Oleh :
Dinda Syavitri
NIM : PO.71.31.1.16.011
2019
LEMBAR PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
ii
Penulis menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai
kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan
dan perbaikannya sehingga akhirnya proposal skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan dilapangan
serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.
Dinda Syavitri
iii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv
iv
E. Definisi Operasional .................................................................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................... 42
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................................. 42
B. Jenis Dan Rancangan Penelitian ........................................................................ 42
C. Populasi dan Sampel............................................................................................. 43
D. Cara Pengambilan Sampel ................................................................................... 44
E. Jenis Data dan Pengumpulan Data .................................................................... 45
F. Prosedur pembuatan puding tomat dan wortel ................................................. 46
G. Perlakuan Kepada Sampel ................................................................................... 46
H. Pengolahan dan Analisis Data ............................................................................. 47
I. Alur Penelitian......................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 52
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hiperkolesterolemia merupakan gangguan metabolisme lemak
dengan ditandai kadar kolesterol total darah yang tinggi. Kadar
kolesterol tinggi akan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh
darah sehingga sirkulasi terganggu. Hal tersebut mengurangi jumlah
oksigen yang disuplai ke jantung yang berakibat pada terjadinya
penyakit jantung koroner (NCI, 2011).
6
jantung koroner serta 6,2 juta jiwa meninggal karena stroke (WHO,
2013).
7
pada tahun 2016 sebanyak 1272 pasien dan pada tahun 2017
mengalami peningkatan dengan pasien sebanyak 1941 pasien. Ketiga
penyakit tersebut dapat disebabkan karena terjadinya abnormalitas
kolesterol dalam darah (hiperkolesterolemia) (Nisrina, 2018).
8
Berdasarkan penelitian Nofia dan Dewi (2018) tentang
pengaruh pemberian intervensi jus tomat, wortel, dan gabungan tomat
dan wortel terhadap kadar kolesterol penderita hiperkolesterolemia.
Didapatkan hasil rerata penurunan kadar kolesterol responden yang
diberi jus gabungan tomat dan wortel paling rendah dibandingkan
perlakuan yang lain. Berarti adanya pengaruh yang signifikan
pemberian jus tomat dan wortel terhadap rerata kadar kolesterol
penderita hiperkolesterolemia.
9
darah. Serat dapat menurunkan kolesterol total 10.37%, dan
meningkatkan kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) sebesar 3.2%
(Orviyanti, 2012).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang meningkatnya angka kejadian
penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh hiperkolesterolemia
sebesar 30,55 % maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
pengaruh pemberian puding tomat dan wortel terhadap kadar
kolesterol total pasien hiperkolesterolemia rawat jalan di RSI Siti
Khadijah Kota Palembang.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh pemberian puding tomat dan wortel
terhadap kadar kolesterol pasien hiperkolesterolemia rawat jalan di
RSI Siti Khadijah Kota Palembang.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden (usia dan jenis
kelamin) pasien hiperkolesterolemia kelompok perlakuan dan
kelompok pembanding.
b. Untuk mengetahui rata-rata kadar kolesterol total pasien
hiperkolesterolemia kelompok perlakuan dan pembanding
sebelum diberikan perlakuan.
c. Untuk mengetahui rata-rata kolesterol total pasien
hiperkolesterolemia kelompok perlakuan dan pembanding
setelah diberikan perlakuan.
10
d. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata penurunan kadar
kolesterol total pasien hiperkolesterolemia pada kelompok
perlakuan dan pembanding.
e. Untuk menganalisis pengaruh pemberian puding tomat dan
wortel terhadap penurunan kadar kolesterol total pada pasien
hiperkolesterolemia.
D. Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh pemberian puding tomat dan wortel terhadap
kadar kolesterol pasien hiperkolesterolemia rawat jalan di RSI Siti
Khadijah Kota Palembang
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan,
pengetahuan dan pengalaman penelitian di bidang gizi dan
menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama mengikuti
perkuliahan di Poltekkes Kementerian Kesehatan Palembang
Jurusan Gizi.
2. Bagi RSI Siti Khadijah Palembang
Diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam penurunan
kadar kolesterol total pada pasien hiperkolesterolemia di RSI Siti
Khadijah Palembang agar tetap stabil dan tidak terjadi peningkatan
kadar kolesterol.
3. Bagi Poltekkes Kemenkes Palembang
Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Poltekkes Kemenkes
Palembang yaitu sebagai salah satu referensi informasi dan bahan
kepustakaan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.
4. Bagi Masyarakat
Bahan masukan dalam pemanfaatan pangan yang berbasis
kearifan lokal yaitu tomat dan wortel dalam upaya pencegahan dan
penurunan kadar kolesterol total.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana
meningkatnya konsentrasi kolesterol dalam darah yang melebihi
nilai normal (Guyton & Hall, 2008). Kolesterol telah terbukti
mengganggu dan mengubah struktur pembuluh darah yang
mengakibatkan gangguan fungsi endotel yang menyebabkan lesi,
plak, oklusi, dan emboli. Selain itu juga kolesterol diduga
bertanggung jawab atas peningkatan stress oksidatif (Stapleton et
al., 2010).
2. Patofisiologi Hiperolesterolemia
Lipid yang berasal dari makanan akan mengalami proses
pencernaan di dalam usus menjadi asam lemak bebas, trigliserida,
fosfolipid dan kolesterol yang akan diabsorbsi dan
ditransportasikan oleh darah ke berbagai jaringan dalam bentuk
lipoprotein. Lipoprotein merupakan alat pengangkut lipid dalam
darah karena lipid tidak dapat larut dalam darah sehingga harus
berikatan dengan protein untuk membentuk senyawa larut.Terdapat
empat kelompok utama lipoprotein, yaitu: kilomikron, Very
Lowdensity Lipoprotein (VLDL), Low Density Lipoprotein (LDL) dan
12
High Densitylipoprotein (HDL). Kilomikron merupakan lipoprotein
yang mengangkut lipid dari penyerapan dalam usus; VLDL
mengangkut trigliserol dari hati: LDL menyalurkan kolesterol ke
jaringan, dan HDL membawa kolesterol dari jaringan dan
mengembalikannya ke hati untuk diekskresikan dalam proses yang
dikenal sebagai transport kolesterol terbalik (reverse
cholesteroltransport).
13
3. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol dalam Tubuh
Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (2012),
faktor risiko yang berhubungan dengan kadar kolesterol total dibagi
dalam faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak
dapat diubah (Putri, 2016).
14
kolesterol lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini disebabkan
berkurangnya aktifitas hormon estrogen setelah wanita
mengalami menopause (Ujiani, 2014).
3) Genetik (Keturunan)
15
b. Faktor risiko yang dapat diubah
1) Asupan makanan
Asupan makanan tinggi lemak jenuh turut
meningkatkan kadar kolesterol plasma dengan peningkatan
sebanyak 15%-25%. Hal ini karena terjadi deposit lemak di
hati yang kemudian menyebabkan meningkatnya unsur
asetil-koA di hati untuk memproduksi kolesterol. Oleh karena
itu, dalam menurunkan kadar kolesterol plasma penting
untuk menjauhi sumber makanan tinggi lemak jenuh. Asupan
diet rendah lemak jenuh mampu menurunkan kadar
kolesterol plasma namun mekanismenya masih belum dapat
dipastikan (Guyton, 2007 dalam Ujiani, 2014).
Lemak makanan terdiri dari beberapa asam lemak yaitu
asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Begitu juga
minyak nabati mengandung asam lemak jenuh terutama
minyak kelapa dan minyak sawit (Tan dan Rahardja, 2010).
Konsumsi asam lemak jenuh dan protein hewani yang
berlebihan juga cenderung menaikan kadar kolesterol dan
trigliserida darah (Waspadji, 2003).
Konsumsi tinggi karbohidrat cenderung meningkatkan
kadar trigliserida dan menurunkan kadar kolesterol HDL.
Senyawa trigliserida yakni jenis lemak yang biasanya
dijumpai di dalam darah yang mengandung glukosa lebih.
Kadar trigliserida tinggi dan HDL rendah maka akan
berpengaruh pada aterosklerosis dan berimbas pada
penyakit jantung sehingga dapat terjadi serangan jantung
yang mendadak (Rahayu, 2015).
2) Kebiasaan merokok
Masyarakat awam sudah banyak mengetahui bahwa
merokok bisa merusak paru-paru karena asap yang dihisap
langsung masuk ke paru-paru, namun banyak orang tidak
16
tahu bahwa rokok ternyata bisa meningkatkan kadar
kolesterol dalam tubuh manusia (Inggrit, 2010).
Kebiasaan merokok dapat menyebabkan peningkatan
kadar kolesterol LDL, diantaranya akibat efek akumulatif dari
nikotin dan radikal bebas (Minarti dkk, 2018). Nikotin dalam
rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan
penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan
penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh darah koroner,
yang bertugas membawa oksigen ke jantung. Selain
memperburuk profil lemak atau kolesterol darah, rokok juga
dapat meningkatkan tekanan darah pada nadi. Merokok juga
dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, mengikat
darah sehingga mudah menggumpal, mengganggu irama
jantung dan kekurangan oksigen karena CO (karbon
monoksida) (Depkes, 2012).
Menurut penelitian Lipid Research Program Prevalence
Study membuktikan bahwa seseorang yang merokok 20
batang atau lebih per hari, kadar HDL-nya akan menurun
11% pada pria dan 14% pada wanita dibandingkan dengan
populasi yang tidak merokok (Antika, 2014).
3) Aktifitas fisik
17
Olahraga mampu mengkonversi kolesterol menjadi
sterol yang kemudian dikonversi lagi menjadi hormon
reproduksi. Karena itu, setelah olahraga tubuh menjadi lebih
bugar. WHO merekomendasikan untuk melakukan aktivitas
fisik dengan intensitas sedang selama 30 menit perhari
dalam satu minggu atau 20 menit perhari selama 5 hari
dalam satu minggu dengan intensitas berat untuk
mendapatkan hasil yang optimal dari aktivitas fisik/olah raga
(Ruslianti, 2014).
4) Obesitas
Jika seseorang kelebihan berat badan identik dengan
tubuh yang menyimpan banyak lemak dan kalori, seseorang
yang kelebihan berat badan pastinya rentan terhadap suatu
penyakit, bahkan penyakit kolesterol siap mengintai.
Semakin banyak lemak dan kolesterol yang terkandung
dalam darah, semakin buruk keadaan dan tingkat kesehatan
akan mengalami gangguan. Untuk itu disarankan melakukan
diet sehat, mengurangi asupan makanan yang mengandung
lemak jenuh (Ruslianti, 2014).
5) Alkohol
Mengkonsumsi alkohol secara berlebih akan
meningkatkan kadar lemak darah, terutama trigliserida. Hal
ini karena sel hati berhenti mengolah lemak yang berasal
dari makanan agar dapat melakukan detoksifikasi alkohol
yang dalam jumlah besar akan menjadi racun bagi sel tubuh
(Anies, 2015).
4. Penatalaksanaan Hiperkolesterolemia
Penatalaksanaan hiperkolesterolemia terdiri atas non
farmakologi dan farmakologi. Penatalaksanaan non farmakologi
dengan perubahan gaya hidup meliputi pengaturan diet, aktivitas
18
fisik, serta beberapa upaya lain seperti menghentikan rokok, dan
mengurangi asupan alkohol (Adam, 2007). Penatalaksaan
farmakologis dengan menggunakan obat penurun
hiperkolesterolemia adalah sebagai berikut:
19
b. Sekuestran asam empedu
Sekuestran asam empedu bekerja dengan cara mengikat
asam empedu dalam saluran cerna dan mempengaruhi sirkulasi
enterohepatik. Berkurangnya kadar asam empedu dengan
pemberian obat ini akan menyebabkan peningkatan sintesis
asam empedu yang berasal dari kolesterol. Disamping itu,
sirkulasi enterohepatik yang terganggu menyebabkan kolesterol
yang diabsorbsi lewat saluran cerna menjadi terhambat dan
keluar bersama tinja. Kedua proses ini akan menyebabkan
penurunan kolesterol dalam hati. Selanjutnya, dengan adanya
penurunan kandungan kolesterol dalam hati ini akan
menstimulasi produksi reseptor LDL, efek yang mirip dengan
statin (Suyatna, 2008). Efek samping obat ini terbatas pada
usus, karena resin tidak diabsorpsi sehingga menyebabkan rasa
penuh, rasa tidak nyaman pada perut, diare serta konstipasi.
Contoh sekuestran asam empedu yaitu kolesteramin dan
kolestipol (Neal, 2005).
c. Asam nikotinat
Asam nikotinat (niasin) merupakan vitamin B komplek
larut air yang berfungsi sebagai vitamin setelah diubah menjadi
nikotinamida. Nikotinamid tidak mempengaruhi kadar lipid dalam
darah. Asam nikotinat (niasin) harus diberikan dalam dosis yang
lebih besar daripada yang diperlukan untuk efeknya sebagai
vitamin agar mendapatkan efek hipolipidemik. Obat ini
merupakan hipolipidemik yang paling efektif dalam
meningkatkan HDL (sebesar 30-40%). Disamping itu juga
menurunkan trigliserida (sebesar 35-45%), dan kolesterol LDL
(sebesar 20-30%) (Mahley & Bersot, 2007).
Niasin menghambat lipolisis trigliserida oleh hormone
sensitive lipase dalam jaringan adiposa sehingga mengurangi
transpor asam lemak bebas ke hati dan menurunkan sintesis
20
trigliserida. Penurunan sintesis trigliserida ini akan
menyebabkan berkurangnya produksi VLDL sehingga kadar
LDL menurun. Selain itu, niasin juga meningkatkan aktivitas LPL
(Lipoprotein Lipase) yang akan menurunkan kadar kilomikron
dan trigliserid VLDL. Efek peningkatan kolesterol HDL oleh
niasin terjadi karena berkurangnya katabolisme apoA-I oleh hati
sehingga meningkatkan kandungan apoA-I dalam plasma dan
memperbesar transpor kolesterol ke arah berlawanan (Mahley &
Bersot, 2007).
Obat ini memiliki efek samping gatal dan kemerahan
pada kulit serta perasaan panas di muka bahkan di badan yang
diperantarai oleh prostaglandin (Mahley & Bersot, 2007). Efek
samping yang paling berbahaya adalah gangguan fungsi hati
(Suyatna, 2007).
d. Asam Fibrat
Obat golongan ini menghasilkan penurunan pada LDL
(sekitar 10%), peningkatan HDL (sekitar 10%) serta
menyebabkan penurunan bermakna pada trigliserida plasma
(sekitar 30%). Fibrat bekerja sebagai ligan untuk reseptor
transkripsi nukleus, reseptor alfa peroksisom yang diaktivasi
proliferator (PPAR-α, peroxisome proliferator-activated receptor
alpha), dan menstimulasi aktivitas lipoprotein lipase. Asam fibrat
dapat menyebabkan sindrom seperti miositis. Insidensi miositis
meningkat dengan penggunaan bersama inhibitor HMG KoA.
Contoh turunan asam fibrat yaitu gemfibrozil dan bezafibrat
(Neal, 2005). Efek samping obat ini dapat menyebabkan
keluhan gastrointestinal, rash, pusing, dan peningkatan kadar
transaminase serta fosfatase alkali (wells, dkk, 2009).
21
e. Ezetimibe
Obat ini efektif menurunkan LDL dan kolesterol total.
Ezetimibe diabsorpsi dengan baik lewat saluran cerna. Di dalam
usus mengalami glukoronidasi dan akan diekskresikan ke dalam
empedu (Mahley & Bersot, 2007). Ezetimibe yang merupakan
inhibitor absorbsi kolesterol menurunkan LDL ketika
ditambahkan juga pada pengobatan dengan statin (Kastelein.,
et al. 2008).
5. Kolesterol
a. Definisi Kolesterol
Asal kata kolesterol berasal dari bahasa Yunani, chole
yang artinya empedu, dan stereo yang artinya padat. Nama
kolesterol ditemukan pada abad ke-18, kolesterol saat itu
ditemukan pada batu empedu (Graha C, 2010). Kolesterol
merupakan senyawa lemak berbentuk seperti lilin yang
berwarna kekuningan yang terdapat pada setiap dinding sel
darah yang berasal dari himpunan lemak yang diproduksi oleh
hati (Graha C, 2010).
22
kurang stabil sehingga dapat membahayakan tubuh (Graha C,
2010).
b. Sumber Kolesterol
6. Klasifikasi kolesterol
23
a) Jenis Kolesterol
1) Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL atau sering disebut dengan kolesterol jahat, yang
menyebabkan terjadinya pembentukan plak, tebal, atau
sering disebut juga sebagai plak kolesterol, dan dengan
seiring berjalannya waktu dapat menempel didalam dinding
arteri dan terjadinya penyempitan arteri (Yovina, 2012).
Protein utama pembentuk LDL adalah Apo B
(apolipoprotein - B). Kandungan lemak jenuh tinggi membuat
LDL mengambang di dalam darah. LDL dapat menyebabkan
penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. LDL
berfungsi membawa kolesterol dari hati menuju jaringan
(Murray, 2009 dalam Anggraeni, 2016).
Low - density lipoprotein (LDL) mempunyai fungsi
bagi tubuh yaitu sebagai pengangkut kolesterol ke jaringan
perifer dan berguna untuk pemecahan membran dan hormon
steroid. LDL mengandung 10% trigliserida serta 50%
kolesterol. Kadar ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
kadar kolesterol dan kandungan lemak jenuh dalam
makanan yang dikonsumsi (Anggraeni, 2016).
2) High Denstiy Liporotein (HDL)
HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh
manusia. Kolesterol HDL sering disebut juga kolesterol baik
karena membantu membersihkan kolesterol dari pembuluh
darah (Adam, 2009). HDL mengandung 20% kolesterol, <
5% trigliserida, dan 50% protein dari berat molekulnya.
Fungsi dari HDL yaitu mengangkut LDL didalam jaringan
perifer ke hati dengan membersihkan lemak-lemak yang
menempel didalam pembuluh darah yang kemudian akan
disalurkan melalui saluran empedu dalam bentuk lemak
empedu (Sutanto, 2010).
24
Fungsi utama dari HDL yang membawa kolesterol
menuju hati adalah untuk memindahkan kolesterol yang
berlebih dan membawa kelebihan kolesterol tersebut untuk
dimetabolisme menjadi garam empedu. Fungsi pemindahan
kolesterol dari jaringan ini menyebabkan hubungan yang
berbanding terbalik antara konsentrasi HDL dalam plasma
dan risiko terjadinya penyakit jantung. HDL umumnya
disebut kolestrerol baik karena HDL merupakan pembawa
kolesterol plasma kembali ke hati (Adam, 2005).
b) Kadar Kolesterol
Tabel 1
Pengelompokan Kadar Kolesterol
25
7. Asupan Zat Gizi
a) Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi utama dibandingkan
dengan lemak dan protein. Salah satu fungsinya yaitu beperan
sebagai pengatur dalam metabolisme lemak. Oksidasi lemak
yang tidak sempurna dapat dicegah oleh karbohidrat sehingga
badan keton seperti asam asetosetat, aseton, b-hidroksi butirat
tidak dapat terbentuk dan ketosis tidak terjadi (Tejasari, 2005).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam
dua golongan, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida
(glukosa, fruktosa, dan galaktosa), disakarida (sukrosa, maltosa,
laktosa, dan trehalosa), gula alkohol (sorbitol, manitol, dulsitol,
dan inositol), dan oligosakarida (rafinosa, stakiosa, verbakosa,
dan fruktan). Jenis karbohidrat lainnya yaitu karbohidrat
kompleks terdiri dari polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua
ikatan monosakarida (pati, dekskrim, dan glikogen), dan serat
(polisakarida) non pati (Sulviana, 2008).
Konsumsi karbohidrat yang berlebihan dapat memicu
penyakit jantung pada seseorang. Karbohidrat berlebih dapat
meningkatkan kadar glukosa di dalam darah dan berakibat pada
penyakit jantung yang semakin tinggi. Konsumsi tinggi
karbohidrat cenderung meningkatkan kadar trigliserida dan
menurunkan kadar kolesterol HDL. Senyawa trigliserida yakni
jenis lemak yang biasanya dijumpai di dalam darah yang
mengandung glukosa lebih. Kadar trigliserida tinggi dan HDL
rendah maka akan berpengaruh pada aterosklerosis dan
berimbas pada penyakit jantung sehingga dapat terjadi
serangan jantung yang mendadak (Rahayu, 2015)
26
b) Lemak
Lemak dengan nama ilmiah trigliserida terdiri dari
beberapa unsur yaitu karbon, hidrogen, dan oksigen. Lemak
memiliki lebih banyak unsur karbon dan hidrogen daripada
unsur oksigen sehingga memberikan energi lebih banyak
sebesar 9 kkal (Sandjaja dkk, 2009). Fungsi lemak sebagai
sumber energi, sumber asam lemak esensial, alat angkut
vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi ras kenyang
dan kelezatan, sebagai pelumas, memelihara suhu tubuh, serta
pelindung organ tubuh (Almatsier, 2010).
Lemak yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis
oleh hati dan jaringan adiposa harus diangkut keberbagai
jaringan dan organ untuk digunakan dan disimpan. Lipid plasma
terdiri dari triasilgliserol (16%), fosofolipid (30%), kolsterol
(14%), ester kolesterol (36%), dan asam lemak bebas (4%).
Lipid diangkut didalam plasma sebagai lipoprotein. Empat
kelompok utama lipoprotein penting yaitu : kilomikron, VLDL,
LDL, dan HDL. Kilomikron mengangkut lipid yang dihasilkan dari
pencernaan dan penyerapan; VLDL mengangkut trigliserol dari
hati; LDL menyalurkan kolesterol ke jaringan; dan HDL
membawa kolesterol ke jaringan dan mengembalikannya ke hati
untuk di ekskresikan dalam proses yang dikenal sebagai
transpor kolesterol terbalik.
Konsumsi lemak berlebih akan membuat asam empedu
yang dibutuhkan lebih banyak karna untuk memecah molekul
lemak agar dapat diserap dan dimanfaatkan tubuh. Untuk
memenuhi peningkatan kebutuhan itu dibutuhkan lebih banyak
kolesterol sebagai bahan baku asam empedu. Apabila asupan
sedikit, maka kolesterol didapat dari cairan darah (Afriansyah,
2008).
27
Asupan lemak yang berlebih dapat menyebabkan
meningkatnya kadar kolesterol, LDL, dan trigliserida yang
menumpuk pada dinding pembuluh darah dan akan membentuk
plak. Plak tersebut akan bercampur dengan protein dan ditutupi
oleh sel-sel otot dan kalsium yang pada akhirnya berkembang
menjadi aterosklerosis. Pembuluh darah koroner pada penderita
aterosklerosis selain tidak elastis juga akan mengalami
penyempitan sehingga tekanan aliran darah dalam pembuluh
koroner naik (Widyaningrum, 2012).
Asupan makanan yang mengandung asam lemak jenuh
dapat meningkatkan kadar kolesterol darah, kenaikan 25 mg
kolesterol diet dapat meningkatkan kolesterol darah 1 mg/dl.
Lemak makanan digolongkan dalam asam lemak jenuh, asam
lemak tidak jenuh rantai tunggal, asam lemak tidak jenuh rantai
tunggal, dan asam lemak tidak jenuh rantai ganda (Ayundira,
2012).
c) Serat
Rata-rata konsumsi serat penduduk Indonesia per hari
ternyata hanya 10,5 gram. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia hanya memenuhi 1/3 dari kebutuhan
ideal akan serat yang mencapai 20-30 gram setiap hari
(Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia, 2012). Beralihnya pola
konsumsi masyarakat yang lebih menyukai makanan cepat saji
atau fastfood yang minim akan serat (Saptawati Bardosono,
2011). Rendahnya konsumsi serat dan antioksidan merupakan
faktor risiko berbagai penyakit seperti hipertensi, diabetes
melitus, stroke, penyakit jantung serta hiperkolesterolemia.
Serat dapat membantu menghambat absorbsi lemak yang
secara tidak langsung membantu menurunkan kadar kolesterol
(Sulastri, et al., 2005).
28
Serat yang dinamakan juga polisakarida non pati atau
serat. Berdasarkan daya larutnya di dalam air, serat dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu serat larut air (pektin, gum,
mukilase, glukan, dan algal) dan serat tidak larut air (selulosa,
hemiselulosa, dan liknin). Bahan makanan yang mengandung
serat larut air terbukti dapat mengurangi kolesterol di dalam
darah karena mengandung sitosterol dan niasin yang
merupakan hipokolesterolemik (Waspadji, 2003). Banyak
penelitian yang menyatakan bahwa polisakarida non pati larut
air berpengaruh terhadap penurunan kolesterol darah terutama
LDL (Low Density Lipoprotein) yang disertai dengan penurunan
kolesterol dalam hati dan jaringan lain (Sulviana, 2008).
Penelitian Ayuandira (2012) menunjukkan bahwa adanya
hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan
hiperkolesterolemia, dimana yang mengkonsumsi buah <200
gr/hari, 2.2 kali berisiko hiperkolesterolemia dibandingkan
dengan yang mengkonsumsi buah > 200 gr/hari. Begitu juga
dengan konsumsi sayur, risiko seseorang yang kurang
mengkonsumsi sayur terhadap hiperkolesterolemia adalah 2.8
kali lebih besar daripada yang seseorang yang cukup
mengkonsumsi sayur.
Tabel 2
Komposisi Makanan untuk Hiperkolesterolemia
Makanan Asupan yang Digunakan
Total lemak 20-25% dari total kalori total
- Lemak jenuh < 7% dari kalori total
- Lemak PUFA Sampai 10% dari kalori total
Karbohidrat 60% dari kalori total
Serat 30 gr/hari
Protein 15% dari kalori total
Sumber: Penatalaksanaan dyslipidemia. Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia (2005)
29
8. Tomat
a. Gambaran Umum Tomat
Tomat merupakan tanaman yang berasal dari benua
Amerika. Tanaman tomat merupakan golongan herba
semusim, tingginya dapat mencapai 2,5 meter, ditanam
sebagai tanaman buah di ladang, pekarangan, atau ditemukan
liar pada ketinggian 1-1600 m dpl. Buah ini berasal dari
keluarga terung-terungan atau Solanaceae (Siddiq, 2010).
Klasifikasi tanaman tomat menurut ahli botani adalah
sebagai berikut (Tjitrosoepomo, 2008)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dycotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaeceae
Genus : Lycopersicon
Species : Lycopersicon esculentum Mill
30
Tabel 3
Kandungan Gizi Tomat dalam 100 gr
Jumlah
Kandungan Gizi
Air 92,9 gr
Protein 1,3 gr
Lemak 0,5 gr
Karbohidrat 4,7 gr
Serat 1,5 gr
Energi 24 kal
Besi 0,6 mg
Betakaroten 575 mcg
Vitamin B1 (Thiamin) 0,06 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 0,07 mg
Vitamin PP (Niacin) 0,4 mg
Vitamin C (Ascorbic acid) 34 mg
Sumber : Panganku, 2018
c. Manfaat tomat
Tomat berkhasiat bagi penderita yang sedang sakit
maupun pada fase penyembuhan. Daun dan buahnya
berkhasiat sebagai penyejuk, antiseptik usus, pencahar
ringan, menambah nafsu makan dengan cara
31
memperbanyak keluarnya air liur, merangsang keluarnya
enzim lambung, dan melancarkan aliran empedu ke usus.
Pada tikus, jus tomat dapat menurunkan kadar serum
kolesterol yang tinggi dan menurunkan jumlah kolesterol di
dalam hati. Pada kucing, sirup tomat dapat menurunkan
tekanan darah tanpa mengganggu denyut jantung dan
menstimulir otot polos. Pada hewan percobaan, tomat
berkhasiat sebagai antiradang dan menurunkan
permeabilitas pembuluh darah. Tomat efektif sebagai
antikanker dan dapat menghambat pertumbuhan jamur pada
manusia. Likopen yang terkandung pada tomat memiliki
potensi antioksidan yang tinggi dan dapat mencegah radikal
bebas yang menyebabkan berbagai penyakit kronis
termasuk kanker (Agarwal dan Rao, 2000).
32
oleh kilomikron ke aliran darah melalui sistem limfatik.
Likopen didistribusikan ke jaringan terutama melalui
kolesterol LDL. Likopen sebagai agen hiperkolesterolemik
terlibat pengaturan kadar kolesterol LDL melalui
penghambatan enzim HMG-KoA reduktase. Penghambatan
enzim tersebut menurunkan sintesis kolesterol dari
mevalonat di hepar maupun penurunan sintesis kolesterol
dari asetat di makrofag. Selain itu, likopen meningkatkan
reseptor kolesterol LDL di hepar (Rao, 2002).
Penghambatan enzim HMG-KoA reduktase dan peningkatan
reseptor kolesterol LDL di hepar menurunkan kolesterol LDL
Likopen juga merupakan karotenoid utama di dalam
serum dan jaringan tubuh manusia. Tidak seperti karotenoid
lain, likopen tidak mempunyai aktifitas provitamin A. Selain
itu likopen mempunyai aktifitas sebagai antioksidan dan
sebagai imunomodulator bagi tubuh. Likopen sebagai
antioksidan mempunyai kemampuan untuk melawan
kerusakan sel-sel tubuh akibat radikal bebas di dalam aliran
darah dengan mengurangi efek toksik dari spesies oksigen
reaktif (ROS), sehingga diasosiasikan dengan penurunan
resiko terjadinya berbagai macam penyakit, seperti kanker,
penyakit kardiovaskuler, penyakit neurodegeneratif dan
aging. Penurunan resiko terhadap berbagai macam penyakit
tersebut juga menimbulkan dugaan adanya peranan likopen
di dalam sistem imun, yaitu sebagai suatu immunomodulator
(Hadley, 2003).
Likopen sama sekali tidak diproduksi oleh tubuh,
melainkan hanya didapatkan dari diet. Proses pemasakan
biasanya membuat bioavailibilitas likopen bertambah, karena
terjadi perubahan kimiawi akibat perubahan temperatur
33
ketika mengalami pemrosesan, kemudian likopen terlepas
dari matriksnya (Hadley, 2003).
6. Wortel
a. Gambaran umum wortel
34
Species Daucus carota L berkerabat dekat dengan
seledri (Apium graveolens L), petroseli, adas, dan sebagainya
(Cahyono,2002).
Tabel 4
Kandungan Gizi Wortel per 100 gr
Kandungan Gizi Jumlah
Energi 36 gr
Protein 1,0 gr
Lemak 0,6 gr
Karbohidrat 7,9 gr
Kalsium 45 gr
Fostor 74 kal
Besi 1,0 mg
Serat 1,7 gr
Betakaroten 3,784 mcg
Vitamin B1 (Thiamin) 0,04 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 0,04 mg
Niasin 1,0 mg
Vitamin C 18 mg
Air 89,9 gr
Sumber : Panganku, 2018
c. Manfaat Wortel
Wortel kaya akan zat antioksidan betakaroten,
mampu mencegah radikal bebas menjadi kanker. Wortel dapat
menurunkan resiko kanker prostat pada lelaki. Mengkonsumsi
35
secara rutin wortel dapat mengurangi keganasan dari radikal
bebas. Sebaiknya tidak mengkonsumsi terlalu berlebihan
karena akan menyebabkan kulit menjadi kuning. Wortel selain
dikonsumsi segar dapat pula dikukus terlebih dahulu
kemudian dikonsumsi (Kumalaningsih, 2006).
Wortel mempunyai berbagai manfaat, antara lain baik
untuk penglihatan dan imunitas di mana wortel mengandung
vitamin A yang tinggi, mampu mencegah kanker karena wortel
mempunyai kandungan betakaroten yang tinggi karena sifat
antioksidannya yang melawan kerja destruktif sel-sel kanker,
mencegah rabun senja, menurunkan kolesterol darah dan juga
mengandung serat yang tinggi, mencegah stroke karena
aktivitas beta karoten yang dapat mencegah terjadinya plak
atau timbunan kolesterol yang terdapat dalam pembuluh
darah, mengatasi masalah kulit seperti jerawat, membantu
menetralkan asam urat darah, menghilangkan toksin dalam
tubuh karena adanya kandungan kalium dalam wortel
(Satoanternak, 2015).
Betakaroten merupakan anti oksidan yang menjaga
kesehatan dan menghambat proses penuaan. Betakaroten
merupakan pigmen paling aktif apabila dibandingkan dengan
alpha dan gamma karoten. Selain itu betakaroten bisa
mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker serta
melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari proses
oksidasi. Jika tubuh memerlukan vitamin A maka betakaroten
di hati akan diubah menjadi vitamin A. Fungsi vitamin A bisa
mencegah buta senja, mempercepat penyembuhan luka dan
mempersingkat lamanya sakit campak. Sebuah wortel ukuran
sedang mengandung sekitar 12000 SI betakaroten.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa dengan
36
mengkonsumsi wortel yang dikukus sebentar akan
memperbesar penyerapan betakaroten (Kumalaningsih, 2006)
Makanan dengan kandungan serat larut air tinggi
dapat memengaruhi asam lemak rantai pendek di aliran darah.
Menurut Linda (2005), serat larut air (pektin) mempunyai efek
yang baik pada metabolisme lemak. Wortel berkhasiat sebagai
laksatif, yakni melancarkan buang air besar karena di dalam
wortel terdapat pektin yang berkhasiat mencegah dan
mengatasi sembelit dengan cara memperlunak feses dan
mendorong sisa makanan pada saluran pembuangan.
Kandungan pektin yang ada dalam wortel juga mampu
menurunkan kolesterol tinggi dan membantu kesehatan usus
besar.
37
dari darah oleh serat. (Soeharto, 2004). Selain itu, terdapat
kandungan fitosterol yang dapat memperbaiki kadar kolesterol
dengan cara mengikat kolesterol di dalam perut sehingga
mencegah kolesterol terabsorbsi ke dalam darah.
Pektin dikenal juga sebagai antikolesterol dapat mengikat
asam empedu yang merupakan hasil akhir metabolisme
kolesterol. akan mengurangi produksi kolesterol LDL di hati,
menurunkan kolesterol, dan bermanfaat untuk mengatasi diare
karena kemampuannya membentuk agar tetap lunak serta
tidak cair. (Sufrida dan Sitanggang, 2006).
38
B. Kerangka Teori
Usia
Genetik
Hiperkolestero
Obesitas lemia
Merokok
Aktifitas Fisik
Asupan makan
(Sumber: National Heart, Lung, and Blood Institute (2012) dalam Putri (2016),
modifikasi William H. Frisman, MD dan Syed. F Mahmood, MD dalam Inggrit
(2014))
Bagan 1. Kerangka Teori
39
C. Kerangka Konsep
Intervensi Puding Tomat
dan Wortel
D. Variabel Penelitian
1. Variabel dependen (terikat)
Dalam penelitian ini sebagai variabel terikat (dependen) yaitu
variabel yang dipengaruhi adalah kadar kolesterol total pasien
hiperkolesterolemia rawat jalan di RSI Siti Khadijah Kota
Palembang
2. Variabel independen (bebas)
Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas (independen) yaitu
variabel yang mempengaruhi adalah puding tomat dan wortel
E. Definisi Operasional
1. Penderita Hiperkolesterolemia
Penderita hiperkolesterolemia adalah seseorang dengan
kenaikan kadar kolesterol total yaitu ≥240 mg/dL (Kemenkes RI,
2014).
2. Kadar kolesterol total sebelum perlakuan
Jumlah kandungan kolesterol total dalam plasma darah yang
diukur sebelum dilakukan perlakuan.
40
Cara Ukur : Pengambilan darah kapiler
Alat : Easy-Touch Cholesterol Total
Hasil : Kadar kolesterol total
Skala : Rasio
3. Kadar kolesterol total sesudah perlakuan
Jumlah kandungan kolesterol total dalam plasma darah yang
diukur sesudah dilakukan perlakuan.
Cara Ukur : Pengambilan darah kapiler
Alat : Easy-Touch Cholesterol Total
Hasil : Kadar kolesterol total
Skala : Rasio
4. Puding tomat dan wortel
Puding tomat dan wortel adalah makanan selingan atau
snack yang dibuat dari 100 gr buah tomat, 100 gr wortel, madu 1
sdm, yang selanjutnya dilumatkan dengan blender menjadi halus
dan dimasak dengan penambahan air dan agar-agar sehingga
menjadi puding.
5. Kelompok perlakuan (intervensi)
Kelompok perlakuan adalah penderita hiperkolesterolemia
yang mendapatkan puding tomat dan wortel yang diberikan 1 kali
dalam sehari selama 7 hari sebagai selingan serta mendapatkan
obat penurun kolesterol total
6. Kelompok pembanding (kontrol)
Kelompok kontrol adalah penderita hiperkolesterolemia yang
tidak mendapatkan puding tomat dan wortel, namun mendapatkan
obat penurun kolesterol saja.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan:
1. Kelompok perlakuan (eksperimen) adalah kelompok responden
yang mendapatkan intervensi puding tomat dan wortel.
2. Kelompok pembanding (kontrol) adalah kelompok responden yang
tidak mendapatkan intervensi.
42
3. Pretest adalah responden yang diukur kadar kolesterol total
sebelum diberikan intervensi.
4. Perlakuan adalah responden yang mendapatkan perlakuan
pemberian puding tomat dan wortel.
5. Postest adalah responden yang diukur kadar kolesterol total
sesudah diberikan intervensi.
43
3. Besar sampel
Besar sampel diambil berdasarkan banyaknya sampel yang
memenuhi kriteria inklusi. Besar sampel yang digunakan dalam
penelitian ini ditentukan dengan rumus menurut (Lemeshow, 1997)
data sebagai berikut:
2𝛼 2 ( 𝑧1 − 𝛼⁄2 + 𝑧1 − 𝛽 )2
𝑛1 = 𝑛2 =
( 𝜇1 − 𝜇2 )2
Keterangan :
n1=n2 : Besar sampel untuk setiap kelompok
SD(α) : Standar deviasi (59,08)
z1 – α / 2 : Nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan
tingkat kemaknaan (nilai z pada α = 0,05 adalah 1,96)
z1 – β : Nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan
kuasa (power) sebesar yang diinginkan (nilai z pada = β
0,20 adalah 0,842).
µ1- µ2 : Rata-rata (39,05).
(Penelitian Tamiya, 2017)
Berdasarkan perhitungan rumus diatas maka responden minimal
dalam penelitian ini sebanyak 25 responden. Responden ditambah
dengan responden cadangan 10%, maka total sampel sebanyak 30
responden untuk kelompok perlakuan dan kelompok pembanding.
Sehingga jumlah responden penelitian ini adalah sebanyak 60
responden.
44
E. Jenis Data dan Pengumpulan Data
1. Jenis data
a. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari peneliti sendiri
berupa:
1) Data identitas responden meliputi nama, umur, dan jenis
kelamin.
2) Data pemeriksaan kadar kolesterol sebelum diberikan
perlakuan pada kelompok perlakuan dan pembanding.
3) Data pemeriksaan kadar kolesterol setelah diberikan
perlakuan pada kelompok perlakuan dan pembanding.
4) Asupan KH, lemak dan serat
b. Data sekunder
Data gambaran umum lokasi penelitian yang diperoleh
dari RSI Siti Khadijah Palembang.
45
4) Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari arsip atau catatan tertulis
RSI Siti Khadijah Palembang
46
2. Kelompok Pembanding
Sampel yang didapat kemudian diwawancarai, sampel tidak
diberikan puding tomat dan wortel selama 7 hari berturut-turut.
2. Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan sistem komputerisasi
dengan tingkat kemaknaan P-value < 0,05 uji t independen.
a) Analisis Univariat
Data yang didapat dikelompokkan lalu dilihat dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi.
b) Analisis Bivariat
Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel
bebas dan terikat. Data yang diperoleh dianalisis dan disajikan
dalam bentuk tabel dengan penjelasan deskriptif. Uji statistik
yang digunakan adalah uji t, mula-mula data yang didapat diuji
dengan menggunakan uji t dependen pada kelompok perlakuan
dan kelompok pembanding. Jika pada uji t tersebut sama-sama
47
signifikan, maka untuk memastikan efektifitas perlakuan
pemberian puding tomat dan wortel dilakukan uji t independen
I. Alur Penelitian
Tahap awal dari penelitian ini adalah pembuatan puding tomat
dan wortel. Tomat dan wortel dicuci lalu dipotong, selanjutnya proses
penghancuran dengan blender. Kemudian dilanjutkan dengan proses
pemasakan menjadi puding. Selanjutnya, tomat dan wortel yang telah
diproses menjadi puding diberikan untuk kelompok perlakuan.
Penentuan responden
48
Lampiran 1
Kode Responden
(..............................)
49
Lampiran 2
IDENTITAS RESPONDEN
IDENTITAS RESPONDEN
a. Nama : .....................
b. Jenis Kelamin : .....................
c. Tempat Tanggal Lahir : .....................
d. Usia : .....................
e. Alamat : .....................
f. No.Telp/Hp : .....................
50
Lampiran 3
FORM RECALL 24 JAM
Banyaknya
Pagi
Selingan
Siang
Selingan
Malam
51
DAFTAR PUSTAKA
Guyton AC, Hall JE, editors. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC; 2008.
Mayes PA, Botham KM, editors. Biokimia harper edisi 27. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2009
52
Waspadji, S. 2003. Penyunting. Pengkajian Status Gizi, Studi
Epidemiologi. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Ujiani, sri. 2014. Hubungan Antara Usia Dan Jenis Kelamin Kadar
Kolesterol Penderita Obesitas RSUD Abdul Moelek Provinsi
lampung. Lampung.
Agarwal dan Rao. 2000. Tomato Lycopene And Its Role In Human Health
And Chronic Diseases.Can Med Assoc.
Adam, J., 2007, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Pusat penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta
53
Hadley CW, Clinton SK, Schwartz SJ. The consumption proccessed
tomato products enhances plasma lycopene concentrations in
association with a reduced lipoprotein sensivity to oxydative
damage; American Society For Nutritional Sciences: 2003
54