Anda di halaman 1dari 3

Ladang Binatang: Kesederajatan dan

Kekuasaan
Oleh Reski Alya Pradifta

Saat itu senja tiba, langit justru terburu-


buru menunjukkan kegelapannya. Warnanya
begitu abu kehitaman dan membuat senja
menjadi terasa begitu cepat. Setetes demi
setetes air jatuh membasahi segala yang berada
di bawahnya. Suasana yang sebenarnya sangat
cocok digunakan untuk bersantai dan
menikmati suasana. Namun kenyataan berkata
lain, hari tersebut merupakan hari yang
panjang. Jadwal kuliah yang begitu padat
hingga sore hari membuat badan terasa lelah.
Tetapi untunglah, hari itu merupakan hari
dimana kami kelas K4, hendak menonton
sebuah pertunjukan teater untuk yang ke sekian
kalinya. Tentu saja saya merasa senang karena
acara tersebut saya pikir dapat membuat kepala
saya dingin kembali setelah belajar seharian di
kampus.

Jumat (11/12/2015), Teater Lakon dan Universitas Pendidikan Indonesia


mementaskan sebuah teater yang berjudul “Ladang Binatang”. Teater tersebut
diselenggarakan pukul 14.00 WIB dan 18.00 WIB di Gedung Kebudayaan Universitas
Pendidikan Indonesia, Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

“Ladang Binatang” merupakan kegiatan dari Pagelaran Seni dan Budaya UPI 2016
yang diselenggarakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia melalui Unit Pelaksana Teknis
Kebudayaan Universitas Pendidikan Indonesia. Pagelaran Seni dan Budaya ini melibatkan
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) serta Program Studi Seni Musik, Seni Tari, Seni Rupa dan
Prodi Bahasa dan Sastra.

Poster teater tersebut menurut saya memiliki ketertarikan tersendiri bagi yang
melihatnya. Dapat dilihat bahwa judul dan gambar yang ada di poster tersebut bisa dibilang
unik. orang-orang yang melihat poster tersebut akan penasaran dan ingin tahu apa isi atau
bagaimana jalan cerita dari teater tersebut.

Teater tersebut mementaskan naskah Ladang Binatang saduran Kamil Mubarok dari
fabel Animal Farm karya Goerge Orwell. Pementasan ini disutradarai oleh Chandra
Kudapawana, seorang sutradara dan aktor hebat yang pernah pentas di beberapa negara.
Animal Farm adalah sebuah fabel yang ditulis oleh George Orwell mengenai
sekelompok hewan yang menggulingkan kekuasaan manusia di sebuah peternakan yang
mereka miliki. Para petani manusia ini menindas para hewan. Lalu, mereka sendiri
mengendalikan peternakan, hanya untuk melihat keadaannya menjadi merosot dan mereka
sendiri bertindak semena-mena.

Fabel Animal Farm bercerita tentang pemberontakan para binatang ternak yang
mengusir majikannya. Alasan utama pemberontakan itu karena Tuan Jones, jika pada teater
bernama Suto, sebagai pemilik peternakan hanya memanfaatkan tenaga para binatang tapi ia
lalai memberi mereka makan. Pemberontakan itu merupakan amanat dari Mayor, Babi tua
yang telah mati. Setelah Suto terusir, peternakan dikuasai oleh para bintang. Snowball
sebagai babi yang cerdas memimpin semua binatang untuk bekerja menghasilkan makanan.
Snowball membuat peraturan untuk dipatuhi para binatang. Peraturan itu antara lain binatang
dilarang tidur di ranjang, binatang dilarang minum alkohol, empat kaki baik dua kaki jahat,
binatang dilarang membunuh, semua binatang sederajat. Di bawah intruksi Snowball
peternakan berjalan dengan lancar. Snowball juga merancang jalan keluar untuk menghadapi
musim dingin, saat makanan di peternakan sangat sedikit.

Kesederajatan
Tokoh Snowball merupakan seekor babi yang cerdas dalam mengatur binatang yang
ada di ladang binatang. Snowball sangat menekankan makna kesederajatan semua binatang,
tiada yang memimpin maupun yang dipimpin. Semua binatang adalah sama, yang berkaki
dua, maupun empat. Ladang binatang menjadi sebuah ladang yang didalamnya berisi
binatang yang makmur dan sejahtera, mereka bekerja sama dalam mencari makanan. Tetapi
ditengah-tengah kemakmuran, terdapat Napoleon dan Squealer yang merencanakan rencana
jahat mereka untuk megusir Snowball dari ladang binatang.

Kekuasaan
Napoleon dan Squealer merupakan babi yang menjadi oposisi Snowball. Diam-diam
mereka merencanakan hal yang jahat untuk mengusir Snowball. Dengan bantuan para anjing,
Snowball dapat terusir dari peternakan. Selain mengusir Snowball, Napoleon juga mencuri
rancangan kincir angin yang dibuat oleh Snowball sebagai solusi untuk menghadapi musim
dingin. Napoleon mendeklarasikan diri sebagai pemimpin di peternakan karena memiliki
solusi untuk musim dingin. Para binatang lain tak ada yang berani melawan karena takut
dengan para Anjing. Kuda, Sapi, Domba, Kambing, Bebek, Ayam, Gagak, Keledai, dan yang
lainnya hanya bisa diam dan mengikuti segala intruksi yang dikatakan Napoleon.

Semakin hari Napoleon semakin kejam dan melanggar semua peraturan yang telah
dibuat sebelumnya. Napoleon dan Squealer tidur di rumah Tuan Jones, melakukan jual beli,
minum alkohol, dan menyiksa binatang lain yang tidak mau bekerja. Para binatang naik
pitam dengan sikap dan perilaku Napoleon, Squealer dan para Anjing yang semakin mirip
manusia. Dipimpin oleh Keledai Tua, para binatang menyerang dan mengusir Napoleon,
Squealer, para anjing dari peternakan. Para binatang pun dapat melakukan apapun yang
mereka mau karena tidak ada lagi pemimpin di peternakan itu.

Akhir cerita, semua kebusukan Napoleon dan Squealer terbongkar. Snowball kembali
ke ladang binatang dan semua binatang kembali senang. Para binatang yang bersekongkol
dengan Napoleon dipotong lehernya oleh binatang yang lain karena perbuatan yang mereka
lakukan.

Teater “Ladang Binatang” dipentaskan dengan tujuan untuk mengungkap dan


menjabarkan tentang sifat manusia yang sangat haus akan jabatan dan kepemimpinan
sedangkan saat menjadi seorang pemimpin, manusia tekadang tidak menjalankan posisinya
dengan baik dan malah membuat kondisi yang dipimpin olehnya tidak hidup sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai