Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA


DIABETES MILITUS DI PUSKESMAS LINGKAR TIMUR
TAHUN 2019

Oleh :

BEDIAH SHOHADAD
NIM:P05150016054

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
TAHUN AJARAN 2018/2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul:

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES


MILITUS DI PUSKESMAS LINGKAR TIMUR TAHUN 2019

Yang Dipersiapkan dan Dipresentasikan Oleh :

BEDIAH SHOHADAD
NIM:P05150016054

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk
Dipresentasikan Dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Bengkulu Prodi DIII Teknologi Laboratorium Medik
Tanggal :

Oleh :

Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

Pembimbing I Pembimbing II

Sahidan, S.Sos, M.Kes Krisyanella, M.Farm, Apt


Nip.196510021984121001 Nip.198311142012122001

ii
KATA PENGANTAR

Assallammualikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan

rahmatNya sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran

Kadar Trigliserida Pada Penderita Diabetes Militus Di Puskesmas Lingkar

Timur Tahun 2019” dapat diselesaikan.

Selama penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini banyak yang telah

membantu, memberi petunjuk, dukungan dan bantuan sehingga Proposal Karya

Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

Dalam penyelesaian Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak

mendapat bantuan baik materil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Darwis, S.Kp, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

2. Bunda Ns. Leni Marlina, S.Kep, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Analis

Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

3. Bunda Sunita RS, SKM,M.Sc, selaku Ketua Prodi DIII Teknologi

Laboratorium Medik Poltekkes Kemenkes Bengkulu

4. Bapak Sahidan, S.Sos, M.Kes selaku Pembimbing I yang telah banyak

membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan proposal karya tulis

ilmiah ini.

iii
5. Bunda Krisyanella, M.Farm, Apt selaku Pembimbing II yang telah banyak

membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan proposal karya tulis

ilmiah ini.

6. Orang tua tercinta, dan saudara kandungku yang telah mendoakan,

memberikan dukungan serta motivasi dalam menyelesaikan proposal karya

tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan Proposal Karya Tulis

Ilmiah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

perbaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

Bengkulu, November 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 4
D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian .............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Diabetes Militus ................................................................ 7
B. Trigliserida .......................................................................................... 13

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ............................................................................... 19
B. Penelitian dan Definisi Operasional .................................................... 19
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 20
D. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 22
E. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 22
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 25
G. Pengolahan Data ................................................................................. 25
H. Analisis Data ....................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Rancangan penelitian ..................................................................... 17


Bagan 3.2 Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 20

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian........................................................................... 4


Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis DM Menurut ADA 2010 .................................. 10
Tabel 3.1 Definisi Operasional ....................................................................... 18
Tabel 3.2 Cara Kerja Analitik ......................................................................... 22

vii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit trigliserida adalah bentuk kimia dari sebagian besar lemak yang

terdapat di dalam makanan maupun didalam tubuh. Trigliserida di dalam plsama

berasal dari lemak dalam makan yang dimakan atau dibuat di dalam tubuh yang

berasal dari karbohidrat. Kalori yang berasal dari makan yang tidak segera

digunakan akan dikonversi menjadi trigliserida dan akan dibawa sekaligus

disimpan di jaringan lemak (Oway et all., 2013).

Trigliserida dipakai dalam tubuh terutama untuk menyediakan energi begi

berbagai proses metabolik. Akan tetapi, beberapa lipid terutama kolestrol,

fosfolipid dan sejumlah kecil trigleserida dipakai untuk membentuk semua

memberan sel dan untuk melakukan fungsi-fungsi sel yang lain. Peningkatan

kadar trigliserida disebut dengan hipertrigliseridamia. Banyak hal yang

menyebabkan terjadinya peningkatan kadar trigliserida, misalnya berkaitan

dengan penyakit diabetes, sindorom metabolik, obesitas, hipoteroid, kosumsi

alkohol berlebihan dan sindorom nefrotik (Oway et all., 2013).

Diabetes Militus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

yang di karakteristikkan oleh tingginya kadar glukosa dalam darah

(Hiperglikemia) karena kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin, atau

kombinasi keduanya (Saskia et all,2015). Pada dasarnya DM disebabkan karena

hormon insulin penderita tidak mencukupi, hormon insulin tersebut mempunyai

peranan utama untuk mengatur kadar glukosa. Glukosa dalam darah normalnya

sekitar 60-120 mg/dL waktu puasa dan pada dua jam sesudah makan nilai normal

1
glukosa di bawah 200 mg/dL (Simanjuntak, 2015). Kadar glukosa darah yang

terus menerus tinggi menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang umumnya

mempengaruhi jantung, mata, ginjal dan saraf serta mengakibatkan berbagai

komplikasi (Cho et al., 2018).

Studi epidemiologi menunjukkan bahwa prevalensi DM meningkat seiring

dengan pertambahan usia, Dari data World Health Organization (WHO)

didapatkan bahwa setelah mencapai usia 30 tahun, kadar glukosa darah akan naik

1-2 mg% pada saat puasa dan akan naik sebesar 5,6-13 mg% pada 2 jam setelah

makan. Estimasi terakhir IDF (Internasional Diabetes Federation), terdapat 382

juta orang yang hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2013. Pada tahun 2035

jumlah tersebut diperkirakan meningkat menjadi 592 juta orang. Dari 382 juta

orang tersebut, 175 juta diantaranya belum terdiagnosis, sehingga terancam

berkembang progresif menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa

pencegahan(Kemenkes RI, 2014).

Indonesia menduduki ranking keempat jumlah penyandang diabetes

terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan India. Berdasarkan data dari Badan

Pusat Statistik (BPS) jumlah penyandang diabetes pada tahun 2003 sebanyak 13,7

juta orang dengan prevalensi 5,1% dan berdasarkan pola pertambahan penduduk

diperkirakan pada 2030 akan ada 20,1 juta penyandang diabetes dengan tingkat

prevalensi 14,7 persen untuk daerah urban dan 7,2 persen di rural. [2] Sementara

itu, organisasi kesehatan dunia (World Health Organization, WHO) memprediksi

kenaikan jumlah penyandang diabetes melitus di Indonesia dari 8,4 juta pada

tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (Charifa Sama, 2015).

2
Keadaan hiperglikemia pada pasien DM menyebabkan darah yang

mengandung tingginya glukosa masuk ke glomerulosit sehingga terjadi

pembengkakan sel. Akibatnya disfungsi sel glomerulus sehingga terjadi

kebocoran albumin dalam urin (albuminuria), dan ketidak mampuan

mengekskresikan zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh seperti ureum dan

kreatinin sehingga terjadi peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah

(Charifa Sama, 2015).

Dari data Kemenkes RI tentang Diabetes Melitus tahun 2014 terdapat

2.650.340 orang yang pernah di diagnosa kencing manis oleh dokter dan

1.060.136 orang yang belum pernah didiagnosa kencing manis oleh dokter tetapi

dalam 1 bulan terakhir mengalami gejala sering lapar, sering haus, sering buang

air kecil dengan jumlah banyak dan berat badan menurun. Provinsi Jawa Timur

merupakan populasi tertinggi yang pernah didiagnosa kencing manis oleh dokter

sebanyak 605.974 orang, sedangkan Provinsi Papua Barat merupakan populasi

terendah yang pernah di diagnosa kencing manis oleh dokter sebanyak 5.575

orang.

Di Provinsi Bengkulu menurut data Kemenkes RI tentang Diabetes

Melitus pada tahun 2014 perkiraan jumlah yang pernah di diagnosa kencing

manis oleh dokter sebanyak 11.243 orang, sedangkan perkiraan jumlah yang

belum pernah di diagnosa oleh dokter tetapi 1 bulan terakhir mengalami gejala

sering lapar, sering haus, sering buang air kecil dengan jumlah banyak dan berat

badan menurun sebanyak 1.249 orang

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran kadar trigliserida pada penderita

Diabetes Militus di Puskesmas Lingkar Timur.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran kadar trigliserida pada penderita Diabetes

Militus Di Puskesmas Lingkar Timur.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademis

Manfaat bagi akademis yang diharapkan dari hasil penelitian dapat

menambah ilmu dibidang kimia klinik, yaitu memperkaya informasi

tentang pengaruh kadar trigleserida lemak dalam darah pada penderita

diabetes militus.

2. Bagi Tenaga Laboratorium

Manfaat bagi tenaga laboratorium yang diharapkan dari hasil

penelitian ini adalah dapat memberikan informasi kepada tenaga

laboratorium apakah ada hubungan kadar trigliserida pada diabetes militus

agar lebih berhati hati dalam pemeriksaan di laboratorium.

3. Bagi Kesehatan

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pilihan dalam

mengontrol kadar trigleserida pada penderita diabetes militus.

4
4. Bagi Pembaca

Manfaatkan bagi pembaca yang diharapkan dari hasil penelitian ini

adalah dapat mengetahui hubungan kadar trigleserida lemak dalam darah

bagi penderita diabetes militus.

5. Bagi Peneliti Lain

Manfaat bagi penelitian lain yang diharapkan dari hasil penelitian ini

sebagai bahan acuan ilmiah dan refrensi untuk melakukan penelitian yang

sama atau mengembangkan penelitian yang baru.

5
E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No. Judul Nama Lokasi Waktu Jenis Variabel


Peneliti Penelitian penelitian Penelitian Penelitian
1. Hubungan Rosidah dan Klinik as Tahun Jenis Kadar
kadar gula Magfirotul Syifa di 2017 penelitian trigliserida
darah mahmudah Pucuk iniadalah Pada
Dengan Lamongan dengan penderita
kenaikan analisis Diabetes
trigliserida deskriptif militus
Pada dan
penderita kuantitatif
Diabetes
militus
2. Hubungan Ary Januar Puskesmas Tahun jenis Kadar
diabetes Pranata Putra Rambipuji 2017 Metode trigliserida
distress penelitian Pada
dengan ini adalah penderita
perilaku observasio Diabetes
perawatan nal analitik militus
diri pada dengan
penyandang metode
diabetes pendekatan
militus tipe 2 cross
dipukesmas sectional
kabupaten
jember
3. Perbandinga InriA.H. Fakultas Tahun Jenis Kadar
n kadar Oway Kedokteran 2013 penelitian trigliserida
trigliserida Universitas ini Pada
pada obes 1 Sam dilakukan penderita
dan obes 2 Ratulangi dengan Diabetes
Manado metode militus
observasio
nal dan
desain
studi cross
sectional

Pada penelitian sebelumnya, dilakukan gambaran kadar trigliserida pada

penderita Diabetes Militus di puskesmas lingkar timur tahun 2019. Terletak

Perbedaan pada Penelitian yang akan di lakukan yaitu pada waktu penelitian,

tempat penelitian, populasi penelitian, Sampel penelitian dan metode penelitian

6
BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Diabetes Militus

Diabetes Militus adalah penyakit yang mempengaruhi gula darah, hal ini

terjadi karena glukosa (gula sederhana) di dalam darah terlalu tinggi. Sehingga

tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan benar atau tidak sempurna. Insulin

sendiri adalah hormon yang dihasilkan pankreas untuk mengubah gula darah

(glukosa) menjadi gula otot (glikogen). Jadi, pada penderita diabetes mellitus

kadar glukosa dalam darahnya lebih tinggi dibanding orang yang normal. Dalam

kinerjanya, makanan yang cenderung membuat glukosa darah meningkat dan akan

merangsang pankreas untuk memproduksi insulin. Insulin bergerak membuat gula

ke dalam sel untuk diubah menjadi energi atau sebagai cadangan energi. Jika

terlalu banyak glukosa dalam darah sulit untuk membuat insulin bekerja dengan

baik. Hal ini dapat terjadi biasanya pada orang yang memiliki usia lebih dari 30

tahun atau lebih tua. Dengan kurangnya aktivitas yang mengeluarkan energi dapat

menjadi pemicu tumbuhnya penyakit mellitus. Kadar gula darah dalam batasan

normal adalah antara 70-110 mg/liter.

Kadar glukosa darah merupakan faktor yang sangat penting untuk

kelancaran kerja tubuh. Karena pengaruh berbagai faktor dan hormon insulin yang

dihasilkan kelenjar pankreas, sehingga hati dapat mengatur kadar glukosa dalam

darah. Bila kadar glukosa dalam darah meningkat sebagai akibat naiknya proses

pencernaan dan penyerapan karbohidrat, maka oleh enzim-enzim tertentu glukosa

dirubah menjadi glikogen. Kadar glukosa yang tinggi merangsang pembentukan

glikogen dari kolesterol dari glukosa, sintesis asam lemak dan kolesterol dari

7
glukosa Sehingga dapat mempercepat pembentukan trigliserida di dalam hati.

Trigliserida merupakan salah satu bagian komposisi lipid yang terdapat dalam

tubuh. Dimana jika kadar trigliserida dalam batas normal memiliki fungsi sebagai

sumber energi sebagaimana fungsi lipid itu sendiri (Rosidah et all., 2015).

Kadar trigliserida dalam darah pada orang yang normal tidak lebih dari 200

mg/dl. Pada keadaan tertentu seperti pada penderita diabetes mellitus dan juga

pada seseorang yang obesitas, kadar trigliserida dapat meningkat melebihi 200

mg/dl, yang sering disebut dengan Hypertrigliseridemia. Trigliserida juga

merupakan salah satu jenis lemak atau lipid yang relative memiliki fungsi klinis

yang penting sehubungan dengan artherosklerosis (Rosidah et all., 2015).

1. Etiologi Klasifikasi Diabetes Melitus

Klasifikasi Etiologi DM menurut American Diabetes Association (ADA)

2010 dibagi dalam 4 jenis yaitu :

a. DM Tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)

DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas karena

sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali

sekresi insulin dapat ditentukan dengan level protein c-peptida yang

jumlahnya sedikit atau tidak terdeteksi sama sekali. Manifestasi klinik

pertama dari penyakit ini adalahketoasidosis (Ndraha, 2014).

b. DM Tipe 2 atau Insulin Non-dependent Diabetes Melitus (NIDDM)

Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin

tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi

resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk

8
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk

menghambat produksi glukosa oleh hati (Ndraha, 2014).

c. DM Gestasional

DM ini terjadi selama masa kehamilan, dimana intoleransi glukosa

didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua

dan ketiga. Penderita DM gestasional memiliki risiko lebih besar untuk

menderita DM yang menetap dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah

melahirkan (Ndraha, 2014).

d. DM Tipe Lain

Diabetes tipe lain biasanya disebabkan karena adanya kerusakan

secara genetik pada fungsi sel pankres yang menyebabkan produksi insulin

terganggu, adanya gangguan pada pankreas, adanya gangguan pada

kelenjar endokrin, malnutrisi, dan adanya pemakaian obat-obatan yang

menginduksi DM tersebut (Heriyanty, 2008).

2. Patofisiologi Diabetes Melitus

Diabetes melitus yang merupakan penyakit dengan gangguan pada

metabolisme karbohidrat, protein dan lemak karena insulin tidak dapat bekerja

secara optimal, jumlah insulin yang tidak memenuhi kebutuhan atau

keduanya. Gangguan metabolisme tersebut dapat terjadi karena 3 hal yaitu

pertama karena kerusakan pada sel-sel beta pankreas karena pengaruh dari

luar seperti zat kimia, virus dan bakteri. Penyebab yang kedua adalah

penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas dan yang ketiga karena

kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer (Fatimah, 2015).

9
Insulin yang disekresi oleh sel beta pankreas berfungsi untuk mengatur

kadar glukosa darah dalam tubuh. Kadar glukosa darah yang tinggi akan

menstimulasi sel beta pankreas untuk mengsekresi insulin. Sel beta pankreas

yang tidak berfungsi secara optimal sehingga berakibat pada kurangnya

sekresi insulin menjadi penyebab kadar glukosa darah tinggi. Penyebab dari

kerusakan sel beta pankreas sangat banyak seperti contoh penyakit autoimun

dan idiopatik (Putra, 2016).

3. Gejala Diabetes Militus

Gejala yang sering dirasakan penderita Diabetes antara lain

poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia

(banyak makan/mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan

penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada

tangan atau kaki dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas (Muchid et

al., 2005).

Gejala lain yang sering dihubungkan dengan penyakit kronik Diabetes

Militus adalah : kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk jarum, rasa

tebal di kulit sehingga kalau berjalan seperti di atas bantal atau kasur, kram,

luka atau bisul tidak sembuh-sembuh mudah mengantuk, mata kabur,

kebutaan, gatal di sekitar kemaluan terutama pada wanita, gigi mudah goyah

dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun bahkan impoten, para ibu

hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau

dengan berat badan lahir > 4 kg (Fatimah, 2015).

10
4. Diagnosis Diabetes Militus

Diagnosis klinik Diabetes Melitus ditegakkan bila ada gejala khas

DM berupa poliuria, polidipsida, polifagia dan penurunan berat badan yang

tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Jika terdapat gejala khas dan pemeriksaan

Glukosa Darah Sewaktu (GDS) lebih dari 126 mg/dl juga dapat digunakan

untuk pedoman diagnosis DM. Untuk pasien tampa gejala khas DM, hasil

pemeriksaan glukosa darah abnormal satu kali saja belum cukup kuat untuk

menegakkan diagnosa DM. Diperlukan investigasi lebih lanjut yaitu GDP

lebih dari 126 mg/dl, GDS lebih dari 200 mg/dl pada hari yang lain atau hasil

Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) lebih dari 200 mg/dl (Ndraha, 2014).

Berikut ini adalah kriteria diagnosis DM menurut standar pelayanan

medis ADA 2010 :

Tabel 2.1
Kriteria Diagnosis DM Menurut ADA 2010 (Kurniawan, 2010).

No Kriteria Diagnosis DM
1 HbA1C >6,5 %
2 Kadar gula darah puasa >126 mg/dL
3 Kadar gula darah 2 jam pp >200 mg/dL
4 Pasien dengan gejala klasik hiperglikemia atau >200 mg/dL
krisis hiperglikemia dengan kadar gula sewaktu

5. Komplikasi Penyakit Diabetes Militus

Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan

komplikasi akut dan kronis. Komplikasi DM dibagi menjadi dua yaitu :

a. Komplikasi akut

1) Hipoglikemia adalah kadar glukosa darah seseorang dibawah nilai

normal (<50 mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita

11
DM tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali per minggu, kadar gula darah

yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan

energi sehingga tidak berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.

2) Hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah meningkat secara tiba-

tiba, dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya,

antara lain ketoasidosis diabetik, Koma Hiperosmoler Non Ketotik

(KHNK) (Fatimah, 2015).

b. Komplikasi kronik

1) Komplikasi makrovaskuler yang umum berkembang pada penderita

DM adalah trombosit otak (pembekuan darah pada sebagian otak),

mengalami penyakit jantung (PJK), gagal jantung kongetif dan stroke.

2) Komplikasi mikrovaskuler terutama terjadi pada penderita DM tipe 1

seperti nefropati, diabetik retinopati (kebutaan), neuropati, dan

amputasi (Fatimah, 2015).

6. Penatalaksana DM

Karena banyaknya komplikasi kronik yang dapat terjadi pada DM, dan

sebagian besar mengenai organ vital yang dapat fatal, maka tatalaksana DM

memerlukan terapi untuk mencapai kendali glikemik dan kendali faktor risiko

kardiovaskular. Dalam Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM di

Indonesia 2011, penatalaksanaan dan pengelolaan DM dititik beratkan pada 4

pilar penatalaksanaan DM, yaitu: edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani

dan intervensi farmakologis. Terapi farmakologis diberikan bersama dengan

12
peningkatan pengetahuan pasien, pengaturan makan dan latihan jasmani.

Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan (Ndraha, 2014).

B. Trigliserida

1. Pengertian Trigliserida

Trigliserida merupakan penyimpan lipid utama di dalam jaringan

adiposa dan hati. Bentuk lipid ini akan terlepas setelah terjadi hidrolisis oleh

enzim hormon sensitive lipase (HSL) menjadi asam lemak bebas dan gliserol

sebagai sumber energi yang penting. Trigliserida merupakan lemak netral

yang masing-masing terdiri dari kombinasi gliserol dengan tiga molekul asam

lemak melekat padanya. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan

dengan gliserol maka dinamakan monogliserida (Dany, Sastri dan Anas,

2016)

2. Struktur Trigliserida

Trigliserida disebut juga triasilgliserol adalah lipid sederhana yang

terdiri dari asam lemak dan gliserol. Trigliserida terdiri dari tiga asam lemak,

yang masing-masing berhubungan dengan gliserol tunggal (Putri & A, 2015).

Gliserol berikatan dengan energi, sedangkan 3 asam lemak berikatan dengan

ester proses ini dinamakan esterifikasi. Esterifikasi hasil trigliserida,

digliserida merupakan dua asam lemak dan energi, dan monogliserida

merupakan satu asam lemak dan gliserol (Munawwarah, 2011). Lemak yang

paling sering terdapat dalam trigliserida pada tubuh manusia yaitu :

a. Asam stearat, yang mempunyai rantai karbon - 18 dan sangat jenuh dengan

atom hidrogen.

13
b. Asam oleat, mempunyai rantai karbon - 18 tetapi mempunyai satu ikatan

ganda di bagian tengah rantai.

c. Asam palmitat, mempunyai 16 atom karbon dan sangat jenuh (Putri dan A,

2015). Metabolisme Trigliserida

Dalam penggunaan trigliserida untuk energi tahap pertama yang terjadi

adalah hidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Kemudian

asam lemak dan gliserol ditransfer dalam darah ke jaringan yang aktif tempat

oksidasi kedua zat untuk menghasilkan energi. Gliserol sewaktu memasuki

jaringan yang aktif, segera diubah oleh enzim intrasel menjadi gliserol 3-

fosfat. Gliserol 3-fosfat diproduksi di dua tempat yaitu hati dan jaringan

adiposa (Putri dan A, 2015).

Di dalam hati, G3P dibuat oleh fosforilasi gliserol menggunakan

gliserol kinase dan ATP. Gliserol dari degradasi adipocyte-TAG ditransfer ke

hati melalui sirkulasi. Dalam jaringan adiposa, G3P dibentuk dari reduksi

dihidroksiaseton fosfat (DHAP, metabolit glikolisis) oleh dehidrogenase

gliserol-3-fosfat (G3PDH) Selanjutnya, dua molekul asil-CoA bergabung

dengan G3P menggunakan sintetase fosfatidat atau lemak-asil-CoA

transferase untuk membuat asam fosfatidat. Asam fosfatidat, menggunakan

fosfatase, kehilangan satu gugus fosfat dan menghasilkan digliserid (DAG).

DAG menggunakan sintase, bergabung dengan satu ekstra asil-CoA dan

menghasilkan TAG. TAG kemudian diangkut ke VLDL hati. Gliserol juga

dapat mengikuti glukoneogenesis untuk menghasilkan glukosa dan glikogen

(Putri dan A, 2015).

14
3. Fungsi Trigliserida

Fungsi utama dari trigliserida itu sendiri adalah sebagai zat energi.

Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel

membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah

trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam

pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-komponen

tersebut kemudian di bakar dan menghasilkan energi, karbondioksida dan air.

Selain menjadi cadangan energi, trigliserida juga dikemas bersama

lipoprotein dan fosfolipid dalam bentuk kilomikron yang kemudian beredar di

sirkulasi darah (Dany, Sastri dan Anas, 2016).

4. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Trigliserida Di Dalam Tubuh

Peningkatan kadar trigliserida disebut dengan hipertrigliseridemia.

Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar

trigliserida, misalnya yang berkaitan dengan penyakit diabetes, sindrom

metabolik, obesitas, hipotiroid, konsumsi alkohol berlebihan dan sindrom

nefrotik (Oway, Kalangi, & Pasiak, 2013)

Kadar trigliserida dalam darah dapat dipengaruhi oleh berbagai sebab,

di antaranya diet tinggi karbohidrat (60% dari intake energi) dapat

meningkatkan kadar trigliserida, asupan protein bila seseorang

mengkonsumsi protein dalam makanannya melebihi jumlah protein yang

dapat digunakan jaringannya sejumlah protein ini akan disimpan sebagai

lemak, peningkatan asupan lemak akan meningkatkan kadar trigliserida (Putri

& A, 2015).

15
Stres juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kadar

trigliserida meningkat, mengaktifkan sistem saraf simpatis yang

menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang akan meningkatkan

konsentrasi asam lemak bebas dalam darah serta meningkatkan tekanan

darah, penyakit hati menimbulkan kelainan pada trigliserida darah karena hati

merupakan tempat sintesis trigliserida sehingga penyakit hati dapat

menurunkan kadar trigliserida, hormon-hormon dalam darah (hormon tiroid

menginduksi peningkatan asam lemak bebas dalam darah namun menurunkan

kadar trigliserida darah, hormon insulin menurunkan kadar trigliserida darah

karena insulin akan mencegah hidrolisis trigliserida), dan penumpukan lemak

berlebihan yang terjadi pada penderita kelebihan berat badan atau obesitas

(Putri & A, 2015).

5. Metode Pemeriksaan

Kadar trigliserida serum darah dianalisis dengan menggunakan metode

GPO-PAP (Glycerol Phosphate Oxidase-Phenol Amino Phenazone)

enzimatik kolorimetri (Hardisari dan Koiriyah, 2016).

a. Prinsip Pemeriksaan

Trigliserida akan dihidrolisa secara enzimatis menjadi gliserol dan

asam bebas. Kompleks warna yang terbentuk diukur kadarnya

menggunakan spektrofotometer.

b. Reaksi Pemeriksaan

glyserol + ATP gliserol kinase 𝑔𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑜𝑙 − 3 − 𝑝ℎ𝑜𝑠𝑝𝑎𝑡𝑒 + 𝐴𝐷𝑃

gliserol – 3 – phospat + O2 glyserol-3-P

16
oksidase
Dihydroxyacetone phosphate + H2O2

2H2O2 4-Aminophenazone + 4-Chorophenol


Peroxide
Quinone imine + H2O + HCl

Enzim lipase akan memperantarai hidrolisis trigliserida menjadi gliserol

dan asam-asam lemak. Selanjutnya gliserol ini akan mengalami fosfatasi

dengan bantuan enzim gliserol kinase yang akan menghasilkan gliserol-3-

fosfat. Kemudian gliserol-3-fosfat akan dioksidasi menghasilkan

dihidroksi-aseton-fosfat dan hidrogen peroksida (H2O2). Pada tahap

selanjutnya, hidrogen peroksida inilah yang akan bereaksi dengan 4-

aminofenazon dan 4-klorofenol dengan bantuan enzim peroksidase

membentuk kompleks kuinonimin yang berwarna merah muda yang

kemudian dapat diukur secara fotometrik.

c. Rumus Perhitungan

Kadar trigliserida dihitung dengan rumus (Widyaningsih, 2011) :

𝐴𝑠 𝑚𝑔
Trigliserida (mg/dL) = 𝐴𝑠𝑡 𝑥 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 ( ⁄𝑑𝐿)

𝐴𝑠 𝑚𝑔
= 𝐴𝑠𝑡 𝑥 200 ( ⁄𝑑𝐿)

Keterangan :

As= besarnya absorbansi serum

Ast= besarnya absorbansi standar trigliserida.

17
6. Nilai Normal Trigliserida

a. Nilai normal menurut (Munawwarah, 2011) :

No Nilai Normal
1 Normal <150 mg/dL
2 Garis batas tinggi 150-199 mg/dL
3 Tinggi 200-499 mg/dL
4 Sangat tinggi ≥500 mg/dL

b. Nilai normal menurut SPO (Standar Prosedur Operasional) Reagen

Trigliserida (Reiged) :

No Nilai Normal
1 Laki-laki 40 - 160 mg/dL
2 Perempuan 35 -135 mg/dL

18
BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain survei

deskriptif. Survei deskriptif dilakukan terhadap sekumpulan objek yang

biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi di dalam

suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini untuk melihat

gambaran Kadar Trigliserida Pada Penderita Diabetes militus Di Puskesmas

Lingkar Timur.

2. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka penelitian ini didasarkan pada studi kepustakaan dan masalah

penelitian, yaitu untuk mengetahui gambaran Kadar Trigliserida Pada

Penderita Diabetes militus di Puskesmas Lingkar Timur Tahun 2019.

Pasien Diabetes Pemeriksaan Kadar


Melitus Kadar Trigliserida
Trigliserida mg/dl

Bagan 3.1 Rancangan penelitian

B. Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah variabel penelitian yang di gunakan sebagai

ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau di dapatkan oleh suatu penelitian

19
tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodj,2010). Variabel pada

penelitian ini yaitu Kadar Trigliserida Pada Penderita Diabetes Di puskesmas

lingkar timur Tahun 2019.

2. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
1. Trigliserida Merupakan Spektrofotometer Normal Rasio
lipid utama (Rayto) Laki-laki :
ditimbunan 40-160 mg/dL
lemak dan di Perempuan :
dalam makanan 35-135 mg/dL

Abnormal
Laki-laki :
<40 dan >160
mg/dL
Perempuan
<35 dan >135
mg/Dl

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek yang diteliti (Notoatmodjo,

2010). Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh Pasien Penderita

Diabetes militus di puskesmas lingkar timur yaitu sebanyak 133 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan objek yang akan diteliti mewakili seluruh populasi

(S Arikunto, 2006). Pengambilan sampel untuk penelitian jika subjek kurang

dari 100 orang sebaiknya diambil semua. Jika subjeknya lebih besar atau lebih

dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto,

2006). Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 133 orang dari populasi

20
tersebut diambil 25% sehingga jumlah sampel pada penelitian ini sebagai

berikut:

= ×N

Keterangan :
: Besar sampel
N : Jumlah populasi
Sehingga,
N : 133
25
= 𝑥𝑁
100
25
= 𝑥 133
100
= 33,25 Orang

= 33 Orang

Berdasarkan perhitungan dengan rumus besar sampel diatas diperoleh

jumlah sampel penelitian yaitu 33 orang. Sampel penelitian diambil dengan

menggunakan metode Purposive Sampling yaitu pengambian sampel yang

berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi

ataupun ciri-ciri yang diketahui sebelumnya dan metode Accidental Sampling

yaitu mengambil responden yang kebetulan ada atau bersedia yang sesuai

dengan konteks penelitian untuk dipilih sebagai anggota sampel

(Notoatmodjo, 2012). Dalam penentuan anggota sampel terdapat kriteria

inklusi agar dapat dijadikan sebagai anggota sampel, di antaranya adalah :

1. Menderita penyakit DM

2. Di rawat jalan puskesmas lingkar timur

3. Tidak Mengonsumsi Obat Trigliserida

21
4. Laki-laki dan perempuan

5. Bersedia Menjadi Responden

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Pengambilan sampel akan dilakukan di puskesmas lingkar timur dan

pemeriksaan sampel akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Poltekkes

Kemenkes Bengkulu.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September 2018 sampai

bulan Mei 2019.

E. Pelaksanaan Penelitian

Persiapan pasien

Pra analitik
Persiapan alat dan
bahan

Pemeriksaan
Analitik
Trigliserida

Pasca analitik Interpretasi hasil

Bagan 3.2 Pelaksanaan Penelitian

22
1. Pra Analitik

a. Persiapan alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut,

spuit 3cc, tourniquet, tabung vacutainer merah, rak tabung, centrifuge,

mikropipet (Socorex)®, kuvet, spektrofotometer (Rayto)®. Bahan yang

digunakan pada pemeriksaan ini adala darah vena (serum), alkohol 70%,

aquadest, reagen trigliserida (Reiged)®.

b. Pengambilan Sampel

1) Lakukan infokonsen bahwasannya klien akan diambil darahnya.

2) Membantu klien pada posisi senyaman mungkin dengan lengan yang

diluruskan.

3) Memakai handscoon (sarung tangan).

4) Menempatkan bantalan kecil dibawah lengan.

5) Memasang tourniquet 5 sampai 15 cm di atas meja tempat fungsi vena.

Lingkarkan turniquet dan kencangkan pada lengan klien, ikatklah satu

sama lain, jangan menggunakan ikatan mati.

6) Membersihkan sisi pungsi vena dengan alkohol.

7) Menggerakan dalam gerak melingkar searah jarum jam.

8) Masukkan jarum kedalam kulit.

9) Lalu pindahkan tangan dan lepas atau renggangkan pembendungan dan

perlahan-lahanlah tarik penghisap spuit sampai jumlah darah yang

dikehendaki didapat (3 cc) dengan menggunakan tangan kanan.

10) Melepaskan pembendungan jika masih terpasang.

23
11) Meletakkan kapas kering diatas jarum dan cabutlah spuit tersebut.

12) Meangkat jarum dan tutup luka tusukan dengan kapas kering

menggunakan plaster.

2. Analitik

Cara Kerja :

a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Disiapkan 3 kuvet (blanko, standart, sampel) lakukan pemipetan

menggunakan mikropipet.

c. Homogenkan semua kuvet, kemudian inkubasi selama 10 menit pada suhu

15-25ºC.

d. Ukur kadar trigliserida menggunakan alat spektrofotometer dengan

panjang gelombang 505 nm.

Tabel 3.2 Cara Kerja Analitik


Reagen Blanko(µl) Standar(µl) Sampel(µl)

Reagen 1000 - -

Sampel 1000 10 -

Standar 1000 - 10

3. Pasca Analitik

a. Pembacaan Hasil

Setelah di lakukan pemeriksaan kadar trigliserida pada penderita

diabtes militus dengan menggunakan alat spektrofotometer, maka didapat

hasil pemeriksaan kemudian mencocokkan dengan nilai normal kadar

24
trigliserida, sesuai reagen yang di gunakan pada saat pemeriksaan. Nilai

rujukan trigliserida menurut SPO Reagen Trigliserida (Reiged):

a) Laki-laki : 40 - 160 mg/dL

b) Perempuan: 35 - 135 mg/dL

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer. Data

primer yang diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan Kadar Trigliserida Data

dikumpulkan oleh peneliti dari setiap hasil pemeriksaan laboratorium Kadar

Trigliserida Pada Penderita Diabetes militus di puskesmas lingkar timur Tahun

2019.

G. Pengolahan Data

Metode Pengolahan:

1. Editing, data yang sudah dikumpulkan dilakukan pengecekan kembali untuk

menghindari kesalahan atau pertanyaan yang belum terisi.

2. Scoring, untuk variabel independent dan dependent masing-masing diberi

scoring sesuai dengan kategori data dan jumlah item pertanyaan dari tiap-tiap

variabel.

3. Processing, pada tahap ini dilakukan pemasukan data kedalam program

komputer untuk dapat dianalisa.

4. Cleaning, sebelum analisa data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap

data yang masuk.

25
H. Analisis Data

Analisa data pada penelitian ini adalah secara univariat (analisis deskriptif)

bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel

penelitian (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini analisis univariat digunakan

untuk mengetahui Kadar Trigliserida Pada Penderita Diabetes militus di

puskesmas lingkar timur Tahun 2019. Hasil pemeriksaan laboratorium dibuat

dalam bentuk tabel dan dinarasikan, kemudian dibuat pembahasan serta ditarik

sebuah kesimpulan dengan menggunakan rumus penentuan besarnya presentase

menurut (Notoatmodjo, 2010) sebagai berikut:

Keterangan :

: Hasil persentase

: Frekuensi (Jumlah sampel yang positif)

: Jumlah seluruh sampel

Dari hasil distribusi frekuensi, maka hasil dapat dinyatakan sebagai berikut:

0% : Tidak ada satupun

1%-25% : Sebagian kecil

26-49% : Hampir sebagian

50% : Setengah

51%-75% : Sebagian besar

76%-99% : Hampir seluruh

100% : Seluruh

26
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Title, 50-60.

Charifa Sama. (2015). Perbedaan Jumlah Leukosit Dan Hitung Jenis Leukosit
Antara Pasien Nefropati Diabetik Dengan Non Nefropati Diabetik Pada
Penderita Niddm Di Rumah Sakit Umum (Rsu) Kota Tangerang Selatan
Tahun 2014-2015.

Cho, N. H., Shaw, J. E., Karuranga, S., Huang, Y., da Rocha Fernandes, J. D.,
Ohlrogge, A. W., & Malanda, B. (2018). IDF Diabetes Atlas: Global
estimates of diabetes prevalence for 2017 and projections for 2045. Diabetes
Research and Clinical Practice, 138, 271–281.

Dany, A. A., Sastri, S., & Anas, E. (2016). Artikel Penelitian Pengaruh Pemberian
Diet Tinggi Minyak Sawit terhadap Kadar Trigliserida Darah pada Tikus
Wistar. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2), 338–342.

Fatimah, R. N. (2015). Diabetes Melitus Tipe 2. J Majority, 4, 93.


https://doi.org/10.2337/dc12-0698

Hardisari, R., & Koiriyah, B. (2016). Gambaran Kadar Trigliserida ( Metode Gpo-
Pap ) Pada Sampel Serum dan Plasma EDTA. Jurnal Teknologi
Laboratorium, 5, 27–31.

Heriyanty. (2008). Potogenese Kandidiasis Oral Pada Penderita Diabetes Militus.

Kemenkes RI. (2014). Situasi dan Analisis Diabetes. Pusat Data Dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI. https://doi.org/24427659

Kurnawan, I. (2010). Diabetes Melitus Tipe 2 pada Usia Lanjut. Public Health,
576–584.

Muchid, A., Umar, F., Ginting, M. N., Basri, C., Wahyuni, R., Helmi, R., &
Istiqomah, S. N. (2005). Pharmaceutical care untuk penyakit diabetes
mellitus. Departemen Kesehatan RI, 1–89.

Munawwarah, M. (2011a). Penambahan Pelatihan Kekuatan Otot Pada Pelatihan


Interval Menurunkan Trigliserida Mahasiswi Gemuk. Jurnal Fisioterapi,
11(1).

Munawwarah, M. (2011b). Penambahan Pelatihan Kekuatan Otot Pada Pelatihan


Intrval Menurunkan Trigliserida Mahasiswi Gemuk. Fakultas Fisioterapi,
Universitas Esa Unggul, Jakarta, 11(1).
Ndraha, S. (2014). Diabetes Melitus Tipe 2 Dan Tatalaksana Terkini. Medicinus,
27(2), 9–16.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:PT Rineka


Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan (II). Jakarta: Rineka


Cipta.

Oway et all. (2013). Perbandingan kadar Trigliserida Pada Obes 1 Dan Obes 2,
357–363.

Oway, I. A. H., Kalangi, S. J. . R., & Pasiak, T. (2013). Perbandingan kadar


trigliserida pada obes 1 dan obes 2. Jurnal E-Biomedik (eBM), 1, 357–363.

Putra, A. (2016). Diabetes Melitus DM, (Dm), 7–32.

Putri, S. R., & A, D. I. (2015). Obesitas sebagai Faktor Resiko Peningkatan Kadar
Trigliserida Obesity as Risk Factor of Higher Triglyceride Level. Majority,
2007, 78.

Rosidah et all. (2015). Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Kenaikan Kadar
Trigliserida Pada Penderita Diabetes Melitus Di Klinik As Syifa Pucuk
Lamongan, 5(10), 48–54.

Saskia, T., & Mutiara, H. (2015). Infeksi Jamur pada Penderita Diabetes Mellitus.
Majority, 4(November), 69–74.

Simanjuntak, F. M. O. (2015). Pemeriksaan kadar ureum pada penderita diabetes


melitus umur 55-65 tahun di rsu. sari mutiara medan tahun 2015. Kedokteran
Dan Kesehatan.

Widyaningsih, W. (2011). Efek Ekstrak Etanol Rimpang Temugiring (Curcuma


heyneana val) Terhadap Kadar Trigliserida. Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta, 1(1), 55–65. https://doi.org/10.12928/pharmaciana.v1i1.516

Anda mungkin juga menyukai