Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH

Republik Maluku Selatan

Kelompok 5:
 Mayolus Berhans R. L.
 Naufal Musthafa
 Paula Irene G.
 Reski Alya P.

Kelas : XII IPA 6

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan perkenan-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah sejarah tentang Republik Maluku Selatan.
Sejarah adalah guru kehidupan, karena dengan belajar sejarah siswa diharapkan dapat belajar
dari pengalamannya orang lain untuk dibandingkan dengan pengalaman sendiri dan dijadikan bahan
pertimbangan untuk mengambil keputusan dan menentukan sikap untuk menjadi lebih baik di masa
yang akan datang.
Konsep dasar pembelajaran meliputi empat aspek penting yaitu belajar masa lalu, memahami
masyarakat kita, memahami masyarakat dan kebudayaan lain dan juga melatih keterampilan sosial
kita untuk dapat menanamkan makna dalam peristiwa kesejarahan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan belajar sejarah menanamkan kesadaran terhadap persatuan dan kesatuan bangsa dan
solidaritas serta semangat persaudaraan.
Sebagai akhir kata, rasa syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa. Tanpa izinnya makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik.

Cirebon, Agustus 2015


Penyusun

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada 25 April 1950 RMS diproklamasikan oleh orang-orang bekas prajurit KNIL dan
pro-Belanda yang di antaranya adalah Dr. Chr.R.S. Soumokil bekas jaksa agung Negara
Indonesia Timur yang kemudian ditunjuk sebagai Presiden, Ir. J.A. Manusama dan J.H.
Manuhutu.
Pemerintah Pusat yang mencoba menyelesaikan secara damai, mengirim tim yang
diketuai Dr. J. Leimena sebagai misi perdamaian ke Ambon. Tapi kemudian, misi yang terdiri
dari para politikus, pendeta, dokter dan wartawan, gagal dan pemerintah pusat memutuskan
untuk menumpas RMS, lewat kekuatan senjata. Dibentuklah pasukan di bawah pimpinan
Kolonel A.E. Kawilarang.
Pada 14 Juli 1950 Pasukan ekspedisi APRIS/TNI mulai menumpas pos-pos penting
RMS. Sementara, RMS yang memusatkan kekuatannya di Pulau Seram dan Ambon, juga
menguasai perairan laut Maluku Tengah, memblokade dan menghancurkan kapal-kapal
pemerintah.
Pemberontakan ini berhasil digagalkan secara tuntas pada bulan November 1950,
sementara para pemimpin RMS mengasingkan diri ke Belanda. Pada 1951 sekitar 4.000 orang
Maluku Selatan, tentara KNIL beserta keluarganya (jumlah keseluruhannya sekitar 12.500
orang), mengungsi ke Belanda, yang saat itu diyakini hanya untuk sementara saja.
RMS di Belanda lalu menjadi pemerintahan di pengasingan. Pada 29 Juni 2007
beberapa pemuda Maluku mengibarkan bendera RMS di hadapan Presiden Susilo Bambang
Yudhono pada hari keluarga nasional di Ambon. Pada 24 April 2008 John Watilette perdana
menteri pemerintahan RMS di pengasingan Belanda berpendapat bahwa mendirikan republik
merupakan sebuah mimpi di siang hari bolong dalam peringatan 58 tahun proklamasi
kemerdekaan RMS yang dimuat pada harian Algemeen Dagblad yang menurunkan tulisan
tentang antipati terhadap Jakarta menguat. Tujuan politik RMS sudah berlalu seiring dengan
melemahnya keingingan memperjuangkan RMS ditambah tidak adanya donatur yang bersedia
menyisihkan dananya, kini hubungan dengan Maluku hanya menyangkut soal sosial ekonomi.
Perdana menteri RMS (bermimpi) tidak menutup kemungkinan Maluku akan menjadi daerah
otonomi seperti Aceh Kendati tetap menekankan tujuan utama adalah meraih kemerdekaan
penuh.
Pemimpin pertama RMS dalam pengasingan di Belanda adalah Prof. Johan
Manusama, pemimpin kedua Frans Tutuhatunewa turun pada tanggal 25 april 2009. Kini John
Wattilete adalah pemimpin RMS pengasingan di Belanda.

1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan


1.2.1 Maksud Penulisan
Adapun maksud dari makalah kami tentang Republik Maluku Selatan, yaitu :
1. Ingin mengetahui apa itu Republik Maluku Selatan.
2. Ingin mengetahui kapan Pembentukan Republik Maluku Selatan.
3. Ingin mengetahui akhir Republik Maluku Selatan.
4. Ingin mengetahui tokoh-tokoh yang berada dibalik Pembentukan Republik Maluku
Selatan.
5. Ingin mengetahui peran Belanda dalam Pembentukan Republik Maluku Selatan.

4
1.2.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah tentang Pemberontakan Republik Maluku Selatan:
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah.
2. Untuk menambah poin-poin dalam pembelajaran.
3. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Pemberontakan Republik Maluku Selatan.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini berupa pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah pengertian RMS?
2. Sejak kapan Pemberontakan RMS berlangsung?
3. Kapan akhir Pemberontakan RMS?
4. Sebutkan tokoh-tokoh yang berada di balik Pembentukan RMS?
5. Bagaimana peran Belanda dalam Pembentukan RMS?

1.4 Sistematika Penulisan


Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Terjadinya Republik Maluku Selatan


Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada
25 April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu
Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS
dianggap sebagai pemberontakan dan setelah misi damai gagal, maka RMS ditumpas tuntas
pada November 1950. Sejak 1966 RMS berfungsi sebagai pemerintahan di pengasingan,
Belanda.

2.2 Sejarah Pemberontakan Republik Maluku Selatan


Pada 25 April 1950 RMS hampir/nyaris diproklamasikan oleh orang-orang bekas
prajurit KNIL dan pro-Belanda yang di antaranya adalah Dr. Chr.R.S. Soumokil bekas jaksa
agung Negara Indonesia Timur yang kemudian ditunjuk sebagai Presiden, Ir. J.A. Manusama
dan J.H. Manuhutu. Pemerintah Pusat yang mencoba menyelesaikan secara damai, mengirim
tim yang diketuai Dr. J. Leimena sebagai misi perdamaian ke Ambon. Tapi kemudian, misi
yang terdiri dari para politikus, pendeta, dokter dan wartawan, gagal dan pemerintah pusat
memutuskan untuk menumpas RMS, lewat kekuatan senjata. Dibentuklah pasukan di bawah
pimpinan Kolonel A.E. Kawilarang.
Pada 14 Juli 1950 Pasukan ekspedisi APRIS/TNI mulai menumpas pos-pos penting
RMS. Sementara, RMS yang memusatkan kekuatannya di Pulau Seram dan Ambon, juga
menguasai perairan laut Maluku Tengah, memblokade dan menghancurkan kapal-kapal
pemerintah. Pemberontakan ini berhasil digagalkan secara tuntas pada bulan November 1950,
sementara para pemimpin RMS mengasingkan diri ke Belanda. Pada 1951 sekitar 4.000 orang
Maluku Selatan, tentara KNIL beserta keluarganya (jumlah keseluruhannya sekitar 12.500
orang), mengungsi ke Belanda, yang saat itu diyakini hanya untuk sementara saja.
RMS di Belanda lalu menjadi pemerintahan di pengasingan. Pada 29 Juni 2007
beberapa pemuda Maluku mengibarkan bendera RMS di hadapan Presiden Susilo Bambang
Yudhono pada hari keluarga nasional di Ambon. Pada 24 April 2008 John Watilette perdana
menteri pemerintahan RMS di pengasingan Belanda berpendapat bahwa mendirikan republik
merupakan sebuah mimpi di siang hari bolong dalam peringatan 58 tahun proklamasi
kemerdekaan RMS yang dimuat pada harian Algemeen Dagblad yang menurunkan tulisan
tentang antipati terhadap Jakarta menguat. Tujuan politik RMS sudah berlalu seiring dengan
melemahnya keingingan memperjuangkan RMS ditambah tidak adanya donatur yang bersedia
menyisihkan dananya, kini hubungan dengan Maluku hanya menyangkut soal sosial ekonomi.
Perdana menteri RMS (bermimpi) tidak menutup kemungkinan Maluku akan menjadi daerah
otonomi seperti Aceh Kendati tetap menekankan tujuan utama adalah meraih kemerdekaan
penuh.

2.3 Berakhirnya Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)


Pemberontakan Republik Maluku Selatan sudah berakhir tetapi masih ada beberapa
orang yang masih mengakui RMS dan sampai detik ini RMS masih tetap eksis dan
mempunyai presiden transisi bernama Simon Saiya.

6
2.4 Tokoh-tokoh yang terlibat di dalam Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemimpin pertama RMS dalam pengasingan di Belanda adalah Prof. Johan
Manusama, pemimpin kedua Frans Tutuhatunewa turun pada tanggal 25 april 2009. Kini John
Wattilete adalah pemimpin RMS pengasingan di Belanda. Dr. Soumokil mengasingkan diri
ke Pulau Seram. Ia ditangkap di Seram pada 2 Desember 1962, dijatuhi hukuman mati oleh
pengadilan militer, dan dilaksanakan di Kepulauan Seribu, Jakarta, pada 12 April 1966.

2.5 Peran Belanda dalam Pembentukan Republik Maluku Selatan (RMS)


Oleh karena kemerdekaan RMS yang di Proklamirkan oleh sebagian besar rakyat
Maluku, pada tanggal 24 April 1950 di kota Ambon, ditentang oleh Pemerintah RI dibawah
pimpinan Sukarno - Hatta, maka Pemerintah RI meng-ultimatum semua para aktifis RMS
yang memproklamirkan berdirinya Republik Maluku Selatan untuk menyerahkan diri
kepadda pemerintah RI, sehingga semua aktifis RMS itu ditangkapi oleh Pasukan2 Militer
yang dikirim dari Pulau Jawa.
Karena adanya penangkapan yang dilakukan oleh militer Pemerintah RI, maka para
pimpinan teras RMS tersebut, ber-inisiatif untuk menghindar sementara ke Negeri Belanda,
kepindahan para pimpinan RMS ini mendapat bantuan sepenuhnya dari Pemerintah Belanda
pada saat itu. Dengan adanya kesediaan bantuan dari Pemerintah Belanda untuk mengangkut
sebagian besar rakyat Maluku dengan biaya sepenuhnya dari Pemerintah Belanda, maka
sebagian besar rakyat di Maluku yang beragama kristen, memilih dengan kehendaknya
sendiri untuk pindah ke Negeri Belanda. Pada waktu itu, Ada lebih dari 15.000 rakyat Maluku
yang memilih pindah ke negeri Belanda.

Pindahnya sebagian rakyat maluku ini, oleh Pemerintahan Sukarno-Hatta, diissukan


sebagai "PENGUNGSIAN PARA PENDUKUNG RMS", lalu dengan dalih pemberontakan,
pemerintah RI menangkapi para Menteri RMS dan para aktifisnya, lalu mereka dipanjarakan
dan diadili oleh pengadilan militer RI, dengan hukuman berat bahkan dieksekusi Mati.
Di Belanda, Pemerintah RMS tetap menjalankan semua kebijakan Pemerintahan,
seperti Sosial, Politik, Keamanan dan Luar Negeri. Komunikasi antara Pemerintah RMS di
Belanda dengan para Menteri dan para Birokrat di Ambon berjalan lancar terkendali. Keadaan
ini membuat pemerintahan Sukarno tidak bisa berpangku tangan menyaksikan semua
aktivitas rakyat Maluku, sehingga dikeluarkanlah perintah untuk menangkap seluruh
pimpinan dengan semua jajarannya, sehingga pada akhirnya dinyatakanlah bahwa Pemerintah
RMS yang berada di Belanda sebagai Pemerintah RMS dalam pengasingan Dengan bekal
dokumentasi dan bukti perjuangan RMS, para pendukung RMS membentuk apa yang disebut
Pemerintahan RMS di pengasingan.
Pemerintah Belanda mendukung kemerdekaan RMS, Namun di tahun 1978 terjadi
peristiwa Wassenaar, dimana beberapa elemen pemerintahan RMS melakukan serangan
kepada Pemerintah Belanda sebagai protes terhadap kebijakan Pemerintah Belanda. Oleh
Press di Belanda dikatakanlah peristiwa itu sebagai teror yang dilakukan para aktifis RMS di
Belanda. Ada yang mengatakan serangan ini disebabkan karena pemerintah Belanda menarik
dukungan mereka terhadap RMS. Ada lagi yang menyatakan serangan teror ini dilakukan
karena pendukung RMS frustasi, karena Belanda tidak dengan sepenuh hati memberikan
dukungan sejak mula. Di antara kegiatan yang di lansir Press Belanda sabagai teror, adalah
ketika di tahun 1978 kelompok RMS menyandera 70 warga sipil di gedung pemerintah
Belanda di Assen-Wassenaar.
Selama tahun 70an, teror seperti ini dilakukan juga oleh beberapa kelompok
sempalan RMS, seperti kelompok Komando Bunuh Diri Maluku Selatan yang dipercaya

7
merupakan nama lain (atau setidaknya sekutu dekat) Pemuda Maluku Selatan Merdeka.
Kelompok ini merebut sebuah kereta api dan menyandera 38 penumpangnya di tahun 1975.
Ada juga kelompok sempalan yang tidak dikenal yang pada tahun 1977 menyandera 100
orang di sebuah sekolah dan di saat yang sama juga menyandera 50 orang di sebuah kereta
api. Sejak tahun 80an hingga sekarang aktivitas teror seperti itu tidak pernah dilakukan lagi.

8
BAB III
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada
25 April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu
Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS
dianggap sebagai pemberontakan dan setelah misi damai gagal, maka RMS ditumpas tuntas
pada November 1950 lewat kekuatan senjata.
Pada 14 Juli 1950 Pasukan ekspedisi APRIS/TNI mulai menumpas pos-pos penting
RMS. Sementara, RMS yang memusatkan kekuatannya di Pulau Seram dan Ambon, juga
menguasai perairan laut Maluku Tengah, memblokade dan menghancurkan kapal-kapal
pemerintah.
Pemberontakan ini berhasil digagalkan secara tuntas pada bulan November 1950,
sementara para pemimpin RMS mengasingkan diri ke Belanda adalah Prof. Johan Manusama.
Komunikasi antara Pemerintah RMS di Belanda dengan para Menteri dan para Birokrat di
Ambon berjalan lancar membuat pemerintahan Sukarnosehingga mengeluarkan perintah
untuk menangkap seluruh pimpinan dengan semua jajarannya, sehingga pada akhirnya
dinyatakanlah bahwa Pemerintah RMS yang berada di Belanda sebagai Pemerintah RMS
dalam pengasingan Dengan bekal dokumentasi dan bukti perjuangan RMS

5.2 Saran
Alangkah baiknya kita mempelajari dan mengetahui sejarah-sejarah tentang
pemberontakan dunia khususnya Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Dari pemberontakan tersebut kami dapat mengetahui bahwa Pemberontakan
Republik Maluku Selatan banyak sekali kisah-kisahnya pada masa lampau.

9
DAFTAR PUSTAKA

- Buku LKS Sejarah Kelas XII Semester I


- http://wikipedia
- Agung Leo dan Aris Listiyani Dwi. 2009. Mandiri Sejarah. Jakarta: Erlangga

10

Anda mungkin juga menyukai