Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

DISAIN TEKSTIL
DEKOMPOSISI KAIN

NAMA : RESKI ALYA PRADIFTA


NPM : 16020106
GROUP : 2K4
DOSEN : A. I. MAKKI, S.ST., M.T
ASISTEN : WITRI A. S.,S.ST
DESTI M., S.ST

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2017
I. Maksud dan Tujuan
Secara umum proses dekomposisi kain bermaksud dan bertujuan untuk
mengetahui jenis anyaman yang dipakai atau digunakan pada suatu jenis kain
(kain contoh uji).
Proses dekomposisi kain ini dilakukan mempunyai maksud dan beberapa
tujuan yaitu:
 Tujuan Ekonomis; untuk menghitung biaya atau harga pokok pembuatan
kain yang seperti kain contoh.
 Tujuan Pengawasan Mutu; untuk dipakai sebagai alat guna menentukan mutu
kain jadi maupun untuk pengawasan mutu kain yang sedang dibuat
berkenaan dengan suatau kontrak (pesanan).
 Tujuan Teknis; untuk memperoleh data-data guna pembuatan kembali
(meniru dengan tepat) kain yang sesuai dengan contoh. Bahkan bila perlu
membuat kain yang lebih baik daripada kain contoh.

II. Alat dan Bahan


 Lup
 Gunting
 Jarum layar
 Alat tulis
 Neraca analitik
 Penggaris
 Contoh uji

III. Langkah Kerja


1. Menentukan arah lusi dan arah pakan (arah lusi diberi tanda panah).
2. Menghitung tetal lusi dan tetal pakan pada lima tempat yang berbeda, kecuali
untuk kain satin hanya tiga tempat yang berbeda dan mencari harga rata-
ratanya.
3. Sedangkan untuk kain cele sendiri ditentukan motif atau warna tiap benang
lusi dan pakannya.
4. Kemudian kain contoh dipotong l0 x l0 cm, lalu ditimbang.
5. Benang lusi dan pakan diambil dari sisi yang berbeda, masing-masing 10
helai. Lusi l0 helai dan pakan l0 helai.
6. Benang lusi dan benang pakan hasil cara kerja No 4, kemudian ditimbang.
7. Membuat gambar anyaman dari kain tersebut.
8. Buatlah data pengamatan dari kain tersebut.
9. Dan terakhir buat data perhitungan dari kain tersebut.

IV. PERHITUNGAN
1. Menghitung mengkeret lusi dan pakan.
- panjang benang lusi/pakan dari kain contoh = b2
- panjang benang lusi/pakan setelah diluruskan = b1
b1 −b2
×100 %
- Mengkeret benang : M = b1

2. Menghitung No benang lusi dan pakan.


a. Panjang l0 lusi setelah diluruskan = …… cm = …… m

Berat l0 lusi = …… mg = …… g

panjang(meter ) 1000
berat( gram) , Nel = 0,59 x Nm, Tex = Nm
Nm =

Td = 9000

Nm

b. Perhitungan untuk benang pakan sama dengan perhitungan untuk benang


lusi.

3. Menghitung berat kain/m2


a. Berat Penimbangan :

100 cm x 100 cm
x Berat10X10
Berat kain/m2 = 10 cm x 10 cm = Bk

b. Berat Perhitungan :

Untuk Benang Lusi (B1) :


Tetal ( helai/cm )×100 cm×100 100
Berat lusi = ×
100× Nm 100-cl

Untuk Benang Pakan (B2) :

Tetal ( helai/cm )×100 cm×100 100


Berat pakan = ×
100× Nm 100-cp

Berat kain/m2 = B1 + B2 = Bb

4. Menghitung selisih berat :


B B −BK
×100%
Selisih Berat = BB

V. Data Pengamatan
Berat kain 10x10 = 1,01 gram
Berat 10 hl lusi = 21,5 mg = 0,0215 gram
Berat 10 hl pakan = 22,5 mg = 0,0255 gram

NO TEAL LUSI TETAL PAKAN


.
1 80 68
2 79 66
3 76 65
4 85 66
5 76 62
X 79,2 65,4

NO PANJANG LUSI PANJANG PAKAN


.
1 10,2 10,5
2 10,3 10,4
3 10,3 10,4
4 10,2 10,4
5 10,2 10,4
6 10,3 10,4
7 10,3 10,3
8 10,3 10,4
9 10,3 10,3
10 10,3 10,5
∑ 102,7 104
X 10,27 10,4
VI. Perhitungan

1. Mengkeret benang
rata−rata panjang lusi− panjang kain
a. Lusi = x 100 %
rata−rata panjang lusi
10,27−10
= x 100 %
10,27
0,27
= x 100 %
10,27
= 2,63 %

rata−rata panjang pakan− panjang kain


b. Pakan = x 100 %
rata−rata panjang lusi
10,4−10
= x 100 %
10,4
0,4
= x 100 %
10,4
= 3,85 %

2. Nomor Benang
o Nm
panjang (m)
a. Lusi Nm =
berat ( g)
1,027
=
0,0215
= 47,77 Nm
panjang (m)
b. Pakan Nm =
berat ( g)
1,04
=
0,0225
= 46,22 Nm

o Ne
a. Lusi Ne = Nm x 0,59
= 47,77 x 0,59
= 28,18 Ne
b. Pakan Ne = Nm x 0,59
= 46,22 x 0,59
= 27,27 Ne

o Tex
1000 1000
a. Lusi Tex = = = 20,93 Tex
Nm 47,77

1000 1000
b. Pakan Tex = = = 21,64 Tex
Nm 46,22

o Td
9000 9000
a. Lusi Td = = = 188,40 Td
Nm 47,77
Pakan Td = 9000 = 9000 = 194,72 Td
b. Nm 46,22

3. Gramasi

C x
= ( 100 x 100 ) cm3
(10 x 10)

C x (100 x 100)
X= = 1,01 x 100 = 101 g/m2
(10 x 10)

4. Selisih Berat Kain

79,2
Lusi = = 31,18 hl/cm
2,54

65,4
Pakan = = 25,75 hl/cm
2,54

hl 100
x 100 x 100 x
a. Berat lusi = cm 100−%mengkeret
Nm x 100

100
31,18 x 100 x
= 100−2,63
47,77
100
3118 x
= 97,37
47,77

= 67,13 g/m2

hl 100
x 100 x 100 x
b. Berat pakan = cm 100−%mengkeret
Nm x 100

100
25,75 x 100 x
= 100−3,85
46,22

100
2575 x
= 96,15
46,22

= 57,96 g/m2

Jumlah berat lusi dan pakan = 67,13 + 57,94 = 125,07 g/m2


berat besar−berat kecil
Selisih Berat (%) = x 100%
berat besar
125,07−101
= x 100% = 0,19%
125,07
Anyaman
Pakan

Lusi

1 Rapot

VII. Diskusi
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi kain (baik berupa
anyaman, tetal, benang lusi dan pakan serta nomor benang lusi dan pakan),
memproses penguraian kain dengan cara ditiras ke arah lusi dan ke arah pakan,
dan menentukan berat kain melalui dua metoda penimbangan dan perhitungan,
menentukan selisih berat hasil penimbangan dan hasil perhitungan, menentukan
besar tetal lusi dan pakannya, menentukan nomor benang lusi dan pakan, besar
mengkeret benang lusi dan pakan.
Dekomposisi kain adalah salah satu cara untuk mengetahui konstruksi kain.
Cara ini dilakukan jika kita akan membuat kain tanpa disertai dengan catatan
mengenai ukuran tentang konstruksi kain tersebut, tetapi yang ada hanya kain
contoh dengan ukuran yang tidak sebenarnya.
Dari proses dekomposisi kain tersebut kita akan memperoleh data-data
konstruksi kain sehingga dari data tersebut kita dapat membuat rencana tenun,
rencana kebutuhan bahan baku dan proses, atau bahkan mengembangkan
konstruksi kain tersebut.
Pada percobaan dekomposisi kain tenun, terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan kesalahan, diantaranya :
1. Kesalahan pada penghitungan tetal baik lusi maupun pakan yang dikarenakan
oleh tingkat kemahiran praktikan yang masih terbatas,
2. Kesalahan pada pegukuran panjang maupun berat benang yang dikarenakan
oleh benang mengalami twist sehingga pengukuran panjang benang menjadi
kurang tepat,
3. Kesalahan pengukuran berat karena pengamatan yang kurang tepat misalnya
karena kesalahan titik nol, ataupun karena pegas sudah tidak bekerja dengan
baik selain itu dikarenakan adanya gerakan Brown molekul udara juga dapat
mengganggu penunjukan jarum,
4. Adanya bagian yang hilang ketika benang dilepas dari kain, misalnya saja ada
bulu-bulu dari benang yang lepas,
5. Adanya kemungkinan benang maupun kain yang diukur terkena kotoran
maupun menjadi basah karena keringat dan sejenisnya sehingga menggangu
pengukuran.

Oleh karena itu hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya:

1. Sebaiknya kain jangan dipegang terlalu lama karena ada kemungkinan akan
bercampur dengan keringat kita dan hal ini dapat mengganggu perhitungan
dan data yang didapat
2. Pada saat penimbangan kain, harus berhati-hati dan teliti terutama saat
menimbang benang lusi dan pakan yang dinyatakan dalam milligram.
Sebaiknya praktikan mengetahui terlebih dahulu baik penggunaan alat ataupun
cara penimbangannya. Jika hasil penimbangan tidak akurat maka hasil
perhitungan nomor benang pun akan salah dan mempengaruhi ke hasil
pengurangan berat
3. Pada saat memotong kain 10 x 10 cm, usahakan tidak ada benang yang
terpotong dan hilang/terpisah karena jika ada benang yang terpotong walaupun
sedikit akan mempengaruhi hasil akhir

VIII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:
1. Mengkeret benang lusi = 2,63%
2. Mengkeret benang pakan = 3,85%
3. Nomor benang lusi
Nm = 47,77 Nm
Ne = 28,18 Ne
Tex = 26,93 Tex
Td = 188,40 Td
4. Nomor benang pakan
Nm = 46,22 Nm
Ne = 27,77 Ne
Tex = 21,64 Tex
Td = 197,72 Td
5. Gramasi = 101 g/m2
6. Selisih berat = 0,19%
7. Merupakan anyaman kepper

Anda mungkin juga menyukai