Pendahuluan
Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan Transisi adalah
unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB – VIIB dan VIII. Sesuai dengan
pengisian elektron pada subkulitnya, unsur ini termasuk unsur blok d, yaitu
unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada subkulit d dalam
konfigurasi elektronnya.
Unsur – unsur transisi yang akan dibahas adalah unsur transisi pada periode
4, yang terdiri dari scandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), krom (Cr),
mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu) dan seng
(Zn).
1. Skandium (Sc)
Skandium bernomor atom 21. Skandium berupa logam transisi yang lembut
dan warnanya putih keperakan, merupakan mineral yang langka dari
Skandinavia. Aplikasi utama skandium adalah untuk membuat paduan
aluminium-skandium yang digunakan oleh industri kedirgantaraan dan
peralatan olahraga yang membutuhkan material kinerja tinggi.
2. Titanium (Ti)
Titanium bernomor atom 22. Titanium merupakan unsur yang tersebar luas
dalam kulit bumi (sekitar 0,6% massa kulit bumi). Titanium merupakan
logam transisi yang bewarna putih keperakan. Titanium merupakan logam
transisi yang ringan, kuat, tahan korosi (termasuk tahan terhadap air laut dan
chlorine) dengan warna putih-metalik-keperakan. Kerapatan titanium relatif
rendah, bermassa ringan, keras, tahan terhadap cuaca dan stabil pada suhu
tinggi. Titanium juga tidak larut dalam larutan asam kuat dan tidak reaktif di
udara karena memilki lapisan oksida dan nitrida sebagai pelindung.
3. Vanadium (V)
Vanadium bernomor atom 23. Vanadium tersebar di kulit bumi sekitar
0,02% massa kulit bumi. Vanadium umumnya digunakan untuk paduan
dengan logam besi dan titanium. Vanadium(V) oksida digunakan sebagai
katalis pada pembuatan asam sulfat. Logam vanadium murni diperoleh
melalui reduksi elektrolitik leburan garam VCl2. Logam vanadium
menyerupai baja berwarna abu-abu dan bersifat keras serta tahan korosi.
4. Kromium (Cr)
Kromium bernomor atom 24. Kromium merupakan logam tahan korosi
(tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini,
kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen
bangunan, komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor,
maupun sebagai pelapis perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh
kromium ini lebih dikenal dengan sebutan emas putih. Perpaduan Kromium
dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan karat.
5. Mangan (Mn)
Mangan bernomor atom 25. Mangan relatif melimpah di alam (0,1% kulit
bumi). Salah satu sumber mangan adalah batuan yang terdapat di dasar
lautan dinamakan pirolusit. Mangan berwarna putih keabu-abuan, dengan
sifat yang keras tapi rapuh. Mangan sangat reaktif secara kimiawi, dan
terurai dengan air dingin perlahan-lahan.
6. Besi (Fe)
Besi bernombor atom 26. Besi merupakan logam yang cukup melimpah
dalam kulit bumi (4,7%). Besi murni berwarna putih kusam yang tidak
begitu keras dan sangat reaktif terhadap zat oksidator sehingga besi dalam
udara lembap teroksidasi oleh oksigen dengan cepat membentuk karat. Besi
adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam
keadaan unsur bebas.
7. Kobal (Co)
Kobal bernomor atom 27. Di alam, kobalt terdapat dalam bentuk senyawa,
seperti mineral kobalt glans (CoAsS), linalit (Co3S4), dan smaltit (CoAs2)
dan eritrit. Sering terdapat bersamaan dengan nikel, perak, timbal, tembaga
dan bijih besi, yang mana umum didapatkan sebagai hasil samping
produksi. Kobal juga terdapat dalam meteorit. Bijih mineral kobal dapat
ditemukan di Zaire, Moroko, dan Kanada. Survei badan geologis Amerika
Serikat telah mengumumkan bahwa di dasar bagian tengah ke utara Lautan
Pasifik kemungkinan kaya kobal dengan kedalaman yang relatif dangkal,
lebih dekat ke arah Kepulauan Hawai dan perbatasan Amerika Serikat
lainnya.
8. Nikel (Ni)
Nikel bernomor atom 28. Kelimpahan nikel dalam kulit bumi berada pada
peringkat ke-24, terdapat dalam bijih bersama-sama dengan arsen, antimon,
dan belerang. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni,
nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam
lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel,
krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak
diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak),
ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri.
9. Tembaga (Cu)
Tembaga bernombor atom 29. Tembaga adalah logam kemerahan, dengan
kekonduksian elektrik yang tahan terhadap cuaca dan korosi. Walaupun
tembaga tidak begitu reaktif, tetapi dapat juga terkorosi. Warna kemerah-
merahan dari tembaga berubah menjadi kehijau-hijauan akibat terkorosi
oleh udara membentuk patina. Apabila dioksidakan, tembaga adalah besi
lemah.
10. Seng (Zn)
Zink atau Seng bernombor atom 30. Zink murni yang dihasilkan secara
komersil dikenali sebagai Special High Grade (SHG) yang mempunyai
kemurnian sebanyak 99.995%. Zink juga dikenali sebagai timah sari. Zink
berwarna kelabu kebiru-biruan dan bersifat sederhana reaktif. Zink terbakar
dalam udara dengan nyalaan hijau kebiru-biruan yang terang, lalu
membebaskan asap zink oksida. Logam zink mudah tertempa pada suhu
antara 100°C sehingga 210°C dan dapat diketuk menjadi berbagai bentuk.
Pada suhu melebihi 210 °C, logam ini menjadi rapuh dan akan pecah jika
diketuk. Zink tidak bermagnet.
1. Sifat Logam
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam, baik dalam sifat kimia
maupun dalam sifat fisis. Harga energi ionisasi yang relative rendah (kecuali
seng yang agak tinggi), sehingga, mudah membentuk ion positif. Demikian
pula, harga titik didih dan titik lelehnya relative tinggi (kecuali Zn yang
membentuk TD dan TL relative rendah). Hal ini disebabkan orbital subkulit d
pada unsure transisi banyak orbital yang kosong atau tersisi tidak penuh.
Adanya orbital yang kosong memungkinkan atom-atom membentuk ikatan
kovalen (tidak permanen) disamping ikatan logam. Orbital subkulit 3d pada
seng terisi penuh sehingga titik lelehnya rendah. Bandingkan dengan unsure
utama yang titik didih dan titik lelehnya juga relative rendah.
2. Sifat Magnet
Titik didih dan titik leleh unsur transisi meningkat dari 1.541°C (Skandium)
sampai 1.890°C (Vanadium), kemudian turun sampai 1.083 °C (Tembaga) dan
420 °C (Seng).
4. Konfigurasi Elektron
a. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin
bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik
intinya, Sehingga jarak elektron pada kulit terluar ke inti semakin kecil.
b. Energi Ionisasi
5. Bilangan Oksidasi
Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong,
serta senyawa dari Zn2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh,
sehingga tidak terjadi peralihan elektron.
Ion kompleks adalah ion yang terdiri atas atom pusat dan ligan. Biasanya atom
pusat merupakan logam transisi yang bersifat elektropositif dan dapat
menyediakan orbital kosong sebagai tempat masuknya ligan. Contohnya ion
besi (III) membentuk ion kompleks [Fe(CN)6].
Berikut merupakan tata nama senyawa atau ion kompleks menurut IUPAC.
1) Penamaan Ligan
Contoh
b. Logam anion diberi nama yang umum dan diberi akhiran -o.
Contoh
Contoh
Contoh
(CH3)2SO4 = dimetilsulfatsida
C5N2N = piridin
(C6H5)3P = trifenilfosfin
3) Nama atom pusat diikuti bilangan oksidasinya yang ditulis dengan angka
romawi.
4) Untuk kompleks berupa kation atau molekul netral maka nama atom pusat
tidak berubah. Adapun senyawa berupa anion kompleks negatif maka nama
atom pusat diakhiri dengan -at).
Contoh
Kompleks kation:
Kompleks netral:
8. Keaktifan Katalik
Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya, yaitu kemampuannya
untuk menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi dalam tubuh. Kemampuan unsure
transisi mengkatalisasi suatu reaksi diperkirakan karena unsur transisi
mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Di dalam tubuh, terdapat enzim
sitokrom oksidase yang berperan dalam mengoksidasi makanan. Enzim ini
dapat bekerja bila terdapat ion Cu2+. Beberapa logam transisi atau senyawanya
telah digunakan secara komersial sebagai katalis pada proses industri seperti
TiCl3 (Polimerasasi alkena pada pembuatan plastic), V2O5 (proses kontak pada
pembuatan margarine), dan Cu atau CuO (oksidasi alcohol pada pembuatan
formalin).
C. Kegunaan Unsur-Unsur Transisi Periode Keempat
1. Kegunaan skandium
2. Kegunaan Titanium
ü Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik
3. Kegunaan Vanadium
4. Kegunaan Kromium
ü Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang
bersifat keras dan permukaanya tetap mengkilap.
v Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat
yang biasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
5. Kegunaan Mangan
ü Untuk produksi baja
ü Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi
ü Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk
penggunaan vitamin B1.
6. Kegunaan Besi
ü Membuat baja
7. Kegunaan kobalt
ü Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga
dalam system peramalan cuaca
8. Kegunaan Nikel
ü Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat
ü Sebagai katalis
9. Kegunaan Tembaga
ü Pelapis lampu TL