2. Teori Dasar
Identifikasi serat terutama didasarkan pada beberapa sifat khusus dari serat yaitu
morfologi, sifat kimia dan sifat fisika serat. Pengamatan dengan mikroskop meliputi
pengamatan penampang membujur dan melintang, dimensinya adanya lumen dan
sebagainya.
Uji pelarutan berhubungan dengan sifat kimia dari masing-masing serat. Uji ini sangat
penting terutama untuk serat-serat buatan yang mempunyai morfologi hampir sama.
Dengan melihat kelarutan serat-serat buatan pada berbagai pelarut dapat disimpulkan jenis
seratnya. Prinsip pengujiannya adalah melarutkan serat pada beberapa pelarut, kemudian
diamati sifat kelarutannya.
Adapun pelarut yang umum digunakan adalah :
Asam klorida, asam ini akan melarutkan serat nylon.
Asam sulfat 70 %, serat yang larut dalam pelarut ini adalah serat kapas, rayon viskosa,
rayon asetat, nylon dan sutera.
Aseton, larutan ini hanya melarutkan rayon asetat.
NaOCl, serat wol dan sutera akan larut dalam larutan ini.
Metil salisilat, larutan ini akan melarutkan serat poliester.
NaOH 45 %, pada suhu mendidih larutan ini akan melarutkan poliester, wol dan
sutera.
Meta Cresol, larutan ini akan melarutkan serat rayon asetat dan poliamida.
DMF, larutan ini akan melarutkan poliakrilat, poliamida dan rayon asetat.
Asam nitrat, pada suhu kamar akan melarutkan rayon asetat, wol, poliakrilat dan
nylon.
3. Bahan
Macam-macam serat :
1. Kapas 7. Poliakrilat
2. Rayon Viskosa 8. Poliamida/Nylon
3. Rami 9. Poliester : kapas
4. Sutera 10. Poliester : wol
5. Wol 11. Poliester : rayon
6. Poliester
4. Alat-Alat
1. Tabung reaksi
2. Pengaduk
3. Rak Tabung
4. Pembakar Bunsen
5. Penjepit kayu
5. Cara Kerja
Tabung reaksi dibersihkan
5 ml pereaksi yang digunakan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan hati-hati
Beberapa helai serat yang akan di uji ( jangan terlampau banyak ) dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang telah berisi pereaksi
Serat yang berada di dalam larutan pereaksi diaduk-aduk dan diamati kelarutannya
selama 5 menit
Jika setelah 5 menit ternyata tidak larut pereaksi dapat dipanaskan dengan hati-hati
Setelah 3 menit diamati kelarutannya dari masing-masing serat pada masing-masing
pelarutnya.
8. Kesimpulan
a.Rata-rata serat mengalami perubahan pada suasana asam, baik itu larut, larut sebagian,
atau rusak.
b. Konsentrasi larutan banyak mempengaruhi reaksi yang terjadi antara serat dengan
larutan.
c. Uji pelarutan pada sebagian larutan, menghasilkan hasil yang berbeda dengan uji
pelarutan yang tidak dipanaskan pada larutan yang sama.
9. Daftar Pustaka
Pedoman Praktikum Identifikasi Serat tekstil, Sekolah Tinggi Tekhnologi Tekstil.
LAPORAN
PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL II
UJI PELARUTAN (1&2)