Anda di halaman 1dari 2

Alhamdulillah wa syukrulillah wa sholatu wa sallamu ala rasulillah sayyidina wamaulana

Muhammadin wa ala alihi wa shahbihi wa mawwalah, amma badah.

pertama kali, marilah kita memanjatkan puji syukur yang tiada terhingga kepada Allah
SWT. Karena Dia telah memberi kita karunia dan nikmat yang sangat besar yaitu umur
yang panjang, kesehatan yang baik, dan kesempatan yang luang sehingga kita semua
bisa melaksanakan kegiatan rutin tausiah pada jumat pagi ini.

Pada kesempatan ini saya akan membacakan tausiah singkat mengenai SABAR

semoga keselamatan dan kesejahteraan tetap di limpahkan Allah kepada panutan kita
semua, yakni Rasulullah saw, berikut para keluarganya, para sahabatnya, para ulama-
ulama dan segenap pengikutnya

Seorang muslim harus memiliki ahlak kenabian, yaitu akhlakul karimah. Selama kita
tidak mempunyai budi pekerti yang baik, maka belumlah dikatakan beriman. Salah satu
dari sekian banyak akhlakul karimah adalah sabar. Karena sabar adalah ciri orang
yang mukmin.

Sabar merupakan kekuatan dan daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan
kewajiban. Di samping itu, sabar adalah suatu kekuatan yang mampu menghalangi
seseorang dalam melakukan kemaksiatan.

Rasulullah saw. bersabda, "Sabar adalah cahaya," artinya bahwa kesabaran itu
merupakan hidayah yang datang dari Allah. Yakni sebuah penerang yang
membimbing seseorang untuk dapat mengenal Tuhan dan rasulNya, serta
mengetahui maupun mengamalkan ajaran-ajaranNya, perintah-perintahNya dan
menjauhi semua laranganNya. Oleh karena itu seseorang yang tetap tegak bertahan
sehingga dapat menundukan dorongan hawa nafsu secara terus menerus, maka ia
termasuk orang yang sabar.

Sayidina Ali bin Abu Thaiib pernah berpesan, "Seseorang tidak boleh takut kecuali
kepada dosanya, tidak boleh berharap kecuali kepada Tuhannya. Jika belajar tidak
boleh malu seandainya ia tidak tahu. Tidak boleh malu menyatakan "aku tidak bisa".
Dan ketahuilah bahwa sabar dalam menghadapi segala masalah seperti kepala di
badan, lalu jika kepala itu terlepas dari badannya, maka rusaklah badan tersebut.
Demikian juga jika sabar lepas dari suatu urusan, maka rusaklah urusan itu."

Untuk mengukur sejauh mana kadar keimanan dan kesabaran seseorang, maka Allah
lalu melimpahkan suatu ujian. Hanya saja ujian tersebut ada yang ringan dan ada yang
berat.

Ujian atau cobaan itu adakalanya berupa kenikmatan, misalnya harta benda, jabatan
dan sebagainya. Ada pula dalam bentuk yang tidak menyenangkan, seperti musibah
dan penderitaan. Terhadap ujian itu, baik yang mengandung kenikmatan atau musibah,
maka sifat sabar adalah sesuatu yang dapat menjadikan penawar. Sabar akan
memancarkan sinar yang memelihara seseorang sehingga ia tidak jatuh kepada
kekufuran. Sebab banyak kasus, orang yang ditimpa musibah kemudian imannya
menjadi lemah lalu kufur (murtad). Karena itulah, sebagai seorang muslim kita wajib
meneguhkan hati dalam menghadapi cobaan dari Allah. Marilah kita hadapi semua itu
dengan tenang dan sabar. Dalam masalah ini, menyadari bahwa Allah Maha Kuasa dan
Maha Rahman akan dapat menumbuhkan sifat sabar di dalam hati. Tanamkan suatu
keyakinan bahwa Allah yang memberi ujian kepada kita dan Allah juga yang memberi
Rahmat. Setiap kesulitan dan cobaan hidup, apapun bentuknya, adalah datang dari
Allah. Sekali-kali manusia tidak dapat menolak dan tidak pula dapat memaksa agar
Allah memberi rahmatNya.
Dalam Al-Qur'an diterangkan bahwa siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir)
Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?"
Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong
selain Allah. (Al-Ahzab ayat 17)

Orang yang mampu belajar dalam menghadapi ujian atau cobaan, maka derajat
kemuliaanya akan ditinggikan oleh Allah. Sabar yang dimaksudkan ialah bertahan pada
iman dan tidak mengeluh dalam merasakan cobaan yang tidak menyenangkan itu.

Diriwayatkan bahwa seorang sahabat bernama Khabab sedang menghadapi cobaan. Ia


mendatangi Rasulullah, yang ketika itu duduk bersandar surban di bawah naungan
Ka'bah. Kepada Rasulullah. Khabab mengeluh dan menceritakan tentang hidupnya
yang selalu menderita. Bertubi-tubi musibah telah menimpanya.

Katanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasul, doakanlah agar Allah menolong kami
sehingga kami terlepas dari ujian hidup!"
Rasulullah menjawab, "Perlu engkau ketahui wahai Khabab, bahwa dijaman dahulu,
yaitu jamannya umat sebelum kita, terkadang mereka disiksa dengan cara tubuhnya
ditanam di dalam liang atau dibelah dengan gergaji. Meskipun demikian, mereka tetap
memegang teguh agamanya dan tidak merubah pendiriannya sedikitpun."

Rasulullah saw. kemudian mengemukakan firman Allah:

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun". Mereka itulah yang
mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Baqarah Ayat: 155 - 157)

Jika cobaan atau ujian hidup dihadapi dengan sabar, ikhlas, tidak berkeluh kesah, tetapi
berikhtiar mencari jalan pemecahannya secara baik, maka Allah pasti memudahkan
bagi kita dalam urusan ini. Disamping dapat memcahkan masalah yang kita hadapi,
tentu Allah akan memudahkan bagi kita terhadap masalah hisab. Allah akan memberi
pahala, memberkati kehidupan sehingga timbangan amal pahala kita lebih berat
dibanding dengan dosa kita. Jadi jika seseorang itu mampu menghadapi ujian dengan
sabar dan ikhlas, maka ia termasuk orang yang tulus dalam menempuh ujian itu. Jika
tidak sabar, berarti ia gagal dan masuk dalam golongan orang yang berputus asa.

Banyak orang beranggapan bahwa kesabaran itu berarti merendahkan diri dan
menyerahkan kepada keadaan begitu saja. Kesabaran berarti membiarkan diri hanyut
dalam kondisi atau menghentikan usaha tanpa berusaha mencari jalan keluarnya, tanpa
mau memperbaiki dan melakukan usaha.

Sebenarnya anggapan seperti itu tidaklah benar. Sabar yang dimaksud oleh agama
adalah Ikhlas dalam menghadapi cobaan atau ujian dengan cara baik, berusaha
mencari jalan keluar yaitu ihktiar, dan tetap bertahan untuk teguh dalam iman serta tidak
berkurang amal shalih yang dijalankan.

Demikianlah akhlakul karimah berupa kesabaran yang harus kita tanamkan dalam jiwa
ini. Agar kita melatihnya setiap saat dalam pergaulan sehari-hari. Jika kita menjadi
orang yang sabar, Insya Allah akan disukai orang lain di tengah-tengah masyarakat.
Demikianlah tausiah singkat yang bisa saya sampaikan dalam kesempatan ini. Jika ada
kesalahan, maka hal itu karena khilaf dan kebodohan ilmu saya. Mohon maaf atas
segala kekuarangnya.
Bilahit taufiq wal hidayah. wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuhu.

Anda mungkin juga menyukai