Anda di halaman 1dari 3

Nama : Reski Alya Pradifta

Kelas : XI IPA 1

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya yang
telah diberikan kepada kita semua baik berupa nikmat sehat, Iman maupun Islam. Tak
lupa shalawat serta salam kepada jungjunan kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya
dan sahabatnya yang menjadikan kita sebagai uswatun hasanah, suri tauladan yang
baik.

Hadirin sekalian

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang “sabar”. Sabar berasal
dari kata “shobaru” yang artinya menahan. Menurut istilah, sabar adalah menahan diri
dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan,
dan menahan anggota badan dari perbuatan dosa. Sabar adalah pilar kebahagiaan
seorang hamba, karena dengan kesabaran sesorang akan terjaga dari kemaksiatan,
konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam
cobaan.

Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah 153)

Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan kepada orang-orang yang beriman


bahwa Allah akan selalu beserta mereka yang menjadikan sabar dan shalat sebagai
penolong. Allah juga menjanjikan kedudukan yang tinggi (di surga) bagi hamba-
hambanya yang bersabar.

Sabar dibagi menjadi tiga diantaranya:

1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan kepada Allah,


membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk
beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal
yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena malas, seperti
dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir), seperti
menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir),
seperti haji dan jihad.
2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga
membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan yang sangat
mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta, memandang
sesuatu yang haram dsb. Karena kecendrungan jiwa insan, suka pada hal-hal
yang buruk dan "menyenangkan". Dan perbuatan maksiat identik dengan hal-
hal yang "menyenangkan".
3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah, seperti mendapatkan
musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri; misalnya kehilangan
harta, kehilangan orang yang dicintai dsb.

Kemudian, seringkali kita mendengar kata-kata, ”sudah habis kesabaranku”,


“Kesabaranku sudah sampai batas terakhir.” Ini adalah pemahaman yang keliru.
Pemahaman seperti ini akan menyebabkan hati menjadi rapuh dalam menerima ujian
(musibah) dari Allah. Sehingga akhirnya mengakibatkan batin merana, lepas kontrol
dengan dalih sabar ada batasnya. Sabar adalah perintah Allah yang wajib, maka tidak
ada batasnya. Seperti shalat, maka sabar harus dilakukan selama kehidupan manusia.
Sebagaimana ujian untuk hamba beriman tak akan pernah berhenti.

Ketidaksabaran (baca; isti'jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang sudah
seharusnya diantisipasi dan diterapi sejak dini. Oleh karena itulah, diperlukan
beberapa kiat, guna meningkatkan kesabaran.Diantara kiat-kiat tersebut adalah;

1. Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT, bahwa ia semata-mata berbuat hanya


untuk-Nya.
2. Memperbanyak tilawah (baca; membaca) al-Qur'an, karena al- Qur'an
merupakan obat bagi hati insan.
3. Memperbanyak puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal yang dapat
mengurangi hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan
jenisnya.
4. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha
secara giat dan maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang
cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, kikir, dsb.
5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu
insan untuk beramal secara sempurna. Sedangkan ketidaksabaran (isti'jal),
memiliki prosentase yang cukup besar untuk menjadikan amalan seseorang
tidak optimal.
6. Perlu mengadakan latihan- latihan untuk sabar secara pribadi. Seperti ketika
sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada
menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan
sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi'in maupun tokoh-tokoh
Islam lainnya. Karena hal ini juga akan menanamkan keteladanan yang patut
dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia.

Pada intinya, bahwa sabar mereupakan salah satu sifat dan karakter orang mu'min,
yang sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiap insan. Karena pada dasarnya
manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap sabar ini dalam hidupnya.

Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada, atau
identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk merubah
kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh karena itulah,
marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai sikap ini. Insya Allah, Allah
akan memberikan jalan bagi hamba- hamba-Nya yang berusaha di jalan-Nya.

Sekian yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf. Kesempurnaan
milik Allah, kesalahan milik saya. Wabilahi taufik wal hidayah,

Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai