Anda di halaman 1dari 55

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN PUDING TOMAT DAN WORTEL TERHADAP


KADAR KOLESTEROL TOTAL PASIEN HIPERKOLESTEROLEMIA
RAWAT JALAN DI RSI SITI KHADIJAH KOTA PALEMBANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan

Diploma-IV (Empat) Kesehatan Bidang Gizi

Oleh :

Dinda Syavitri

NIM : PO.71.31.1.16.011

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PROGRAM STUDI D-IV GIZI

2019
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal skripsi berjudul “Pengaruh Pemberian Puding Tomat


Dan Wortel Terhadap Kadar Kolesterol Total Pasien
Hiperkolesterolemia Rawat Jalan Di RSI Siti Khadijah Kota
Palembang” telah memperoleh persetujuan.

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Eliza, S.Gz, M.Si Sartono, SKM, M.Kes


NIP.197702082001122002 NIP.196608031989021003

i
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT atas


rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini
yang berjudul “Pengaruh Pemberian Puding Tomat Dan Wortel Terhadap
Kadar Kolesterol Total Pasien Hiperkolesterolemia Rawat Jalan Di RSI Siti
Khadijah Kota Palembang”. Tidak lupa peneliti mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Bapak Muhammad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur


Politeknik Kehehatan Palembang.
2. Ibu Susyani S.SiT, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi, Ketua
Program Studi D-IV Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Palembang.
3. Ibu Eliza, S.Gz, M.Si, sebagai pembimbing utama yang telah
memberikan banyak bimbingan, saran, masukan dan motivasi
kepada penulis serta senantiasa meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dalam
penyusunan Proposal Skripsi.
4. Bapak Sartono, SKM, M.Kes, sebagai pembimbing pendamping
yang telah memberikan banyak bimbingan, saran, masukan dan
motivasi kepada penulis serta senantiasa meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar
dalam penyusunan Proposal Skripsi.
5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa, semangat,
dan dukungan dalam segala bentuk sehingga saya dapat
menyelesaikan Proposal Skripsi saya di Poltekkes Kemenkes
Palembang Prodi D-IV Gizi.

ii
Penulis menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai
kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan
dan perbaikannya sehingga akhirnya proposal skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan dilapangan
serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Palembang, Mei 2019


Penulis

Dinda Syavitri

iii
DAFTAR ISI

BAB Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 6


A. Latar Belakang ......................................................................................................... 6
B. Rumusan masalah ................................................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 10
1. Tujuan Umum ................................................................................................. 10
2. Tujuan Khusus ................................................................................................ 10
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................................... 11
E. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 12
A. Telaah Pustaka ....................................................................................................... 12
1. Hiperkolesterolemia ....................................................................................... 12
2. Patofisiologi Hiperolesterolemia ................................................................... 12
3. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol dalam Tubuh ................... 14
4. Penatalaksanaan Hiperkolesterolemia ....................................................... 18
5. Kolesterol ......................................................................................................... 22
6. Klasifikasi kolesterol....................................................................................... 23
7. Asupan Zat Gizi .............................................................................................. 26
8. Tomat ............................................................................................................... 30
6. Wortel ............................................................................................................... 34
B. Kerangka Teori ....................................................................................................... 39
C. Kerangka Konsep................................................................................................... 40
D. Variabel Penelitian .................................................................................................... 40

iv
E. Definisi Operasional .................................................................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................... 42
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................................. 42
B. Jenis Dan Rancangan Penelitian ........................................................................ 42
C. Populasi dan Sampel............................................................................................. 43
D. Cara Pengambilan Sampel ................................................................................... 44
E. Jenis Data dan Pengumpulan Data .................................................................... 45
F. Prosedur pembuatan puding tomat dan wortel ................................................. 46
G. Perlakuan Kepada Sampel ................................................................................... 46
H. Pengolahan dan Analisis Data ............................................................................. 47
I. Alur Penelitian......................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 52
LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hiperkolesterolemia merupakan gangguan metabolisme lemak
dengan ditandai kadar kolesterol total darah yang tinggi. Kadar
kolesterol tinggi akan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh
darah sehingga sirkulasi terganggu. Hal tersebut mengurangi jumlah
oksigen yang disuplai ke jantung yang berakibat pada terjadinya
penyakit jantung koroner (NCI, 2011).

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan fungsi jantung


akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan
pembuluh darah koroner. Secara klinis, ditandai adanya nyeri dada
atau terasa tidak nyaman di bagian dada ketika sedang bekerja berat
ataupun berjalan terburu-buru pada saat berjalan di jalan datar atau
berjalan jauh dan akan hilang ketika menghentikan aktifitas/istirahat
(Riskesdas, 2013).

Proporsi kematian akibat penyakit jantung koroner (PJK) di


negara Asia yaitu Asia Timur (Jepang 35/100.000 penduduk per
tahun, Korea Selatan 35/100.000 penduduk per tahun, Cina
65/100.000 penduduk per tahun), Asia Tenggara (Thailand 60/100.000
penduduk per tahun, Malaysia 105/100.000 penduduk per tahun,
Indonesia 170/100.000 penduduk per tahun) (Hata dan Kiyohara,
2013).

Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2011) juga menyebutkan


bahwa pada tahun 2030 diperkirakan akan terjadi peningkatan sekitar
23,6 juta penduduk dunia meninggal karena penyakit jantung koroner.
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2008,
terdapat 17,3 juta jiwa atau 30% meninggal karena penyakit
kardiovaskuler dan sebanyak 7,3 juta jiwa meninggal karena penyakit

6
jantung koroner serta 6,2 juta jiwa meninggal karena stroke (WHO,
2013).

Menurut laporan WHO yang dipublikasikan pada bulan April


2011 kematian Penyakit Jantung Koroner di Indonesia mencapai
243.048 atau 17,05 % dari total kematian. Tingkat kematian dari
150,77 per 100.000 penduduk menempatkan Indonesia pada urutan
ke-5 di dunia. Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun
2013 sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 orang
(Riskesdas, 2013).

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, penduduk > 15 tahun yang


memiliki kadar kolesterol total di atas nilai normal yaitu sebanyak
35,9%. Berdasarkan jenis kelamin dan tempat tinggal didapatkan
bahwa proporsi penduduk dengan kadar kolesterol di atas normal pada
perempuan (39,6%) lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki (30,0%)
dan di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan.

Menurut Riskesdas tahun 2013 prevalensi kejadian penyakit


jantung koroner di Indonesia sebesar 0,5 % dan prevalensi kejadian di
Sumatera Selatan sebesar 0.4%. Hasil laporan untuk penyakit tidak
menular pada tahun 2009 dalam profil kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan tahun 2010, diketahui bahwa prevalensi penyakit jantung
sebesar 30,55 %.

Berdasarkan data rekam medik RSI Siti Khadijah Kota


Palembang bagian rawat jalan pada tahun 2015 terdapat pasien
Hypertensive Heart Desease (HHD) sebanyak 8077 pasien, pada
tahun 2016 sebanyak 5304 pasien dan pada tahun 2017 mengalami
peningkatan dengan pasien sebanyak 8602 pasien. Terdapat pasien
Hipertensi pada tahun 2015 sebanyak 8612 pasien, pada tahun 2016
sebanyak 3292 pasien dan pada tahun 2017 sebanyak 1521 pasien.
Terdapat juga pasien Stroke pada tahun 2015 sebanyak 1437 pasien

7
pada tahun 2016 sebanyak 1272 pasien dan pada tahun 2017
mengalami peningkatan dengan pasien sebanyak 1941 pasien. Ketiga
penyakit tersebut dapat disebabkan karena terjadinya abnormalitas
kolesterol dalam darah (hiperkolesterolemia) (Nisrina, 2018).

Penatalaksaan untuk mengatasi hiperkolesterolemia bisa


dilakukan secara farmakologi dan non-farmakologi. Penatalaksanaan
farmakologi yaitu dengan menggunakan obat penurun lipid, obat
penurun lipid biasa digunakan yaitu golongan obat HMG CoA
reductase inhibitor (statin), bile acidsequestran, derivat asam fibrat,
niasin, dan ezetimebe. Pada terapi farmakologi ini kesemuanya efektif
dalam menurunkan kadar kolesterol total, LDL serta meningkatkan
HDL secara signifikan. Akan tetapi efek samping penggunaan obat
farmakologi (kimiawi) untuk menurunkan kadar kolesterol dalam jangka
waktu yang lama, memiliki efek samping yang serius seperti radang
lambung, iritasi dan inflamasi pada lambung, kerusakan hati, batu
empedu dan kerusakan ginjal (PERKI, 2013).

Selain penatalaksaan secara farmakologi, penatalaksaan


secara non-farmakologi juga bisa dilakukan untuk mencegah dan
menurunkan kadar kolesterol yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai
pengobatan alternatef yang ekonomis, aman, dan mudah diperoleh.
(Hembing, 2008). Pengobatan yang menggunakan bahan tumbuhan
secara tradisional pada umumnya tidak menimbulkan efek samping
yang berarti seperti pengobatan kimiawi (Latief, 2012).

Bahan nabati yang memiliki kandungan serat dan antioksidan


yang tinggi dapat menurunkan kadar kolesterol. Dari beberapa jenis
sayur dan buah, peneliti memilih tomat dan wortel sebagai objek kajian
penelitian. Menurut Dwijayanthi (2011) tomat dan wortel merupakan
tanaman yang mengandung vitamin dan mineral yang berperan
sebagai anti oksidan dan mengandung serat yang cukup tinggi.

8
Berdasarkan penelitian Nofia dan Dewi (2018) tentang
pengaruh pemberian intervensi jus tomat, wortel, dan gabungan tomat
dan wortel terhadap kadar kolesterol penderita hiperkolesterolemia.
Didapatkan hasil rerata penurunan kadar kolesterol responden yang
diberi jus gabungan tomat dan wortel paling rendah dibandingkan
perlakuan yang lain. Berarti adanya pengaruh yang signifikan
pemberian jus tomat dan wortel terhadap rerata kadar kolesterol
penderita hiperkolesterolemia.

Tomat adalah jenis sayuran yang banyak mengandung


senyawa antioksidan, diantaranya karetonoid, vitamin E, vitamin C dan
likopen. Menurut penelitian Sumardiono (2007) menjelaskan likopen
merupakan karotenoid yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dan
merupakan salah satu antioksidan yang sangat tinggi. Kemampuannya
mengendalikan radikal bebas 100 kali lebih efisien daripada vitamin E
atau 12.500 kali dari pada gluthation. Likopen juga memiliki manfaat
untuk mencegah penyakit kardiovaskular. Selain itu buah tomat juga
kaya serat (pektin) terutama dibagian kulitnya sehingga dapat
mengganggu penyerapan lemak berasal dari makanan (Angraini,
2015). Berdasarkan hasil penelitian Pranesti (2016), tentang pengaruh
jus tomat terhadap penurunan kadar kolesterol didapatkan bahwa ada
pengaruh pemberian jus tomat dengan didapatkan perbedaan rata-rata
kadar kolesterol total sebelum dan sesudah diberikan jus tomat.

Wortel mengandung pektin, glutanion, mineral (kalsium, fosfor,


besi, kalium, natrium, amgnesium, kromium), vitamin (beta karoten, B1,
dan C) serta asparagine. Beta Karotennya mempunyai manfaat
sebagai antioksidan yaitu memberi perlindungan pada tubuh terhadap
pengaruh negatif yang merusak dari radikal bebas dan dapat merusak
sel melalui proses oksidasi. Kandungan pektin juga baik untuk
menurunkan kolestrol dalam darah (Nofia dan Dewi, 2018). Menurut
Indrawani (2009), serat berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol

9
darah. Serat dapat menurunkan kolesterol total 10.37%, dan
meningkatkan kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) sebesar 3.2%
(Orviyanti, 2012).

Mengacu permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk


melakukan analisis pengaruh pemberian puding tomat dan wortel
terhadap kadar kolesterol pasien Hiperkolesterolemia Rawat Jalan di
RSI Siti Khadijah Kota Palembang.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang meningkatnya angka kejadian
penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh hiperkolesterolemia
sebesar 30,55 % maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
pengaruh pemberian puding tomat dan wortel terhadap kadar
kolesterol total pasien hiperkolesterolemia rawat jalan di RSI Siti
Khadijah Kota Palembang.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh pemberian puding tomat dan wortel
terhadap kadar kolesterol pasien hiperkolesterolemia rawat jalan di
RSI Siti Khadijah Kota Palembang.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden (usia dan jenis
kelamin) pasien hiperkolesterolemia kelompok perlakuan dan
kelompok pembanding.
b. Untuk mengetahui rata-rata kadar kolesterol total pasien
hiperkolesterolemia kelompok perlakuan dan pembanding
sebelum diberikan perlakuan.
c. Untuk mengetahui rata-rata kolesterol total pasien
hiperkolesterolemia kelompok perlakuan dan pembanding
setelah diberikan perlakuan.

10
d. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata penurunan kadar
kolesterol total pasien hiperkolesterolemia pada kelompok
perlakuan dan pembanding.
e. Untuk menganalisis pengaruh pemberian puding tomat dan
wortel terhadap penurunan kadar kolesterol total pada pasien
hiperkolesterolemia.

D. Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh pemberian puding tomat dan wortel terhadap
kadar kolesterol pasien hiperkolesterolemia rawat jalan di RSI Siti
Khadijah Kota Palembang

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan,
pengetahuan dan pengalaman penelitian di bidang gizi dan
menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama mengikuti
perkuliahan di Poltekkes Kementerian Kesehatan Palembang
Jurusan Gizi.
2. Bagi RSI Siti Khadijah Palembang
Diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam penurunan
kadar kolesterol total pada pasien hiperkolesterolemia di RSI Siti
Khadijah Palembang agar tetap stabil dan tidak terjadi peningkatan
kadar kolesterol.
3. Bagi Poltekkes Kemenkes Palembang
Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Poltekkes Kemenkes
Palembang yaitu sebagai salah satu referensi informasi dan bahan
kepustakaan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.
4. Bagi Masyarakat
Bahan masukan dalam pemanfaatan pangan yang berbasis
kearifan lokal yaitu tomat dan wortel dalam upaya pencegahan dan
penurunan kadar kolesterol total.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana
meningkatnya konsentrasi kolesterol dalam darah yang melebihi
nilai normal (Guyton & Hall, 2008). Kolesterol telah terbukti
mengganggu dan mengubah struktur pembuluh darah yang
mengakibatkan gangguan fungsi endotel yang menyebabkan lesi,
plak, oklusi, dan emboli. Selain itu juga kolesterol diduga
bertanggung jawab atas peningkatan stress oksidatif (Stapleton et
al., 2010).

Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan


akan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yang
berakibat hiperkolesterolemia (Soeharto, 2004). Salah satu
penyakit tersering yang disebabkan oleh meningkatnya kadar
kolesterol dalam darah adalah aterosklerosis (Guyton & Hall, 2008).

2. Patofisiologi Hiperolesterolemia
Lipid yang berasal dari makanan akan mengalami proses
pencernaan di dalam usus menjadi asam lemak bebas, trigliserida,
fosfolipid dan kolesterol yang akan diabsorbsi dan
ditransportasikan oleh darah ke berbagai jaringan dalam bentuk
lipoprotein. Lipoprotein merupakan alat pengangkut lipid dalam
darah karena lipid tidak dapat larut dalam darah sehingga harus
berikatan dengan protein untuk membentuk senyawa larut.Terdapat
empat kelompok utama lipoprotein, yaitu: kilomikron, Very
Lowdensity Lipoprotein (VLDL), Low Density Lipoprotein (LDL) dan

12
High Densitylipoprotein (HDL). Kilomikron merupakan lipoprotein
yang mengangkut lipid dari penyerapan dalam usus; VLDL
mengangkut trigliserol dari hati: LDL menyalurkan kolesterol ke
jaringan, dan HDL membawa kolesterol dari jaringan dan
mengembalikannya ke hati untuk diekskresikan dalam proses yang
dikenal sebagai transport kolesterol terbalik (reverse
cholesteroltransport).

Terdapat dua mekanisme dalam transport kolesterol, yaitu


transport endogen dan eksogen (Murrar et al, 2003). Transport
endogen dimulai dari lipid yang dibiosintesis dalam hati dirakit
dalam bentuk VLDL dan dibawa oleh aliran darah. Dalam aliran
darah, trigliserida dalam VLDL akan terhidrolisis oleh Lipoprotein
Lipase (LPL) menghasilkan asam lemak dan gliserol. Asam lemak
berdifusi memasuki jaringan, sedangkan gliserol dan sebagian kecil
lemak terus beredar bersama darah. Hidrolisis mengakibatkan
jumlah VLDL semakin menyusutdan menjadi IDL yang kemudian
mengalami hidrolisis lebih lanjut sehingga trigliserolnya semakin
berkurang yang akhirnya menjadi LDL (Mayes et al., 2003).

Proses transport eksogen dimulai dari trigliserida, kolesterol


ester, fosfolipid dan kolesterol yang diserap dalam usus akan dirakit
menjadi kilomikron dan masuk ke dalam sistem sirkulasi. Kilomikron
akan dibawa ke hati melalui vena porta hepatica dan akan
terhidrolisis membentuk VLDL yang kemudian dibawa sistem
sirkulasi menuju jaringan. Pada pembuluh darah, trigliserida dalam
VLDL dihirolisis oleh LPL yang akan menghasilkan asam lemak dan
gliserol. Sisa VLDL biasa disebut IDL dan akan mengalami
hidrolisis lebih lanjut hingga menjadi LDL (Mayes el al.,2003). LDL
merupakan lipoprotein yang kaya akan kolesterol dan berperan
dalam pengangkutan kolesterol ke jaringan perifer (lemak jahat).

13
3. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol dalam Tubuh
Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (2012),
faktor risiko yang berhubungan dengan kadar kolesterol total dibagi
dalam faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak
dapat diubah (Putri, 2016).

a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah


1) Usia
Menurut penelitian Lina dan Tri (2006) dengan uji
regresi korelasi didapatkan hasil bahwa ada hubungan
antara kadar kolesterol total dengan usia yang signifikan-nya
(p=0.00), bahwa pada usia yang semakin tua, kolesterol total
lebih tinggi kadarnya. Hal ini menunjukkan bahwa usia dapat
mempengaruhi kadar kolesterol total seseorang.
Usia merupakan faktor risiko terpenting karna semakin
bertambahnya usia, aktivitas fisik seseorang cenderung
berkurang dan laju metabolisme secara alami akan berjalan
semakin lambat. Hal ini berkaitan dengan semakin
melemahnya organ-organ tubuh. Beberapa ahli berpendapat
bahwa kenaikan kadar LDL kolesterol seiring bertambahnya
usia berhubungan dengan makin berkurangnya kemampuan
atau aktivitas LDL reseptor (Tisnadjaja, 2006).
2) Jenis kelamin
Secara teori faktor jenis kelamin mempengaruhi kadar
kolesterol darah. Pada masa kanak-kanak, wanita memiliki
nilai kolesterol yang lebih tinggi dibandingkan pria. Pria
menunjukkan penurunan kolesterol yang signifikan selama
masa remaja, dikarenakan adanya pengaruh hormon
testosterone yang mengalami peningkatan pada masa itu.
Laki-laki dewasa di atas 20 tahun umumnya memiliki
kadar kolesterol lebih tinggi dibandingkan wanita. Setelah
wanita mencapai menopause, mereka memiliki kadar

14
kolesterol lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini disebabkan
berkurangnya aktifitas hormon estrogen setelah wanita
mengalami menopause (Ujiani, 2014).

3) Genetik (Keturunan)

Adanya riwayat keluarga yang memiliki kolesterol tinggi


dan juga penyakit jantung koroner ternyata dapat pula
memicu anggota keluarga lain memiliki risiko tersebut.
Adanya keluarga yang memiliki penyakit-penyakit akibat
kelebihan kolesterol ini patut diwaspadai, karena
kemungkinan dapat menurun berisiko tinggi memiliki
penyakit yang sama (Graha, 2010).

Riwayat keturunan merupakan salah satu faktor yang


tidak dapat diubah, karena inilah seseorang yang memiliki
riwayat kolesterol tinggi di keluarganya lebih berisiko untuk
memiliki kadar kolesterol yang tinggi pula (Arumdati, 2009).

Menurut Soeharto (2010), hasil studi penelitian


kesehatan menunjukkan bahwa keturunan berhubungan
dengan berbagai penyakit. Hiperkolesterolemia cenderung
terjadi dalam keluarga atau yang disebut familial
hypercholesterolemia (FH). Penelitian yang dilakukan
terhadap anak kembar yang diberikan perlakuan yang
berbeda untuk membuktikan pengaruh diet terhadap
kolesterol darah, dimana satu anak dilakukan pengontrolan
diet, sementara yang satunya tidak. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa kadar kolesterol anak kembar tersebut
cenderung sama (Antika, 2014).

15
b. Faktor risiko yang dapat diubah
1) Asupan makanan
Asupan makanan tinggi lemak jenuh turut
meningkatkan kadar kolesterol plasma dengan peningkatan
sebanyak 15%-25%. Hal ini karena terjadi deposit lemak di
hati yang kemudian menyebabkan meningkatnya unsur
asetil-koA di hati untuk memproduksi kolesterol. Oleh karena
itu, dalam menurunkan kadar kolesterol plasma penting
untuk menjauhi sumber makanan tinggi lemak jenuh. Asupan
diet rendah lemak jenuh mampu menurunkan kadar
kolesterol plasma namun mekanismenya masih belum dapat
dipastikan (Guyton, 2007 dalam Ujiani, 2014).
Lemak makanan terdiri dari beberapa asam lemak yaitu
asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Begitu juga
minyak nabati mengandung asam lemak jenuh terutama
minyak kelapa dan minyak sawit (Tan dan Rahardja, 2010).
Konsumsi asam lemak jenuh dan protein hewani yang
berlebihan juga cenderung menaikan kadar kolesterol dan
trigliserida darah (Waspadji, 2003).
Konsumsi tinggi karbohidrat cenderung meningkatkan
kadar trigliserida dan menurunkan kadar kolesterol HDL.
Senyawa trigliserida yakni jenis lemak yang biasanya
dijumpai di dalam darah yang mengandung glukosa lebih.
Kadar trigliserida tinggi dan HDL rendah maka akan
berpengaruh pada aterosklerosis dan berimbas pada
penyakit jantung sehingga dapat terjadi serangan jantung
yang mendadak (Rahayu, 2015).
2) Kebiasaan merokok
Masyarakat awam sudah banyak mengetahui bahwa
merokok bisa merusak paru-paru karena asap yang dihisap
langsung masuk ke paru-paru, namun banyak orang tidak

16
tahu bahwa rokok ternyata bisa meningkatkan kadar
kolesterol dalam tubuh manusia (Inggrit, 2010).
Kebiasaan merokok dapat menyebabkan peningkatan
kadar kolesterol LDL, diantaranya akibat efek akumulatif dari
nikotin dan radikal bebas (Minarti dkk, 2018). Nikotin dalam
rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan
penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan
penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh darah koroner,
yang bertugas membawa oksigen ke jantung. Selain
memperburuk profil lemak atau kolesterol darah, rokok juga
dapat meningkatkan tekanan darah pada nadi. Merokok juga
dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, mengikat
darah sehingga mudah menggumpal, mengganggu irama
jantung dan kekurangan oksigen karena CO (karbon
monoksida) (Depkes, 2012).
Menurut penelitian Lipid Research Program Prevalence
Study membuktikan bahwa seseorang yang merokok 20
batang atau lebih per hari, kadar HDL-nya akan menurun
11% pada pria dan 14% pada wanita dibandingkan dengan
populasi yang tidak merokok (Antika, 2014).

3) Aktifitas fisik

Kurang olahraga akan meningkatkan kadar LDL


kolesterol. Kadar kolesterol yang tinggi akan menyebabkan
kolesterol lebih banyak melekat pada dinding-dinding
pembuluh darah dan menyebabkan rongga pembuluh darah.
Olahraga dapat memperbaiki profil lipid darah yaitu dengan
menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density
Lipoprotein (LDL), kolesterol High Density Lipoprotein (HDL)
dan trigliserida (Soeharto, 2004).

17
Olahraga mampu mengkonversi kolesterol menjadi
sterol yang kemudian dikonversi lagi menjadi hormon
reproduksi. Karena itu, setelah olahraga tubuh menjadi lebih
bugar. WHO merekomendasikan untuk melakukan aktivitas
fisik dengan intensitas sedang selama 30 menit perhari
dalam satu minggu atau 20 menit perhari selama 5 hari
dalam satu minggu dengan intensitas berat untuk
mendapatkan hasil yang optimal dari aktivitas fisik/olah raga
(Ruslianti, 2014).

4) Obesitas
Jika seseorang kelebihan berat badan identik dengan
tubuh yang menyimpan banyak lemak dan kalori, seseorang
yang kelebihan berat badan pastinya rentan terhadap suatu
penyakit, bahkan penyakit kolesterol siap mengintai.
Semakin banyak lemak dan kolesterol yang terkandung
dalam darah, semakin buruk keadaan dan tingkat kesehatan
akan mengalami gangguan. Untuk itu disarankan melakukan
diet sehat, mengurangi asupan makanan yang mengandung
lemak jenuh (Ruslianti, 2014).
5) Alkohol
Mengkonsumsi alkohol secara berlebih akan
meningkatkan kadar lemak darah, terutama trigliserida. Hal
ini karena sel hati berhenti mengolah lemak yang berasal
dari makanan agar dapat melakukan detoksifikasi alkohol
yang dalam jumlah besar akan menjadi racun bagi sel tubuh
(Anies, 2015).

4. Penatalaksanaan Hiperkolesterolemia
Penatalaksanaan hiperkolesterolemia terdiri atas non
farmakologi dan farmakologi. Penatalaksanaan non farmakologi
dengan perubahan gaya hidup meliputi pengaturan diet, aktivitas

18
fisik, serta beberapa upaya lain seperti menghentikan rokok, dan
mengurangi asupan alkohol (Adam, 2007). Penatalaksaan
farmakologis dengan menggunakan obat penurun
hiperkolesterolemia adalah sebagai berikut:

a. Inhibitor HMG KoA reduktase (statin)


Statin merupakan obat pilihan pertama untuk mengobati
pasien hiperkolesterolemia. Obat ini efektif dalam menurunkan
kolesterol total dan LDL, dan telah terbukti menurunkan angka
kejadian penyakit koroner serta mortalitas (Neal, 2005). Statin
bekerja dengan cara menghambat sintesis kolesterol dalam hati
dengan menghambat enzim HMG KoA reduktase yaitu enzim
yang mengontrol tahap pembatas kecepatan pada sintesis
kolesterol. Akibat penurunan sintesis kolesterol ini, maka
SREBP (Sterol Regulatory element binding protein) yang terikat
pada membran dipecah oleh protease dan dipindahkan ke
nukleus. Faktor transkripsi kemudian akan berikatan dengan
gen reseptor LDL, meningkatkan transkripsi, dan akhirnya
meningkatkan sintesis reseptor LDL. Peningkatan jumlah
reseptor LDL pada membran sel hepatosit akan menurunkan
kadar kolesterol darah yang lebih besar (Suyatna, 2008).
Contoh Inhibitor HMG KoA reduktase yaitu simvastatin dan
atorvastatin (Neal, 2005).
Statin umumnya ditoleransi dengan baik, meskipun
penggunaan statin berhubungan dengan peningkatan kadar
transaminase hati. Peningkatan ini tergantung pada
penggunaan dosis. Pasien dengan gangguan hati harus
dipantau secara ketat ketika mendapat obat golongan statin.
Efek samping secara umum yaitu menyebabkan kram otot dan
kesemutan. Statin diklasifikasikan sebagai kategori x pada
kehamilan (Ross dkk., 2009).

19
b. Sekuestran asam empedu
Sekuestran asam empedu bekerja dengan cara mengikat
asam empedu dalam saluran cerna dan mempengaruhi sirkulasi
enterohepatik. Berkurangnya kadar asam empedu dengan
pemberian obat ini akan menyebabkan peningkatan sintesis
asam empedu yang berasal dari kolesterol. Disamping itu,
sirkulasi enterohepatik yang terganggu menyebabkan kolesterol
yang diabsorbsi lewat saluran cerna menjadi terhambat dan
keluar bersama tinja. Kedua proses ini akan menyebabkan
penurunan kolesterol dalam hati. Selanjutnya, dengan adanya
penurunan kandungan kolesterol dalam hati ini akan
menstimulasi produksi reseptor LDL, efek yang mirip dengan
statin (Suyatna, 2008). Efek samping obat ini terbatas pada
usus, karena resin tidak diabsorpsi sehingga menyebabkan rasa
penuh, rasa tidak nyaman pada perut, diare serta konstipasi.
Contoh sekuestran asam empedu yaitu kolesteramin dan
kolestipol (Neal, 2005).
c. Asam nikotinat
Asam nikotinat (niasin) merupakan vitamin B komplek
larut air yang berfungsi sebagai vitamin setelah diubah menjadi
nikotinamida. Nikotinamid tidak mempengaruhi kadar lipid dalam
darah. Asam nikotinat (niasin) harus diberikan dalam dosis yang
lebih besar daripada yang diperlukan untuk efeknya sebagai
vitamin agar mendapatkan efek hipolipidemik. Obat ini
merupakan hipolipidemik yang paling efektif dalam
meningkatkan HDL (sebesar 30-40%). Disamping itu juga
menurunkan trigliserida (sebesar 35-45%), dan kolesterol LDL
(sebesar 20-30%) (Mahley & Bersot, 2007).
Niasin menghambat lipolisis trigliserida oleh hormone
sensitive lipase dalam jaringan adiposa sehingga mengurangi
transpor asam lemak bebas ke hati dan menurunkan sintesis

20
trigliserida. Penurunan sintesis trigliserida ini akan
menyebabkan berkurangnya produksi VLDL sehingga kadar
LDL menurun. Selain itu, niasin juga meningkatkan aktivitas LPL
(Lipoprotein Lipase) yang akan menurunkan kadar kilomikron
dan trigliserid VLDL. Efek peningkatan kolesterol HDL oleh
niasin terjadi karena berkurangnya katabolisme apoA-I oleh hati
sehingga meningkatkan kandungan apoA-I dalam plasma dan
memperbesar transpor kolesterol ke arah berlawanan (Mahley &
Bersot, 2007).
Obat ini memiliki efek samping gatal dan kemerahan
pada kulit serta perasaan panas di muka bahkan di badan yang
diperantarai oleh prostaglandin (Mahley & Bersot, 2007). Efek
samping yang paling berbahaya adalah gangguan fungsi hati
(Suyatna, 2007).

d. Asam Fibrat
Obat golongan ini menghasilkan penurunan pada LDL
(sekitar 10%), peningkatan HDL (sekitar 10%) serta
menyebabkan penurunan bermakna pada trigliserida plasma
(sekitar 30%). Fibrat bekerja sebagai ligan untuk reseptor
transkripsi nukleus, reseptor alfa peroksisom yang diaktivasi
proliferator (PPAR-α, peroxisome proliferator-activated receptor
alpha), dan menstimulasi aktivitas lipoprotein lipase. Asam fibrat
dapat menyebabkan sindrom seperti miositis. Insidensi miositis
meningkat dengan penggunaan bersama inhibitor HMG KoA.
Contoh turunan asam fibrat yaitu gemfibrozil dan bezafibrat
(Neal, 2005). Efek samping obat ini dapat menyebabkan
keluhan gastrointestinal, rash, pusing, dan peningkatan kadar
transaminase serta fosfatase alkali (wells, dkk, 2009).

21
e. Ezetimibe
Obat ini efektif menurunkan LDL dan kolesterol total.
Ezetimibe diabsorpsi dengan baik lewat saluran cerna. Di dalam
usus mengalami glukoronidasi dan akan diekskresikan ke dalam
empedu (Mahley & Bersot, 2007). Ezetimibe yang merupakan
inhibitor absorbsi kolesterol menurunkan LDL ketika
ditambahkan juga pada pengobatan dengan statin (Kastelein.,
et al. 2008).

5. Kolesterol

a. Definisi Kolesterol
Asal kata kolesterol berasal dari bahasa Yunani, chole
yang artinya empedu, dan stereo yang artinya padat. Nama
kolesterol ditemukan pada abad ke-18, kolesterol saat itu
ditemukan pada batu empedu (Graha C, 2010). Kolesterol
merupakan senyawa lemak berbentuk seperti lilin yang
berwarna kekuningan yang terdapat pada setiap dinding sel
darah yang berasal dari himpunan lemak yang diproduksi oleh
hati (Graha C, 2010).

Kolesterol kurang larut didalam air dan sangat sulit


didistribusikan keseluruh jaringan tubuh yang memerlukan.
Untuk mengatasi masalah pendistribusian kolesterol, maka
metabolisme tubuh akan bekerja. Kolesterol membentuk
senyawa dengan protein yang dikenal dengan lipoprotein,
senyawa yang telah terbentuk dapat membawa kolesterol
melalui pembuluh darah menuju ke sel-sel tubuh yang
membutuhkan sehingga kolesterol dapat didistribusikan ke
seluruh tubuh dan membentuk jaringan tubuh dengan baik
(Graha C, 2010). Tanpa adanya kolesterol pada sel-sel tubuh,
jaringan di dalam tubuh akan terbentuk menjadi kurang kuat dan

22
kurang stabil sehingga dapat membahayakan tubuh (Graha C,
2010).

Secara umum, kolesterol berfungsi untuk membangun


dinding didalam sel (membran sel) dalam tubuh. Bukan hanya
itu saja, kolesterol juga berperan penting dalam memproduksi
hormon seks, vitamin D, serta berperan penting dalam
menjalankan fungsi saraf dan otak (Mumpuni dan Wulandari,
2011).

b. Sumber Kolesterol

Kolesterol yang berada didalam tubuh berasal dari :

1) Dari dalam tubuh itu sendiri


Kolesterol bersumber dari sintesis kolesterol pada sel-
sel tubuh terutama pada hati. Proses produksi kolesterol
yaitu 80% dari total kolesterol yang ada didalam tubuh
(Graha C, 2010).
2) Dari luar tubuh
Sekitar 20% kebutuhan kolesterol tubuh terpenuhi dari
kolesterol yang berasal dari makanan yang dikonsumsi
sehari-hari. Tubuh memproduksi kolesterol sebanyak 1000
mg per hari. Dan jumlah tersebut akan bertambah dengan
adanya tambahan kolesterol yang berasal dari makanan
yang kita konsumsi. Umumnya kolesterol ditemukan pada
makanan yang berasal dari hewani seperti ayam, mentega,
keju, susu, telur, daging merah (Graha C, 2010).

6. Klasifikasi kolesterol

Klasifikasi Kolesterol dibagi menjadi 2 yaitu jenis kolesterol


dan kadar kolesterol (Mumpuni dan Wulandari, 2011).

23
a) Jenis Kolesterol
1) Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL atau sering disebut dengan kolesterol jahat, yang
menyebabkan terjadinya pembentukan plak, tebal, atau
sering disebut juga sebagai plak kolesterol, dan dengan
seiring berjalannya waktu dapat menempel didalam dinding
arteri dan terjadinya penyempitan arteri (Yovina, 2012).
Protein utama pembentuk LDL adalah Apo B
(apolipoprotein - B). Kandungan lemak jenuh tinggi membuat
LDL mengambang di dalam darah. LDL dapat menyebabkan
penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. LDL
berfungsi membawa kolesterol dari hati menuju jaringan
(Murray, 2009 dalam Anggraeni, 2016).
Low - density lipoprotein (LDL) mempunyai fungsi
bagi tubuh yaitu sebagai pengangkut kolesterol ke jaringan
perifer dan berguna untuk pemecahan membran dan hormon
steroid. LDL mengandung 10% trigliserida serta 50%
kolesterol. Kadar ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
kadar kolesterol dan kandungan lemak jenuh dalam
makanan yang dikonsumsi (Anggraeni, 2016).
2) High Denstiy Liporotein (HDL)
HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh
manusia. Kolesterol HDL sering disebut juga kolesterol baik
karena membantu membersihkan kolesterol dari pembuluh
darah (Adam, 2009). HDL mengandung 20% kolesterol, <
5% trigliserida, dan 50% protein dari berat molekulnya.
Fungsi dari HDL yaitu mengangkut LDL didalam jaringan
perifer ke hati dengan membersihkan lemak-lemak yang
menempel didalam pembuluh darah yang kemudian akan
disalurkan melalui saluran empedu dalam bentuk lemak
empedu (Sutanto, 2010).

24
Fungsi utama dari HDL yang membawa kolesterol
menuju hati adalah untuk memindahkan kolesterol yang
berlebih dan membawa kelebihan kolesterol tersebut untuk
dimetabolisme menjadi garam empedu. Fungsi pemindahan
kolesterol dari jaringan ini menyebabkan hubungan yang
berbanding terbalik antara konsentrasi HDL dalam plasma
dan risiko terjadinya penyakit jantung. HDL umumnya
disebut kolestrerol baik karena HDL merupakan pembawa
kolesterol plasma kembali ke hati (Adam, 2005).

b) Kadar Kolesterol

Tabel 1
Pengelompokan Kadar Kolesterol

Kadar Kolesterol Total (mg/dL) Kategori Kolesterol Total


< 200 Bagus
200-239 Ambang Batas Atas
≥ 240 Tinggi

Kadar Kolesterol LDL (mg/dL) Kategori Kadar Kolesterol LDL


< 100 Optimal
100-129 Hampir optimal / diatas optimal
130-159 Ambang batas atas
160-189 Tinggi
≥ 190 Sangat tinggi

Kadar Kolesterol HDL (mg/dL) Kategori Kolesterol HDL


< 40 Rendah
60 Tinggi
Sumber : Mumpuni dan Wulandari, 2011.

25
7. Asupan Zat Gizi

a) Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi utama dibandingkan
dengan lemak dan protein. Salah satu fungsinya yaitu beperan
sebagai pengatur dalam metabolisme lemak. Oksidasi lemak
yang tidak sempurna dapat dicegah oleh karbohidrat sehingga
badan keton seperti asam asetosetat, aseton, b-hidroksi butirat
tidak dapat terbentuk dan ketosis tidak terjadi (Tejasari, 2005).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam
dua golongan, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida
(glukosa, fruktosa, dan galaktosa), disakarida (sukrosa, maltosa,
laktosa, dan trehalosa), gula alkohol (sorbitol, manitol, dulsitol,
dan inositol), dan oligosakarida (rafinosa, stakiosa, verbakosa,
dan fruktan). Jenis karbohidrat lainnya yaitu karbohidrat
kompleks terdiri dari polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua
ikatan monosakarida (pati, dekskrim, dan glikogen), dan serat
(polisakarida) non pati (Sulviana, 2008).
Konsumsi karbohidrat yang berlebihan dapat memicu
penyakit jantung pada seseorang. Karbohidrat berlebih dapat
meningkatkan kadar glukosa di dalam darah dan berakibat pada
penyakit jantung yang semakin tinggi. Konsumsi tinggi
karbohidrat cenderung meningkatkan kadar trigliserida dan
menurunkan kadar kolesterol HDL. Senyawa trigliserida yakni
jenis lemak yang biasanya dijumpai di dalam darah yang
mengandung glukosa lebih. Kadar trigliserida tinggi dan HDL
rendah maka akan berpengaruh pada aterosklerosis dan
berimbas pada penyakit jantung sehingga dapat terjadi
serangan jantung yang mendadak (Rahayu, 2015)

26
b) Lemak
Lemak dengan nama ilmiah trigliserida terdiri dari
beberapa unsur yaitu karbon, hidrogen, dan oksigen. Lemak
memiliki lebih banyak unsur karbon dan hidrogen daripada
unsur oksigen sehingga memberikan energi lebih banyak
sebesar 9 kkal (Sandjaja dkk, 2009). Fungsi lemak sebagai
sumber energi, sumber asam lemak esensial, alat angkut
vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi ras kenyang
dan kelezatan, sebagai pelumas, memelihara suhu tubuh, serta
pelindung organ tubuh (Almatsier, 2010).
Lemak yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis
oleh hati dan jaringan adiposa harus diangkut keberbagai
jaringan dan organ untuk digunakan dan disimpan. Lipid plasma
terdiri dari triasilgliserol (16%), fosofolipid (30%), kolsterol
(14%), ester kolesterol (36%), dan asam lemak bebas (4%).
Lipid diangkut didalam plasma sebagai lipoprotein. Empat
kelompok utama lipoprotein penting yaitu : kilomikron, VLDL,
LDL, dan HDL. Kilomikron mengangkut lipid yang dihasilkan dari
pencernaan dan penyerapan; VLDL mengangkut trigliserol dari
hati; LDL menyalurkan kolesterol ke jaringan; dan HDL
membawa kolesterol ke jaringan dan mengembalikannya ke hati
untuk di ekskresikan dalam proses yang dikenal sebagai
transpor kolesterol terbalik.
Konsumsi lemak berlebih akan membuat asam empedu
yang dibutuhkan lebih banyak karna untuk memecah molekul
lemak agar dapat diserap dan dimanfaatkan tubuh. Untuk
memenuhi peningkatan kebutuhan itu dibutuhkan lebih banyak
kolesterol sebagai bahan baku asam empedu. Apabila asupan
sedikit, maka kolesterol didapat dari cairan darah (Afriansyah,
2008).

27
Asupan lemak yang berlebih dapat menyebabkan
meningkatnya kadar kolesterol, LDL, dan trigliserida yang
menumpuk pada dinding pembuluh darah dan akan membentuk
plak. Plak tersebut akan bercampur dengan protein dan ditutupi
oleh sel-sel otot dan kalsium yang pada akhirnya berkembang
menjadi aterosklerosis. Pembuluh darah koroner pada penderita
aterosklerosis selain tidak elastis juga akan mengalami
penyempitan sehingga tekanan aliran darah dalam pembuluh
koroner naik (Widyaningrum, 2012).
Asupan makanan yang mengandung asam lemak jenuh
dapat meningkatkan kadar kolesterol darah, kenaikan 25 mg
kolesterol diet dapat meningkatkan kolesterol darah 1 mg/dl.
Lemak makanan digolongkan dalam asam lemak jenuh, asam
lemak tidak jenuh rantai tunggal, asam lemak tidak jenuh rantai
tunggal, dan asam lemak tidak jenuh rantai ganda (Ayundira,
2012).

c) Serat
Rata-rata konsumsi serat penduduk Indonesia per hari
ternyata hanya 10,5 gram. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia hanya memenuhi 1/3 dari kebutuhan
ideal akan serat yang mencapai 20-30 gram setiap hari
(Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia, 2012). Beralihnya pola
konsumsi masyarakat yang lebih menyukai makanan cepat saji
atau fastfood yang minim akan serat (Saptawati Bardosono,
2011). Rendahnya konsumsi serat dan antioksidan merupakan
faktor risiko berbagai penyakit seperti hipertensi, diabetes
melitus, stroke, penyakit jantung serta hiperkolesterolemia.
Serat dapat membantu menghambat absorbsi lemak yang
secara tidak langsung membantu menurunkan kadar kolesterol
(Sulastri, et al., 2005).

28
Serat yang dinamakan juga polisakarida non pati atau
serat. Berdasarkan daya larutnya di dalam air, serat dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu serat larut air (pektin, gum,
mukilase, glukan, dan algal) dan serat tidak larut air (selulosa,
hemiselulosa, dan liknin). Bahan makanan yang mengandung
serat larut air terbukti dapat mengurangi kolesterol di dalam
darah karena mengandung sitosterol dan niasin yang
merupakan hipokolesterolemik (Waspadji, 2003). Banyak
penelitian yang menyatakan bahwa polisakarida non pati larut
air berpengaruh terhadap penurunan kolesterol darah terutama
LDL (Low Density Lipoprotein) yang disertai dengan penurunan
kolesterol dalam hati dan jaringan lain (Sulviana, 2008).
Penelitian Ayuandira (2012) menunjukkan bahwa adanya
hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan
hiperkolesterolemia, dimana yang mengkonsumsi buah <200
gr/hari, 2.2 kali berisiko hiperkolesterolemia dibandingkan
dengan yang mengkonsumsi buah > 200 gr/hari. Begitu juga
dengan konsumsi sayur, risiko seseorang yang kurang
mengkonsumsi sayur terhadap hiperkolesterolemia adalah 2.8
kali lebih besar daripada yang seseorang yang cukup
mengkonsumsi sayur.
Tabel 2
Komposisi Makanan untuk Hiperkolesterolemia
Makanan Asupan yang Digunakan
Total lemak 20-25% dari total kalori total
- Lemak jenuh < 7% dari kalori total
- Lemak PUFA Sampai 10% dari kalori total
Karbohidrat 60% dari kalori total
Serat 30 gr/hari
Protein 15% dari kalori total
Sumber: Penatalaksanaan dyslipidemia. Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia (2005)

29
8. Tomat
a. Gambaran Umum Tomat
Tomat merupakan tanaman yang berasal dari benua
Amerika. Tanaman tomat merupakan golongan herba
semusim, tingginya dapat mencapai 2,5 meter, ditanam
sebagai tanaman buah di ladang, pekarangan, atau ditemukan
liar pada ketinggian 1-1600 m dpl. Buah ini berasal dari
keluarga terung-terungan atau Solanaceae (Siddiq, 2010).
Klasifikasi tanaman tomat menurut ahli botani adalah
sebagai berikut (Tjitrosoepomo, 2008)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dycotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaeceae
Genus : Lycopersicon
Species : Lycopersicon esculentum Mill

b. Kandungan gizi tomat


Tomat merupakan buah yang kaya akan zat gizi. Buah
tomat mengandung vitamin dan mineral yang berguna untuk
kesehatan tubuh. Vitamin yang terkandung dalam tomat yaitu
vitamin A, vitamin B dan vitamin C (Rismunandar, 1984).
Selain vitamin dan mineral tomat juga mengadung senyawa
antioksidan yang dapat mengurangi radikal bebas yang ada di
dalam tubuh. Kandungan setiap 100 gram buah tomat yaitu
sebagai berikut:

30
Tabel 3
Kandungan Gizi Tomat dalam 100 gr
Jumlah
Kandungan Gizi
Air 92,9 gr
Protein 1,3 gr
Lemak 0,5 gr
Karbohidrat 4,7 gr
Serat 1,5 gr
Energi 24 kal
Besi 0,6 mg
Betakaroten 575 mcg
Vitamin B1 (Thiamin) 0,06 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 0,07 mg
Vitamin PP (Niacin) 0,4 mg
Vitamin C (Ascorbic acid) 34 mg
Sumber : Panganku, 2018

Sebagaimana disebutkan dalam Chen dkk (2010)


bahwa buah tomat penting sebagai komponen makanan
karena mengandung likopen.Jumlah kandungan likopen
buah tomat yang direbus lebih tinggi dibandingkan dengan
tomat segar dan buah lainnya. Dalam 100 gr tomat rebus
mengandung likopen sebesar 9,7 µg. Sedangkan tomat
segar mengandung likopen hanya 3-3,1 µg. Selain tomat,
buah lain yang mengandung likopen cukup tinggi yaitu buah
jambu biji (5,4 µg) dan semangka (4,1-4,9 µg) (Reesannen,
2003).

c. Manfaat tomat
Tomat berkhasiat bagi penderita yang sedang sakit
maupun pada fase penyembuhan. Daun dan buahnya
berkhasiat sebagai penyejuk, antiseptik usus, pencahar
ringan, menambah nafsu makan dengan cara

31
memperbanyak keluarnya air liur, merangsang keluarnya
enzim lambung, dan melancarkan aliran empedu ke usus.
Pada tikus, jus tomat dapat menurunkan kadar serum
kolesterol yang tinggi dan menurunkan jumlah kolesterol di
dalam hati. Pada kucing, sirup tomat dapat menurunkan
tekanan darah tanpa mengganggu denyut jantung dan
menstimulir otot polos. Pada hewan percobaan, tomat
berkhasiat sebagai antiradang dan menurunkan
permeabilitas pembuluh darah. Tomat efektif sebagai
antikanker dan dapat menghambat pertumbuhan jamur pada
manusia. Likopen yang terkandung pada tomat memiliki
potensi antioksidan yang tinggi dan dapat mencegah radikal
bebas yang menyebabkan berbagai penyakit kronis
termasuk kanker (Agarwal dan Rao, 2000).

d. Mekanisme penurunan kolesterol oleh tomat


Senyawa kimia tomat yang berperan dalam
penurunan kadar kolesterol LDL adalah likopen, beta
karoten, niasin, narigenin, esceulogenin dan flavonol
(kaemferol, quersetin dan myrisetin). Likopen merupakan
pigmen berwarna merah. Likopen ditemukan pada buah dan
sayuran, seperti tomat, semangka, anggur merah, pepaya,
jambu merah, wortel, ubi merah, apel dan aprikot (Agarwal,
2000). Kandungan likopen paling banyak di tomat (Campbell
et al, 2004).
Metabolisme likopen dalam tubuh terjadi bersamaan
dengan metabolisme lemak. Setelah lemak dicerna oleh
enzim lipase pankreas di dalam duodenum dan diemulsi oleh
garam empedu menjadi misel-misel, misel yang
mengandung likopen memasuki mukosa sel usus melalui
difusi pasif. Setelah misel diserap oleh usus, likopen dibawa

32
oleh kilomikron ke aliran darah melalui sistem limfatik.
Likopen didistribusikan ke jaringan terutama melalui
kolesterol LDL. Likopen sebagai agen hiperkolesterolemik
terlibat pengaturan kadar kolesterol LDL melalui
penghambatan enzim HMG-KoA reduktase. Penghambatan
enzim tersebut menurunkan sintesis kolesterol dari
mevalonat di hepar maupun penurunan sintesis kolesterol
dari asetat di makrofag. Selain itu, likopen meningkatkan
reseptor kolesterol LDL di hepar (Rao, 2002).
Penghambatan enzim HMG-KoA reduktase dan peningkatan
reseptor kolesterol LDL di hepar menurunkan kolesterol LDL
Likopen juga merupakan karotenoid utama di dalam
serum dan jaringan tubuh manusia. Tidak seperti karotenoid
lain, likopen tidak mempunyai aktifitas provitamin A. Selain
itu likopen mempunyai aktifitas sebagai antioksidan dan
sebagai imunomodulator bagi tubuh. Likopen sebagai
antioksidan mempunyai kemampuan untuk melawan
kerusakan sel-sel tubuh akibat radikal bebas di dalam aliran
darah dengan mengurangi efek toksik dari spesies oksigen
reaktif (ROS), sehingga diasosiasikan dengan penurunan
resiko terjadinya berbagai macam penyakit, seperti kanker,
penyakit kardiovaskuler, penyakit neurodegeneratif dan
aging. Penurunan resiko terhadap berbagai macam penyakit
tersebut juga menimbulkan dugaan adanya peranan likopen
di dalam sistem imun, yaitu sebagai suatu immunomodulator
(Hadley, 2003).
Likopen sama sekali tidak diproduksi oleh tubuh,
melainkan hanya didapatkan dari diet. Proses pemasakan
biasanya membuat bioavailibilitas likopen bertambah, karena
terjadi perubahan kimiawi akibat perubahan temperatur

33
ketika mengalami pemrosesan, kemudian likopen terlepas
dari matriksnya (Hadley, 2003).

6. Wortel
a. Gambaran umum wortel

Wortel (Daucus carota L.) termasuk jenis tanaman


sayuran umbi semusim, berbentuk semak (perdu) yang
tumbuh tegak dengan ketinggian antara 30 cm-100 cm atau
lebih, tergantung jenis atau varietasnya. Wortel digolongkan
sebagai tanaman semusim karena hanya berproduksi satu kali
kemudian mati. Tanaman wortel berumur pendek, yakni
berkisar antara 70-120 hari, tergantung pada varietasnya
(Cahyono, 2002). Wortel (Daucus carota L.) merupakan
sayuran umbi semusim berbentuk rumput. Wortel memiliki
batang pendek yang hampir tidak tampak. Akarnya berupa
akar tunggang yang tumbuh membengkok, membesar, dan
memanjang menyerupai umbi. Umbi wortel berwarna kuning
kemerahan yang disebabkan kandungan karoten yang tinggi.
Wortel memiliki kulit yang tipis, tekstur yang agak keras dan
renyah, serta rasa yang gurih dan agak manis (Berlian dan
Hartuti, 2003).

Menurut Cahyono (2002), tanaman wortel dalam tata


nama atau sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan
sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)


Subdivisi : Angiospermae (biji berada dalam buah)
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo : Umbelliferales
Famili : Umbelliferae/Apiaceae/Ammiaceae
Genus : Daucus
Species : Daucus Carota L.

34
Species Daucus carota L berkerabat dekat dengan
seledri (Apium graveolens L), petroseli, adas, dan sebagainya
(Cahyono,2002).

b. Kandungan Gizi Wortel

Sebagai bahan pangan, umbi wortel mengandung nilai


gizi yang tinggi. Kandungan zat-zat gizi yang terdapat pada
umbi wortel secara terperinci dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4
Kandungan Gizi Wortel per 100 gr
Kandungan Gizi Jumlah

Energi 36 gr
Protein 1,0 gr
Lemak 0,6 gr
Karbohidrat 7,9 gr
Kalsium 45 gr
Fostor 74 kal
Besi 1,0 mg
Serat 1,7 gr
Betakaroten 3,784 mcg
Vitamin B1 (Thiamin) 0,04 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 0,04 mg
Niasin 1,0 mg
Vitamin C 18 mg
Air 89,9 gr
Sumber : Panganku, 2018

c. Manfaat Wortel
Wortel kaya akan zat antioksidan betakaroten,
mampu mencegah radikal bebas menjadi kanker. Wortel dapat
menurunkan resiko kanker prostat pada lelaki. Mengkonsumsi

35
secara rutin wortel dapat mengurangi keganasan dari radikal
bebas. Sebaiknya tidak mengkonsumsi terlalu berlebihan
karena akan menyebabkan kulit menjadi kuning. Wortel selain
dikonsumsi segar dapat pula dikukus terlebih dahulu
kemudian dikonsumsi (Kumalaningsih, 2006).
Wortel mempunyai berbagai manfaat, antara lain baik
untuk penglihatan dan imunitas di mana wortel mengandung
vitamin A yang tinggi, mampu mencegah kanker karena wortel
mempunyai kandungan betakaroten yang tinggi karena sifat
antioksidannya yang melawan kerja destruktif sel-sel kanker,
mencegah rabun senja, menurunkan kolesterol darah dan juga
mengandung serat yang tinggi, mencegah stroke karena
aktivitas beta karoten yang dapat mencegah terjadinya plak
atau timbunan kolesterol yang terdapat dalam pembuluh
darah, mengatasi masalah kulit seperti jerawat, membantu
menetralkan asam urat darah, menghilangkan toksin dalam
tubuh karena adanya kandungan kalium dalam wortel
(Satoanternak, 2015).
Betakaroten merupakan anti oksidan yang menjaga
kesehatan dan menghambat proses penuaan. Betakaroten
merupakan pigmen paling aktif apabila dibandingkan dengan
alpha dan gamma karoten. Selain itu betakaroten bisa
mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker serta
melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari proses
oksidasi. Jika tubuh memerlukan vitamin A maka betakaroten
di hati akan diubah menjadi vitamin A. Fungsi vitamin A bisa
mencegah buta senja, mempercepat penyembuhan luka dan
mempersingkat lamanya sakit campak. Sebuah wortel ukuran
sedang mengandung sekitar 12000 SI betakaroten.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa dengan

36
mengkonsumsi wortel yang dikukus sebentar akan
memperbesar penyerapan betakaroten (Kumalaningsih, 2006)
Makanan dengan kandungan serat larut air tinggi
dapat memengaruhi asam lemak rantai pendek di aliran darah.
Menurut Linda (2005), serat larut air (pektin) mempunyai efek
yang baik pada metabolisme lemak. Wortel berkhasiat sebagai
laksatif, yakni melancarkan buang air besar karena di dalam
wortel terdapat pektin yang berkhasiat mencegah dan
mengatasi sembelit dengan cara memperlunak feses dan
mendorong sisa makanan pada saluran pembuangan.
Kandungan pektin yang ada dalam wortel juga mampu
menurunkan kolesterol tinggi dan membantu kesehatan usus
besar.

d. Mekanisme wotel dalam menurunkan kolesterol


Kandungan serat pada wortel yang dapat menurunkan
kolesterol salah satunya ialaha pektin. Pektin merupakan serat
pangan yang bernilai tinggi dapat disebut sebagai pangan
fungsional. . Bahan makanan yang mengandung serat larut air
terbukti dapat mengurangi kolesterol di dalam darah karena
mengandung sitosterol dan niasin yang merupakan
hipokolesterolemik (Waspadji, 2003).
Serat larut air yang terdapat pada wortel dapat
menghambat penyerapan lemak jenuh atau jenis lemak jahat
lainnya yang berbahaya bagi tubuh. Mekanisme kerjanya
adalah serat yang larut dalam air akan membentuk gelatin
(gel), Saat berada di usus kecil, serat dapat menempel pada
partikel kolesterol sehingga menghambat kolesterol masuk ke
aliran darah. Kemudian, kolesterol bersama serat ini akan
keluar dari tubuh melalui feses. Perlahan-lahan kadar
kolesterol darah menurun karena kolesterol terus ditarik keluar

37
dari darah oleh serat. (Soeharto, 2004). Selain itu, terdapat
kandungan fitosterol yang dapat memperbaiki kadar kolesterol
dengan cara mengikat kolesterol di dalam perut sehingga
mencegah kolesterol terabsorbsi ke dalam darah.
Pektin dikenal juga sebagai antikolesterol dapat mengikat
asam empedu yang merupakan hasil akhir metabolisme
kolesterol. akan mengurangi produksi kolesterol LDL di hati,
menurunkan kolesterol, dan bermanfaat untuk mengatasi diare
karena kemampuannya membentuk agar tetap lunak serta
tidak cair. (Sufrida dan Sitanggang, 2006).

38
B. Kerangka Teori

Usia

Faktor risiko yang


Jenis Kelamin tidak dapat diubah

Genetik

Hiperkolestero
Obesitas lemia

Merokok

Faktor risiko yang


Alkohol dapat diubah

Aktifitas Fisik

Asupan makan

(Sumber: National Heart, Lung, and Blood Institute (2012) dalam Putri (2016),
modifikasi William H. Frisman, MD dan Syed. F Mahmood, MD dalam Inggrit
(2014))
Bagan 1. Kerangka Teori

39
C. Kerangka Konsep
Intervensi Puding Tomat
dan Wortel

Kadar Kolesterol Awal Kadar Kolesterol Akhr

Asupan Zat Gizi

- Gizi Makro (KH dan Lemak)


- Gizi Mikro (Serat)

Bagan 2. Kerangka Konsep

D. Variabel Penelitian
1. Variabel dependen (terikat)
Dalam penelitian ini sebagai variabel terikat (dependen) yaitu
variabel yang dipengaruhi adalah kadar kolesterol total pasien
hiperkolesterolemia rawat jalan di RSI Siti Khadijah Kota
Palembang
2. Variabel independen (bebas)
Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas (independen) yaitu
variabel yang mempengaruhi adalah puding tomat dan wortel

E. Definisi Operasional
1. Penderita Hiperkolesterolemia
Penderita hiperkolesterolemia adalah seseorang dengan
kenaikan kadar kolesterol total yaitu ≥240 mg/dL (Kemenkes RI,
2014).
2. Kadar kolesterol total sebelum perlakuan
Jumlah kandungan kolesterol total dalam plasma darah yang
diukur sebelum dilakukan perlakuan.

40
Cara Ukur : Pengambilan darah kapiler
Alat : Easy-Touch Cholesterol Total
Hasil : Kadar kolesterol total
Skala : Rasio
3. Kadar kolesterol total sesudah perlakuan
Jumlah kandungan kolesterol total dalam plasma darah yang
diukur sesudah dilakukan perlakuan.
Cara Ukur : Pengambilan darah kapiler
Alat : Easy-Touch Cholesterol Total
Hasil : Kadar kolesterol total
Skala : Rasio
4. Puding tomat dan wortel
Puding tomat dan wortel adalah makanan selingan atau
snack yang dibuat dari 100 gr buah tomat, 100 gr wortel, madu 1
sdm, yang selanjutnya dilumatkan dengan blender menjadi halus
dan dimasak dengan penambahan air dan agar-agar sehingga
menjadi puding.
5. Kelompok perlakuan (intervensi)
Kelompok perlakuan adalah penderita hiperkolesterolemia
yang mendapatkan puding tomat dan wortel yang diberikan 1 kali
dalam sehari selama 7 hari sebagai selingan serta mendapatkan
obat penurun kolesterol total
6. Kelompok pembanding (kontrol)
Kelompok kontrol adalah penderita hiperkolesterolemia yang
tidak mendapatkan puding tomat dan wortel, namun mendapatkan
obat penurun kolesterol saja.

41
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di RSI Siti Khadijah Kota
Palembang. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tahun 2019

B. Jenis Dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan desain penelitian eksperimen semu
(quasi exsperimental). Rancangan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah rancangan penelitian pretest-posttest with control group
dengan menggunakan kelompok pembanding yaitu peneliti memberi
perlakuan langsung ke subyek dengan tujuan untuk mengetahuii
pengaruh pemberian Puding tomat dan wortel terhadap penurunan
kadar kolesterol total pada pasien hiperkolesterolemia, Sedangkan
pada kelompok pembanding tidak mendapatkan puding tomat dan
wortel. Adapun bentuk rancangan penelitian sebagai berikut :
Kelompok Perlakuan (Intervensi) : 𝑋𝑜1 ------ x ------ 𝑋𝑜2

Pretest - Perlakuan - Postest

Kelompok Pembanding (Kontrol) : 𝑋𝑜3 ------------- 𝑋𝑜4 ,

Pretest -------------------- Postest

Keterangan:
1. Kelompok perlakuan (eksperimen) adalah kelompok responden
yang mendapatkan intervensi puding tomat dan wortel.
2. Kelompok pembanding (kontrol) adalah kelompok responden yang
tidak mendapatkan intervensi.

42
3. Pretest adalah responden yang diukur kadar kolesterol total
sebelum diberikan intervensi.
4. Perlakuan adalah responden yang mendapatkan perlakuan
pemberian puding tomat dan wortel.
5. Postest adalah responden yang diukur kadar kolesterol total
sesudah diberikan intervensi.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah semua
pasien hiperkolesterolemia di RSI Siti Khadijah Kota Palembang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi yang
mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih dan bersedia
menjadi sampel dalam penelitian dimana unsur yang dikehendaki
dalam kriteri inklusi.
Kriteria inklusi sampel:
a) Berusia > 20 tahun
b) Kadar kolesterol total diatas ≥ 240 mg/dL
c) Pasien rawat jalan
d) Berdomisili di Palembang
e) Penderita hiperkolesterolemia
f) Mengkonsumsi obat penurun kolesterol
g) Dapat berkomunikasi dengan baik
h) Bersedia menjadi sampel dan menandatangani inform concent
Kriteria ekslusi sampel:
a) Penderita hiperkolesterolemia dengan komplikasi penyakit lain
(seperti diabetes 43ellitus, ginjal dan hati)
b) Mengalami depresi
c) Sedang menjalankan puasa.
d) Tidak bersedia menjadi sampel

43
3. Besar sampel
Besar sampel diambil berdasarkan banyaknya sampel yang
memenuhi kriteria inklusi. Besar sampel yang digunakan dalam
penelitian ini ditentukan dengan rumus menurut (Lemeshow, 1997)
data sebagai berikut:
2𝛼 2 ( 𝑧1 − 𝛼⁄2 + 𝑧1 − 𝛽 )2
𝑛1 = 𝑛2 =
( 𝜇1 − 𝜇2 )2
Keterangan :
n1=n2 : Besar sampel untuk setiap kelompok
SD(α) : Standar deviasi (59,08)
z1 – α / 2 : Nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan
tingkat kemaknaan (nilai z pada α = 0,05 adalah 1,96)
z1 – β : Nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan
kuasa (power) sebesar yang diinginkan (nilai z pada = β
0,20 adalah 0,842).
µ1- µ2 : Rata-rata (39,05).
(Penelitian Tamiya, 2017)
Berdasarkan perhitungan rumus diatas maka responden minimal
dalam penelitian ini sebanyak 25 responden. Responden ditambah
dengan responden cadangan 10%, maka total sampel sebanyak 30
responden untuk kelompok perlakuan dan kelompok pembanding.
Sehingga jumlah responden penelitian ini adalah sebanyak 60
responden.

D. Cara Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel dalam penelitian ini akan dilakukan dengan
cara purposive sampling dengan tujuan tertentu berdasarkan kriteria
atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok sampel.
Sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan sebelumnya dan
memenuhi kriteria inklusi.

44
E. Jenis Data dan Pengumpulan Data
1. Jenis data
a. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari peneliti sendiri
berupa:
1) Data identitas responden meliputi nama, umur, dan jenis
kelamin.
2) Data pemeriksaan kadar kolesterol sebelum diberikan
perlakuan pada kelompok perlakuan dan pembanding.
3) Data pemeriksaan kadar kolesterol setelah diberikan
perlakuan pada kelompok perlakuan dan pembanding.
4) Asupan KH, lemak dan serat
b. Data sekunder
Data gambaran umum lokasi penelitian yang diperoleh
dari RSI Siti Khadijah Palembang.

2. Cara pengumpulan data


a. Data primer
1) Data identitas pasien
Data identitas pasien hiperkolesterolemia dengan
hiperkolesterolemia diambil melalui wawancara
menggunakan formulir identitas pasien.
2) Data kolestrol total
Data kolestrol total pasien hiperkolesterolemia dengan
diambil melalui pengukuran darah menggunakan Easy-
Touch
3) Asupan zat gizi
Asupan zat gizi pasien hiperkolesterolemia diambil
melalui wawancara dengan menggunakan formulir recall 3 x
24 jam. Kemudian hasil recall tersebut di analisis dengan
menggunakan Nutrisurvey

45
4) Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari arsip atau catatan tertulis
RSI Siti Khadijah Palembang

3. Instrumen atau alat pengumpulan data


1) Form identitas pasien
2) Form recall 3 x 24 jam
3) Easy-Touch digunakan untuk mengukur kadar kolesterol total
4) Form identitas pasien

F. Prosedur pembuatan puding tomat dan wortel


1. Bahan
a) Tomat 100 gr
b) Wortel 100 gr
c) Madu 1 sdm
d) Agar-agar tanpa rasa (plain) 3 gr
2. Cara membuat puding tomat dan wortel
a) Cuci bersih lalu potong tomat dan wortel menjadi kecil-kecil
b) Timbang tomat dan wortel masing-masing 100 gr
c) Tomat dan wortel dihancurkan menggunakan blender dengan
penambahan air
d) Masukkan tomat dan wortel yang telah hancur ke dalam panci,
tambahkan agar-agar tanpa rasa (plain) dan madu 1 sdm, lalu
masak dengan menggunakan api kecil.
e) Masukkan ke dalam cup. Tunggu puding hingga dingin dan
mengeras
f) Berikan kepada kelompok perlakuan

G. Perlakuan Kepada Sampel


1. Kelompok Perlakuan
Setelah sampel didapat kemudian diukur menggunakan
Setelah itu sampel diberikan puding tomat dan wortel pada pagi
hari pukul 09.00-10.00 selama 7 hari berturut-turut.

46
2. Kelompok Pembanding
Sampel yang didapat kemudian diwawancarai, sampel tidak
diberikan puding tomat dan wortel selama 7 hari berturut-turut.

H. Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
a. Editing
Editing adalah data yang terkumpul, baik data kualitatif
maupun data kuantitatif harus dibaca sekali lagi untuk
memastikan apakah data tersebut dijadikan bahan analisis atau
tidak (Nasehudin, dkk, 2012).
b. Coding
Coding adalah peng”kodean” atau “coding”, yaitu mengubah
data terbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan
c. Tabulating Data
Tabulating adalah membuat tabel-tabel data sesuai dengan
penelitian atau yang diinginkan peneliti (Notoatmojo, 2012).

2. Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan sistem komputerisasi
dengan tingkat kemaknaan P-value < 0,05 uji t independen.
a) Analisis Univariat
Data yang didapat dikelompokkan lalu dilihat dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi.
b) Analisis Bivariat
Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel
bebas dan terikat. Data yang diperoleh dianalisis dan disajikan
dalam bentuk tabel dengan penjelasan deskriptif. Uji statistik
yang digunakan adalah uji t, mula-mula data yang didapat diuji
dengan menggunakan uji t dependen pada kelompok perlakuan
dan kelompok pembanding. Jika pada uji t tersebut sama-sama

47
signifikan, maka untuk memastikan efektifitas perlakuan
pemberian puding tomat dan wortel dilakukan uji t independen

I. Alur Penelitian
Tahap awal dari penelitian ini adalah pembuatan puding tomat
dan wortel. Tomat dan wortel dicuci lalu dipotong, selanjutnya proses
penghancuran dengan blender. Kemudian dilanjutkan dengan proses
pemasakan menjadi puding. Selanjutnya, tomat dan wortel yang telah
diproses menjadi puding diberikan untuk kelompok perlakuan.

Pembuatan puding tomat


dan wortel

Penentuan responden

Kelompok Perlakuan Kelompok kontrol

1. Pengukuran kadar 1. Pengukuran kadar


kolesterol total kolesterol total
2. Pemberian puding 2. Tidak mendapatkan
tomat dan wortel puding tomat dan wortel
3. Recall 3. Recall

Pengukuran kadar Pengukuran kadar


kolesterol total kolesterol total

Bagan 3. Alur Penelitian

48
Lampiran 1

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

PENGARUH PEMBERIAN PUDING TOMAT DAN WORTEL TERHADAP


KADAR KOLESTEROL TOTAL PASIEN HIPERKOLESTEROLEMIA
RAWAT JALAN DI RSI SITI KHADIJAH KOTA PALEMBANG

Kode Responden

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN


Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :....................................................................
Umur :....................................................................
Jenis Kelamin :....................................................................
Alamat :....................................................................
Pekerjaan :....................................................................
Telah mendapatkan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan untuk ikut
serta dalam penelitian “Pengaruh Pemberian Puding Tomat dan Wortel Terhadap
Kadar Kolesterol Total Pasien Hiperkolesterolemia Rawat Jalan di RSI Siti
Khadijah Kota Palembang”

Tindakan yang dilakukan adalah :


a. Wawancara identitas responden
b. Pengukuran kolestrol total
c. Recall makanan yang dikonsumsi responden selama 3x24 jam
d. Pemberian puding tomat dan wortel beserta prosedur pemakaian

Palembang, ................. 2019


Peserta/wali

(..............................)

49
Lampiran 2

IDENTITAS RESPONDEN

PENGARUH PEMBERIAN PUDING TOMAT DAN WORTEL TERHADAP


KADAR KOLESTEROL TOTAL PASIEN HIPERKOLESTEROLEMIA RAWAT
JALAN DI RSI SITI KHADIJAH KOTA PALEMBANG

Tanggal intervensi : ..................... Kode responden

IDENTITAS RESPONDEN

a. Nama : .....................
b. Jenis Kelamin : .....................
c. Tempat Tanggal Lahir : .....................
d. Usia : .....................
e. Alamat : .....................
f. No.Telp/Hp : .....................

50
Lampiran 3
FORM RECALL 24 JAM

Nama : …………………………. Kode Responden:


Umur : ………………………….
Tanggal : .....................................

Banyaknya

Waktu Hidangan Bahan Makanan URT Gram

Pagi

Selingan

Siang

Selingan

Malam

51
DAFTAR PUSTAKA

Soeharto, I. 2004. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan


Lemak dan Kolesterol. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Guyton AC, Hall JE, editors. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC; 2008.

Stapleton, P.A., Goodwill, A.G., James, M.E., Brock, R.W., Frisbee, J.


2010. Hypercholesterolemia and microvascular dysfunction:
interventional strategies. Journal of Inflammation

Cori, 2008. Struktur Glukosa. Dikutip dari tulisan Ananda. Hormon


Pengatur Glukosa. 1999.Institut Teknologi Bandung. Bandung

Botham, K.M., Mayes, P.A., 2003. Sintesis, Transpor, dan Ekskresi


Kolesterol, Dalam: Biokimia Harper edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Mayes PA, Botham KM, editors. Biokimia harper edisi 27. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2009

Mumpuni dan Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Kolesterol.


Yogyakarta: Penerbit Andi

World Health Organization. Implementing the new rocommedation on the


clinical management of diarrhea: guedelines for policy makers and
programme managers. Geneva: WHO Press. 2006

World Health Organization (2017). Noncommunicable diseases. World


Health
Organization.http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs355/en/

Yovina, Santi. (2012). Kolesterol? Siapa Takut!!. Yogyakarta:Pinang


Merah

Susanto. (2010). Cekal (Cegah & Tangkal) Penyakit Modern Hipertensi,


Stroke, Jantung, Kolesterol, dan Diabetes. Yogyakarta: ANDI

Tan, H.T., dan Rahardja, K. (2010). Obat – Obat Penting Khasiat,


Penggunaan dan Efek – Efek Sampingnya. Edisi keenam. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo

52
Waspadji, S. 2003. Penyunting. Pengkajian Status Gizi, Studi
Epidemiologi. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Pedoman Pewawancara


Petugas Pengumpul Data. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI

Ujiani, sri. 2014. Hubungan Antara Usia Dan Jenis Kelamin Kadar
Kolesterol Penderita Obesitas RSUD Abdul Moelek Provinsi
lampung. Lampung.

Agarwal dan Rao. 2000. Tomato Lycopene And Its Role In Human Health
And Chronic Diseases.Can Med Assoc.

Anggraeni, I. Prasetiyo. 2015. Pengaruh Pemberian Jus Tomat Terhadap


Kadar Kolesterol Dalam Darah Pada Pasien Hiperkoleterolemia Di
Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pusat data dan informasi.


Jakarta: Depkes RI; 2014.

Dwijayanthi, L. 2011. Edisi 2 Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah. Jakarta:


EGC Endang Evacuasiany,et al, 2010. Pengaruh Tomat Terhadap
Kadar Kolesterol Total Dan Trigliserida Pada Tikus Jantan Galur
Wistar Dislipidemia. Jurnal Medika Planta, vol.1 no.2 Oktober 2010.

Fitri Purwanto, 2010. Efektifitas Kosumsi Jus Wortel Terhadap Perubahan


Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Dusun Gendongsari
Wijirejo Pandak Bantul. Yogyakarta.

Fina Dyah Pramesti, 2016. Pengaruh Pemberian Tomat Terhadap Kadar


kolesterol Darah Pada Orang Dewasa 45-55 Tahun Didusun IV
Ngrame Taman Tirto Kasihan Bantul. Yogyakarta.

Anies, 2015. Kolesterol dan Penyakit Jantung Koroner. Surabaya:Ar-ruzz


Media.

Campbell, N.A., Jane B. Reece & Lawrence G. Mitchell. (2004). Biology.


(Terjemahan: Wasmen Manalu). Jakarta: Erlangga.

Neal, M. J., 2005, Medical Pharmacology at a Glance, Edisi Kelima, 46-47,


Erlangga, Jakarta.

Adam, J., 2007, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Pusat penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta

53
Hadley CW, Clinton SK, Schwartz SJ. The consumption proccessed
tomato products enhances plasma lycopene concentrations in
association with a reduced lipoprotein sensivity to oxydative
damage; American Society For Nutritional Sciences: 2003

54

Anda mungkin juga menyukai