat pada masing-masing
pelarutnya.

6.Data dan Percobaan


(Terlampir).
7. Diskusi
Hasil praktikum yang tidak sesuai biasanya disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut, yaitu :
a. Praktikan kurang tepat dalam menentukan hasil percobaan sehingga hasilnya tidak
sesuai dengan teori yang seharusnya terjadi.
b. Ada kekeliruan dalam menentukan/mengambil contoh serat yang akan diuji. Akibatnya
hasil tidak sesuai teori yang berlaku.
c. Kurang teliti dalam melakukan percobaan dan tidak menerapkan prinsip dasar dalam
praktikum
d. Alat-alat yang tidak bersih menyebabkan serat tidak bereaksi dengan larutansecara
sempurna.

8. Kesimpulan
a.Rata-rata serat mengalami perubahan pada suasana asam, baik itu larut, larut sebagian,
atau rusak.
b. Konsentrasi larutan banyak mempengaruhi reaksi yang terjadi antara serat dengan
larutan.
c. Uji pelarutan pada sebagian larutan, menghasilkan hasil yang berbeda dengan uji
pelarutan yang tidak dipanaskan pada larutan yang sama.
9. Daftar Pustaka
Pedoman Praktikum Identifikasi Serat tekstil, Sekolah Tinggi Tekhnologi Tekstil.
LAPORAN
PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL II
UJI PELARUTAN (1&2)

Nama : Azmi Emillia


NPM : 07.G40014
Group : TPB 09
Dosen/Asisten : Juju J. AT
Kurniawan
Solichin

TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL SEKOLAH


BANDUNG
2008

Anda mungkin juga menyukai